ABSTRAK
Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat. Seperti
pada Pusat dan Provinsi Jawa Tengah dimana keterkaitan antara RPJMN dengan RPJMD. Penelitian ini bertujuan
untuk membahas adanya keterkaitan antara RPJMN dengan RPJMD Provinsi Jawa Tengah. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data bersumber dari studi literatur yang
kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa terciptanya koordinasi
antara pusat dan provinsi dalam membuat RPJM. RPJM Nasional Tahun 2015- 2019 sudah sesuai dengan RPJM
Daerah Provinsi Jawa Tengah dibuktikan dengan adanya sinkronisasi di empat bidang. Koordinasi antara Pusat
dengan Jawa Tengah masih belum maksimal.
komparatif dan kompetitif. Dimana arah dan rendahnya tingkat kriminalitas; (4)
kebijakannya adalah 1) Mengurangi peningkatan pengendalian pertumbuhan
penduduk miskin diprioritaskan pada wilayah penduduk; (5) peningkatan pelaksanaan
kabupaten/kota dengan persentase di atas demokrasi (indek demokrasi); (6)
rata-rata Jawa Tengah; 2) Memprioritaskan pengendalian kekerasan terhadap anak,
pendidikan kejuruan dan keterampilan SDM perkelahian, kekerasan dalam rumah tangga
berbasis kompetensi; 3) Optimalisasi (KDRT).
penerapan Sapta Usaha Tani didukung Hal tersebut sesuai dengan misi
pemanfaatan teknologi dan modernisasi alat Provinsi Jawa Tengah untuk memperkuat
mesin pertanian berwawasan lingkungan; 4) kelembagaan sosial masyarakat untuk
Mengembangkan regulasi ketahanan meningkatkan persatuan dan kesatuan
pangan/kedaulatan pangan termasuk alih melalui strategi sebagai berikut : (1)
fungsi lahan pertanian yang didukung dengan Peningkatan pendidikan politik masyarakat
reformasi agraria; 5) Meningkatkan melalui pendidikan formal dan non formal;
ketersediaan, distribusi, keterjangkauan, (2) Perumusan kebijakan dan peningkatan
kualitas, keamanan pangan berbasis sumber kapasitas perempuan di bidang politik; (3)
daya lokal dan penanganan rawan pangan Perluasan pengembangan wawasan
serta penyediaan cadangan pangan kebangsaan bagi masyarakat. Dimana dengan
pemerintah dan masyarakat. arah kebijakannya adalah (1) Meningkatkan
2. Bidang Sosial wawasan kebangsaan bagi masyarakat; (2)
Dalam RPJM Nasional arah Meningkatkan komitmen politik dan
kebijakannya adalah untuk meningkatkan kapasitas perempuan di bidang politik; (3)
upaya keberlanjutan pembangunan sosial Meningkatkan pendidikan karakter dan
melalui strategi sebagai berikut : (1) budaya sejak dini.
peningkatan kesetaraan gender untuk akses/ 3. Lingkungan Hidup
kesempatan pendidikan, kegiatan ekonomi Dalam RPJM Nasional arah
dan keterwakilan perempuan dalam kebijakannya adalah untuk meningkatkan
organisasi, (2) peningkatan keterjangkauan upaya keberlanjutan pembangunan
layanan dan akses pendidikan kesehatan, lingkungan hidup melalui strategi sebagai
perumahan, pelayanan air bersih dan sanitasi berikut : (1) peningkatan kualitas air, udara
masyarakat;(3) peningkatan keamanan yang dan tanah yang tercermin dalam peningkatan
tercermin dalam rendahnya konflik horisonal skor IKLH; (2) penurunan emisi GRK); (3)
penurunan tingkat deforestasi dan kebakaran sanksi atas penegakan Perda; (3)
hutan, meningkatnya tutupan hutan (forest Meningkatkan pengelolaan dan sebaran
cover) serta penjagaan terhadap keberadaan RTH; (4) Meningkatkan pengendalian
keanekaragaman hayati; (4) pengendalian kerusakan dan rehabilitasi lingkungan hidup.
pencemaran laut, pesisir, sungai, dan danau; 4. Tata Kelola Pembangunan Secara
(5) pemeliharaan terhadap sumber-sumber Transparan
mata air dan Daerah Aliran Sungai (DAS), Dalam RPJM Nasional arah
dan (6) pengurangan limbah padat dan Bahan kebijakannya adalah untuk meningkatkan
Berbahaya dan Beracun (B3). tata kelola pembangunan yang secara
Hal tersebut sesuai dengan misi transparan, partisipatif, inklusif dan
Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan peningkatan standar pelayanan minimum di
infrastruktur untuk mempercepat semua bidang dan wilayah untuk mendukung
pembangunan Jawa Tengah yang terlaksananya pembangunan berkelanjutan di
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dimana berbagai bidang. Hal tersebut sesuai denga
untuk mencapai misi tersebut diperlukan misi Provinsi Jawa Tengah untuk
strategi sebagai berikut : (1) Peningkatan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
prasarana sarana pengendalian banjir, dan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan
peningkatan penanganan rob serta pantai transparan melalui strategi sebagai berikut :
kritis di muara sungai; (2) Peningkatan (1) Peningkatan kapasitas dan integritas
penyelenggaraan penataan ruang berbasis SDM aparatur; (2) Peningkatan kapasitas
DAS; (3) Peningkatan Ruang Terbuka Hijau SDM aparatur dan kelembagaan
(RTH); (4) Peningkatan kualitas daya dukung penyelenggara pelayanan publik;, (3)
dan daya tampung lingkungan. Sehingga arah Pengembangan sistem pelayanan publik yang
kebijakannya adalah (1) Meningkatkan transparan berbasis teknologi informasi; (4)
pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan Peningkatan implementasi Aksi Pencegahan
prasarana sarana pengendalian banjir dan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) di
pantai kritis di muara sungai utamanya pada provinsi dan seluruh kabupaten/kota. Dimana
Wilayah Sungai Bodri Kuto dan Pemali arah kebijakannya adalah (1)
Comal; (2) Meningkatkan pemahaman dan Mengembangkan sumber daya aparatur yang
kesadaran para pihak terhadap fungsi dan terintegritas, netral, kompeten, kapabel,
manfaat penataan ruang berbasis DAS berkinerja tinggi, sejahtera dan sistem
sebagai langkah awal sebelum penerapan pembinaan karier yang terbuka; (2)
standar pelayanan minimum di semua Hal ini dapat dilihat dari misi Jawa Tengah
bidang dan wilayah untuk mendukung. yang memuat arah kebijakan dan strategi dari
Berdasarkan tersebut diatas, terdapat 4 RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah dimana
arah kebijakan dalam urusan penataan dan keduanya sesuai dan sinkrom. Oleh karena
pembangunan yang harus menjadi perhatian itu dapat disimpulkan bahwa koordinasi
dalam koordinasi antara Pusat dengan antara Pusat dengan Daerah Provinsi Jawa
Provinsi. Dari keempat arah kebijakan Tengah terkait penyusunan RPJM Daerah
tersebut, terdapat 3 sasaran yang ingin Jawa Tengah Tahun 2015-2019 sudah sesuai.
dicapai dalam pelaksanaan pembangunan Menurut I.GK. Manila (1996:50),
berkelanjutan yang tercantum pada RPJM terdapat 2 jenis koordinasi, yaitu:
Nasional Tahun 2015-2019, yaitu: a. Koordinasi intern terdiri atas: koordinasi
- Mewujudkan pertumbuhan ekonomi vertikal, koordinasi horizontal, dan
yang inklusif untuk mendukung koordinasi diagonal, yaitu:
kemandirian ekonomi, keberlanjutan o Koordinasi vertikal atau koordinasi
kehidupan sosial dan kesejahteraan struktural, karena antara yang
masyarakat, serta mengurangi mengkoordinasikan dengan yang
kesenjangan antar wilayah. dikooordinasikan secara struktural
- Meningkatnya penerapan peduli alam terdapat hubungan hierarkis.
dan lingkungan dalam pembangunan, Koordinasi ini bersifat hierarkis karena
sehingga dapat meningkatkan kualitas satu dengan yang lainnya berada pada
lingkungan hidup, yang tercermin pada satu garis komando.
membaiknya indeks kualitas o Koordinasi horizontal, yaitu koordinasi
lingkungan hidup (IKLH). fungsional, dimana kedudukan antara
- Membaiknya tata kelola pembangunan yang mengkoordinasikan dan yang
berkelanjutan, yang tersermin pada dikoordinasikan mempunyai tingkat
meningkatnya kualitas pelayanan dasar, eselon yang sama. Menurut tugas
pelayanan publik serta menurunnya fungsinya keduanya mempunyai kaitan
tingkat korupsi. satu dengan yang lain sehingga perlu
Arah kebijakan, strategi dan sasaran dilakukan koordinasi.
RPJM Nasional Tahun 2015- 2019 sudah o Koordinasi diagonal, yaitu koordinasi
sesuai dengan arah kebijakan, strategi dan fungsional, dimana yang
sasaran RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah. mengkoordinasi mempunyai
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan pemerintahan, maka koordinasi akan berjalan
Batubara (UU Minerba), UU Republik dengan baik dan terintegrasi. Selain agenda
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang pertemuan untuk koordinasi, dalam kalender
Penataan Ruang (UU Penataan Ruang), UU pemerintahan seharusnya juga didukung
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 degan pertemuan-pertemuan formal dan
tentang Perlindungan dan Pengelolaan informal yang menghadirkan informasi data
Lingkungan Hidup (UU PPLH), dan UU ang riil masing-masing daerah sebagai
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pembahasan dalam penyususnan kebijakan
(UU Kehutanan). Ketidaksesuaian tersebut yang terkoordinasi.
salah satunya dikarenakan lemahnya
koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan 4. PENUTUP
Pusat. 4.1. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas maka dapat Sinkronisasi strategi dan arah kebijakan
disimpulkan bahwa koordinasi antara dalam RPJM Nasional pada tahun 2015-2019
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dengan strategi dan arah kebijakan Provinsi
Jawa Tengah masih belum maksimal. Dalam Jawa Tengah pada tahun 2013-2018 terletak
penyusunan RPJM Daerah Jawa Tengah, pada bidang ekonomi, bidang sosial,
sudah melakukan koordinasi dengan lingkungan hidup dan tata kelola
Pemerintah Pusat, sehingga menciptakan pembangunan secara transparan. Dengan
sinkronisasi antara RPJM Daerah Provinsi sinkronisasi tersebut dapat dilihat bahwa
Jawa Tengah dengan RPJM Nasional. Akan RPJM Nasional selaras dengan RPJMD
tetapi di sisi lain, koordinasi antara Provinsi Jawa Tengah dimana dalam
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pembuatan RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Pemerintah Pusat masih belum maksimal, berpedoman pada RPJM Nasional.
dilihat dari kasus transportasi perkotaan dan Sementara itu, koordinasi antara
kasus peraturan perundang-undangan yang Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
bertentangan. Jawa Tengah masih belum maksimal. Dalam
Adanya koordinasi amatlah penting, penyusunan RPJM Daerah Jawa Tengah,
Ndraha (2009:54) menyebutkan bahwa setiap sudah melakukan koordinasi dengan
wilayah seharusnya memiliki kalender Pemerintah Pusat, sehingga menciptakan
pemerintahan yang meliputi jadwal sinkronisasi antara RPJM Daerah Provinsi
koordinasi tersebt. Dengan adanya kalender Jawa Tengah dengan RPJM Nasional. Akan
tetapi di sisi lain, koordinasi antara Kabupaten Paser.” Jurnal Ilmu Pemerintahan.
2.2 (2014): 2264-2278.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan [5] HANDOKO, T.H. 2003. Pengantar Manajemen.
Yogyakarta : BPFE
Pemerintah Pusat masih belum maksimal, [6] MA”RIF, Samsul et al., “ Kajian Sinkronisasi
Indikator Kinerja RPJMD dan RKPD Kota
dilihat dari kasus transportasi perkotaan dan Semarang.” Jurnal Riptek. 6.2 (2012) : 39-50
kasus peraturan perundang-undangan yang [7] MIRWAN, Muhammad. “ Optimalisasi
Koordinasi Pemerintahan Tingkat Kecamatan di
bertentangan. Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai
Kertanegara.” Jurnal Administrasi Negara. 1.2
4.2. Saran (2013) : 611-624.
[8] RAHMAN, Khairul et al., “Koordinasi
- Melakukan perencanaan yang matang Penataan dan Pembangunan Antar Wilayah
Kabupaten Kota di Provinsi Riau.” Jurnal RAT.
- Sebelum melakukan koordinasi maka 3.3 (2014) : 511-520.
perlu adanya perencanaan, yang [9] SUMARDI. “Keterkaitan Kebijakan
Perencanaan Pembangunan dan Pengangaran
meliputi waktu, agenda dan siapa saja Daerah.” Journal of Rural and Development. 1.1
(2010) : 45-53.
yang terlibat. Hal ini dilakukan agara [10] WIJAYANTI, S.P. “Hubungan Antara Pusat
dan Daerah dalam Negara Kesatuan Republik
koordinasi dapat berjalan dengan Indonesia Berdasarkan UndangUndang Nomor
23 Tahun 2014.” Jurnal Media Hukum. 23.2
efisien dan efektif sehingga dapat (2016) : 186-199.
mencapai sinkronisasi.
- Melakukan monitoring dan evaluasi
- Agar dapat mencapai sasaran maka
diperlukan adanya monitoring dan
evaluasi untuk memantau
perkembangan dari strategi yang telah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] AMIN, Sukron et al., “Upaya Meningkatkan
Koordinasi dalam Mengembangkan Industri
Pariwisata di Kabupaten Wonosobo.” Jurnal
Administrasi Publik. 2013.
[2] ANWAR, Muhammad K., “Fungsi
Pengkoordinasian Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam
Perencanaan Kota Samarinda.” Jurnal
Administrasi Negara. 4.1 (2016) : 2305-2319.
[3] ARIKUNTO, Suharsini. 2013. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
[4] FAJRIAN, Nur. “Koordinasi Kepala Desa
dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa
Suatang Keteban Kecamatan Pasir Belelong