TUGAS 2
2. Regulasi
Pemerintah mengandalkan regulasi untuk mengatasi permasalahan eksternalitas.
Terdapat dua bentuk dari regulasi dikekuarkan oleh pemerintah. Pertama, regulasi
yang melarang perilaku tertentu. Misalnya, membuang limbah kimia berbahaya ke
dalam Sungai yang menjadi sumber air minum bagi Masyarakat merupakan suatu
tindakan criminal. Dalam hal ini, jelas bahwa biaya ekternal yang ditanggung oleh
Masyarakat melebihi dari manfaat oleh pihak yang membuang limbah tersebut ke
Sungai. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melarang perilaku
tersebut. Di samping itu, beberapa contoh lain dari regulasi ini adalah pelarangan
merokok di dalam kabin pesawat, penentian ambang batas emisi gas buang kendaraan
bermotor, dan pelanggaran perburuan hewan tertentu untuk mencegah kepunahan.
Kedua, regulasi yang mewajibkan perilaku tertentu. Misalnya, pemerintah
mewajibkan pabrik peleburan baja untuk mengadopsi teknologi yang dapat memfilter
partikel yang mengandung zat berbahaya keluar dari cerobong asap pabrik. Akan
tetapi, agar regulasi ini dapat diterapkan dengan baik, pemerintah sebagai regulator
harus mengetahui secara detail mengenai proses produksi industry tersebut. Selain itu,
pemerintah juga harus mengetahui teknologi alternatif yang dapat diterapkan oleh
industry itu.
3. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah mengelola pengeluaran dan
perpajakan atau penggunaan instrumnen fiskal untuk mempengaruhi bekerjanya
sistem ekonomi agar memaksimumkan kesejahteraan ekonomi (Madjid, Kemenkeu
RI 2012). Kebijakan fiskal didefinisikan juga sebagai pengelolaan anggaran
pemerintah untuk mempengaruhi suatu perekonomian, termasuk kebijakan perpajakan
yang dipungut dan dihimpun , pembayaran transfer, pembelian barang-barang dan
jasa-jasa oleh pemerintah, serta ukuran defisit dan pembiayaan anggaran, yang
mencakup semua level pemerintahan (Govil,2009) Instrumen fiskal adalah perpajakan
dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal diterapkan oleh pemerintah sebagai
bukti untuk mengatur jalannya perekonomian negara Indonesia.
Tujuan Kebijakan Fiskal
Setelah membahas pengertian kebijakan fiskal, kali ini kita akan membahas beberapa
tujuan kebijakan fiskal diciptakan. Selengkapnya tentang tujuan kebijakan fiskal
adalah sebagai berikut:
Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara
Poin pertama tujuan kebijakan fiskal adalah demi menjaga stabilitas sekaligus
mengembangkan kondisi ekonomi negara. Penerapan kebijakan fiskal
diharapkan mampu mempengaruhi seluruh sektor ekonomi negara dan
memperbaiki masalah di dalamnya, mulai dari sektor korporat, perbankan,
hingga usaha mikro.
Meningkatkan Kualitas SDM
Tujuan kebijakan fiskal salah satunya adalah meningkatkan kualitas SDM
masyarakat, terutama dari segi teknologi dan perekonomian. Apabila kualitas
SDM meningkat, harapannya SDM tersebut punya kapabilitas bersaing di
dunia kerja nasional dan internasional, sehingga bisa meningkat kesejahteraan
hidupnya.
Menjaga Stabilitas Harga Barang
Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dalam pasar, mulai dari
faktor positif seperti meningkatnya demand sampai faktor negatif seperti
terjadinya penimbunan dan monopoli. Salah satu tujuan kebijakan fiskal di
Indonesia adalah demi menjaga harga barang tetap terjangkau bagi masyarakat
dan terhindar dari fluktuasi karena pihak tidak bertanggungjawab.
Mendorong Investasi
Tujuan kebijakan fiskal yang terakhir adalah untuk menciptakan iklim
investasi lebih baik bagi pelaku pasar modal, utamanya investor. Sehingga
negara bisa memperoleh lebih banyak pendapatan dari pajak usaha.
5. Konsep “fair Tax” adalah pajak haruslah bersifat adil terhadap masing-masing
individu. Konsep pajak yang adil berarti berbgai rat dan wajar bagi setiap individu
yang dikenakan pajak. Terdapat beberapa teori mengenai pengenaan pajak yang adil,
diantaranya :
a. Prinsip benefit (benefit principle), pada kondisi Lindahl price
Konsep ini menjelaskan bahwa pajak akan ditentukan sesuai dengan
deman/permintaan dari masing-masing individu. Jika demand bernilai tinggi,
maka pajak yang dikenakan akan tinggi, sebaliknya jika demand bernilai rendah,
maka pajak yang ditentukan bernilai rendah. Kondisi itu dapat diilustrasikan
sebagai berikut :
b. Konsep Ability to Pay, yaitu keharusan membayar
Konsep ini menjelaskan menegnaik pajak yang dibayar itu sesuai dengan
keharusan membayar karena adanya pendapatan masing-masing individu yang
berbeda. Dengan demikian seseorang yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi
akan membayar pajak yang lebih tinggi, begitu sebaliknya. Hal itu diperlihatkan
pada gamabar berikut :