Anda di halaman 1dari 24

PPWK 3: KONSEP & MA-PWK-2020

PENGERTIAN DASAR
KEY CONCEPTS

Pengertian
& Batasan
Kota &
Wilayah
PENGERTIAN &
BATASAN KOTA &
WILAYAH 1
PENGERTIAN & BATASAN KOTA &
WILAYAH
Apa
pengertian
KOTA?
KOTA

 Anthony Catanese, 1988


 Pada awalnya “kota adalah suatu area dengan fungsi sebagai
benteng, sekaligus pusat pertanian dari lahan sekitarnya; memeiliki
beberapa tempat pembuatan barang-barang manufaktur dan
kesenian yamh merupakan cirikhas jaman perunggu; dan kebanyakan
memiliki penduduk yang cukup banyak, sekitar 3000-5000 jiwa.
 Bintarto (1983)
 Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan menusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata
sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya materialistis
 Bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non
alami dengan gejala2 pemusatan penduduk yang cukup besar dengan
corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis
dibandingkan dengan daerah belakangnya

 Kamus Tata Ruang (1997)


Kota adalah permukiman, berpenduduk relatif besar, luas areal
terbatas, pada umumnya bersifat non agraris, kepadatan
penduduk relatif tinggi, tempat sekelompok orang dalam
jumlah tertentu dan bertempat tinggal bersama dalam suatu
wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan
rasional, ekonomis dan individualis.
 UU no 26 Tahun 2007
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
KARAKTERISTIK KOTA

 Merupakan kawasan permukiman penduduk (human


settlement) dengan skala yang besar
 Intensitas penggunaan lahan dalam kawasan perkotaan
tersebut cukup tinggi, baik dalam bentuk bangunan maupun
jaringan infrastruktur
 Kegiatan penduduk perkotaan adalah sektor ekonomi yang
berbasis pada industri, perdagangan, jasa atau kegiatan lain
yang bukan sektor primer atau sektor pertanian
 Merupakan konsentrasi dari berbagai fungsi2 perkotaan
khususnya yang berhubungan dengan industri dan jasa
seperti lembaga keuangan, jasa pelayanan indiviadual, jasa
konsultasi dan sebagainya
PENGERTIAN WILAYAH

 John Glasson (1992): the regional level can be viewed as an


intermediate level between national and local”
 Wilayah sebagai subnational areas  suatu ruang yang
terletak diantara wilayah nasional dan wilayah perkotaan.
 2 pandangan dalam memakanai wilayah :
 Subyektif  wilayah sebagai alat/cara untuk membatasi,
menyederhanakan ide, suatu model yang dapat digunakan untuk
mempelajari dunia
 Obyektif  wilayah sebagai suatu objek atau batasan itu sendiri
entitas nyata yang dapat diidentifikasi –dalam pandangan yang lebih
sederhana- dapat dipetakan
RUANG

Angkasa/Udara
Bagian-bagian ruang yang
ada di atas permukaan
dengan berbagai sumber
daya alamnya
JAGAD RAYA

Permukaan Bumi
Lahan, air permukaan,
hutan, perkebunan,
pertanian, dll

Dalam Tanah
Sumber daya mineral, air
tanah, energi, dll
HIRARKI RUANG

NASIONAL

REGIONAL / WILAYAH

KOTA

LINGKUNGAN/RW s/d
Desa/Kelurahan

KELUARGA/RT

INDIVIDU
KLASIFIKASI WILAYAH DALAM
PANDANGAN OBYEKTIF

Perencana
Formal
an

Fungsional
WILAYAH FORMAL

 Wilayah formal atau wilayah homogen  kesamaan atau


keseragaman kriteria tertentu dalam suatu area. Pada tahap
terdahulu karakteristik lebih didasarkan pada aspek fisik
seperti vegetasi, iklim, topografi yang seragam. 
perkembangannya mulai digunakan kriteria keseragaman
ekonomi, sosial atau politik.
 Misal : daerah aliran sungai (DAS), kawasan timur Indonesia,
daerah rawan bencana dll
WILAYAH FUNGSIONAL

 Wilayah fungsional  suatu area yang menggambarkan


keterkaitan fungsi tertentu, saling keterkaitan dan
keterhubungan antar bagian, ketika digunakan untuk
mengkaji kriteria tertentu.
 Muncul konsep nodalitas yaitu suatu wilayahn dengan satu
pusat, yang terbetuk oleh unit-unit yang heterogen seperti
kota dan desa yang saling berhubungan  keterhubungan ini
dimanifestasikan dalam bentuk pola pergerakan orang
bekerja dari pedesaan ke perkotaan, atau pola aliran barang
adri pusat industri ke pusat kota menuju daerah pedesaan
 Contoh wilayah fungsional  jakarta & sekitarnya, KAPET
(Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu)
WILAYAH PERENCANAAN

 Tipe klasifikasi ke tiga yang biasanya mengakomodir 2 tipe


seblumnya maupun mengkombinasikan antara wilayah formal
dan fungsional.
 Boudeville dalam Glasson (1992)  wilayah perencanaan
sebagai pembagian area yang menggambarkan beberpa
koherensi atau kesatuan dari keputrusan-keputusan ekonomi
 Keeble dalam Glasson (1992)  suatu area yang cukup besar
untuk memungkinkan melakukan perubahan-perubahan yang
akan menimbulkan dampak bagi ruang dalam wilayah
tersebut.
 Contoh :pembagian administrasi kabupaten, kecamatan dll
SWP

SWP Gerbangkertosusilo Plus; diarahkan mempunyai fungsi


wilayah sebagai pusat pelayanan primer, jasa perdagangan dan
ekspor impor, pendidikan, industri, pemerintahan propinsi
LAUT JAWA
LAUT JAWA

TUBAN

SUMENEP

SUMENEP
PAMEKASAN
LAMONGA SAMPANG

BOJONEGORO N
GRESIK

NGAWI
SIDOARJO SELAT MADURA
JOMBAN MOJOKERTO
G
NGANJUK

MADIUN
MAGETA
N
SITUBONDO

PROPINSI
PROBOLINGGO
JAWA KEDIRI
PONOROGO
TENGAH

BONDOWOS
O
MALANG

LUMAJANG
BLITAR
TULUNGAGUN
G
TRENGGALEK JEMBER
PACITAN
BANYUWANG
I

SELAT BALI
SAMUDERA HINDIA

UTARA

PUSAT PENGEMBANGAN

SUB PUSAT PENGEMBANGAN

JALAN ARTERI PRIMER

JALAN KOLEKTOR PRIMER


0 25 km
LAUT JAWA BWN
BWN LAUT JAWA

JKT
JKT

TUBAN

SUMENEP
SMP
SMP
SUMENEP

PAMEKASAN
SAMPANG
LAMONGAN
BOJONEGORO
GRESIK
SBY
SBY
NGAWI
SIDOARJO SELAT MADURA
JOMBANG MOJOKERTO

NGANJUK

MADIUN

MAGETAN

SITUBONDO

PROPINSI
JAWA TENGAH PROBOLINGGO
KEDIRI
PONOROGO

MLG
BONDOWOSO

MLG
MALANG
DPS
DPS
TULUNGAGUNG
BLT
BLT
BLITAR
LUMAJANG

PACITAN
TRENGGALEK
JBR
JBR
JEMBER

BWI
BWI
BANYUWANGI

PCT
PCT SELAT BALI
SAMUDERA HINDIA

UTARA
PUSAT PENGEMBANGAN

SUB PUSAT PENGEMBANGAN

JALAN ARTERI PRIMER


0 25
JALAN KOLEKTOR PRIMER km
KARAKTER WILAYAH

 Keberadaan komponen yaitukawasan perkotaan dan non


perkotaan.
 Dalam konteks Indonesia wilayah umumnya mempunyai
karakteristik  tidak hanya bersifat dikotomis (Mc. Gee,
1992)  kota & desa saja. Tapi dicirikan adanya beberapa
“kawasan campuran”yang menggambarkan adanya batas –
batas yang kabur (blurring boundaries) antara desa dan kota.
TIPIKAL STRUKTUR RUANG WILAYAH DI
INDONESIA

Komponen Perkembangan Kota & Wilayah


TUGAS
COBA ANDA DESKRIPSIKAN APA YANG MENJADI
PERBEDAAN ANTARA KOTA ANDA DENGAN KOTA
LAINNYA. APA YANG BISA ANDA AMATI DARI ASPEK

ASPEK PENDIDIKAN
ASPEK PERMUKIMAN
ASPEK SOSIAL
ASPEK EKONOMI
Buku Wajib
Djunaedi, A. (2014), Pengantar Perencanaan
Wilayah Dan Kota, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Pontoh, N.K., Kustiwan, I., (2009) Pengantar Terimakasih
Perencanaan Perkotaan, ITB Press, Bandung.
Djunaedi, A. (2012), Proses Perencanaan
Wilayah Dan Kota, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Mulyanto, H.T. (2008) Prinsip-prinsip
Pengembangan Wilayah, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai