Anda di halaman 1dari 2

Aglomerasi, Kaitan antar Industri dan Penghematan Ekstern

Kota besar biasanya menarik sebagai lokasi industri, oleh karena itu, di kota mudah
terjadi gejala aglomerasi. Terkumpulnya berbagai jenis industri mengakibatkan timbulnya
pengehamatan ekstern (external economic) yang dalam hal ini merupakan penghematan
aglomerasi. Penghematan ini terjadi karena faktor-faktor luar dan dinikmati oleh semua industri
yang ada di kota tersebut.

Pada dasarnya dibedakan dua jenis penghematan aglomerasi: pertama adalah


penghematan yang diperoleh industri sejenis atau industri yang mempunyai hubungan satu sama
lain dan yang kedua adalah penghematan yang diperoleh perusahaan individual yang berlokasi di
daerah perkotaan.

Industri yang sama, seperti tenun atau yang berhubungan satu sama lain seperti industri
tekstil dalam arti luas yang mencangkup antara lain industri permintalan, tenun, dan finishing
mempergunakan tenaga yang tidak jauh berbeda. Keadaan ini dapat merangsang tumbuhnya
lembaga yang melatih dan mempersiapkan tenaga bagi industri tersebut. Di samping itu industri
tekstil tersebut juga dapat mengembangkan bagian penelitian dan pengembangan bersama.
Bidang ini merupakan bidang yang mahal yang ridak jarang biayanya terlampau berat untuk
dipikul oleh satu perusahaan; usaha tersebut dapat merupakan penghematan yang tidak kecil bagi
setiap perusahaan yang bersangkutan.

Penghematan aglomerasi yang kedua adalah yang diperoleh setiap perusahaan yang
berlokasi di daerah perkotaan. Penghematan ini terutama didapat karena adanya infrastruktur di
daerah perokotaan yang telah berkembang pesat. Istilah infrastruktur mencangkup jalan yang
lebar dan licin, pelabuhan laut dan udara, sarana telekomunikasi, daerah pertokoan, lembaga
pendidikan dan latihan, lembaga penelitian dan banyak lagi jasa lainnya. Infastruktur seluas ini
tak akan terdapat di kota kecil. Infrastruktur yang maju ini berpengaruh terhadap harga berbagai
barang yang relatif murah dan bila barang ini merupakan input bagi perusahaan tertentu, maka
harga yang murah tersebut membuat kedudukan perusahaan yang bersangkutan makin
kompetitif.

Di samping penghematan ekstern seperti diuraikan di atas, maka ada gejala lain yang
perlu mendapat perhatian yang dapat menguntungkan perusahaan tertentu. Bahan pakaian yang
dihasilkan oleh pabrik tenun dalam jangka waktu tertentu dapat mendorong timbulnya
perusahaan konveksi atau mendorong didirikannya pabrik kimia yang membuat bahan bagi
industri finishing. Gejala pertama disebut efek permintaan atau kaitan ke depan, sedangkan yang
disebut efek penawaran atau kaitan ke belakang. Keduanya ini menguntungkan industri yang
terkena; pabrik konveksi meningkatkan permintaan terhadap bahan pakaian yang dihasilkan
industri tenun, sedangkan industri kimia mempermudah pengadaan bahan baku industri
finishing. Gejala kaitan antar industri ini ada kalanya didorong oleh kebijaksanaan pemerintah.
Di negara kita dorongan ini tampak dalam bentuk kebijaksanaan bapak angkat/anak angkat.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kota besar tetap mempunyai daya tarik sebagai
lokasi industri. Pertumbuhan Jakarta dan Surabaya yang tampak berlangsung terus merupakan
contoh nyata gejala tersebut. Akan tetapi penghematan ekstern yang diperoleh industri
membawakan biaya sosial yang besar yang harus ditanggung oleh masyarakat luas. Mayarakat
yang semula kurang menaruh perhatian, maka gejala ini kini makin dirasakan. Di kota besar di
luar negeri, seperti di Tokyo, pemerintah sengaja menyadarkan penduduk terhadap pengotoran
udara dengan memasang papan besar bersinar yang secara terus menerus memberitahukan
tingkat pengotoran udara di daerah sekitarnya. Di samping itu, pemerintahan mulai mengambil
kebijaksanaan untuk mengurangi tekanan lingkungan dengan mengatur lokasi industri.
Kebijaksanaan ini sekarang merupakan hal yang makin biasa, tidak hanya di negara maju, tetapi
juga di negara berkembang.

Anda mungkin juga menyukai