BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kehidupan ekonomi dunia sedang mengalami keterpurukan. Dalam menyikapi
hal tersebut, Negara-negara di Dunia mengeluarakan berbagai macam kebijakan ekonomi untuk
keluar dari masa krisis yang bebeda-beda. Kebijakan ekonomi yang diambil
sangagtlah berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat suatu Negara tersebut. Salah satu elemen
kebijakan pemerintah adalah kebijakan dalam hal pengeluaran pemerintah. Untuk itu kita perlu
memahami tentang pengeluaran pemerintah.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Menjelaskan Intervensi (campur tangan) dan fungsi ekonomi pemerintah.
2. Memahami dasar teori pengeluaran pemerintah.
3. Menguraikan pengeluaran pemerintah Indonesia.
4. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan pengeluaran pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara lebih spesifik, yang diartikan dengan belanja barang ialah pengeluaran pemerintah
untuk pembelian barang-barang yang tidak tahan lama, yang habis dipakai dalam proses produksi.
Pengeluaran pemerintah untuk belanja barang meliputi pembelian alat-alat tulis, barang cetakan,
dan alat-alat rumah tangga, sewa gudang dan kantor, biaya pengepakan, pengiriman dan
penyimpangan barang, biaya rapat, biaya penerimaan tamu, biaya listrik, telepon, teleks, faksimil,
dan air, biaya pemeliharaan gedung dan kantor, biaya pemeliharaan kendaraan dan inventaris
kantor, biaya perjalanan dinas, bunga dan cicilan utang dalam negeri, yang sebagian besar berupa
pembayaran atas tunggakan berbagai rekening instansi pemerintah, serta pengeluararan rutin
lainnya.
Belanja pegawai mencakup unsur-unsur upah dan gaji, baik dalam bentuk uang maupun
dalam bentuk barang, iuran untuk dana jaminan sosial, iuran dana pensiun dan berbagai macam
asuransi. Penyusutan barang modal adalah penyisihan sebagian pendapatan yang akan digunakan
untuk pembelian barang modal baru. Pajak tak langsung yang dimaksudkan di dalam neraca
produksi adalah yang dibayarkan oleh pemerintah, jika ada, jadi bukan pajak tak langsung yang
diterima oleh pemerintah.
Sisi produksi terdiri atas produksi yang dikonsumsi sendiri, peneriman dari jasa, dan
produksi berupa barang. Yang dimaksud dengan produksi berupa barang ialah penjualan dari
barang-baryang akan digunakan untuk pembelian barang modal baru. Pajak tak langsung yang
dimaksudkan di dalam neraca produksi adalah yang dibayarkan oleh pemerintah, jika ada, jadi
bukan pajak tak langsung yang diterima oleh pemerintah.
Penerimaan jasa terdiri atas penerimaan sumbangan pendidikan yang diterima oleh
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi negeri, penerimaan dari rumah sakit pemerintah, penerimaan
dari penjualan karcis lembaga-lembaga, serta objek-objek wisata yang dikelola pemerintah, dan
penerimaan dari jasa-jasa tenaga kerja dan pekerjaan. Produksi yang dikonsumsi sendiri
merupakan penyeimbang. Nilainya diperoleh dengan cara mengurangkan jumlah sisi biaya dengan
jumlah penerimaan dari jasa dan produksi berupa barang.
Laba bersih dalam neraca ini maksudnya keuntungan dari perusahaan milik instansi
pemerintah tapi bukan BUMN yang pembukuannya tidak dapat dipisahkan dari instansi yang
bersngkutan, misalnya unit atau seksi percetakan dari suatu departemen. Penerimaan kekayaan
(Property Income yang diterima) adalah penerimaan yang berasal dari kekayaan milik pemerintah,
bersumber dari tiga hal yaitu bunga, laba saham, serta sewa tanah, dan royalti.
Pajak tak langsung adalah pajak yang dipungut pemerintah melalui konsumen berkenaan
dengan barang/jasa yang diproduksi, dijual, dikirim, atau digunakan. Adapun pajak langsung ialah
pajak yang dipungut berkenaan dengan pendapatan bersih seseorang atau sebuah perusahaan.
Pungutan dan denda meliputi penerimaan yang berhubungan dengan jasa yang diberikan atau
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
Pengeluaran konsumsi pemerintah sama dengan produksi pemerintah yang dikonsumsi
sendiri. Pengeluaran kekayaan (property income yang dibayarkan) mencakup pembayaran bunga
utang luar negeri dan dalam negeri. Subsidi yang dimaksudkan dalam neraca ini termasuk semua
bantuan dalam bentuk uang dan barang yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan swasta
dan perusahaan Negara. Bantuan sosial di sini maksudnya ialah bantuan langsung dari pemerintah
kepada perorangan dan rumah tangga, misalnya akibat bencana alam. Tabungan pemerintah dalam
neraca penerimaan dan pengeluaran merupakan penyeimbang. Angkanya diperoleh dengan cara
mengurangkan jumlah seluruh penerimaan dengan jumlah yang sudah dijelaskan.
Neraca Modal
Proses kegiatan pemerintah dalam membentuk modal (investasi) ditunjukkan oleh neraca
modal. Di dalam neraca ini tergambarkan transaksi pemerintah dengan badan-badan serta pihak
luar negeri. Transaksi yang tecatat di sini hanyalah transaksi-transaksi yang menyangkut
pembentukan modal.
Perubahan stok terdiri atas stok berbagai macam barang yang akan dipakai, sedang dalam
proses pengerjaan, dan barang-barang yang sudah jadi namun belum dijual atau terjual.
Pembentukan modal tetap bruto adalah pengeluaran pemerintah untuk pengadaan barang modal
dikurangi penjualan barang-barang modal bekas.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam perekonomian modern, peranan pemerintah dapat dipilah dan ditelaah menjadi
empat macam kelompok peran, yaitu :
1. Peran alokatif, yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi yang ada
agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi produksi.
2. Peran distribusi, yakni peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan dan
hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar.
3. Peran stabilisatif, yakni peranan pemerintah dalam memelihara stabilitas perekonomian dan
memulihkannya jika berada dalam keadaan disequilibrium.
4. Peran dinamisatif, yakni peranan pemerintah dalam menggerakkan proses pembangunan ekonomi
agar lebih cepat tumbuh, berkembang, dan maju.
Dalam sistem neraca keuangan pemerintah pusat dikenal tiga macam neraca, yaitu neraca
produksi, neraca penerimaandan pengeluaran, serta neraca modal. Ketiga neraca ini disusun oleh
Biro Pusat Statistik berdsarkan angka-angka realisasi APBN.
Ada beberapa hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah meningkat dari tahun ke
tahun. Menurut Sadono Sukirno (1984), besarnya pengeluaran pemerintah tergantung kepada
faktor-faktor yang bersifat ekonomi maupun yang bersifat social dan politik.
Pada negara-negara yang sedang berkembang kegiatan-kegiatan pemerintah memang
sangat diperlukan dalam mengalokasikan resources terutama, pendistribusian pendapatan,
melakukan transfer dari pemerintah pada masyarakat dan dari masyarakat pada pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Marzuki. 1989. Ilmu Keuangan Negara (Publik Finance). Jakarta: FKIP Universitas Syiah Kuala.
Tulisan ini membahas kajian dari Arthur Gold Smith (2008) tentang pemahaman
pengeluaran pemerintah, penelitian Erdal Karago and Kerim Ozdemir (2006) tentang
pengeluaran pemerintah di Turki, dan penelitian Sajkumar Tulsidharan (2006) tentang
pengeluaran pemerintah di India. Beikutnya juga dibahas sekilas penjelasan berbagai
penelitian tentang pengeluaran pemerintah yang dikutip Tulsidharan seperti penelitian
Landau (1986), Barro (1989,1990) Kormendi dan Meguire (1985), Ram (1986),
Ashauer (1989), Cashin (1995), Rubinson (1977) Levine dan Renelt (1992).
Pembahasan lainnya adalah teori Musgrave dan Rostow, Wagner, Peacock dan
Wiseman terkait dengan kebijakan pemerintah mengenai pengeluaran pemerintah dan
pertumbuhan ekonomi juga tentang kaitan antara pengeluaran pemerintah dan
crowding out. Bab II Pembahasan diakhiri dengan dua subbab yaitu tentang peranan
pengeluaran pemerintah dalam ekonomi Islam dan pengeluaran pemerintah menurut
ekonomi Pancasila.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
1.2 Latar Belakang Masalah
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.5 Metode Penulisan
1.6 Sistematika
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengantar
2.2 Arthur Goldsmith (2008)
2.3 Penelitian Erdal Karago and Kerim Ozdemir (2006)
2.4 Penelitian Sajkumar Tulsidharan (2006)
2.5 Penelitian Lainnya
2.6 Teori Pengeluaran Negara
2.7 Pengeluaran Pemerintah dan Crowding Out
2.8 Peranan Anggaran dalam Ekonomi Islam
2.9 Peranan Anggaran dalam Ekonomi Pancasila
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Referensi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Bab I Pendahuluan menjelaskan berisi pengantar, latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika
pembahasan.
1.2 Latar Belakang Masalah
Kewajiban negara dalam rangka menjaga kelangsungan kedaulatan negara
(pemerintah) dan meningkatkan kemakmuran masyarakat, mencakup:
mempersiapkan, memelihara, dan melaksanakan keamanan negara, menyediakan dan
memelihara fasilitas untuk kesejahteraan sosial dan perlindungan sosial, termasuk
fakir miskin, jompo, yatim piatu, masyarakat miskin, pengangguran, menyediakan dan
memelihara fasilitas kesehatan, menyediakan dan memelihara fasilitas pendidikan.
Sebagai konsekuensi pelaksanaan kewajibannya, pemerintah perlu dana yang
memadai, dianggarkan melalui APBN/APBD, dan pada saatnya harus dikeluarkan
melalui Kas Negara/Kas Daerah.