Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

EKSTERNALITAS PUBLIC CHOICE & TEORI ARROW

DISUSUN OLEH :

MOHAMMAD ALGHIFARI (F23120035)

DOSEN PENGAMPU :

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Eksternalitas adalah suatu konsep dalam ekonomi yang merujuk pada dampak ekonomi dari
tindakan seseorang atau perusahaan pada pihak lain yang tidak terlibat dalam transaksi ekonomi
tersebut. Dampak tersebut dapat bersifat positif atau negatif, dan seringkali tidak dipertimbangkan
dalam harga pasar. Solusi untuk kasus eksternalitas antara lain adalah penerapan pajak dan subsidi,
serta regulasi dan pemberian insentif untuk tindakan yang mengurangi dampak eksternalitas.

Public choice adalah studi tentang bagaimana kebijakan publik dibuat dan dipengaruhi
oleh kepentingan pribadi dari para pembuat kebijakan, serta bagaimana perilaku pemilih
mempengaruhi keputusan kebijakan. Solusi untuk kasus public choice antara lain adalah
transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan, serta keterlibatan aktif dari
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Teori Arrow atau teorema ketidakmungkinan Arrow adalah konsep yang menyatakan bahwa
tidak ada mekanisme pengambilan keputusan yang ideal dan adil secara matematis. Solusi untuk
kasus pembangunan teori Arrow antara lain adalah pengembangan alternatif mekanisme
pengambilan keputusan, partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses pengambilan keputusan,
serta keterlibatan ahli dan evaluasi rutin atas mekanisme pengambilan keputusan yang ada.
1.1 Pengertian Eksternalitas

Eksternalitas dalam manajemen pembiayaan pembangunan merujuk pada dampak positif


atau negatif yang ditimbulkan oleh suatu proyek pembangunan terhadap masyarakat atau
lingkungan di sekitarnya, yang tidak tercermin dalam biaya atau manfaat langsung yang
diperhitungkan dalam keputusan pembiayaan proyek.

Eksternalitas dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pencemaran lingkungan,


kerusakan tanah, gangguan sosial, dan pengurangan kesehatan masyarakat. Dampak
eksternalitas ini dapat berdampak pada pihak-pihak yang terkait langsung dengan proyek
pembangunan, seperti masyarakat sekitar, atau pada pihak-pihak yang terkait tidak langsung,
seperti generasi masa depan.

Dalam manajemen pembiayaan pembangunan, eksternalitas menjadi penting untuk


dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan pembiayaan proyek, karena dampak-dampak ini
dapat menyebabkan biaya tambahan bagi masyarakat atau lingkungan yang terkena dampaknya.
Selain itu, keberadaan eksternalitas dapat menimbulkan ketidakadilan dalam distribusi manfaat
dan biaya proyek pembangunan, dan dapat mengurangi kualitas hidup masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, dalam manajemen pembiayaan pembangunan, penting untuk


mempertimbangkan dampak eksternalitas dari proyek pembangunan dan mencari cara untuk
meminimalkan dampak negatif tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui evaluasi dampak
lingkungan yang hati-hati, konsultasi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan, dan
penggunaan teknologi dan metode pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan
berkelanjutan.

A. Contoh kasus pembangunan Eksternalitas

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus pembangunan yang melibatkan eksternalitas:

1) Pembangunan pabrik di wilayah permukiman:


Pabrik dapat memberikan dampak positif dalam bentuk peningkatan lapangan kerja
dan pengembangan industri. Namun, jika pabrik dibangun di wilayah permukiman,
maka dapat menimbulkan dampak negatif seperti polusi udara, bau yang tidak sedap,
dan kebisingan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan masyarakat
sekitar.

2) Pembangunan jalan tol:


Pembangunan jalan tol dapat meningkatkan aksesibilitas dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah terpencil. Namun, pembangunan jalan tol
juga dapat memberikan dampak negatif seperti pencemaran lingkungan, kerusakan
lahan pertanian dan habitat alami, serta berpotensi memicu urbanisasi yang tidak
terkendali.
3) Pembangunan gedung perkantoran:
Pembangunan gedung perkantoran di pusat kota dapat memberikan dampak positif
seperti meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi. Namun, jika
pembangunan gedung perkantoran tidak memperhatikan aspek keberlanjutan
lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif seperti kemacetan lalu lintas,
peningkatan emisi gas rumah kaca, dan kehilangan ruang terbuka hijau.

4) Pembangunan perumahan:
Pembangunan perumahan dapat meningkatkan kualitas hidup dan aksesibilitas
hunian bagi masyarakat. Namun, jika pembangunan perumahan dilakukan tanpa
memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, dapat menimbulkan dampak negatif
seperti kerusakan lingkungan, konflik lahan, dan kepadatan penduduk yang tidak
terkendali.

5) Pembangunan pusat perbelanjaan:


Pembangunan pusat perbelanjaan dapat memberikan dampak positif seperti
meningkatkan daya tarik wisata dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah
tersebut. Namun, jika pembangunan pusat perbelanjaan tidak mempertimbangkan
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, dapat menimbulkan
dampak negatif seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan peningkatan limbah.

B. Solusi kasus pembangunan Eksternalitas

Beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kasus pembangunan eksternalitas
adalah sebagai berikut:

1) Pajak dan Subsidi:


Pemerintah dapat menerapkan pajak pada kegiatan yang menghasilkan eksternalitas
negatif, sehingga biaya sosial dari kegiatan tersebut tercermin dalam harga pasar.
Sebaliknya, pemerintah dapat memberikan subsidi pada kegiatan yang menghasilkan
eksternalitas positif, sehingga biaya sosial dari kegiatan tersebut juga tercermin
dalam harga pasar.

2) Regulasi dan Izin:


Pemerintah dapat menerapkan regulasi pada kegiatan yang menghasilkan
eksternalitas negatif untuk membatasi dampak negatifnya. Pemerintah juga dapat
memberikan izin untuk kegiatan yang menghasilkan eksternalitas positif.

3) Pengalihan Biaya:
Pemerintah dapat memaksa pelaku usaha yang menghasilkan eksternalitas negatif
untuk menanggung biaya yang diakibatkan oleh dampak negatif tersebut. Misalnya,
melalui pengenaan biaya pemulihan lingkungan atau biaya kesehatan yang harus
ditanggung oleh perusahaan.
4) Pemilikan Bersama:
Pemilikan bersama dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi eksternalitas.
Contohnya, jika suatu daerah terdapat sumber daya alam yang menjadi sumber
penghasilan bagi sekelompok masyarakat, pemerintah dapat memberikan hak
kepemilikan bersama atas sumber daya tersebut sehingga setiap orang harus
bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam pemeliharaannya.

5) Incentive dan Kampanye:


Pemerintah dapat memberikan insentif bagi pelaku usaha yang menghasilkan
eksternalitas positif agar meningkatkan produksinya. Selain itu, kampanye juga
dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
menjaga lingkungan dan kesehatan.

2.1 Pengertian Public choice


Public choice dalam manajemen pembiayaan pembangunan merujuk pada teori dan analisis
tentang bagaimana keputusan publik dibuat dan diterapkan dalam konteks pembangunan, yang
didasarkan pada asumsi bahwa kebijakan publik selalu dipengaruhi oleh kepentingan dan
preferensi dari para pemangku kepentingan dan aktor politik yang terlibat.
Dalam konteks manajemen pembiayaan pembangunan, public choice mempertimbangkan
bagaimana para pemangku kepentingan yang berbeda, seperti pemerintah, pengusaha,
masyarakat, dan lembaga internasional, berinteraksi dalam pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan pembangunan, dan bagaimana mereka mempengaruhi hasil dan dampak dari proyek
pembangunan.
Public choice juga mempertimbangkan bagaimana pengaruh politik dan kekuatan pasar
mempengaruhi keputusan pembiayaan proyek pembangunan, dan bagaimana pengaruh ini
dapat memengaruhi alokasi sumber daya, pengambilan keputusan, dan hasil pembangunan.
Dalam manajemen pembiayaan pembangunan, public choice menjadi penting untuk
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan pembiayaan proyek, karena kepentingan dan
preferensi dari para pemangku kepentingan yang terlibat dapat mempengaruhi keputusan dan
hasil dari proyek pembangunan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan
kepentingan dan preferensi dari semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembuatan
keputusan pembangunan, dan untuk memastikan bahwa keputusan tersebut memenuhi tujuan
pembangunan yang berkelanjutan dan memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait.
Hal ini dapat dilakukan melalui konsultasi yang hati-hati dengan masyarakat dan pemangku
kepentingan, evaluasi dampak sosial dan lingkungan yang komprehensif, dan pengembangan
kebijakan yang transparan dan akuntabel.
A. Contoh kasus pembangunan Public Choice

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus pembangunan yang melibatkan public choice:

1) Proyek infrastruktur:
Keputusan pembangunan proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan tol,
jembatan, dan bandara seringkali melibatkan pengambilan keputusan yang kompleks
dan melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam
situasi seperti ini, keputusan pembangunan proyek infrastruktur dapat dipengaruhi
oleh kepentingan politik, kepentingan ekonomi, dan kepentingan kelompok tertentu.

2) Penyediaan layanan publik:


Keputusan untuk menyediakan layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan
perumahan dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik dan kepentingan kelompok
tertentu yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.

3) Regulasi dan kebijakan:


Keputusan untuk mengeluarkan regulasi dan kebijakan publik seperti peraturan
lingkungan, kebijakan pajak, dan kebijakan perdagangan dapat dipengaruhi oleh
kepentingan politik dan kepentingan kelompok tertentu yang memiliki pengaruh
dalam pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kebijakan yang tidak adil dan penyalahgunaan kekuasaan.

4) Investasi asing:
Keputusan untuk memperbolehkan investasi asing dalam suatu negara dapat
dipengaruhi oleh kepentingan politik dan kepentingan kelompok tertentu yang
memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya konflik kepentingan dan penyalahgunaan kekuasaan.

5) Proyek pembangunan kawasan industri:


Keputusan untuk membangun kawasan industri dapat dipengaruhi oleh kepentingan
politik dan kepentingan kelompok tertentu yang memiliki pengaruh dalam
pengambilan keputusan publik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik
kepentingan dan penyalahgunaan kekuasaan. Selain itu, pembangunan kawasan
industri juga dapat memberikan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan,
peningkatan emisi gas rumah kaca, dan peningkatan kepadatan penduduk.
B. Solusi kasus pembangunan Public Choice

Beberapa solusi untuk mengatasi kasus pembangunan public choice adalah sebagai berikut:

1) Transparansi dan Akuntabilitas:


Pemerintah dapat meningkatkan transparansi dalam proses pengambilan keputusan
publik dengan memberikan akses informasi yang jelas dan akurat tentang proses
pengambilan keputusan dan dampak kebijakan pada masyarakat. Selain itu,
akuntabilitas dapat ditingkatkan dengan melakukan evaluasi dan pemantauan secara
teratur atas kebijakan publik yang telah diimplementasikan.

2) Partisipasi Masyarakat:
Masyarakat dapat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan publik melalui
konsultasi publik, dialog, dan partisipasi aktif dalam pemilihan umum. Dengan
demikian, masyarakat dapat memberikan masukan dan memberikan kontrol sosial
terhadap kebijakan publik yang diambil.

3) Keterlibatan Lembaga Independen:


Lembaga independen, seperti media dan LSM, dapat membantu memastikan
kebijakan publik yang diambil menguntungkan masyarakat secara keseluruhan,
dengan memberikan laporan yang independen dan mengkritisi kebijakan publik yang
tidak tepat.

4) Regulasi dan Sanksi:


Pemerintah dapat menerapkan regulasi dan sanksi untuk memastikan kebijakan
publik yang diambil sesuai dengan kesejahteraan masyarakat. Regulasi dan sanksi
dapat diarahkan pada individu atau kelompok yang memanfaatkan proses
pengambilan keputusan publik untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.

5) Peningkatan Kualitas Kepemimpinan:


Peningkatan kualitas kepemimpinan dapat membantu memastikan pengambilan
keputusan publik yang berkualitas, serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, pemerintah dapat memberikan
pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan kebijakan
publik yang diambil.
3.1 Pengertian Teori Arrow
Teori Arrow dalam manajemen pembiayaan pembangunan merujuk pada kerangka
konseptual yang dikembangkan oleh Kenneth Arrow, seorang ekonom terkemuka, yang
membahas masalah ketidakmampuan pasar untuk menghasilkan hasil yang diinginkan dalam
konteks kebijakan publik. Teori Arrow menyatakan bahwa dalam situasi ketidakpastian dan
ketidaksempurnaan informasi, pasar tidak dapat memastikan alokasi sumber daya yang efisien
dan adil, dan kadang-kadang dapat menghasilkan hasil yang merugikan.
Dalam konteks manajemen pembiayaan pembangunan, Teori Arrow menunjukkan bahwa
keputusan pembiayaan proyek pembangunan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan,
termasuk pemerintah, investor swasta, masyarakat, dan lembaga internasional, seringkali
melibatkan ketidakpastian dan ketidaksempurnaan informasi, sehingga memunculkan masalah
kebijakan publik yang serius.
Teori Arrow menekankan pentingnya transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas dalam
pembuatan keputusan pembangunan yang efektif dan adil. Dalam hal ini, kebijakan publik
harus didasarkan pada informasi yang akurat dan lengkap, dengan keterlibatan yang cukup dari
masyarakat dan pemangku kepentingan, serta dengan mekanisme yang memastikan
pertanggungjawaban dari para pengambil keputusan.
Dalam manajemen pembiayaan pembangunan, Teori Arrow menjadi penting untuk
dipertimbangkan dalam pengembangan dan pelaksanaan kebijakan yang efektif dan efisien.
Penting untuk memastikan transparansi dan partisipasi yang memadai dalam proses pembuatan
keputusan, serta menggunakan mekanisme yang memastikan akuntabilitas dan pengawasan
yang tepat dalam penggunaan sumber daya publik dan swasta untuk pembangunan. Hal ini
dapat dilakukan melalui peran aktif dari masyarakat, penggunaan teknologi informasi yang
inovatif, dan pengembangan kebijakan yang berorientasi pada hasil dan berkelanjutan.

A. Contoh kasus Pembangunan Teori Arrow

Teori Arrow, juga dikenal sebagai Teori Pilihan Sosial, adalah kerangka konseptual untuk
mempelajari bagaimana keputusan kolektif dibuat oleh sekelompok orang. Berikut adalah
beberapa contoh kasus pembangunan teori Arrow:

1) Pemilihan Umum:
Teori Arrow dikembangkan pada awalnya untuk memahami bagaimana pemilihan
umum dapat menghasilkan keputusan kolektif yang optimal. Dalam konteks ini, teori
Arrow mengajukan beberapa asumsi tentang preferensi individu dan menyatakan
bahwa tidak mungkin ada cara yang ideal untuk menggabungkan preferensi individu
menjadi preferensi kolektif.

2) Penentuan harga barang publik:


Teori Arrow dapat digunakan untuk memahami bagaimana harga barang publik
ditentukan. Barang publik adalah barang yang dikonsumsi oleh semua orang tanpa
memandang apakah mereka membayar untuk itu atau tidak. Teori Arrow
menyatakan bahwa harga barang publik yang optimal sulit untuk ditentukan karena
preferensi individu tentang barang publik tidak selalu dapat digabungkan dengan
cara yang memuaskan semua orang.

3) Keputusan perusahaan:
Teori Arrow juga dapat diterapkan pada pengambilan keputusan di perusahaan.
Dalam konteks ini, teori Arrow dapat membantu dalam memahami bagaimana
preferensi individu dalam perusahaan dapat digabungkan untuk menghasilkan
keputusan yang optimal.

4) Pemilihan kebijakan publik:


Teori Arrow dapat digunakan untuk memahami bagaimana kebijakan publik dipilih.
Dalam konteks ini, teori Arrow dapat membantu dalam memahami bagaimana
preferensi individu dalam masyarakat dapat digabungkan untuk memilih kebijakan
publik yang optimal.

5) Penentuan alokasi sumber daya:


Teori Arrow dapat digunakan untuk memahami bagaimana sumber daya
dialokasikan dalam masyarakat. Dalam konteks ini, teori Arrow dapat membantu
dalam memahami bagaimana preferensi individu tentang alokasi sumber daya dapat
digabungkan untuk menghasilkan alokasi sumber daya yang optimal.

B. Solusi kasus pembangunan Teori Arrow

Beberapa solusi untuk mengatasi kasus pembangunan teori Arrow antara lain:

1) Pengembangan Alternatif Mekanisme Keputusan:


Meskipun teorema Arrow menunjukkan bahwa tidak ada mekanisme pengambilan
keputusan yang ideal, tetapi masih mungkin untuk mengembangkan alternatif
mekanisme keputusan yang lebih baik dan lebih sesuai dengan situasi yang ada.

2) Partisipasi Aktif Dalam Proses Pengambilan Keputusan:


Partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dapat
membantu memastikan keputusan yang diambil memperhatikan kepentingan semua
pihak dan mengurangi risiko keputusan yang tidak adil.

3) Pendidikan dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat:


Pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat dapat membantu meningkatkan
pemahaman tentang kompleksitas masalah kebijakan dan memfasilitasi diskusi dan
dialog yang lebih konstruktif.

4) Keterlibatan Ahli dalam Proses Pengambilan Keputusan:


Keterlibatan ahli dan akademisi dalam proses pengambilan keputusan dapat
membantu memastikan penggunaan data yang akurat dan informasi yang tepat dalam
pengambilan keputusan.
5) Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu memudahkan
proses pengambilan keputusan dengan menyediakan platform online yang
memfasilitasi diskusi dan pemungutan suara secara elektronik.

6) Pengawasan dan Evaluasi Rutin:


Pengawasan dan evaluasi rutin atas mekanisme pengambilan keputusan yang ada
dapat membantu memastikan bahwa mekanisme tersebut masih relevan dan efektif
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai