BAB 5 EKSTERNALITAS
Eksternalitas adalah Manfaat (Benefit) dan/atau Biaya (Cost) yang tidak dapat diperhitungkan
secara langsung dalam proses produksi barang/jasa .
Efek atau dampak samping kegiatan produsen terhadap konsumen (effects of producers on
consumers) adalah Aktivitas yang merubah/ menggeser fungsi utilitas/ pemanfaatannya oleh
rumah tangga (konsumen). Contoh nya adalah polusi udara, menurun nya daya tarik alam
Efek atau dampak dari suatu konsumen terhadap konsumen lain (effects of consumers on
consumers) adalah Aktivitas seseorang atau kelompok tertentu mempengaruhi/ mengganggu
fungsi utilitas konsumen yang lain. Contohnya pembakaran sampah oleh tetangga , bising
Efek akan dampak dari suatu konsumen terhadap produsen (effects of consumers on
producers) adalah Aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi suatu produsen atau
kelompok produsen tertentu. Contohnya Limbah rumahtangga yang dibuang ke sungai
sehingga mengganggu usaha tertentu yang memanfaatkan air tersebut. Misalnya usaha
perikanan (nelayan), perusahaan air bersih
Bentuk eksternalitas :
1. Eksternalitas yang bisa habis (deplatable externality): yaitu suatu dampak eksternal yang
mempunyai ciri barang privat. Jika barang tersebut dikonsumsi oleh seseorang individu,
barang itu tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain.
2. Eksternalitas yang tidak habis (undeplate externality): yaitu efek eksternal yang mempunyai
ciri barang publik (public goods). Konsumsi seseorang terhadap barang tersebut tidak akan
mengurangi konsumsi bagi yang lainnya.
BAB 6 PENGELUARAN PEMERINTAH
Kebijakan Subsidi adalah Salah satu bentuk pengeluaran pemerintah dapat berupa transfer atau
subsidi yang sering pula diartikan sebagai pajak yang negatif.
Contoh Kebijakan subsidi : Subsidi beras (pangan) kepada para pegawai, dengan tujuan untuk
membantu para pegawai. Di samping itu ada tujuan lain yang ingin dicapai, yaitu stabilisasi
harga beras.
Subsidi Barang dengan jumlah tertentu yaitu Subsidi barang dengan jumlah tertentu terjadi
apabila pemerintah menyediakan suatu jenis barang tertentu dengan jumlah yang tertentu pula
kepada konsumen tanpa dipungut bayaran atau mungkin dengan pembayaran tetapi di bawah
harga pasar.
Pengaruh Subsidi Barang dengan jumlah tertentu yaitu :
Mengurangi jumlah pembelian untuk barang - barang yang disubsidikan.
Tidak merubah konsumsi total
Konsumsi menjadi terlalu rendah (under consumption)
Konsumsi menjadi terlalu tinggi (over consumption
BAB 7 PENERIMAAN PEMERINTAH ( PAJAK )
Fungsi Pajak :
1. Sebagai sumber penerimaan negara (fungsi budget) yaitu pajak sebagai alat untuk
mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan – kegiatan pemerintah terutama kegiatan –
kegiatan rutin.
2. Sebagai alat pengatur yaitu sebagai alat mengatur dan mengawasi kegiatan–kegiatan swasta
dalam perekonomian.
A. Prinsip Pajak:
1. Prinsip Kesamaan / Keadilan
Beban pajak harus sesuai dengan kemampuan relatif dari setiap wajib pajak.
2. Prinsip Kepastian
Pajak hendaknya tegas, jelas dan pasti bagi setiap wajib pajak, sehingga mudah dimengerti oleh
mereka dan juga akan memudahkan administrasi bagi pemerintah sendiri.
3. Prinsip Kecocokan / Kelayakan
Pajak jangan sampai terlalu menekan si wajib pajak, sehingga wajib pajak akan dengan senang
hati melakukan pembayaran pajak.
4. Prinsip Ekonomi
Pajak hendaknya menimbulkan kerugian yang minimal dalam arti jangan sampai biaya
pemungutannya lebih besar dari pada jumlah penerimaan pajaknya.
5. Prinsip Ketepatan
Pajak hendaknya dipungut tepat pada waktunya dan jangan sampai mempersulit posisi anggaran
belanja pemerintah.
Ability to pay approach yaitu prinsip kemampuan untuk membayar atau berdasarkan atas
kemampuan si wajib pajak.
B. Stabilisasi Harga
Aspek kedua dari kebijakan fiskal adalah mempertahankan kestabilan harga umum pada tingkat
yang layak. Penurunan yang tajam dalam harga – harga umum jelas akan mendorong timbulnya
pengangguran karena sektor usaha swasta akan kehilangan harapan untuk mendapatkan
keuntungan, bahkan keuntungan mereka justru semakin mengecil.
Untuk itu biasanya Bank Sentral sangat berperan dalam memengaruhi jumlah uang yang
beredar dengan cara mengubah – ubah tingkat bunga dan deking (harta benda yang dipakai
sebagai jaminan) ataupun membeli atau menjual surat berharga.
Dalam masa depresi, Bank Sentral menambah jumlah uang beredar dengan instrument politik
pasar terbuka yaitu dengan membeli obligasi negara, yang selanjutnya dapat menekan tingkat
bunga dan memperbesar deking bank – bank umum, sehingga bank – bank umum dapat
memperluas pemberian kreditnya lagi.
Dengan demikian maka investasi dalam perekonomian diharapkan akan terus meningkat dan
depresi akan teratasi.