Anda di halaman 1dari 4

1.

Peranan Kota
Secara umum, kota terbentuk karena memberikan keunggulan dan
keuntungan efisiensi biaya bagi para produsen dan konsumen melalui apa yang
disebut dengan Ekonomi aglomerasi (agglomeration economy). Sebagaimana
yang telah dikemukakan Walter Isard, ekonomi aglomerasi ini memiliki dua
wujud yaitu ekonomi urbanisasi (urbanization economy) dan ekonomi lokalisasi
(localization economy).
Ekonomi urbanisasi adalah munculnya sejumlah akibat yang berkaitan
dengan pertumbuhan umum wilayah geografi yang terkonsentrasi. Ekonomi
lokalisasi adalah sejumlah akibat yang diperoleh sector-sektor tertentu
perekonomian, seperti pembiayaan dan kendaraan bermotor, ketika tumbuh dan
berkembang dalam kawasan itu.

 Distrik Industri
Definisi ekonomi tentang kota adalah “suatu kawasan kepadatan
penduduknya relative tinggi, dan memiliki sejumlah aktifitas yang sangat
keterkaitan”. Perusahaan-perusahaan umumnya lebih suka berada dilokasi yang
memungkinkan mereka belajar dari perusahaan lain yang melakukan pekerjaan
serupa. Imbas (Spillover) pengetahuan ini juga merupakan manfaat ekonomi
aglomerasi, bagian dari manfaat lokalisasi yang disebut Alfred Marshall sebagai
“distrik industry”, dan sangat berperan sebagai “kelompok usaha” (cluster) dalam
teori keunggulan bersaing/kompetitif Michel Porter. Semua perusahaan-
perusahaan yang berlokasi di distrik-distrik seperti itu juga memperoleh manfaat
dari peluang untuk bisa mensubkontrakkan pekerjaan dengan mudah apabila ada
pesanan pekerjaan berskala besar.
Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kelompok-kelompok
industry merupakan hal yang biasa ditemukan di Negara berkembang, yang
berada pada tahap-tahap pembangunan industry yang bervariasi dari industry
rumahan sampai dengan industry manufaktur berteknologi maju, dan tampaknya
merupakan factor penting dalam upaya meningkatkan daya saing industry.
Sekalipun demikian, kedinamisan kelompok itu sangat berbeda-beda.
Sebagian dari distrik industry yang telah dikenal adalah kelompok-
kelompok usaha pengrajin tradisional yang tidak memiliki kemampuan
berinovasi, melakukan ekspor, atau meluaskan bidang usaha. Industry rumahan
tradisional sering mengelompok dalam suatu desa, suatu fenomena yang
ditemukan di seluruh Negara berkembang. Akan tetapi pengelompokan seperti itu
tetap merupakan usaha mikro satu keluarga dengan sedikit pembagian kerja
(spesialisasi) atau penggunaan teknik produksi modern. Para produsen tradisional
itu adakalanya tidak banyak memperoleh manfaat dari pembagian kerja “internal”
dalam usaha itu, menghasilkan produk jadi dalam rumah tangga dan tetap berada
pada tingkat produktivitas dan pendapatan yang rendah.
Dalam beberapa kasus, spesialisasi yang sifatnya tradisional telah
berkembang menjadi kelompok usaha yang lebih maju, yang masih berukuran
sedang tetapi telah menjadi seperti perusahaan yang agak besar yang menerapkan
pembagian kerja lebih rinci. Akhirnya, kelompok usaha itu memungkinkan akan
memperluas cakupan usahanya dan berkembang menjadi distrik industry produk
logam teknologi rendah yang menjual produk hingga ke seluruh Negara, seiring
kota kecil itu berkembang menjadi kota yang lebih besar. Tetapi memerlukan
pembiayaan yang memadai untuk berinvestasi dalam perusahaan-perusahaan inti
yang menggunakan barang modal dalam skala besar.
Perlu dikemukakan bahwa tidak semua keuntungan efisiensi kolektif dari
adanya distrik industry dapat terwujud melalui lokasi pasif. Keuntungan lainnya
tercipta dari investasi patungan dan aktivitas promosi perusahaan-perusahaan
dalam distrik tersebut. Salah satu factor yang menentukan dinamisme sebuah
distrik adalah kemampuan semua perusahaan di distrik itu untuk menemukan
mekanisme tindakan kolektif tersebut. Meskipun pemerintah dapat menyediakan
bantuan keuangan dan layanan penting lainnya untuk memfasilitasi
pengembangan kelompok usaha, factor yang juga penting adalah Faktor sosial
(social capital), Khususnya kepercayaan kelompok dan adanya pengalaman
bersama dalam keberhasilan melakukan tindakan kolektif, yang secara
keseluruhan memerlukan cukup waktu untuk bisa berkembang. Pemerintah dapat
membantu kelompok usaha dengan menghimpun semua pihak dan membantu
mereka mendapatkan pengalaman bekerja sama dalam pelaksanaan pekerjaan
berukuran sedang, sebelum menangani pekerjaan yang jauh lebih besar.
Sebagaimana yang dikemukakan Hubert Schmitz dan Khalid Nadvi, meskipun itu
bersifat tradisional, distrik dalam sector informal tetap berperan penting untuk
memobilisasi sumber daya manusia dan keuangan yang belum di dayagunakan
secara optimal.

 Skala Perkotaan yang Efisien


Ekonomi lokalisasi tidak bermaksud mengatakan bahwa efisiensi akan
tercapai ketika semua industry disebuah Negara dipusatkan disebuah kota.
Efisiensi ini hanya dapat tercapai bagi sejumlah industry yang terkait erat, seperti
industry yang memiliki keterkaitan yang kuat ke hulu dan ke hilir; tetapi tidak
banyak manfaatnya bagi industry yang tidak berkaitan untuk menempatkan diri
pada lokasi yang sama. Salah satu pengecualian yang paling menonjol adalah
kemungkinan terjadinya imbas dari kemajuan teknologi disebuah industry yang
penggunaannya diadaptasikan dalam industry lainnya. Akan tetapi terdapat juga
beberapa biaya penumpukan (congestion) yang penting. Semakin tinggi tingkat
kepadatan kawasan perkotaan, semakin tinggi pula biaya real estate (tanah dan
bangunan). Dikawasan perkotaan yang besar, para pekerja boleh jadi harus
melaju (commuting) lebih jauh dan biaya transportasi yang lebih tinggi dari
tempat tinggal ke tempat kerja dan sebaliknya akan akan mengakibatkan tuntutan
upah yang lebih tinggi untuk menutupi biaya ini. Umumnya akan jauh lebih
efisien untuk meningkatkan system transportasi suatu Negara ketimpang
membayar biaya pemeliharaan kompleks perkotaan raksasa.
Suatu Negara biasanya memiliki sejumlah kota yang ukurannya pada
skala industry yang di topangnya dan cakupan ekonomi aglomerasi yang di
dapatkan bagi industry atau kelompok industry itu.
Dua teori yang terkenal mengenai ukuran kota adalah modal hierarki kota
(teori tempat pusat/central place theory) dan model bidang datar terdiferensiasi
(differentiated plane model). Dalam model hierarki urban yang diajukan yang
diajukan oleh August Losch dan Walter Christaller, pabrik di berbagai industry
memiliki karakteristik radius pasar yang timbul dari saling berkaitannya tiga
factor : skala ekonomi produksi, biaya transportasi, dan bagaimana permintaan
lahan yang tersebar terhadap tempat yang tersedia. Semakin besar skala ekonomi
produksi dan semakin rendah biaya transportasi, maka semakin besar pula radius
wilayah yang harus dilayani industry untuk meminimalkan biaya. Sebaliknya, jika
harga lahan dan bangunan yang ditawarkan terlalu tinggi dikota yang dituju, maka
radius yang tercipta akan lebih kecil. Hasilnya, adalah kota kota kecil yang
memiliki aktifitas dengan radius pasar yangkecil, sementara kota-kota yang besar
memiliki beragaman aktivitas dengan radius kecil dan besar. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa aktivitas yang cakupannya nasional, seperti pemerintahan dan
keuangan, akan berlokasi disebuah kota. Jelas bahwa pendekatan pendekatan
hierarki kota lebih baik diterapkan dalam industry nonekspor ketimbang dalam
industry ekspor.
Dalam model bidang datar terdiferensiasi yang diajukan pertama kali
oleh Alfred Weber, Walter Isard, dan leon Moses, terbatasnya jumlah rute
transportasi yang menghubungkan berbagai industry dalam suatu Negara akan
memainkan peran penting. Model ini memperkirakan konsentrasi perkotaan pada
titik-titik persilangan rute transportasi yang langka, yang disebut “nodus internal”
(internal node).

Anda mungkin juga menyukai