Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No.

01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah


Tahun 2013-2018
Siam Khoirul Bahri1, Siti Ai’syah2, Silvia Rima Palupi3, Windiya Nur Alita4, Yuyun Purwati5, Fara
Indah Damayanti6, Putri, Zila7, Fadlurrahman,M.P.A9
1234567
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, FISIPOL UNTIDAR, Jl, Kapten Suparman 39
Potrobangsan Magelang
Email : siamkhoirul97@gmail.com1 , aisyahsyaris@gmail.com2, silviarimaaaa@gmail.com3,
windyanuralita97@gmail.com4, yuyunpurwati95@gmail.com5, faraindah963@gmail.com6
2
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tidar
e-mail: Fadlurrahman@untidar.ac.id9

ABSTRAK
Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat. Seperti
pada Pusat dan Provinsi Jawa Tengah dimana keterkaitan antara RPJMN dengan RPJMD. Penelitian ini bertujuan
untuk membahas adanya keterkaitan antara RPJMN dengan RPJMD Provinsi Jawa Tengah. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data bersumber dari studi literatur yang
kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa terciptanya koordinasi
antara pusat dan provinsi dalam membuat RPJM. RPJM Nasional Tahun 2015- 2019 sudah sesuai dengan RPJM
Daerah Provinsi Jawa Tengah dibuktikan dengan adanya sinkronisasi di empat bidang. Koordinasi antara Pusat
dengan Jawa Tengah masih belum maksimal.

Keywords: Perencanaan Pembangunan, Koordinasi, sinkronasi, RPJNM, RPJMD

1. PENDAHULUAN baik yang dilaksanakan pemerintah pusat


Perencanaan adalah suatu proses untuk (termasuk kementrian/lembaga) maupun
menentukan tindakan masa depan yang tepat, pemerintah daerah (termasuk satuan kerja
melalui urutan pilihan, dengan perangkat daerah). Adapun tujuan
memperhitungkan sumber daya yang perencanaan pembangunan menurut UU No.
tersedia. Salah satu alasan perlunya sistem 25 Tahun 2004 yaitu (1) mengkoordinasikan
perencanaan pembangunan nasional adalah pelaku-pelaku pembangunan, (2)
untuk menjamin agar pembangunan berjalan mengintegrasikan pembangunan antara
efektif, efesien, dan bersasaran. Berdasarkan daerah, waktu, fungsi pemerintah yang
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang berbeda (pusat maupun daerah), (3)
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menghubungkan dan menyelaraskan
mengatur tahapan perencanaan pembangunan perencanaan, pengganggaran, pelaksanaan
jangka panjang (20 tahun), jangka menengah dan pengawasan, (4) mengoptimalkan
(5 tahun) maupun jangka pendek (1 tahun),

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 42


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

partisipasi masyarakat, (5) memanfaatkan aktivitas pembangunan yang dilaksanakan


sumber daya dengan baik. oleh berbagai komponen, baik pemerintah,
Dalam pasal 5 ayat (2) UU SPPN, swasta, maupun masyarakat. Dalam
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari pelaksanaannya, koordinasi hendaknya
visi, misi, dan program Kepala Daerah yang diterapkan dalam keseluruhan proses
penyusunannya berpedoman pada RPJP pembangunan sejak dari awal perencanaan,
Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan
memuat arah kebijakan keuangan daerah, sampai dengan evaluasinya. Jadi dalam hal
strategi pembangunan Daerah, kebijakan ini koordinasi meliputi keseluruhan proses
umum dan program Satuan Kerja Perangkat manajemen pembangunan
Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Handoko (2003:197) berpendapat
Daerah dan program kewilayahan disertai bahwa adapun manfaat koordinasi antara
dengan rencana-rencana kerja dalam lain:(1) Dengan koordinasi dapat dihindarkan
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan perasaan terlepas satu sama lain, antara
yang bersifat indikatif. satuan-satuan organisasi atau antara pejabat
Namun dalam pelaksanaan suatu visi yang ada dalam organisasi; (2) Menghindari
misi tersebut kedalam sebuah kebijakan ada suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan
beberapa hambatan yang dihadapi. Gow and organisasi atau pejabat merupakan yang
Morss mengungkapkan hambatan dalam paling penting;(3) Menghindari kemungkinan
implementasi kebijakan diantaranya adalah : timbulnya pertentangan antara bagian dalam
1) Hambatan politik, ekonomi, dan organisasi;(4) Menghindari terjadinya
lingkungan; 2) Kelemahan institusi; 3) kekosongan pekerjaan terhadap suatu
Ketidakmampuan sumberdaya manusia di aktifitas dalam organisasi;(5) Menimbulkan
bidang teknis dan administrasi; 4) kesadaran diantara para pegawai untuk saling
Kekurangan dan bantuan teknis; 5) membantu.
Kurangnya desentralisasi dan partisipasi; 6) Menurut Sutarto (2006:152-153)
Pengaturan waktu; 7) Sistem informasi yang peningkatan koordinasi dapat dilakukan
kurang mendukung; 8) Perbedaan agenda dengan berbagai cara yaitu:
tujuan antar aktor. 1. Mengangkat koordinator
Koordinasi dalam pembangunan pada Usaha dalam menyelaraskan antar
hakikatnya merupakan upaya untuk bagian dalam organisasi maupun antar
menyerasikan dan menyelaraskan aktivitas- unit kerja diperlukan seorang

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 43


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

koordinator. Dengan adanya seorang Koordinasi semacam ini melalui edaran


koordinator, apabila ada suatu masalah berantai kepada para pejabat yang
maka dapat diselesaikan dengan baik dan diperlukan digunakan ketika seorang
cepat oleh seorang koordinator. koordinator mendapati suatu masalah
2. Mengadakan pertemuan formal maupun yang harus diputuskan kemudian
informal antar pejabat. memerlukan pendapat dari koordinator
Pemantapan koordinasi dapat dilakukan lainya agar nantinya ada kesatuan paham
dengan mengadakan rapat antar dan kesatuan tindakan dalam
organisasi, antar bagian dalam organisasi menghadapi masalah tersebut.
maupun antar unit kerja. 6. Membuat tanda-tanda, simbol dan kode.
3. Membuat buku pedoman organisasi, Untuk mendapatkan koordinasi yang
buku pedoman tata kerja dan buku efektiv dan efisien, koordinator atau
pedoman kumpulan peraturan. bagian-bagian organisasi dapat membuat
Dengan adanya buku pedoman kerja tanda-tanda, simbol dan kode yang bisa
maka dapat dijamin adanya kesatuan disepakati bersama demi terciptanya
tafsir dan kesatuan langkah dalam koordinasi yang baik.
melaksanakan tugas dan tanggung jawab Maka dari itu rumusan masalah dalam
antara pejabat maupun bagian-bagian penelitian ini adalah apakah RPJMN 2015-
organisasi. 2019 sejalan dengan RPJMD Jawa Tengah
4. Berhubungan melalui alat perhubungan. 2013-2018?. Sehingga tujuan dari penelitian
Dalam melakukan koordinasi antar ini adalah: 1) Mengetahui keterkaitan
pejabat maupun bagian-bagian RPJMN dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah;
organisasi yang berjarak jauh dapat 2) Mengetahui keselarasan atau kesesuaian
dilakukan tanpa mereka bertemu satu antara RPJMN dengan RPJMD Provinsi
sama lain yaitu dengan menggunakan Jawa Tengah; 3) Mengetahui upaya yang
alat komunikasi seperti telepon, dilakukan agar RPJMD Provinsi Jawa
handphone, radiogram, telegram dan Tengah selaras dengan RPJMN.
bahkan menggunakan jejaring sosial
yang sedang ramai seperti sekarang ini. 2. METODE PENELITIAN
5. Membuat edaran berantai kepada para Metode yang digunakan dalam
pejabat yang diperlukan. penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dimana penelitian lebih

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 44


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

menekankan pada analisis terhadap suatu pekerjaan sehingga tingkat pengangguran


fenomena dan sekaligus penggambaran menurun;(4) penurunan tingkat kemiskinan
tentang kondisi realitas yang ada sehingga sehingga jumlah penduduk miskin
hasil dari penelitian tersebut berupa data berkurang;(5) ketahanan pangan termasuk
deskriptif. Dalam proses pengumpulan data stabilisasi harga sehingga tingkat inflasi
diperoleh dengan menggunakan metode studi rendah;(6) ketahanan energi, utamanya
literatur baik dari hasil penelitain terdahulu peningkatan akses masyarakat terhadap
maupun yang ada hubungannya dengan energi, peningkatan efisiensi dan bauran
permasalahan dalam penelitian ini . Adapun energi nasional;(7) peningkatan akses
metode analisis yang digunakan dalam transportasi/mobilitas masyarakat;(8) dan
penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu penerapan pola produksi/kegiatan ekonomi
dengan menjelaskan dan menjabarkan secara dan pola konsumsi hemat (tidak boros) dan
detail data yang diperoleh dari beberapa ramah lingkungan.
literatur. Hal tersebut sesuai dengan misi
Provinsi Jawa Tengah untuk mewujudkan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan,
Sinkronisasi strategi dan arah kebijakan menanggulagi kemiskinan dan pengangguran
dari RPJMN 2015-2019 dengan strategi dan melalui strategi sebagai berikut : 1)
arah kebijakan Provinsi Jawa Tengah pada Pengurangan beban pengeluaran dan
Tahun 2013-2018 terletak pada bidang- meningkatkan pendapatan masyarakat
bidang sebagai berikut : miskin; 2) Peningkatan kapasitas dan
1. Bidang Ekonomi keterampilan pencari kerja; 3) Perluasan dan
Dalam RPJM Nasional, untuk pengembangan kesempatan kerja; 4)
meningkatkan upaya keberlanjutan Peningkatan produksi dan produktivitas
pembangunan ekonomi melalui strategi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan
sebagai berikut : (1) peningkatan dan kehutanan; 5) Peningkatan akses
pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga masyarakat terhadap pangan; 6) Optimalisasi
secara positif dengan pengurangan pemanfaatan potensi panas bumi, energi
kesenjangan antar wilayah;(2) peningkatan alternatif, dan peningkatan jaringan listrik
tingkat pendapatan (per kapita) serta perdesaan; 7) Peningkatan budaya hemat
pengurangan kesenjangan pendapatan atar energi;8) Peningkatan kualitas dan kuantitas
kelompok;(3) peningkatan lapangan produk lokal yang memiliki keunggulan

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 45


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

komparatif dan kompetitif. Dimana arah dan rendahnya tingkat kriminalitas; (4)
kebijakannya adalah 1) Mengurangi peningkatan pengendalian pertumbuhan
penduduk miskin diprioritaskan pada wilayah penduduk; (5) peningkatan pelaksanaan
kabupaten/kota dengan persentase di atas demokrasi (indek demokrasi); (6)
rata-rata Jawa Tengah; 2) Memprioritaskan pengendalian kekerasan terhadap anak,
pendidikan kejuruan dan keterampilan SDM perkelahian, kekerasan dalam rumah tangga
berbasis kompetensi; 3) Optimalisasi (KDRT).
penerapan Sapta Usaha Tani didukung Hal tersebut sesuai dengan misi
pemanfaatan teknologi dan modernisasi alat Provinsi Jawa Tengah untuk memperkuat
mesin pertanian berwawasan lingkungan; 4) kelembagaan sosial masyarakat untuk
Mengembangkan regulasi ketahanan meningkatkan persatuan dan kesatuan
pangan/kedaulatan pangan termasuk alih melalui strategi sebagai berikut : (1)
fungsi lahan pertanian yang didukung dengan Peningkatan pendidikan politik masyarakat
reformasi agraria; 5) Meningkatkan melalui pendidikan formal dan non formal;
ketersediaan, distribusi, keterjangkauan, (2) Perumusan kebijakan dan peningkatan
kualitas, keamanan pangan berbasis sumber kapasitas perempuan di bidang politik; (3)
daya lokal dan penanganan rawan pangan Perluasan pengembangan wawasan
serta penyediaan cadangan pangan kebangsaan bagi masyarakat. Dimana dengan
pemerintah dan masyarakat. arah kebijakannya adalah (1) Meningkatkan
2. Bidang Sosial wawasan kebangsaan bagi masyarakat; (2)
Dalam RPJM Nasional arah Meningkatkan komitmen politik dan
kebijakannya adalah untuk meningkatkan kapasitas perempuan di bidang politik; (3)
upaya keberlanjutan pembangunan sosial Meningkatkan pendidikan karakter dan
melalui strategi sebagai berikut : (1) budaya sejak dini.
peningkatan kesetaraan gender untuk akses/ 3. Lingkungan Hidup
kesempatan pendidikan, kegiatan ekonomi Dalam RPJM Nasional arah
dan keterwakilan perempuan dalam kebijakannya adalah untuk meningkatkan
organisasi, (2) peningkatan keterjangkauan upaya keberlanjutan pembangunan
layanan dan akses pendidikan kesehatan, lingkungan hidup melalui strategi sebagai
perumahan, pelayanan air bersih dan sanitasi berikut : (1) peningkatan kualitas air, udara
masyarakat;(3) peningkatan keamanan yang dan tanah yang tercermin dalam peningkatan
tercermin dalam rendahnya konflik horisonal skor IKLH; (2) penurunan emisi GRK); (3)

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 46


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

penurunan tingkat deforestasi dan kebakaran sanksi atas penegakan Perda; (3)
hutan, meningkatnya tutupan hutan (forest Meningkatkan pengelolaan dan sebaran
cover) serta penjagaan terhadap keberadaan RTH; (4) Meningkatkan pengendalian
keanekaragaman hayati; (4) pengendalian kerusakan dan rehabilitasi lingkungan hidup.
pencemaran laut, pesisir, sungai, dan danau; 4. Tata Kelola Pembangunan Secara
(5) pemeliharaan terhadap sumber-sumber Transparan
mata air dan Daerah Aliran Sungai (DAS), Dalam RPJM Nasional arah
dan (6) pengurangan limbah padat dan Bahan kebijakannya adalah untuk meningkatkan
Berbahaya dan Beracun (B3). tata kelola pembangunan yang secara
Hal tersebut sesuai dengan misi transparan, partisipatif, inklusif dan
Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan peningkatan standar pelayanan minimum di
infrastruktur untuk mempercepat semua bidang dan wilayah untuk mendukung
pembangunan Jawa Tengah yang terlaksananya pembangunan berkelanjutan di
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dimana berbagai bidang. Hal tersebut sesuai denga
untuk mencapai misi tersebut diperlukan misi Provinsi Jawa Tengah untuk
strategi sebagai berikut : (1) Peningkatan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
prasarana sarana pengendalian banjir, dan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan
peningkatan penanganan rob serta pantai transparan melalui strategi sebagai berikut :
kritis di muara sungai; (2) Peningkatan (1) Peningkatan kapasitas dan integritas
penyelenggaraan penataan ruang berbasis SDM aparatur; (2) Peningkatan kapasitas
DAS; (3) Peningkatan Ruang Terbuka Hijau SDM aparatur dan kelembagaan
(RTH); (4) Peningkatan kualitas daya dukung penyelenggara pelayanan publik;, (3)
dan daya tampung lingkungan. Sehingga arah Pengembangan sistem pelayanan publik yang
kebijakannya adalah (1) Meningkatkan transparan berbasis teknologi informasi; (4)
pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan Peningkatan implementasi Aksi Pencegahan
prasarana sarana pengendalian banjir dan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) di
pantai kritis di muara sungai utamanya pada provinsi dan seluruh kabupaten/kota. Dimana
Wilayah Sungai Bodri Kuto dan Pemali arah kebijakannya adalah (1)
Comal; (2) Meningkatkan pemahaman dan Mengembangkan sumber daya aparatur yang
kesadaran para pihak terhadap fungsi dan terintegritas, netral, kompeten, kapabel,
manfaat penataan ruang berbasis DAS berkinerja tinggi, sejahtera dan sistem
sebagai langkah awal sebelum penerapan pembinaan karier yang terbuka; (2)

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 47


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

Memprioritaskan perubahan cara pandang


dan perilaku dari birokrat menjadi pelayan
publik; (3) Meningkatkan kualitas pelayanan
berupa kecepatan, kemudahan dan kepastian
serta transparansi proses perizinan; (4) Perencanaan kebijakan pembangunan
Meningkatkan sarana penanganan pengaduan daerah perlu memperhatikan RPJM Nasional.
masyarakat berbasis pada teknologi Maka dari itu visi misi Daerah yang
informasi; mencangkup arah kebijakan, strategi dan
Dalam Pasal 18 Ayat 1 NKRI dibagi sasaran harus sesuai dengan apa yang telah
atas daerah-daerah Provinsi dan daerah ditetapkan oleh Pusat. Koordinasi yang
Provinsi itu dibagi atas Kabupaten dan Kota, dilakukan harus bisa mensinergikan setiap
yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten dan Kota hal yang telah ditetapkan dalam RPJM
mempunyai pemerintahan daerah, yang Daerah yang ada di Provinsi Jawa Tengah
diatur dengan undang-undang. Kemudian, dengan yang ada di RPJM Nasional.
dalam pasal 18 A Ayat 1 menyebutkan Berdasarkan data yang diperoleh dan
hubungan wewenang antara Pemerintah mengacu kepada Rencana Pembangunan
Pusat dengan Pemerintah Provinsi, Jangka Menengah Nasional maka dapat
Kabupaten dan Kota atau antara Provinsi dan dirumuskan bidang-bidang yang perlu
Kabupaten dan Kota, diatur dengan undang- dikoordinasikan dengan Daerah Provinsi
undang dengan memperhatikan kekhususan Jawa Tengah: 4 (empat) Arah Kebijakan
dan keragaman daerah. Hal ini menunjukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
adanya hubungan antar pemerintahan yang Menengah Nasional 2015-2019:
membutuhkan koordinasi dalam penataan  Meningkatkan upaya keberlanjutan
pembangunan. Koordinasi tersebut dapat pembangunan ekonomi;
digambarkan sebagai berikut :  Meningkatkan upaya keberlanjutan
Gambar 3. pembangunan sosial;
 Meningkatkan upaya keberlanjutan
pembangunan lingkungan hidup;
 Meningkatkan tata kelola
pembangunan yang secara transparan,
partisipatif, inklusif dan peningkatan

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 48


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

standar pelayanan minimum di semua Hal ini dapat dilihat dari misi Jawa Tengah
bidang dan wilayah untuk mendukung. yang memuat arah kebijakan dan strategi dari
Berdasarkan tersebut diatas, terdapat 4 RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah dimana
arah kebijakan dalam urusan penataan dan keduanya sesuai dan sinkrom. Oleh karena
pembangunan yang harus menjadi perhatian itu dapat disimpulkan bahwa koordinasi
dalam koordinasi antara Pusat dengan antara Pusat dengan Daerah Provinsi Jawa
Provinsi. Dari keempat arah kebijakan Tengah terkait penyusunan RPJM Daerah
tersebut, terdapat 3 sasaran yang ingin Jawa Tengah Tahun 2015-2019 sudah sesuai.
dicapai dalam pelaksanaan pembangunan Menurut I.GK. Manila (1996:50),
berkelanjutan yang tercantum pada RPJM terdapat 2 jenis koordinasi, yaitu:
Nasional Tahun 2015-2019, yaitu: a. Koordinasi intern terdiri atas: koordinasi
- Mewujudkan pertumbuhan ekonomi vertikal, koordinasi horizontal, dan
yang inklusif untuk mendukung koordinasi diagonal, yaitu:
kemandirian ekonomi, keberlanjutan o Koordinasi vertikal atau koordinasi
kehidupan sosial dan kesejahteraan struktural, karena antara yang
masyarakat, serta mengurangi mengkoordinasikan dengan yang
kesenjangan antar wilayah. dikooordinasikan secara struktural
- Meningkatnya penerapan peduli alam terdapat hubungan hierarkis.
dan lingkungan dalam pembangunan, Koordinasi ini bersifat hierarkis karena
sehingga dapat meningkatkan kualitas satu dengan yang lainnya berada pada
lingkungan hidup, yang tercermin pada satu garis komando.
membaiknya indeks kualitas o Koordinasi horizontal, yaitu koordinasi
lingkungan hidup (IKLH). fungsional, dimana kedudukan antara
- Membaiknya tata kelola pembangunan yang mengkoordinasikan dan yang
berkelanjutan, yang tersermin pada dikoordinasikan mempunyai tingkat
meningkatnya kualitas pelayanan dasar, eselon yang sama. Menurut tugas
pelayanan publik serta menurunnya fungsinya keduanya mempunyai kaitan
tingkat korupsi. satu dengan yang lain sehingga perlu
Arah kebijakan, strategi dan sasaran dilakukan koordinasi.
RPJM Nasional Tahun 2015- 2019 sudah o Koordinasi diagonal, yaitu koordinasi
sesuai dengan arah kebijakan, strategi dan fungsional, dimana yang
sasaran RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah. mengkoordinasi mempunyai

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 49


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

kedudukan yang lebih tinggi tingkat transportasi perkotaan, dimana koordinasi


eselonnya dibandingkan yang Pusat dan daerah masih lemah. Kementerian
dikoordinasikan, tetapi satu dengan Perhubungan menilai koordinasi antara
lainnya tidak berada pada satu garis Pemerintah Daerah di Indonesia dalam
komando (line of command). mengatasi permasalahan transportasi darat di
b. Koordinasi eksternal, termasuk koordinasi kawasan perkotaan masih kurang. Direktur
fungsional. Dalam koordinasi eksternal Bina Sarana Transportasi Perkotaan
yang bersifat fungsional, koordinasi itu Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
hanya bersifat horizontal dan koordinasi Kementerian Perhubungan Djoko Sasono
eksternal yang bersifat diagonal. mengatakan bahwa keberpihakan pada
Dari teori tersebut maka bentuk penyediaan transportasi perkotaan dari
koordinasi yang dilakukan antara Pusat sejumlah pemerintah daerah masih lemah.
dengan Provinsi Jawa tengah dalam Rencana Selain kurangnya koordinasi dengan pusat
Pembangunan Jangka Menengah merupakan terkait masalah transportasi perkotaan, Djoko
koordinasi vertikal. Hal ini didasarkan atas juga mengungkapkan bahwa pemerintah
penyelarasan kerjasama secara harmonis dan pusat memiliki keterbatasan anggaran untuk
sinkron dari lembaga yang sederajat lebih penyediaan transportasi perkotaan di
tinggi (dalam hal ini adalah Pusat) kepada sejumlah daerah. Djoko juga menambahkan
lembaga-lembaga lain yang derajatnya lebih bahwa selama ini dari sejumlah pemerintah
rendah (dalam hal ini adalah daerah daerah hanya Pemerintah Kota Solo dan
provinsi). Dalam koordinasi vertikal sering Bogor yang secara berkelanjutan
terjadi hambatan-hambatan dimana menyediakan sarana dan prasarana
penyebabnya adalah perumusan tugas, transportasi perkotaan.
wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap Surat Keputusan Gubernur Jawa
satuan kerja (unit kerja) yang kurang jelas. Tengah Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tentang
Disamping itu, adanya hubungan dan tata Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan dan
kerja serta prosedur kurang dipahami oleh Pembangunan Pabrik Semen oleh PT Semen
pihak-pihak yang bersangkutan dan kadang- Gresik menuai resistensi dari masyarakat
kadang timbul keragu-raguan diantara Rembang. SK tersebut dinilai bertentangan
mereka. dengan peraturan perundang-undangan yang
Salah satu contoh kasus yang terjadi di terkait. Peraturan perundang-undangan
terkait dengan koordinasi yaitu kasus tersebut adalah UU Republik Indonesia

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 50


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan pemerintahan, maka koordinasi akan berjalan
Batubara (UU Minerba), UU Republik dengan baik dan terintegrasi. Selain agenda
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang pertemuan untuk koordinasi, dalam kalender
Penataan Ruang (UU Penataan Ruang), UU pemerintahan seharusnya juga didukung
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 degan pertemuan-pertemuan formal dan
tentang Perlindungan dan Pengelolaan informal yang menghadirkan informasi data
Lingkungan Hidup (UU PPLH), dan UU ang riil masing-masing daerah sebagai
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pembahasan dalam penyususnan kebijakan
(UU Kehutanan). Ketidaksesuaian tersebut yang terkoordinasi.
salah satunya dikarenakan lemahnya
koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan 4. PENUTUP
Pusat. 4.1. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas maka dapat Sinkronisasi strategi dan arah kebijakan
disimpulkan bahwa koordinasi antara dalam RPJM Nasional pada tahun 2015-2019
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dengan strategi dan arah kebijakan Provinsi
Jawa Tengah masih belum maksimal. Dalam Jawa Tengah pada tahun 2013-2018 terletak
penyusunan RPJM Daerah Jawa Tengah, pada bidang ekonomi, bidang sosial,
sudah melakukan koordinasi dengan lingkungan hidup dan tata kelola
Pemerintah Pusat, sehingga menciptakan pembangunan secara transparan. Dengan
sinkronisasi antara RPJM Daerah Provinsi sinkronisasi tersebut dapat dilihat bahwa
Jawa Tengah dengan RPJM Nasional. Akan RPJM Nasional selaras dengan RPJMD
tetapi di sisi lain, koordinasi antara Provinsi Jawa Tengah dimana dalam
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pembuatan RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Pemerintah Pusat masih belum maksimal, berpedoman pada RPJM Nasional.
dilihat dari kasus transportasi perkotaan dan Sementara itu, koordinasi antara
kasus peraturan perundang-undangan yang Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
bertentangan. Jawa Tengah masih belum maksimal. Dalam
Adanya koordinasi amatlah penting, penyusunan RPJM Daerah Jawa Tengah,
Ndraha (2009:54) menyebutkan bahwa setiap sudah melakukan koordinasi dengan
wilayah seharusnya memiliki kalender Pemerintah Pusat, sehingga menciptakan
pemerintahan yang meliputi jadwal sinkronisasi antara RPJM Daerah Provinsi
koordinasi tersebt. Dengan adanya kalender Jawa Tengah dengan RPJM Nasional. Akan

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 51


Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara (JMAN), Vol. 02 No. 01, Mei 2018 | e-ISSN: 2614-4220

tetapi di sisi lain, koordinasi antara Kabupaten Paser.” Jurnal Ilmu Pemerintahan.
2.2 (2014): 2264-2278.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan [5] HANDOKO, T.H. 2003. Pengantar Manajemen.
Yogyakarta : BPFE
Pemerintah Pusat masih belum maksimal, [6] MA”RIF, Samsul et al., “ Kajian Sinkronisasi
Indikator Kinerja RPJMD dan RKPD Kota
dilihat dari kasus transportasi perkotaan dan Semarang.” Jurnal Riptek. 6.2 (2012) : 39-50
kasus peraturan perundang-undangan yang [7] MIRWAN, Muhammad. “ Optimalisasi
Koordinasi Pemerintahan Tingkat Kecamatan di
bertentangan. Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai
Kertanegara.” Jurnal Administrasi Negara. 1.2
4.2. Saran (2013) : 611-624.
[8] RAHMAN, Khairul et al., “Koordinasi
- Melakukan perencanaan yang matang Penataan dan Pembangunan Antar Wilayah
Kabupaten Kota di Provinsi Riau.” Jurnal RAT.
- Sebelum melakukan koordinasi maka 3.3 (2014) : 511-520.
perlu adanya perencanaan, yang [9] SUMARDI. “Keterkaitan Kebijakan
Perencanaan Pembangunan dan Pengangaran
meliputi waktu, agenda dan siapa saja Daerah.” Journal of Rural and Development. 1.1
(2010) : 45-53.
yang terlibat. Hal ini dilakukan agara [10] WIJAYANTI, S.P. “Hubungan Antara Pusat
dan Daerah dalam Negara Kesatuan Republik
koordinasi dapat berjalan dengan Indonesia Berdasarkan UndangUndang Nomor
23 Tahun 2014.” Jurnal Media Hukum. 23.2
efisien dan efektif sehingga dapat (2016) : 186-199.
mencapai sinkronisasi.
- Melakukan monitoring dan evaluasi
- Agar dapat mencapai sasaran maka
diperlukan adanya monitoring dan
evaluasi untuk memantau
perkembangan dari strategi yang telah
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] AMIN, Sukron et al., “Upaya Meningkatkan
Koordinasi dalam Mengembangkan Industri
Pariwisata di Kabupaten Wonosobo.” Jurnal
Administrasi Publik. 2013.
[2] ANWAR, Muhammad K., “Fungsi
Pengkoordinasian Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam
Perencanaan Kota Samarinda.” Jurnal
Administrasi Negara. 4.1 (2016) : 2305-2319.
[3] ARIKUNTO, Suharsini. 2013. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
[4] FAJRIAN, Nur. “Koordinasi Kepala Desa
dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa
Suatang Keteban Kecamatan Pasir Belelong

Bahri, dkk – Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 52

Anda mungkin juga menyukai