Anda di halaman 1dari 11

UTS REGIONAL

Dosen Pengampu : Muhammad Alwi, SE., MS.

Disusun Oleh :

MAEDINA JUNAEDI A1A022026

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

2023/2024
SOAL UTS Ekonomi Regional

1. A. Jelaskan apa manfaat mempelajari Teori Lokasi dan Aglomerasi, berikan contohnya !

B. Jelaskan beberapa Teori Lokasi yang anda ketahui !

2. Dengan menggunakan data :

A. PDRB harga konstan tahun 2010 lima tahun terakhir baik pada tingkat kabupaten/kota data dan
PDRB Provinsi NTB
B. Laju pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota dan Provinsi berdasarkan PDRB harga constant
C. Pendapatan perkapita kabupaten/kota dan tingkat provinsi

Tentukan pusat pertumbuhan dengan kritea I yaitu daerah cepat maju dan cepat tumbuh ( High
Growth and high Income ) dengan menggunakan alat analisis tipologi klasen, setelah itu cari
keterkaitan anatara pusat pertumbuhan dengan kota /Kabupaten di Pulau Sumbwa yang
menggunakan data Sumbawa atau di Pulau Lombok menggunakan model analisis Gravitasi
JAWABAN SOAL UTS REGIONAL :
1. A. Jelaskan apa manfaat mempelajari Teori Lokasi dan Aglomerasi berikan contohnya
Studi tentang Teori Lokasi dan Aglomerasi memiliki beberapa manfaat yang penting dalam
ekonomi dan perencanaan regional. Berikut adalah beberapa manfaat utama mempelajari Teori
Lokasi dan Aglomerasi dan contohnya:
1. Memahami Faktorfaktor Lokasi Bisnis: Teori Lokasi membantu kita memahami
faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis. Contohnya, industri manufaktur
cenderung berlokasi di dekat sumber daya alam yang dibutuhkan, seperti pabrik kertas yang
berada di dekat hutan sebagai sumber bahan baku.
2. Efisiensi Logistik dan Distribusi: Dengan memahami Teori Lokasi, perusahaan dapat
mengoptimalkan rantai pasokan dan distribusi mereka. Misalnya, pusat distribusi logistik
yang strategis ditempatkan di lokasi yang dapat menjangkau sebagian besar pelanggan
dengan cepat dan efisien.
3. Analisis Aglomerasi Industri: Studi tentang Aglomerasi membantu kita memahami
fenomena di mana bisnis cenderung berkumpul dalam suatu wilayah tertentu. Contohnya,
Silicon Valley di California merupakan aglomerasi industri teknologi yang terkenal, di
mana banyak perusahaan IT berkumpul untuk memanfaatkan sinergi dan jaringan industri
yang kuat.
4. Kebijakan Pengembangan Wilayah: Pemerintah dapat menggunakan Teori Lokasi dan
Aglomerasi sebagai dasar untuk merencanakan pengembangan wilayah yang efektif.
Contohnya, pemerintah dapat memberikan insentif fiskal bagi perusahaan yang membuka
pabrik di wilayah yang membutuhkan pengembangan ekonomi.
5. Pemetaan Potensi Ekonomi: Dengan analisis Teori Lokasi, kita dapat memetakan potensi
ekonomi suatu wilayah berdasarkan faktorfaktor seperti aksesibilitas, sumber daya, dan
pasar. Contohnya, daerah yang memiliki akses transportasi yang baik dan tenaga kerja
terlatih dapat diidentifikasi sebagai potensi wilayah industri.
6. Pengembangan Infrastruktur: Studi tentang Teori Lokasi dapat membantu dalam
perencanaan dan pengembangan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, pembangunan jalan tol baru dapat direncanakan berdasarkan analisis Teori
Lokasi untuk memfasilitasi mobilitas dan konektivitas bisnis.
7. Pemahaman yang Lebih Baik tentang Pembangunan Wilayah: Teori ini membantu dalam
memahami bagaimana wilayahwilayah tertentu menjadi pusat aktivitas ekonomi, seperti
industri, perdagangan, atau pendidikan. Ini penting dalam perencanaan pembangunan
wilayah dan pengembangan infrastruktur.
8. Pengelolaan Sumber Daya: Teori ini membantu dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan dengan memastikan bahwa penggunaan sumber daya dilakukan secara efisien
dan berkelanjutan di wilayahwilayah yang memiliki konsentrasi aktivitas tertentu.

Contoh dari Teori Lokasi dan Aglomerasi :


1. Tangerang: Dikenal sebagai "Kota Seribu Pabrik" karena menjadi wilayah
aglomerasi industri manufaktur, di mana banyak pabrik beroperasi. Ini
menunjukkan bagaimana aktivitas ekonomi tertentu dapat berkumpul di suatu
wilayah, menciptakan aglomerasi industri .
2. Kampung Pecinan: Di berbagai kota di Indonesia, ini adalah contoh wilayah
aglomerasi pemukiman masyarakat Tionghoa. Ini menunjukkan bagaimana
komunitas tertentu dapat berkumpul di suatu wilayah, menciptakan aglomerasi
etnis .
3. Kampung Arab Condet: Di Jakarta Timur, ini adalah contoh wilayah aglomerasi
pemukiman masyarakat Arab. Ini menunjukkan bagaimana aglomerasi dapat
terjadi di tingkat komunitas etnis .
4. Kampung Inggris di Pare, Kediri: Wilayah ini menjadi aglomerasi pendidikan
bahasa Inggris karena banyak berdiri lembaga kursus bahasa di area tersebut. Ini
menunjukkan bagaimana aglomerasi dapat terjadi di tingkat pendidikan dan
pelatihan .
5. Silicon Valley, California: Dikenal sebagai wilayah aglomerasi teknologi, di mana
banyak perusahaan teknologi terkemuka dunia berkumpul. Ini menunjukkan
bagaimana aglomerasi dapat menjadi pusat inovasi dan teknologi .

B. Jelaskan Beberapa Teori Lokasi yang anda ketahui


Terdapat beberapa teori lokasi tentang pola distribusi ekonomi dan pembentukan
aglomerasi industri di suatu wilayah. Berikut adalah beberapa teori lokasi yang penting dalam
ekonomi regional:
1. Teori Lokasi Von Thünen: Dikembangkan oleh ahli ekonomi Jerman bernama Johann
Heinrich Von Thünen pada abad ke19, Teori Lokasi Von Thünen menyatakan bahwa
produksi pertanian akan ditempatkan di lokasi di mana biaya transportasi bahan baku
(seperti tenaga kerja dan bahan baku) terendah. Ini berarti bahwa produksi pertanian
akan ditempatkan di dekat pasar konsumen, di mana biaya transportasi bahan baku
terendah. Teori ini mengasumsikan bahwa biaya transportasi bahan baku akan menjadi
faktor utama dalam menentukan lokasi produksi.

2. Teori Lokasi Weber: Diusulkan oleh ahli ekonomi Jerman Alfred Weber pada awal
abad ke20, adalah salah satu teori penting dalam ekonomi geografi yang menjelaskan
bagaimana dan mengapa industri ditempatkan di lokasi tertentu dalam suatu wilayah.
Teori ini menekankan pada analisis produksi dan mengabaikan unsurunsur pasar dan
permintaan. Berikut adalah penjelasan spesifik terkait Teori Lokasi Weber:
Prinsip Dasar
Teori Lokasi Weber menyatakan bahwa pemilihan lokasi industri oleh perusahaan
umumnya terletak di mana permintaan terkonsentrasi (pasar) atau sumber bahan baku.
Weber beranggapan bahwa ada tiga faktor utama yang menentukan pemilihan lokasi
perusahaan industri, yaitu:

• Ongkos Transport: Biaya transportasi bahan baku dan hasil produksi.


• Perbedaan Upah Buruh: Perbedaan dalam upah antara lokasi yang berbeda.
• Kekuatan Aglomerasi: Keuntungan yang diperoleh dari adanya aglomerasi,
yaitu kumpulan industri yang berada di dekat satu sama lain.
Weberian Locational Triangle
Analisis least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok, termasuk:

• Lokasi Pasar dan Sumber Bahan Baku Telah Tertentu: Ini berarti bahwa pasar
dan sumber bahan baku yang akan digunakan oleh industri sudah ditentukan.
• Sebahagian Bahan Baku Adalah Localized Materials: Bahan baku yang
digunakan oleh industri adalah bahan baku lokal, yang berarti bahwa beberapa
bahan baku tidak perlu diangkut dari luar wilayah.
• Tidak Terjadi Perubahan Teknologi (Fixed Technical Coefficients):
Teknologi yang digunakan oleh industri tidak berubah seiring waktu.
• Ongkos Transpor Tetap Setiap Kesatuan Produksi dan Jarak: Biaya
transportasi untuk setiap unit produksi dan jarak antara lokasi produksi dan
pasar atau sumber bahan baku tetap.

3. Teori Lokasi Christaller (Teori Central Place): Teori ini dikembangkan oleh ahli
geografi Jerman Walter Christaller pada tahun 1930an. Teori ini menjelaskan pola
distribusi pusatpusat kegiatan ekonomi berdasarkan konsep "central place" atau
pusatpusat pelayanan yang melayani kebutuhan penduduk di sekitarnya. Teori ini
membantu kita memahami bagaimana pusatpusat ekonomi terbentuk dan berkembang
di suatu wilayah.

4. Teori Lokasi Hotelling: Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Harold Hotelling
pada tahun 1929. Teori ini fokus pada lokasi usaha dagang dan pelayanan yang
bersaing, dan menekankan pentingnya lokasi relatif terhadap persaingan pasar. Teori
ini mengajarkan bahwa perusahaan cenderung berlokasi di sekitar tengahtengah pasar
atau di sepanjang jalur transportasi utama untuk memaksimalkan akses pelanggan.

5. Teori Aglomerasi: Teori ini mengacu pada fenomena di mana bisnis cenderung
berkumpul atau mengelompok di suatu wilayah tertentu. Aglomerasi terjadi karena
adanya keuntungan ekonomi seperti efisiensi dalam rantai pasokan, akses ke sumber
daya dan pasar, jaringan industri yang kuat, dan inovasi yang didorong oleh pertemuan
antara perusahaanperusahaan yang berbeda.
2. Dengan Menggunakan Data :
A. PDRB harga konstan tahun 2010 lima tahun terahir baik pada tingkat kabupaten/kota
data dan PDRB Provinsi NTB

Laju pertumbuhan sektor ekonomi berdasarkan harga konstan Lombok Utara Tahun 2017-2022
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) Laju (%)
Lapangan Usaha
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2018 2019 2020 2021 2022
A, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.146.632,67 1.157.680,00 1.184.960,00 1.187.130,00 1.192.440,00 1.203.460,00 0,95% 2,30% 0,18% 0,45% 0,92%
B, Pertambangan dan Penggalian 132.951,85 131.580,00 144.730,00 133.350,00 135.020,00 135.480,00 -1,04% 9,09% -8,53% 1,24% 0,34%
C, Industri Pengolahan 50.920,18 49.290,00 51.830,00 50.090,00 50.650,00 51.440,00 -3,31% 4,90% -3,47% 1,11% 1,54%
D, Pengadaan Listrik dan Gas 4.093,39 4.100,00 4.620,00 4.920,00 5.290,00 5.850,00 0,16% 11,26% 6,10% 6,99% 9,57%
E, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4.222,01 3.750,00 4.030,00 4.070,00 4.090,00 4.620,00 -12,59% 6,95% 0,98% 0,49% 11,47%
F, Konstruksi 316.255,47 309.960,00 368.710,00 305.750,00 323.320,00 324.420,00 -2,03% 15,93% -20,59% 5,43% 0,34%
G, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 461.928,20 459.010,00 488.020,00 456.570,00 461.490,00 477.350,00 -0,64% 5,94% -6,89% 1,07% 3,32%
H, Transportasi dan Pergudangan 186.349,12 181.570,00 193.690,00 135.470,00 136.740,00 151.440,00 -2,63% 6,26% -42,98% 0,93% 9,71%
I, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 197.469,04 168.650,00 173.200,0 88.710,00 89.090,00 120.160,00 -17,09% 2,63% -95,24% 0,43% 25,86%
J, Informasi dan Komunikasi 71.628,29 75.010,00 78.300,00 81.830,00 85.130,00 87.850,00 4,51% 4,20% 4,31% 3,88% 3,10%
K, Jasa Keuangan dan Asuransi 84.980,23 87.820,00 90.210,00 88.400,00 87.970,00 97.010,00 3,23% 2,65% -2,05% -0,49% 9,32%
L, Real Estate 138.383,37 131.150,00 140.480,00 132.470,00 133.820,00 138.010,00 -5,52% 6,64% -6,05% 1,01% 3,04%
M, Jasa Perusahaan 8.423,24 7.650,00 8.150,00 7.470,00 7.480,00 8.110,00 -10,11% 6,13% -9,10% 0,13% 7,77%
N, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 189.662,14 191.460,00 199.340,00 202.020,00 204.370,00 209.310,00 0,94% 3,95% 1,33% 1,15% 2,36%
O, Jasa Pendidikan 183.002,21 189.020,00 201.390,00 201.610,00 204.310,00 210.780,00 3,18% 6,14% 0,11% 1,32% 3,07%
P, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 57.934,29 63.100,00 66.580,00 64.170,00 66.490,00 67.580,00 8,19% 5,23% -3,76% 3,49% 1,61%
Q, Jasa lainnya 78.486,14 73.870,00 78.900,00 73.730,00 74.450,00 83.170,00 -6,25% 6,38% -7,01% 0,97% 10,48%
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3.315.338,84 3.284.660,00 3.477.140,00 3.217.770,00 3.262.160,00 3.376.020,00
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Utara

Laju pertumbuhan sektor ekonomi berdasarkan harga konstan Provinsi NTB Tahun 2017-2022
[Seri 2010] PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) laju (%)
Sub Kategori PDRB
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2018 2019 2020 2021 2022
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 27183,24 29088,81 21555,36 21466,1 21712,18 22187,3 6,55% -34,95% -0,42% 1,13% 2,14%
B. Pertambangan dan Penggalian 24108,62 17264,12 13008,32 16606,14 16580,67 20331,78 -39,65% -32,72% 21,67% -0,15% 18,45%
C. Industri Pengolahan 4918,19 5121,31 4458,91 4351,56 4442,86 4530,84 3,97% -14,86% -2,47% 2,05% 1,94%
D. Pengadaan Listrik dan Gas 90,62 97,49 88 95,8 103,21 112,97 7,05% -10,78% 8,14% 7,18% 8,64%
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 105,62 102,62 72,98 76,03 76,41 78,95 -2,92% -40,61% 4,01% 0,50% 3,22%
F. Konstruksi 10961,23 11809,06 10410,35 8925,47 9723,13 9538,98 7,18% -13,44% -16,64% 8,20% -1,93%
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor16387,95 17955,03 13585,1 12908,89 13131,49 13781,64 8,73% -32,17% -5,24% 1,70% 4,72%
H. Transportasi dan Pergudangan 9000,93 9310,18 6594,57 4526,59 4623,55 5404,3 3,32% -41,18% -45,69% 2,10% 14,45%
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2747,48 2649,61 1574,55 1129,96 1145,24 1427,93 -3,69% -68,28% -39,35% 1,33% 19,80%
J. Informasi dan Komunikasi 2303,21 2451,34 2363,05 2655,52 2787,64 2874,68 6,04% -3,74% 11,01% 4,74% 3,03%
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 4245,9 4692,69 3319,07 3688,04 3849,76 3865,08 9,52% -41,39% 10,00% 4,20% 0,40%
L. Real Estate 3793,67 4062,77 2932,19 2962,65 3006,32 3129,78 6,62% -38,56% 1,03% 1,45% 3,94%
M. Jasa Perusahaan 211,1 226,34 173,67 167,69 168,25 182,37 6,73% -30,33% -3,57% 0,33% 7,74%
N. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7437,79 7818,22 4859,15 5000,96 5088,04 5204,6 4,87% -60,90% 2,84% 1,71% 2,24%
O. Jasa Pendidikan 5680,64 6118,46 4572,23 4609,53 4686,35 4832,86 7,16% -33,82% 0,81% 1,64% 3,03%
P. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2186,85 2444,83 2091,37 2041,56 2202,13 2256,48 10,55% -16,90% -2,44% 7,29% 2,41%
Q. Jasa lainnya 2459,7 2655,13 2213,58 2076,4 2110,63 2333,13 7,36% -19,95% -6,61% 1,62% 9,54%
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 123822,74 123868,01 93872,45 93288,89 95437,86 102073,66
Sumber : BPS PROVINSI NTB tahun 2017-2022
Berdasarkan Laju Pertumbuhan sektor ekonomi dan kontribusi terhadap pembentukan PDRB
pada Kabupaten Lombok Utara dan Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka dapat diketahui
kriteria masing-masing sektor ekonomi dengan menggunakan analisis Tipology Klassen dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel : Kreteria Sektor-Sektor Ekonomi berdasarkan Tipology Klassen
Kab. Lombok utara Prov. NTB
Lapangan Usaha RATA RATA RATA RATA RATA RATA RATA RATA KETERANGAN KUADRAT
PERTUMBUHAN DISTRIBUSI PERTUMBUHAN DISTRIBUSI
A, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,96% 35,68% -5,11% 22,79% Sektor maju dan pesat 1
Sektor pontesial atau masih dapat
0,22% 4,09% -6,48% 16,58% 2
berkembang dengan pesat
B, Pertambangan dan Penggalian
Sektor pontesial atau masih dapat
0,15% 1,52% -1,87% 4,53% 1
C, Industri Pengolahan berkembang dengan pesat

D, Pengadaan Listrik dan Gas 6,82% 0,15% 4,04% 0,10% Sektor maju dan pesat 1

E, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,46% 0,12% -7,16% 0,08% Sektor maju dan pesat 1
Sektor pontesial atau masih dapat
-0,18% 9,81% -3,32% 9,94% 2
F, Konstruksi berkembang dengan pesat
G, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
0,56% 14,10% -4,45% 14,01% Sektor maju dan pesat 1
Sektor pontesial atau masih dapat
-5,74% 4,80% -13,40% 5,91% 1
H, Transportasi dan Pergudangan berkembang dengan pesat
I, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -16,68% 3,83% -18,04% 1,53% Sektor maju dan pesat 1
J, Informasi dan Komunikasi 4,00% 2,46% 4,22% 2,62% Sektor relative tertinggal 4
Sektor pontesial atau masih dapat
2,53% 2,72% -3,45% 3,82% 2
K, Jasa Keuangan dan Asuransi berkembang dengan pesat
L, Real Estate -0,18% 4,07% -5,10% 3,16% Sektor maju dan pesat 1
M, Jasa Perusahaan -1,03% 0,23% -3,82% 0,18% Sektor maju dan pesat 1
N, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib1,95% 6,06% -9,85% 5,46% Sektor maju tapi tertekan 1
O, Jasa Pendidikan 2,77% 6,06% -4,24% 4,88% Sektor maju dan pesat 1
Sektor potensial atau masih dapat
2,95% 1,97% 0,18% 2,18% 2
P, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial berkembang dengan pesat
Q, Jasa lainnya 0,91% 2,31% -1,61% 2,24% Sektor maju dan pesat 1
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00% 100,00%
Sumber : Data diolah dari PDRB Kabupaten Lombok Utara dan PDRB Provensi NTB
B. Laju Pertumbuhan dan Pendapatan Ekonomi Kabupaten/Kota dan Provinsi
Berdasarkan PDRB Harga Constant
1. MATARAM

Laju
Laju
Pertumbuhan
Pendapatan Pertumbuhan Pendapatan
Tahun Ekonomi Kota Tahun
Daerah Ekonomi Daerah
Mataram
NTB (Persen)
(Persen)

2016 8,01 11.533.897,84 2016 5,81 324.841,00


2017 8,07 12.464.412,26 2017 0,09 293.990,00

2018 4,95 13.081.997,11 2018 -4,50 246.148,00

2019 5,58 13.811.864,14 2019 3,90 244.330,00


2020 -5,52 13.049.739,67 2020 -0,62 267.297,00

2021 3,27 13.475.907,15 2021 2,30 266.233,00

Rata-rata 4,060 12.902.969,70 Rata-rata 1,163 273.806,50

Dari hasil yang didapatkan bahwa Ri > R dan Yi > Y maka kota Mataram masuk
dalam kategori klasen I yaitu daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (High growth
and high income) atau disebut juga daerah maju dan tumbuh cepat (Rapid growth
region) merupakan daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan per kapita tinggi dibandingkan rata-rata.

2. KABUPATEN LOMBOK BARAT


Laju
Pertumbuhan Laju
Ekonomi Pendapatan Pertumbuhan Pendapatan
Tahun Tahun
Kabupaten Daerah Ekonomi Daerah
Lombok Barat NTB (Persen)
(Persen)

2016 5,7 9.792.221,00 2016 5,81 324.841,00

2017 6,54 10.432.306,00 2017 0,09 293.990,00

2018 0,57 10.491.747,00 2018 -4,50 246.148,00

2019 3,84 10.894.637,00 2019 3,90 244.330,00

2020 -7,08 10.128.301,00 2020 -0,62 267.297,00

2021 3,4 10.472.207,00 2021 2,30 266.233,00

Rata-rata 2,162 10.368.569,83 Rata-rata 1,163 273.806,50


Dari hasil yang didapatkan bahwa Ri > R dan Yi < Y maka Kab. Lombok barat
masuk dalam kategori klasen II adalah daerah yang berkembang cepat (High growth
but low income) atau disebut juga daerah maju tetapi tertekan (Retarded region)
merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan yang tinggi tetapi pendapatan per kapita
lebih rendah dibanding rata-rata

3.KABUPATEN LOMBOK UTARA


Laju
Pertumbuhan Laju
Ekonomi Pendapatan Pertumbuhan Pendapatan
Tahun Tahun
Kabupaten Daerah Ekonomi Daerah
Lombok Utara NTB (Persen)
(Persen)
2016 5,22 14.560,00 2016 5,81 324.841,00
2017 6,14 15.303,00 2017 0,09 293.990,00
2018 -0,87 15.030,00 2018 -4,50 246.148,00
2019 5,68 15.543,00 2019 3,90 244.330,00
2020 -7,46 13.056,00 2020 -0,62 267.297,00
2021 1,38 12.973,00 2021 2,30 266.233,00
Rata-rata 1,682 14.410,83 Rata-rata 1,163 273.806,50
Dari hasil yang didapatkan bahwa Ri > R dan Yi < Y maka Kab. Lombok Utara
masuk dalam kategori klasen II adalah daerah yang berkembang cepat (High growth
but low income) atau disebut juga daerah maju tetapi tertekan (Retarded region)
merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan yang tinggi tetapi pendapatan per kapita
lebih rendah dibanding rata-rata

4.KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Laju Pertumbuhan Laju


Ekonomi Kab Pendapatan Pertumbuhan Pendapatan
Tahun Tahun
Lombok Tengah Daerah Ekonomi Daerah
(Persen) NTB (Persen)

2016 5,42 102.780,00 2016 5,81 324.841,00


2017 5,55 117.520,00 2017 0,09 293.990,00
2018 5,61 134.210,00 2018 -4,50 246.148,00
2019 5,67 148.320,00 2019 3,90 244.330,00
2020 -1,02 105.720,00 2020 -0,62 267.297,00
2021 3,98 125.840,00 2021 2,30 266.233,00
Rata-rata 4,202 122.398,33 Rata-rata 1,163 273.806,50
Dari hasil yang didapatkan bahwa Ri > R dan Yi < Y maka Kab. Lombok Tengah
masuk dalam kategori klasen II adalah daerah yang berkembang cepat (High growth
but low income) atau disebut juga daerah maju tetapi tertekan (Retarded region)
merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan yang tinggi tetapi pendapatan per kapita
lebih rendah dibanding rata-rata

5.KABUPATEN LOMBOK TIMUR


Laju
Pertumbuhan Laju
Ekonomi Pendapatan Pertumbuhan Pendapatan
Tahun Tahun
Kab Lombok Daerah Ekonomi NTB Daerah
Timur (Persen)
(Persen)
2016 5,41 114.520,00 2016 5,81 324.841,00
2017 5,52 128.150,00 2017 0,09 293.990,00
2018 5,62 145.280,00 2018 -4,50 246.148,00
2019 5,73 159.420,00 2019 3,90 244.330,00
2020 -1,54 125.920,00 2020 -0,62 267.297,00
2021 3,78 145.320,00 2021 2,30 266.233,00
Rata-rata 4,087 136.435,00 Rata-rata 1,163 273.806,50
Dari hasil yang didapatkan bahwa Ri > R dan Yi < Y maka Kab. Lombok Timur
masuk dalam kategori klasen II adalah daerah yang berkembang cepat (High growth
but low income) atau disebut juga daerah maju tetapi tertekan (Retarded region)
merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan yang tinggi tetapi pendapatan per kapita
lebih rendah dibanding rata-rata

Jadi berdasarkan hasil data, pusat pertumbuhan di pulau lombok berada di


Kota Mataram berdasarkan analisis tipology klassen dengan data laju pertumbuhan
dan pendapatan, Mataram berada di pengelompokan daerah kuadrat 1 dimana
daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (High growth and high income) atau
disebut juga daerah maju dan tumbuh cepat (Rapid growth region) merupakan
daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita
tinggi dibandingkan rata-rata.
C. KETERKAITAN ANTARA PUSAT PERTUMBUHAN DENGAN KABUPATEN
LAINNYA

Jarak Mataram ke Kabupaten Keterkaitan Mataram dengan


Jumlah Penduduk
Lain di Pulau Lombok Kabupaten Lain
Mataram 441147 0 km
Lobar 753641 10,2 km 3.195.563.881
Loteng 1089763 34,2 km 411.020.210
Lotim 1391382 65 km 145.279.052
KLU 257866 59,1 km 32.568.852

Hasil analisis Interaksi/Gravitasi memiliki nilai interaksi spasial tertinggi dengan


Lombok barat. Lombok barat memiliki nilai interaksi tertinggi dengan kota
Mataram.

Anda mungkin juga menyukai