Anda di halaman 1dari 5

PENGUTAN KOORDINASI PADA BIDANG ADINISTRASI UMUM DALAM

MEMBANTU TUGAS SEKRETARIAT DAERAH

A. Pendahuluan

Mengutip tulisan Van Poelje dalam Syafrudin dibukunya Pengaturan


Koordinasi Pemerintahan di Daerah (1976:67) “Bahwa masalah
koordinasi adalah salah satu dari pada masalah-masalah pemerintahan yang
terpenting, yang lebih-lebih sesudah perang dunia pertama semakin
bertambah sukar tetapi pula semakin besar artinya”

Fakta yang terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan, koordinasi menjadi


faktor dominan ketidak berhasilan pemerintah dalam menjalankan
fungsi pembangunan, fungsi pelayanan, dan fungsi pemberdayaan.
Kesukaran yang diprediksi oleh Polje dalam tulisannya seakan terbukti
dengan ego sektoral yang dimiliki lembaga-lembaga pemerintah, yang
terkesan gengsi untuk bekerjasama, meminta bantuan atau sekedar bertanya
dengan lembaga-lembaga pemerintahlainnya. Sehingga apa yang
dimaksud dengan masalah koordinasi dapat disebutkan bahwa
masalah perihal kerjasama antara aparatur pemerintahan dan pertaliannya
satu sama lain merupakan masalah koordinasi pemerintahan.

Biro atau bagian harus mampu untuk “Taking All Risk” mengambil semua resiko
terhadap permasalahan dalam pemerintahan daerah sebagai unit kerja pada
sekretariat daerah dengan menyatukan sudut pandang dinas sebagai pelaksana
dalam menentukan kebijakan administrasi pelaksanaan program kerja
pembangunan daerah. Kepiawaian kepala biro ataupun kepala bagian dimainkan
dengan irama gubernur melalui sekretaris daerah dengan mengambil bagian
inisiatif pengambilalihan fungsi penampungan ide dari berbagai sektor baik dari
dalam pemerintahan maupun luar pemerintahan dengan mengumpulkan ide
melalui Forum Group discussion (FGD) dan rapat secara interns untuk
menemukan rumusan ataupun kebijakan yang mendukung tugas dari Sekretaris
daerah sebagai pembantu kepala daerah.

B. Pemasahan

Merujuk dari Rencana Strategis Sekretariat daerah Kota Tanjungpinang Tahun


2018-2023 Tujuan dan sasaran merupakan hasil perumusan capaian strategis
yang menunjukkan tingkat kinerja pembangunan tertinggi sebagai dasar
penyusunan arsitektur kinerja pembangunan perangkat daerah secara
keseluruhan. Adapun tujuan dan sasaran adalah sebagi berikut:

1) Tujuan jangka menengah yang ingin dicapai dalam pelaksanaan


Renstra Sekretariat Daerah dalam kurun waktu tahun 2018-2023 sebagai
berikut : Mendorong peningkatan reformasi birokrasi terutama pada aspek
akuntabilitas kinerja, kualitas pelayanan publik, penataan organisasi dan
tata laksana, dan penataan peraturan perundang-undangan

2) Sasaran Jangka Menengah yang ingin dicapai adalah (1)


meningkatnya pelayanan administrasi pemerintahan yang
berkualitas,bersih, transparan, akuntabel, partisipatif, dan tanggap
terhadap aspirasi masyarakat.(2) meningkatnya koordinasi dan kerjasama
dengan OPD, daerah lain, instansi vertikal pusat, organisasi di daerah
serta masyarakat;

berdasakran tujuan dan sasaran yang tertuang pada renstra sekretariat daerah
kota tanjungpinang dapat ditarik permasahan perlu pengutan koordinasi pada
bidang adinistrasi umum dalam membantu tugas sekretariat daerah.

C. Pembahasan Dan Alternatif Kebiajakan

Untuk membantu tugas kesekretariatan dibutuhakan penguatan koordinasi, salah


satunya pada bidang adminisrasi umum. Dalam melakuakan penguatan ini harus
sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu meningkatkan koordinasi dan
kerjasama dengan OPD, daerah lain, instansi vertikal pusat, organisasi di daerah
serta masyarakat melalui:

1) Meperkuat koordinasi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja di lingkup


Asisten Administrasi Umum yang meliputi bagian umum dan perlengkapan
dan bagian keuangan sebagai pertanggungjawaban Sekretaris Daerah
kepada Walikota

2) Mengoordinasikan perumusan kebijakan umum tentang pedoman


pelaksanaan pengawasan melekat dan gerakan disiplin nasional,
petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kegiatan Analisis Jabatan, Formasi
Jabatan untuk pedoman pelaksanaan tugas, penyusunan kode jabatan dan
penyusunan literatur jabatan fungsional umum;

3) Memperkuat koordinasi penyusun Kebijakan perumusan aspek yuridis


rancangan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang
administrasi yang meliputi pengelolaan keuangan daerah, aset daerah,
perpustakaan dan arsip, kepegawaian, pelayanan perizinan terpadu serta
umum dan keuangan;

4) Memperkuat koordinasi perumusan kebijakan tentang penyusunan tata kerja


perangkat daerah, tata hubungan kerja perangkat daerah, penyusunan
prosedur kerja perangkat daerah, pengaturan jam kerja perangkat daerah,
petunjuk pengawasan melekat perangkat daerah, penyusunan program
budaya kerja dan penerapan disiplin perangkat daerah, pembakuan pakaian
dinas perangkat daerah, pedoman tata naskah dinas, pedoman standar
operasional prosedur perangkat daerah, pelaksanaan bimbingan teknis
ketatalaksanaan dan pendayagunaan apratur daerah, pedoman peningkatan
pelayanan publik, standar pelayanan dan standar kinerja perangkat daerah,
pengembangan dan evaluasi budaya kerja perangkat daerah, evaluasi dan
aktualisasi prinsip-prinsip good governance (kepemerintahan yang baik),
sistem pengendalian manajemen, pengembangan teknologi administrasi
umum dan teknologi informasi pelayanan publik;

5) Memperkuat koordinasi perumusan kebijakan umum tentang pedoman


pelaksanaan pengawasan melekat dan gerakan disiplin nasional,
petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kegiatan Analisis Jabatan, Formasi
Jabatan untuk pedoman pelaksanaan tugas, penyusunan kode jabatan dan
penyusunan literatur jabatan fungsional umum

D. Penutup

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan :

1) Sumber daya manusia di sekretariat daerah diupayakan memiliki SDM


dengan tingkat efektivitas bekerja yang antusiasme, dinamis, kreatif, dan
mempunyai komitmen yang tinggi pada tugasnya dan organisasi yang
dapat meninggalkan kepentingan pribadi serta berani melakukan tindakan
yang tepat, bukan SDM yang bertipe “asal bapak senang” yang secara
buta mengikuti apa yang diinginkan pemimpinnya walaupun faktor
peranan yang berbeda-beda tetapi secara individual terlibat aktif dan
bertanggung jawab atas tugasnya agar dapat menghasilkan kinerja yang
sesuai dengan tujuan organisasi.
2) Peranan SDM sangat penting dalam mencapai tujuan dari program kepala
daerah dengan pola koordinasi stakeholder atau dinas terkait, apalagi
lintas sektoral dengan tingkat kerumitan koordinasi yang tinggi.
Kadangkala terdapat kesimpangsiuran informasi sehingga menimbulkan
keraguan untuk memilih mana yang harus ditaati perintahnya atau mana
yang harus didahulukan jika semuanya harus ditaati yang merupakan
lemahnya koordinasi. Hal ini kemampuan dari kepala bagian diperlukan
dalam penyatuan kekuatan yang dimiliki masing-masing dinas sehingga
kelemahan dari satu dinas dapat ditutupi oleh dinas lain dan merupakan
tantangan besar sejauh mana peranan ataupun tanggung jawab dari
kepala biro ataupun kepala bagian sebagai unsur staf yang mendukung
terselenggaranya fungsi dari sekretariat daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah.
3) Ego sektoral harus dilepas untuk menjalankan fungsi pemerintahan tanpa
adanya munculnya hero di kemudian hari dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut tetapi harus mengambil alih pelaksanaan tugas yang melibatkan
lintas dinas dengan campur tangan seorang koordinator yang dimiliki oleh
sekretariat daerah secara kelembagaan serta memiliki unsur-unsur
pembantu dengan sumber daya manusia yang mampu mengoordinir
semua elemen kekuatan sebagai poros dalam pencapaian target kegiatan
program kerja pembangunan daerah.

Anda mungkin juga menyukai