0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan2 halaman
Korupsi berdampak buruk terhadap perekonomian negara dengan menghambat investasi dan membuat bisnis sulit berkembang karena birokrasi rumit dan mahal, serta fasilitas pendukung yang tidak terbangun dengan baik. Hal ini menyebabkan harga barang naik dan daya beli masyarakat turun. Korupsi juga merusak etos kerja dengan mendorong praktik curang dan malasnya pegawai. Selain itu, eksploitasi sumber daya alam menj
Korupsi berdampak buruk terhadap perekonomian negara dengan menghambat investasi dan membuat bisnis sulit berkembang karena birokrasi rumit dan mahal, serta fasilitas pendukung yang tidak terbangun dengan baik. Hal ini menyebabkan harga barang naik dan daya beli masyarakat turun. Korupsi juga merusak etos kerja dengan mendorong praktik curang dan malasnya pegawai. Selain itu, eksploitasi sumber daya alam menj
Korupsi berdampak buruk terhadap perekonomian negara dengan menghambat investasi dan membuat bisnis sulit berkembang karena birokrasi rumit dan mahal, serta fasilitas pendukung yang tidak terbangun dengan baik. Hal ini menyebabkan harga barang naik dan daya beli masyarakat turun. Korupsi juga merusak etos kerja dengan mendorong praktik curang dan malasnya pegawai. Selain itu, eksploitasi sumber daya alam menj
Menghambat investasi Tidak heran jika dunia bisnis menginginkan agar upaya pemberantasan korupsi digencarkan. Alasannya, korupsi bisa menghambat laju investasi. Padahal, jika laju investasi terhambat maka perkembangan dunia usaha bisa terkena dampaknya.
Sulit membangun usaha
Negara dengan tingkat korupsi tinggi biasanya memiliki birokrasi berbelit dan berbiaya mahal. Kondisi seperti ini jelas merugikan karena urusan yang berkaitan dengan dunia usaha seperti perizinan, pajak dan lain sebagainya akan menjadi rumit dan mahal. Sebab, untuk memudahkan urusan biasanya pengusaha harus membayar pungutan tak resmi dan biaya-biaya siluman lainnya.
Fasilitas penunjang usaha tak terbangun
Korupsi bisa mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Contoh sederhanannya adalah fasilitas transportasi seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan bandara yang tidak terbangun akibat dana pembangunannya dikorupsi. Akibatnya, seorang pengusaha yang ingin mendatangkan bahan baku, misalnya, harus mengeluarkan biaya lebih besar karena lama perjalanan yang lebih lama jika dibandingkan pada negara dengan kondisi fasilitas transportasi yang baik.
Harga barang kian mahal
Dampak lanjutan dari biaya ekonomi tinggi adalah harga barang yang ikut melambung. Alasannya karena biaya produksi menjadi tinggi akibat fasilitas- fasilitas pendukung dunia usaha seperti jalan, jembatan, rel kereta, bandara dan pelabuhan yang tidak terbangun dengan baik.Jika harga barang mahal, maka ada dua konsekuensi yang mengancam pengusaha. Konsekuensi pertama, daya serap atas barang produksinya jadi rendah karena harga yang mahal.Dan, konsekuensi keuda, untuk menghindari barang tidak laku pengusaha pun menurunkan keuntungan yang mengakibatkan laju sebuah usaha menjadi tidak berjalan dengan baik.
Kemiskinan yang berujung pada lemahnya daya beli
Turunnya investasi dan pertumbuhan ekonomi akan berdampak langsung pada turunnya kesempatan kerja. Akibatnya, jumlah pengangguran meningkat. Bila masyarakat produktif menganggur maka kemiskinan akan meningkat. Hasil akhirnya, daya beli masyarakat pun turun.
2. Dampak korupsi terhadap matinya etos kerja
Adanya kesenjangan pendapatan akibat korupsi (income inequality) akan mengakibatkan inisiatif masyarakat menjadi menyimpang. Mereka yang seharusnya melakukan kegiatan yang produktif menjadi terdorong untuk melakukan peluang korupsi dan pada akhirnya menyumbangkan nilai negative. Contoh: untuk memperoleh keuntungan pribadi, tidak jarang orang melakukan distorsi (pemutarbalikan) terhadap data atau fakta yang ada, misalnya pada laporan keuangan. Pegawai negeri dan pejabat negara yang seharusnya bisa bekerja dengan baik tanpa ada insentif, akan menjadi malas
3. Dampak korupsi terhadap eksploitasi SDA
Kebijakan investasi yang diambil pemerintah dalam suasana penuh korupsi menyebabkan tidak meratanya pengelolaan sumber daya alam dan dimonopoli oleh pemilik modal besar. Masyarakat tidak mendapat manfaat dari SDA yang ada di sekitarnya karena tidak mendapat akses atau tidak punya modal. Contoh: Masyarakat di sekitar hutan, tidak hidup makmur dari hasil hutan karena tidak memiliki akses untuk memanfaatkan hutan—hanyalah orang-orang yang memiliki modal, yang mempunyai koneksi, yang mampu membeli HPH.