Oleh:
MUWAFIQUS SHOBRI
NIM. 530056822
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Mu sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini, “Strategi dan Peran Kepemimpinan Sektor Publik
dalam Mengelola Kolaborasi Pemerintah Daerah”. Karya ini diserahkan sebagai bagian
tugas dari mata kuliah Kolaborasi Pemerintahan (DAPU6107), dengan pembimbing Dr.
Susanti, M.Si dan Dr. Choirul Saleh, MSi.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah menyumbangkan
pemikiran dan materi dengan cara apa pun. Untuk penyempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang, kami mengharapkan masukan dan saran yang membangun.
Semoga karya ini bermanfaat dan memberikan informasi baru bagi penulis dan pembaca.
Keberhasilan kolaborasi antar organisasi publik ditentukan oleh kualitas pemimpin dan
kepemimpinannya, oleh karenanya perlu memilih pemimpin dengan visi dan misi yang
jelas, berperan aktif serta memiliki strategi dalam menjalankan roda kepemimpinanya
termasuk dalam kolaborasi pemerintahan daerah. Makalah ini sengaja ditulis dengan
fokus kajian tentang strategi dan peran kepemimpinan sektor publik dan tata kelola
kolaborasi pemerintahan daerah dengan strategi dan kepemimpinan sektor publik
tersebut. Kesimpulan dari makalah ini menunjukkan bahwa 1) Di sektor publik, seorang
pemimpin harus mampu menentukan arah organisasi, bertindak sebagai mediator dalam
mengelola konflik, menjadi integrator yang objektif, dan menjadi komunikator yang baik.
Seorang pemimpin di sektor publik harus membuka dan mengintegrasikan komponen-
komponen organisasi yang dipimpinnya agar dapat berfungsi secara utuh dalam satu
komando, sesuai dengan strategi kepemimpinan sektor publik. 2) Dengan partisipasi aktif
dan strategi seorang pemimpin yang dikembangkan dari proses yang benar-benar dimulai
dengan rekrutmen pegawai yang jujur tanpa cara-cara yang dapat merugikan negara,
seperti suap yang menyebabkan pegawai melakukan korupsi, dan sebagainya, maka
kolaborasi pemerintah daerah dapat berkembang dan berjalan. lancar.
Kata Kunci: strategi kepemimpinan, peran kepemimpinan, sektor publik, kolaborasi,
pemerintah daerah
A. Latar Belakang
Salah satu faktor penentu keberhasilan organisasi adalah kepemimpinannya.
Akibatnya, kepemimpinan sektor publik tidak dapat dipisahkan dari proses
penyelenggaraan suatu instansi pemerintah (Halimah, 2021; Suryono, 2011).
Fenomena kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan suatu organisasi,
bahkan dapat dikatakan sebagai inti organisasi. Pemimpin yang berdedikasi untuk
mengoptimalkan fungsi, peran, dan tanggung jawabnya dapat memastikan bahwa
proses organisasi berjalan dengan lancar. Situasi di Indonesia saat ini cukup
memprihatinkan, karena banyak pejabat publik yang terlibat dalam peristiwa korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Masyarakat mulai tidak mempercayai pemimpin mereka
sebagai akibat dari ini. Parahnya lagi, dalam pemilihan kepala daerah dan DPR/DPRD,
Banyak orang mulai berpikir pragmatisme dengan memilih calon pemimpin yang
bersedia memberikan uang atau barang.
Setelah munculnya berbagai reformis pemimpin daerah dan nasional yang
menerapkan kebijakan yang bertentangan dengan budaya korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), masyarakat menjadi lebih sadar akan perlunya pemikiran pragmatis
dalam pemilihan calon. Karena kemampuan mereka untuk mempengaruhi sikap anti-
korupsi dan membangun kepemimpinan mereka dalam kesejahteraan masyarakat, para
pemimpin reformasi ini memiliki peluang bagus untuk mendapatkan dukungan
masyarakat yang menguntungkan. Mengidentifikasi jenis kepemimpinan yang cocok
untuk organisasi sektor publik, di sisi lain, adalah proses yang mudah. Di Indonesia,
kepercayaan publik terhadap kepemimpinan pemerintah cukup rendah. Hal ini
terbantu dengan banyaknya tokoh masyarakat yang tersangkut kasus korupsi.
Akibatnya, pemimpin sektor publik harus mampu menciptakan lingkungan yang
mendorong kepercayaan publik pada kemampuan mereka untuk memimpin secara
efektif. Efektivitas organisasi publik ditentukan oleh kualitas pemimpinnya dan
efektivitas kepemimpinannya. Di antara mereka yang melakukan pekerjaan,
kepemimpinan sektor publik yang efektif menumbuhkan rasa kohesi, pengembangan
pribadi, dan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepemimpinan sektor publik yang
efektif juga memberikan arah dan visi, keselarasan dengan lingkungan, mekanisme
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi dan peran kepemimpinan sektor publik?
2. Bagaimana tata kelola kolaborasi pemerintahan daerah dengan strategi dan
kepemimpinan sektor publik tersebut?
C. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini selain untuk memenuhi tugas kuliah, juga untuk menjawab
rumusan masalah tersebut yaitu mengetahui strategi dan peran kepemimpinan sektor
public dalam mengelola kolaborasi pemerintahan daerah.
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimulkan sebagai berikut
1. Peran penting dalam kepemimpinan sector publik antara lain seorang pemimpin
harus mampu menentukan arah organisasi, sebagai mediator dalam menyelesaikan
konflik, menjadi integrator yang logis dan objektif, serta menjadi seorang
komunikator yang efektif. Adapun strategi kepemimpinan sector publik adalah
bahwa seorang pemimpin harus mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
komponen organisasi yang dipimpinnya sehingga mereka dapat bertindak secara
keseluruhan dalam satu komando.
2. Kolaborasi pemerintahan daerah dapat berkembang dan berjalan degan baik dengan
adanya peran aktif dan strategi seorang pemimpin yang lahir dari proses yang benar
dimulai sejak rekrutmen pegawai dengan tanpa praktek-praktek yang akan
merugikan negara misalnya suap yang sehingga mengakibatkan seorang pegawai
melakukan tindak korupsi dan lain sebagainya.
B. Rekomendasi
Paling tidak, ini adalah masalah yang harus ditangani lebih lanjut untuk menghasilkan
pemimpin publik non-politik yang efektif di pemerintah daerah, dan pembenahan
sistem rekrutmen staf merupakan komponen penting untuk mengatasi masalah
tersebut. Pendekatan rekrutmen yang transparan (terbuka) memiliki kemampuan untuk
menarik para pemimpin yang memiliki kemampuan dan kapabilitas yang mendalam,
daripada mereka yang direkrut semata-mata karena persyaratan pekerjaannya. Ketika
datang untuk menghasilkan pemimpin publik yang kompeten dalam konteks
pemerintah daerah, penjelasan terbaik tentang bagaimana memilih pemimpin adalah
bahwa orang-orang menyadari latar belakang sosial ekonomi, pendidikan, moral, dan
dampaknya terhadap masyarakat sebelum membuat keputusan. Penduduk tidak puas
karena tidak ada pemimpin publik, hanya elit politik yang diragukan kompetensinya,
dan pemimpin yang tidak mampu bekerja sama dalam pembangunan administrasi dan
kebijakan.
Alford, J., & Greve, C. (2017). Strategy in the public and private sectors: Similarities,
differences and changes. Administrative Sciences, 7(4), 35.
Ansell, C., & Gash, A. (2008). Collaborative governance in theory and practice. Journal
of Public Administration Research and Theory, 18(4), 543–571.
Candra, D. (2018). Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Aparatur Sipil Negara Pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Lampung. E-JKPP,
4(3).
Fanani, A. F., Astutik, W., & Lestari, Y. (2020). Kepemimpinan Transformasional Sektor
Publik. Journal of Public Sector Innovations, 4(2), 84–90.
Farida, I. (2016). Kepemimpinan Dalam Pembangunan Sektor Publik Berbasis
Pengetahuan. E-JKPP, 2(1), 1–12.
Fitriyah, N., & Suliyadi, A. (2018a). Membangun Kompetensi Pemimpin Dalam
Mengelola Organisasi Publik: Strategi Dan Aplikasi. Madani Jurnal Politik Dan
Sosial Kemasyarakatan, 10(1), 79–91.
Fitriyah, N., & Suliyadi, A. (2018b). Membangun Kompetensi Pemimpin Dalam
Mengelola Organisasi Publik: Strategi Dan Aplikasi. Madani Jurnal Politik Dan
Sosial Kemasyarakatan, 10(1), 79–91.
Halimah, E. (2021). Perilaku Responsivitas Birokrasi Dalam Pelayanan Publik Pada
Kantor Dinas Perikanandan Kelautan Kota Palopo. Jurnal Sosio Sains, 7(2), 108–
115.
Hamid, A., & Subaidi, S. (2021). The Principles of Educational Leadership in the
Perspective of the Qur’an. Dinamika Ilmu: Jurnal Pendidikan, 397–415.
Herman, H. (2021). The Discourse Of Integrated Quality Management System Of
Education In Industrial Revolution 4.0 Era. International Journal of Educational
Research & Social Sciences, 2(2), 230–240.
Isnaini Muallidin. (2013). Kepemimpinan Sektor Publik. Working Paper.
Isnaini Muallidin. (2018). Tata Kelola Sektor Publik.
Mustaqim, T. (2020). Analysis of Public Opinion on Religion and Politics in Indonesia
using K-Means Clustering and Vader Sentiment Polarity Detection. Proceeding
International Conference on Science and Engineering, 3, 749–754.
Nope, M. S. A. (2021). Collaborative Governance in Determining Legal Status for
Traditional Marriages of the Dawan Ethnicity. 3rd Annual International Conference
on Public and Business Administration (AICoBPA 2020), 495–500.
O’Flynn, J., & Wanna, J. (2008). Collaborative Governance: A new era of public policy
in Australia? ANU Press.
Richard, K. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Unit Pelayanan
Informasi Dan Keluhan Untuk Mewujudkan Good Governace (Penelitian Deskriptif
Kualitatif Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan UPIK Di Kota
Yogayakarta, Daerah Istimewah Yogyakarta).
Rusdiana, A. (2019). Manajemen Kepemimpinan Pendidikan Islam: Bahan Ajar.
Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Septi, W. A. (2005). Manajemen Pelayanan (Pengembangan Model Konseptual
Penerapan Citizen Charter dan Standar Pelayanan Minimal). Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.