Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH RESUME EKNOMI MIKRO

EKSTERNALITAS

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Randi Setya Pamungkas 141230334
2. Nihat Ardaleva 141230337
3. Titis Anugrah Diah A. K. 141230338
4. Yustina Putri Nurjanah 141230341
5. Tectona Grandis Rinjani 141230350

KELAS EM-J
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2023/2024
10-1 EKSTERNALITAS DAN KETIDAKEFESIENAN PASAR
Eksternalitas (exsternality) adalah dampak-dampak tidak terkompensasi dari
tindakan seseorang terhadap kesejahteraan orang lain yang ada di sekitarnya.

10-1a Ilmu Ekonomi Kesejahteraan: Ulasan Singkat

Kegagalan termasuk ke dalam suatu kategori umum yang disebut eksternalitas.


Eksternalitas muncul ketika seseorang terlibat dalam kegiatan yang mempengaruhi
kesejahteraan orang lain yang tidak membayar atau menerima kompensasi atas
dampak tersebut. Jika dampaknya bagi orang lain itu buruk hal ini disebut
eksternalitas negatif, Jika dampaknya baik disebut eksternalitas positif. Di tengah
keberadaan eksternalitas, kepentingan masyarakat dalam suatu hasil pasar akan
melampaui kesejahteraan pembeli dan penjual yang berpartisipasi di dalam pasar
untuk mempengaruhi kesejahteraan orang-orang lain yang terkena dampaknya secara
tidak langsung. Karena pembeli dan penjual mengabaikan efek-efek eksternal dari
tindakan-tindakan mereka saat menentukan berapa banyak permintaan atau
penawaran, keseimbangan pasar tidaklah efisien ketika ada eksternalitas artinya
keseimbangan pasar gagal memaksimalkan manfaat bagi masyarakat secara
keseluruhan.
Kurva penawaran dan permintaan mengandung informasi yang penting
mengenai biaya dan manfaat. Kurva permintaan untuk aluminium mencerminkan nilai
aluminium bagi konsumen sebagaimana diukur oleh harga yang bersedia mereka
bayarkan pada jumlah berapapun. Tinggi kurva permintaan menunjukkan nilai
kerelaan untuk membayar dari si pembeli marginal dengan kata lain kurva ini
menunjukkan nilai bagi konsumen atas aluminium terakhir yang dibeli. Begitu juga
kurva penawaran mencerminkan biaya-biaya untuk memproduksi aluminium pada
jumlah tingginya kurva penawaran menunjukkan biaya bagi si penjual marginal,
dengan kata lain kurva ini menunjukkan biaya bagi produsen atas aluminium terakhir
yang terjual.
10-1b Eksternalitas Negatif

Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar
sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. Contoh dari eksternalitas negatif
adalah pencemaran lingkungan. Jika kita asumsikan pabrik penghasil aluminium
mengeluarkan polusi untuk setiap unit aluminium yang diproduksi, sejumlah asam
melalui atmosfer asap ini menciptakan resiko kesehatan bagi mereka yang menghirup
udaranya, sehingga asap di sini merupakan eksternalitas negatif
Oleh karena eksternalitas ini yang merupakan biaya bagi masyarakat untuk
memproduksi aluminium lebih besar daripada biaya produksi bagi produsen
aluminium, maka setiap unit aluminium yang diproduksi biaya sosialnya meliputi
biaya swasta dari para produsen aluminium ditambah biaya bagi orang lain yang
terkena dampak buruk dari polusinya. Gambar 2 menunjukkan media sosial dari
memproduksi aluminium kurva biaya sosial ini terletak di atas kurva penawaran
karena kurva ini memperhitungkan biaya-bia eksternal yang dibebankan oleh
masyarakat terhadap produsen aluminium. Perbedaan diantara kedua kurva ini
mencerminkan biaya dari polusi yang dihasilkan.
Berapa banyak aluminium yang harus diproduksi? Untuk menjawab
pertanyaan ini, sekali lagi kita perlu membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
sang perencana. Ia ingin memaksimalkan surplus total yang berasal dari pasar, yaitu
nilai aluminium bagi konsumen dikurangi biaya produksi aluminium. Namun, ia
memahami bahwa biaya produksi aluminium juga mencakup biaya-biaya eksternal,
seperti polusi.

10-1c eksternalitas positif

meskipun beberapa jenis kegiatan menimbulkan biaya biaya bagi pihak ketiga,
beberapa jenis kegiatan lain yang menghasilkan manfaat. Salah satu eksternalitasnya
yaitu semakin banyak penduduk yang teredukasi maka akan menghasilkan para
pemilih yang lebih terinformasi, yang berarti pemerintah yang semakin baik bagi
setiap orang. eksternalitas lainnya adalah semakin banyaknya penduduk yang
teredukasi maka semakin rendah tingkat kejahatan. eksternalitas ketiga adalah
semakin banyaknya penduduk yang teredukasi kemungkinan dapat mendorong
perkembangan dan penyebaran kemajuan teknologi, sehingga menyebabkan tingginya
produktivitas dan tingkat upah bagi setiap orang. Pada gambar 3, kurva permintaan
tidak mencerminkan nilai barang itu bagi masyarakat. karena nilai sosial lebih besar
daripada nilai swastanya, kurva nilai sosial berada di atas kurva permintaan. jumlah
yang optimal ditemukan pada perpotongan kurva nilai sosial dengan kurva penawaran.
oleh karena itu, jumlah yang optimal secara sosial adalah lebih besar daripada jumlah
yang ditentukan oleh pasar swasta.
10-2 KEBIJAKAN PUBLIK MENGENAI EKSTERNALITAS

Ada solusi-solusi yang dilakukan pemerintah. Sebagaimana permasalahan


pada umumnya, pemerintah dapat meresponsnya dengan dua cara. Melalui kebijakan
perintah-dan-pengendalian (command-and- control policy) yang mengatur perilaku
secara langsung, maupun melalui kebijakan berorientasi pasar (market-based policy)
yang menyediakan insentif sehingga para pembuat kebijakan di sektor swasta akan
memilih untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri

10-2a Kebijakan Perintah-dan-Pengendalian: Regulasi

Pemerintah dapat mengatasi masalah eksternalitas dengan cara melarang atau


mengharuskan suatu perilaku tertentu Sebagai contoh, membuang bahan kimia
beracun ke persediaan air adalah tindakan kriminal. Pada kasus ini, biaya eksternal
bagi masyarakat jauh melampaui manfaat bagi si pembuat polusi. Pemerintah
kemudian mengeluarkan suatu kebijakan perintah-dan-pengendalian yang melarang
tindakan ini sepenuhnya. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus polusi, situasinya
tidaklah sesederhana ini. Meskipun para pemerhati lingkungan hidup telah
menyatakan tujuan- tujuan dan langkah-langkah mereka, mencegah semua kegiatan
polusi secara menyeluruh tidak mungkin dilakukan. Sebagai contoh, hampir semua
sarana transportası-termasuk kuda menghasilkan limbah polusi. Tapi tidaklah masuk
akal jika pemerintah melarang semua jenis transportasi. Maka, daripada mencoba
menghapuskan polusi seluruhnya, masyarakat harus menimbang beban biaya dan
manfaat saat menentukan jenis dan jumlah polusi yang diperbolehkan. Di AS
Environmental Protection Agency (EPA) adalah agen yang dibentuk oleh pemerintah
yang tugasnya mengembangkan dan menegakkan aturan-aturan yang ditujukan untuk
melindungi lingkungan. Regulasi di bidang lingkungan bentuknya beragam. Kadang-
kadang EPA menentukan tingkat tertinggi polusi yang boleh dihasilkan oleh suatu
pabrik Kadang-kadang EPA mengharuskan perusahaan-perusahaan mengadopsi suatu
teknologi tertentu untuk mengurangi emisi. Pada semua kasus, untuk merancang
aturan-aturan yang baik, para regulator dari pemerintah harus mengetahui perincian
industri-industri yang spesifik dan mengetahui teknologi-teknologi alternatif yang
dapat diadopsi oleh industri-industri tersebut. Informasi ini terkadang sulit diperoleh
oleh para regulator pemerintah tersebut.

10-2b Kebijakan Berorientasi Pasar 1: Corrective Taxes dan Subsidi

Daripada mengatur perilaku sebagai respons dari eksternalitas, pemerintah


dapat menggunakan kebijakan yang berorientasi pasar untuk menyamakan insentif
swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh, seperti yang telah kita lihat,
pemerintah dapat menginternalisasikan eksternalitas dengan cara menerapkan
pajak atas kegiatan-kegiatan yang menghasilkan eksternalitas negatif dan
memberikan subsidi kegiatan-kegiatan yang menghasilkan eksternalitas positif.
Pajak yang diberlakukan untuk memperbaiki efek-efek dari eksternalitas negatif
disebut corrective taxes. Besarnya corrective taxes yang ideal adalah sama dengan
biaya eksternal dari aktivitas yang menghasilkan eksternalitas negatif, dan
besarnya subsisdi yang benar adalah sama dengan manfaat eksternal dari aktivitas
yang menghasikan eksternalitas positif.
Para ekonom biasanya memilih memberlakukan corrective taxes untuk
melakukan regulasi dalam menangani masalah polusi karena corrective taxes
dapat mengurangi polusi dengan biaya yang lebih rendah bagi masyarakat. Para
ekonom juga berpendapat bahwa corrective taxes lebih baik bagi lingkungan.
Corrective taxes memperbaiki insentif terkait perhitungan yang dihadapi oleh
pihak-pihak yang terlibat di pasar di tengah keberadaan eksternalitas dan
menggerakkan kembali alokasi sumber-sumber dayanya mendekati titik yang
optimal secara sosial. Oleh karena itu, selain meningkatkan pendapatan
pemerintah, corrective taxes juga meningkatkan efisiensi ekonomi.

10-2c Kebijakan Berorientasi Pasar 2: Izin Berpolusi yang Dapat


Diperjualbelikan

Kembali ke contoh kita mengenai pabrik kertas dan pabrik baja, mari kita
misalkan, meskipun ada nasihat dari para ekonomnya, EPA mengadopsi peraturan
tersebut dan mewajibkan setiap pabrik untuk mengurangi polusinya hingga 300 ton
glop per tahun. Kemudian suatu hari, setelah peraturan diberlakukan dan kedua pabrik
telah mematuhinya, kedua perusahaan tersebut mengajukan proposal ke EPA. Pabrik
baja ingin meningkatkan emisi glop dari 300 menjadi 400 ton. Pabrik kertas telah
setuju untuk mengurangi emisinya dari 300 menjadi 200 ton jika pabrik baja
membayar $5 juta. Total emisi glop akan tetap sebesar 600 ton.
Dari sudut pandang efisiensi ekonomi, mengizinkan kesepakatan tersebut
merupakan kebijakan yang baik. Kesepakatan itu harus membuat pemilik kedua
pabrik menjadi lebih baik karena mereka secara sukarela menyetujuinya. Terlebih lagi,
kesepakatan ini tidak mempunyai dampak eksternal apa pun karena jumlah total
polusi tetap sama. Dengan demikian, kesejahteraan sosial ditingkatkan dengan
mengizinkan pabrik kertas menjual hak polusinya kepada pabrik baja.

Logika yang sama berlaku untuk setiap pengalihan hak untuk melakukan
pencemaran secara sukarela dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Jika EPA
mengizinkan perusahaan untuk melakukan kesepakatan ini, pada dasarnya hal ini
akan menciptakan sumber daya baru yang langka: izin polusi. Pasar untuk
memperdagangkan izin-izin ini pada akhirnya akan berkembang, dan pasar tersebut
akan diatur oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Tangan tak terlihat akan
memastikan bahwa pasar baru ini mengalokasikan hak untuk melakukan polusi secara
efisien. Artinya, izin-izin tersebut akan jatuh ke tangan perusahaan-perusahaan yang
paling menghargai izin tersebut, jika dilihat dari kesediaan mereka untuk membayar.
Kesediaan suatu perusahaan untuk membayar hak untuk melakukan polusi, pada
gilirannya, akan bergantung pada biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi polusi:
Semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan suatu perusahaan untuk mengurangi
polusi, semakin besar pula kesediaannya untuk membayar untuk mendapatkan izin

Kurva ini menunjukkan bahwa semakin rendah harga polusi, semakin banyak
perusahaan yang memilih untuk melakukan polusi. Pada panel (a), EPA menggunakan
pajak korektif untuk menetapkan harga polusi. Dalam hal ini, kurva penawaran untuk
hak-hak polusi bersifat elastis sempurna (karena perusahaan dapat melakukan polusi
sebanyak yang mereka inginkan dengan membayar pajak), dan posisi kurva
permintaan menentukan kuantitas polusi. Pada panel (b), EPA menetapkan kuantitas
polusi dengan menerbitkan izin polusi. Dalam hal ini, kurva penawaran hak polusi
adalah inelastis sempurna (karena jumlah polusi ditentukan oleh jumlah izin), dan
posisi kurva permintaan menentukan harga polusi. Oleh karena itu, EPA dapat
mencapai titik mana pun pada kurva permintaan tertentu baik dengan menetapkan
harga dengan pajak korektif atau dengan menetapkan kuantitas yang memungkinkan
polusi.
Namun dalam kondisi tertentu, menjual izin polusi mungkin lebih baik
daripada memungut pajak korektif. Misalkan EPA menginginkan tidak lebih dari 600
ton glop dibuang ke sungai. Namun karena EPA tidak mengetahui kurva permintaan
polusi, EPA tidak yakin berapa besaran pajak yang dapat mencapai tujuan tersebut.
Dalam hal ini, pihaknya cukup melelang 600 izin pencemaran. Harga lelang akan
menghasilkan besaran pajak korektif yang sesuai.
Gagasan bahwa pemerintah melelang hak untuk melakukan polusi pada
awalnya mungkin terdengar seperti imajinasi sebagian ekonom. Dan sebenarnya, dari
situlah idenya dimulai. Namun EPA semakin banyak menggunakan sistem ini sebagai
cara untuk mengendalikan polusi. Kisah sukses yang menonjol adalah kasus sulfur
dioksida (SO₂), penyebab utama hujan asam. Pada tahun 1990, amandemen Undang-
Undang Udara Bersih memerlukan kekuasaan.
tanaman untuk mengurangi emisi SO2 secara substansial. Pada saat yang sama,
amandemen menyiapkan sistem yang memungkinkan pabrik untuk
memperdagangkan SO mereka, tunjangan. Awalnya, baik perwakilan industri maupun
aktivis lingkungan hidup skeptis terhadap usulan tersebut, namun seiring berjalannya
waktu, sistem ini mampu mengurangi polusi dengan gangguan yang minimal. Izin
polusi, seperti halnya pajak korektif, kini dipandang secara luas sebagai cara yang
hemat biaya untuk menjaga kebersihan lingkungan.

10-2d Keberatan-Keberatan atas Analisis Ekonomi dari Polusi

"Kita tidak bisa memberikan semua orang hak untuk menghasilkan polusi
hanya dengan membayar suatu harga." Komentar dari mantan Senator Edmund
Muskie ini mencerminkan pandangan dari sebagian orang pencinta lingkungan. Udara
dan air bersih menurut mereka, adalah hak asasi manusia yang tidak pantas
direndahkan dengan menilainya dari sisi ekonomis. Para ekonom tidak terlalu peduli
pada pendapat seperti itu, karena bagi mereka kebijakan lingkungan yang baik harus
berawal dari pengakuan satu dari 10 prinsip ekonomi pada bab 1, yaitu orang-orang
menghadapi trade off. Jelas bahwa udara bersih dan air bersih memiliki suatu nilai
tapi nilai mereka harus dibandingkan dengan biaya kesempatannya, artinya apa yang
harus dikorbankan untuk mendapatkan udara dan air bersih. Layaknya semua barang
normal lingkungan yang bersih memiliki elastisitas pendapatan yang positif. Seperti
kebanyakan barang-barang lainnya udara dan air bersih mematuhi hukum permintaan,
yaitu semakin rendah harga perlindungan terhadap lingkungan maka masyarakat
semakin menginginkannya. Pendekatan ekonomi dengan menggunakan izin berpolusi
dan corrective taxes menurunkan biaya perlindungan terhadap lingkungan dan akan
meningkatkan permintaan masyarakat untuk lingkungan yang lebih bersih.
10-3 SOLUSI SWASTA UNTUK EKSTERNALITAS

10-3a Jenis-Jenis Solusi Swasta


Kadangkala masalah eksternalitas diselesaikan dengan peraturan-peraturan
moral dan sanksi sanksi sosial. Seperti salah satu nasihat yang sering diajarkan orang
tua kepada anak-anaknya yaitu "perilakukanlah orang lain seperti hanya kamu ingin
diperlakukan oleh orang lain." Perintah orang ini memberitahukan kepada kita bahwa
tindakan-tindakan kita pasti mempengaruhi orang lain. Dalam istilah ekonomi aturan
ini memerintahkan kita untuk menginternalisasi eksternalitas. Solusi swasta yang lain
adalah beramal, contohnya berbagai perguruan tinggi mendapatkan hadiah dari
alumni, perusahaan, dan yayasan karena suatu alasan bahwa pendidikan memberikan
eksternalitas positif bagi masyarakat. Pasar swasta seringkali dapat menyelesaikan
masalah eksternalitas dengan mengadakan kepentingan-kepentingan pribadi dari
pihak-pihak yang berhubungan. Seperti contohnya dengan membantu penyerbukan
bunga dari pohon-pohon apel lebah membantu petani menghasilkan buah apel. Pada
saat yang bersamaan lebah menggunakan sari bunga dari pohon apel untuk
menghasilkan madu. Jika petani lebah dan petani apel mengabaikan eksternalitas ini
maka hasil yang mereka dapat kemungkinan kurang dari yang mereka harapkan.
Eksternalitas-eksternalitas ini dapat diinternalisasikan seandainya si peternak lebah
membeli perkebunan apel atau sebaliknya. Internalisasi eksternalitas adalah salah satu
alasan mengapa perusahaan-perusahaan terlibat dalam banyak bisnis yang berbeda-
beda.

10-3b Teorema Coase

Teorema Coase berdasarkan penemunya ekonom Ronald Coase, menyebutkan


bahwa teorema ini pada keadaan-keadaan tertentu bisa menjadi sangat efektif.
Menurut teorema Coase, jika pihak pihak swasta dapat melakukan penawaran alokasi
sumber-sumber daya tanpa adanya biaya, maka pasar swasta akan selalu mampi
menyelesaikan masalah eksternalitas dan mengalokasikan sumber-sumber dayanya
dengan efisien.
Teorema Coase menyatakan bahwa pelaku-pelaku ekonomi swasta dapat
menyelesaikan masalah eksternalitas diantara mereka sendiri. Bagaimanapun
distribusi dari hak-hak itu pada awalnya, pihak-pihak yang berkepentingan selalu
dapat mencapai kesepakatan yang membuat mereka semua lebih fi untungkan
daripada sebelumnya, dan hasilnya pun efisien

10-3c Mengapa Solusi Swasta Tidak Selalu Bekerja dengan Baik

Kadang-kadang para pelaku swasta yang bertindak atas kepentingan pribadi


ini gagal dalam menyelesaikan masalah yang menyebabkan eksternalitas. Teorema
Coase hanya berlaku pada pihak-pihak yang berkepentingan tidak mengalami
kesulitan dalam mencapai dan menegakkan kesepakatan yang telah diraih. Akan
tetapi, di dunia ini tawar menawar tidak selalu berjalan dengan baik, sekalipun jika
hasil yang menguntungkan semua pihak dapat dicapai.
Ketika tawar menawar secara swasta tidak berhasil dilakukan, pemerintah
dapat memainkan perannya. Pemerintah adalah suatu institusi yang dirancang untuk
melakukan berbagai tindakan secara kolektif.

Anda mungkin juga menyukai