Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ayu Sriwinahyu

NIM : 194140314111078
Jurusan : Manajemen Perhotelan
Kelas / Absen : 2-B/29

1. Contoh kasus eksternalitas negatif adalah barang yang ketika diproduksi harus
mengeluarkan limbah. Limbah adalah hal yang menimbulkan kerugian untuk masyarakat.
Oleh karenanya, limbah dapat disebut sebagai biaya yang harus ditanggung masyarakat,
selain daripada biaya yang harus dibayarkan untuk membeli barang itu (harga pasar yang
berlaku). Harga barang itu di pasar belum merefleksikan atau memasukkan biaya sosial
yang timbul akibat limbah. Jika biaya sosial ini dimasukkan ke dalam perhitungan
perusahaan, maka harga barang itu menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
Kasus eksternalitas positif adalah ketika perbuatan seseorang memberikan manfaat bagi
orang lain. Kasus eksternalitas pecuniary adalah ketika dampak eksternal dari suatu
perbuatan ditransmisikan lewat harga. Hanya saja,
eksternalitas pecuniary bukanlah kegagalan pasar karena hanya merupakan refleksi dari
kelangkaan sumber daya. Karena harga yang ada telah mencermin biaya kelangkaan dan
tidak bias, maka ini bukan kegagalan pasar.

2. Teorema coase atau mengatasi dampak dari eksternalitas dapat dilakukan dengan cara
negoisasi antara pihak-pihak yang terkait untuk bersama-sama mencari solusinya.
Dengan mengacu pada teorema coase, pecandu rokok dengan perokok pasif dapat saling
bernegoisasi dengan cara perokok pasif mengingatkan pecandu rokok kalau dia terganggu
akibat asap rokok dan menyuruhnya untuk menjauh. Cara ini umumnya tidak terlalu
efektif, karena pecandu rokok tidak peduli dengan keberadaan perkokok pasif bahkan
bisa saja malah memarahinya.
Konsumsi rokok selalu diperdebatkan baik oleh masyarakat maupun pemerintah, karena
telah berkontribusi terhadap penerimaan bea cukai dan lapangan pekerjaan. Di sisi
lainnya, eksternalitas dari industri rokok jauh lebih besar dibandingkan dengan benefit
yang diperoleh dari industri merokok berupa dampak negatif terhadap    kesehatan   
pengguna    rokok. 

3. Menurut saya jenis pengaman yang menimbulkan eksternalitas negatif bagi mobil anda
adalah kunci stir. Meskipun anda telah menggunakan kunci stir mobil, tetap saja mudah
bagi pencuri mobil profesional. Hal ini cukup beralasan, sebab mereka telah mempelajari
secara cermat dan teliti cara menaklukkan kunci stir yang di jual dipasaran. Seiring
dengan semakin banyaknya kasus pencurian mobil, sehingga banyak bermunculan
berbagai macam jenis dan model kunci pengaman setir mobil. Namun demikian ternyata
masih saja bisa di bobol oleh pencuri. Bahkan mereka hanya dalam hitungan menit sudah
mampu membawa mobil curian. Pada hakikatnya belum ada satupun kunci
stir mobil paling aman yang bisa anda percaya untuk menjaga mobil anda dari tangan
pencuri mobil parkir profesional. Sebagaimana diketahui bahwa dalam beberapa tahun
belakangan pencurian mobil parkir semakin meresahkan masyarakat. Sehingga para
pemilik mobil ini banyak yang memakai kunci stir mobil yang banyak dijual di pasaran
untuk tindakan pengamanan. Namun ternyata masih saja bisa dibobol dengan mudah oleh
pencuri profesional. Jangankan kunci kemudi mobil yang murahan, yang harga mahal
juga masih bisa di akali oleh pencuri.

Menurut saya jenis pengaman yang menimbulkan eksternalitas positif bagi mobil anda
adalah Di dalam kunci mobil, terdapat transponder chip yang memiliki kode khusus
berpasangan dengan rumah kuncinya. Jika kode yang ada di dalam kunci dan rumah
kunci cocok, transponder chip akan mengirim pesan kepada Engine Control
Module (ECM) dan Powertrain Control Module (PCM) untuk mengaktifkan bahan bakar
dan menyalakan mobil.
Mobil tidak akan menyala jika kode yang ada di kunci tidak cocok dengan kode yang ada
di transponder chip  di rumahkunci. Untukitu, mobil tidak akan bisa digunakan terutama
jika dinyalakan dengan paksa. Kelebihan ini menjadikan immobilizer  sebuah fitur wajib
untuk mobil kelas menengah ke atas.

4. a. Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen


lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi
produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi
biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs) oleh
produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water
polution) yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers). Hal ini terjadi
ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk proses produksinya. Dampak
kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu proses
produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residu-produk sisa yang
beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau semacamnya, sehingga produksi ikan
terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para penangkap ikan (nelayan).
Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak negatif terhadap
produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan
produksi terhadap produksi komoditi lain.

b. Karna perusahaan tersebut masih mengutamakan keuntungan daripada dampak dari


polusi yang mereka ciptakan. Produk mereka tidak dapat dipungkiri akan memberikan
dampak, akan tetapi jika mengurangi jumlah produk, maka akan berdampak pada
permintaan pasar dan keuntungan yang mereka dapat.

c. Di hadapan eksternalitas positif, yaitu, manfaat publik dari aktivitas pasar, mereka
yang menerima manfaat tidak membayar untuk itu dan pasar mungkin kekurangan
pasokan produk. Logika yang serupa menunjukkan penciptaan corrective taxes untuk
membantu konsumen membayar produk yang bermanfaat secara sosial dan mendorong
peningkatan produksi. Industrialis mencari kepentingan pribadi marjinal mereka sendiri.
Ketika kepentingan sosial marjinal menyimpang dari kepentingan pribadi marjinal,
industrialis tidak memiliki insentif untuk menginternalisasi biaya biaya sosial marjinal.
jika suatu industri menghasilkan manfaat sosial marjinal, individu yang menerima
manfaat tidak memiliki insentif untuk membayar layanan itu.

Anda mungkin juga menyukai