Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teori aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan
karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang
diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan konsumen. Menurut
Montgomery dalam Kuncoro (2002:24)
Teori lokasi adalah Ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau
ilmu yang menyelidiki lokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial serta hubungan-
nya dengan atau pengaruh-nya terhadap keberadaan berbagai macam usaha / kegiatan lain,
baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dibutuhkan suatu analisis mengenai konsep dasar teori
aglomerasi dan lokasi dalam menentukan kawasan industri, dimana dengan adanya konsep
dasar tersebut dapat menjadi prinsip dalam pemilihan aglomerasi dan lokasi yang terbaik
dan menguntungkan secara ekonomi bagi industri itu sendiri.
Terdapat beberapa teori yang berusaha mengupas tentang masalah aglomerasi.Namun
sebelum kita membahas lebih jauh mengenai teori-teori tersebut, perlu dipahami lebih
dahulu konsep aglomerasi. Istilah aglomerasi muncul pada dasarnya berawal dari ide
Marshall tentang penghematan aglomerasi (agglomeration economies) atau dalam istilah
Marshall disebut sebagai industri yang terlokalisir (localized industries). Agglomeration
economies atau localized industries menurut Marshallmuncul ketika sebuah industri memilih
lokasi untuk kegiatan produksinya yang memungkinkan dapat berlangsung dalam jangka
panjang sehingga masyarakat akan banyak memperoleh keuntungan apabila mengikuti
tindakan mendirikan usaha disekitar lokasi tersebut (Mc Donald, 1997: 37). Konsep
aglomerasi menurut Montgomery tidak jauh berbeda dengan konsep yang dikemukakan oleh
Marshall.Montgomery mendefinisikan penghematan aglomerasi sebagai penghematan akibat
adanya lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan
pengelompokan perusahaan, tenaga kerja, dan konsumen secara spasial untuk meminimisasi
biaya-biaya seperti biaya transportasi, informasi dan komunikasi (Montgomery, 1988: 693).

1
Sementara Markusen menyatakan bahwa aglomerasi merupakan suatu lokasi yang “tidak
mudah berubah” akibat adanya penghematan eksternal yang terbuka bagi semua perusahaan
yang letaknya berdekatan dengan perusahaan lain dan penyedia jasa- jasa, dan bukan akibat
kalkulasi perusahaan atau para pekerja Universitas Sumatera Utara secara individual
(Kuncoro, 2002: 24). Selanjutnya dengan mengacu pada beberapa definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa aglomerasi merupakan konsentrasi dari aktifitas ekonomi dan penduduk
secara spasial yang muncul karena adanya penghematan yang diperoleh akibat lokasi yang
berdekatan.

I.2 Rumusan Masalah


1) Bagaiman teori aglomerasi ?
2) Apa saja unsur sebab dan sumber aglomerasi ?
3) Apa implikasi dari aglomerasi industri?
4) Bagaimana teori lokasi ?
5) aglomerasi ekonomi dan biaya transportasi?

I.3 Tujuan Penilitian


1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang aglomerasi dalam teori lokasi
2. Untuk pemenuhan tugas mata kuliah ekonomi industri
3. Agar mahasiswa memahami tentang aglomerasi dan lokasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 AGLOMERASI DAN LOKASI

 aglomerasi ekonomi dan biaya transportasi

Terdapat beberapa teori yang berusaha mengupas tentang konsep aglomerasi. Istilah aglomerasi
muncul pada dasarnya berawal dari ide Marshall tentang penghematan aglomerasi
(agglomeration economies) atau dalam istilah Marshall disebut sebagai industri yang terlokalisir
(localized industries). Agglomeration economies atau localized industries menurut Marshall
muncul ketika sebuah industri memilih lokasi untuk kegiatan produksinya yang memungkinkan
dapat berlangsung dalam jangka panjang sehingga masyarakat akan banyak memperoleh
keuntungan apabila mengikuti tindakan mendirikan usaha disekitar lokasi tersebut.
Penghematan aglomerasi sebagai penghematan akibat adanya lokasi yang berdekatan
(economies of proximity) yang diasosiasikan dengan pengelompokan perusahaan, tenaga kerja,
dan konsumen secara spasial untuk meminimisasi biayabiaya seperti biaya transportasi,
informasi dan komunikasi. Aglomerasi merupakan suatu lokasi yang “tidak mudah berubah”
akibat adanya penghematan eksternal yang terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya
berdekatan dengan perusahaan lain dan penyedia jasa-jasa, dan bukan akibat kalkulasi
perusahaan atau para pekerja secara individual (Kuncoro, 2002).
Selanjutnya dengan mengacu pada beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
aglomerasi merupakan konsentrasi dari aktivitas ekonomi dan penduduk secara spasial yang
muncul karena adanya penghematan yang diperoleh akibat lokasi yang berdekatan. Aglomerasi
berhubungan dengan konsentrasi dari beberapa fasilitas pendukung yang melayani industri-
industri baik pada kluster maupun kota, dimana keberadaan fasilitas tersebut berpengaruh
terhadap terjadinya konsentrasi spasial.
Fasilitas yang dimaksud antara lain transportasi dan fasilitas komuter, pasar tenaga kerja
yang terorganisasi dan ketersediaan tenaga kerja dengan keahlian yang beraneka ragam,
pelayanan dari pemerintah dan sarana publik, pelayanan jasa komersial, aktivitas yang
berorientasi pasar dan konsentrasi spasial dari organisasi yang konsisten dalam pencarian dan
pengembangan produk baru. Keuntungan atau penghematan yang diperoleh dari perusahaan-

3
perusahan yang berkumpul pada lokasi yang terkonsentrasi dapat dikategorikan sebagai berikut
(Capello, 2007):
 Keuntungan internal untuk perusahaan, juga disebut economies of scale. Keuntungan ini
disebabkan adanya proses produksi dalam skala besar sehingga berdampak menurunkan
biaya per unit output (menurunkan average cost). Untuk mendapatkan keuntungan dari
produksi skala besar, perusahaan berkonsentrasi pada semua pabrik di suatu lokasi yang
sama. Keuntungan dalam kategori ini berasal bukan dari kedekatannya dengan
perusahaan lain, tetapi murni dari konsentrasi aktivitas di lokasi tersebut.
 Keuntungan eksternal untuk perusahaan tetapi internal untuk sektor, atau disebut juga
localization economies. Keuntungan ini diperoleh karena di daerah padat penduduk
perusahaanperusahaan beroperasi pada sektor yang sama. Sedangkan skala ekonomis
bergantung pada ukuran dari perusahaan atau pabrik-pabrik tersebut, localization
economies ditentukan oleh ukuran dari sektor di wilayah tersebut, dengan berbagai
pilihan terhadap tenaga kerja yang terampil dan specific managerial serta keahlian teknis
yang tersedia.
 Penghematan eksternal untuk perusahaan dan eksternal untuk sektor, atau disebut juga
urbanization economies. Penghematan ini disebabkan oleh kepadatan yang tinggi dan
berbagai kegiatan produktif dan pemukiman di suatu daerah, kondisi yang
melambangkan daerah perkotaan. Keuntungan dalam kategori ini bertambah lagi dengan
adanya modal tetap sosial dalam skala besar (infrastruktur transportasi perkotaan, sistem
telekomunikasi canggih) dan luas, intermediate diversifikasi dan pasar barang.
Keuntungan ini meningkat seiring peningkatan ukuran fisik kota.
Aglomerasi merupakan proses yang lebih kompleks jika dibandingkan kluster industri. Tiga
jenis ukuran yang membedakannya yaitu: skala (size), spesialisasi (specialisation) dan
keanekaragaman (diversity) (Kuncoro, 2002). Skala dan keanekaragaman memainkan peran
penting dalam pembentukan dan pertumbuhan aglomerasi. Sedangkan berbagai literatur
mengenai kluster industri menegaskan bahwa ciri utama dari suatu kluster adalah spesialisasi
sektoral dalam daerah yang berdekatan. Ukuran yang pertama yaitu skala ekonomi.
Skala ekonomi diinterpretasikan sebagai variabel kunci baik oleh teori ekonomi geografi baru
maupun teori perdagangan baru. Kedua teori ini berpendapat bahwa industri yang terkonsentrasi
secara geografis adalah akibat skala ekonomi.

4
 Sumber aglomerasi

Penyebab Munculnya Aglomerasi Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi yang
ideal maka sangat dimungkinkan akan munculnya pemusatan atau terkonsentrasinya industri
pada suatu wilayah tertentu yang dikenal dengan istilah aglomerasi industri. Misalnya,
industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang
berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk, Industri berat yang memerlukan bahan
mentah, seperti batu bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati
sumber bahan mentah.

Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa faktor yang
dibutuhkan dalam kegiatan industri. Misalnya bahan mentah, energi, tenaga kerja, pasar,
kemudahan dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan penanggulangan limbah
merupakan pendukung aglomerasi industri.

Ada beberapa sebab yang memicu terjadinya aglomerasi, antara lain:


1. Tenaga kerja tersedia banyak dan banyak yang memiliki kemampuan dan keahlian yang
lebih baik dibanding di luar daerah tersebut.
2. Suatu perusahaan menjadi daya tarik bagi perusahaan lain.
3. Berkembangnya suatu perusahaan dari kecil menjadi besar, sehingga menimbulkan
perusahaan lain untuk menunjang perusahaan yang membesar tersebut.
4. Perpindahan suatu kegiatan produksi dari satu tempat ke beberapa tempat lain.
5. Perusahaan lain mendekati sumber bahan untuk aktifitas produksi yang dihasilkan oleh
perusahaan yang sudah ada untuk saling menunjang satu sama lain.
 Jenis jenis aglomerasi
1. Internal return to scale, timbul karena perusahaan memiliki skala ekonomi yang
besar,
2. Lokalisasi ekonomi, terjadi pada satu kelompok perusahaan dalam satu industri
yang sejenis yang terletak pada lokasi yang sama,
3. Urbanisasi Ekonomi, timbul pada perusahaan-perusahaan dari sektor industri
yang berbeda-beda yang mengelompok di lokasi yang sama.

5
 Klaster industry
Klaster merupakan konsentrasi geografis perusahaan dan institusi yang saling
berhubungan pada sektor tertentu. Mereka berhubungan dikarenakan kebersamaan dan
saling melengkapi klaster mendorong industri untuk bersaing satu sama lain. Selain
industri klaster juga memberikan dukungan pelayanan , pelatihan,, pendidikan
informasi,penelitian dan dukungan teknologi.

2.2 Teori Kutub Pertumbuhan Ekonomi (Growth Pole Theory)

Teori ini dipelopori oleh Francois Perroux, seorang ahli ekonomi regional bekebangsaan
Perancis. Teori ini berlandaskan pada Teori Shcumpeter, yang menyatakan bahwa peran
inovasi (kewiraswastaan) di dalam meningkatkan pertumbuhan atau pembangunan ekonomi.

Teori aglomerasi (kutub pertumbuhan) adalah pemusatan spasial berhubungan dengan industri
yang berisi dorongan pertumbuhan pada pusat kota melalui pemekaran dan menginduksi
pertumbuhan kota yang jauh dari pinggir pantai.

Teori Growth Pole dapat diartikan sebagai berikut :

¨ Salah satu alat utama yang dapat melakukan penggabungan antara prinsip-prinsip
sentralisasi dengan desentralisasi.

¨ Teori yang menjadi dasar strategi kebijaksanaan pembangunan wilayah melalui industri
daerah.

¨ Pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi di segala tata-ruang. Akan tetapi, terjadi
hanya terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variabel-variabel yang berbeda
intensitasnya.

¨ Salah satu cara untuk menggalakan kegiatan pembangunan suatu daerah tertentu melalui
pemanfaatan aglomeration economies sebagai faktor pendorong utama.

Teori Growth Pole dapat pula diartikan secara fungsional dan secara geografis.

6
· Secara Fungsional

Suatu lokasi pemusatan kelompok usaha atau cabang industri yang hubungannya bersifat
memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu mestimulasi kehidupan ekonomi baik
kedalam maupun keluar (daerah belakangnya). (Tarigan: 128-129)

· Secara Geografis

Suatu lokasi yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi sehingga menjadi pusat daya
tarik (pole of attraction), yang menyebabkan banyak usaha tertarik untuk berlokasi didaerah
tersebut dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada.(Tarigan: 128-129).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu ruang terdapat pusat-pusat
yang memiliki kekuatan untuk mengembangkan pusat itu sendiri dan untuk berkembang
secara lebih luas, mempengaruhi daerah sekitarnya. Selain itu, dari pengertian diatas, dapat
disimpulkan inti dari Teori Growth Pole, yaitu :

¨ Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan yang merupakan industri
penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Keterkaitan antar industri sangat erat,
maka perkembangan industri unggulan akan mempengaruhi perkembangan industri lain yang
berhubungan dengan industri unggulan.

¨ Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian


karena akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah.

¨ Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif (unggulan)
dengan industri yang relatif pasif atau industri yang tergantung industri unggulan.

Terjadinya suatu aglomerasi ditandai dengan adanya beberapa hal sebagai berikut :

žScale economies = keuntungan yang timbul karena pusat pengembangan memungkinkan


beberapa industri bergabung dalam operasi skala besar, karena ada jaminan sumber bahan
baku dan pasar.

7
Localization Economies = timbul akibat adanya saling keterkaitan antar industri sehingga
kebutuhan bahan baku dan pasar dapat dipenuhi dengan mengeluarkan ongkos angkut yang
minimum.

Urbanization economies = timbul karena fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi yang dapat
digunakan secara bersamaan sehingga pembebanan ongkos untuk masing-masing perusahaan
dapat dilakukan serendah mungkin.

Tidak semua kota dapat digolongkan sebagai pusat pertumbuhan, tetapi sebagai suatu pusat
pertumbuhan harus memiliki empat ciri sebagai berikut :

¨ Adanya hubungan intern dari berbagai macam kegiatan

Adanya keterkaitan satu sektor dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang
tumbuh akan mendorong sektor lain karena saling terkait. Berbagai komponen kehidupan kota
akan saling mendukung terciptanya pertumbuhan.

¨ Ada efek penggandaan (multiplier effect)

Adanya keterkaitan antar sektor akan menciptakan efek penggandaan. Permintaan pada satu
sektor akan menciptakan produksi pada sektor tersebut maupun sektor lain yang terkait, dan
pada akhirnya akan terjadi akumulasi modal. Multiplier effectsangat berperan dalam suatu
kota untuk memacu pertumbuhan daerah belakangnya.

¨ Adanya konsentrasi geografis

Konsentrasi geografis dari berbagai sektor dapat menciptakan efisiensi diantara sektor yang
saling membutuhkan. Selain itu juga meningkatkan daya tarik dari kota tersebut.

¨ Bersifat mendorong daerah belakangnya

Hal ini dapat terjadi apabila hubungan antara kota dan wilayah harmonis. Misalnya kota
membutuhkan bahan baku dari wilayah belakangnya dan menyediakan berbagai kebutuhan
wilayah belakang untuk dapat mengembangkan dirinya.

 Review model weber dan hotelling

8
2.3 PENGERTIAN AGLOMERASI DALAM EKONOMI REGIONAL
Aglomerasi
Dalam konteks ekonomi geografi, konsep aglomerasi berkaitan dengan konsentrasi spasial
daripenduduk dan kegiatan-kegiatan ekonomi (Malmberg dan Maskell, 2001). Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Montgomery dalam Kuncoro (2002) bahwa aglomerasi
adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan karena penghematan
akibat lokasi yangberdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial
dari perusahaan, para pekerjadan konsumen.
Keuntungan-keuntungan dari konsentrasi spasial sebagai akibat dari ekonomi skala (scale
economies)disebut dengan ekonomi aglomerasi (agglomeration economies). (Mills dan
Hamilton,1989). Pengertian ekonomi aglomerasi juga berkaitan dengan eksternalitas kedekatan
geografis dari kegiatan-kegiatan ekonomi, bahwa ekonomi aglomerasi merupakan suatu bentuk
dari eksternalitas positif dalam produksi yang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya pertumbuhankota. (Bradley and Gans, 1996). Ekonomi aglomerasi diartikan sebagai
penurunan biaya produksi karenakegiatan-kegiatan ekonomi berlokasi pada tempat yang sama.
Gagasan ini merupakan sumbangan pemikiranAlfred Marshall yang menggunakan istilah
localized industry sebagai pengganti dari istilah ekonomi aglomerasi.
Ahli ekonomi Hoover juga membuat klasifikasi ekonomi aglomerasi menjadi 3 jenis
(Isard,1979) yaitu large scale economies merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan
karena membesarnyaskala produksi perusahaan tersebut pada suatu lokasi, localization
economies merupakan keuntungan yang diperoleh bagi semua perusahaan dalam industri yang
sama dalam suatu lokasi dan urbanization economiesmerupakan keuntungan bagi semua industri
pada suatu lokasi yang sama sebagai konsekuensi membesarnyaskala ekonomi (penduduk,
pendapatan, output atau kemakmuran) dari lokasi tersebut.
Berbeda dengan pendapat para ahli ekonomi yang lain, O’Sullivan (1996) membagi
ekonomiaglomerasi menjadi dua jenis yaitu ekonomi lokalisasi dan ekonomi urbanisasi. Dalam
hal ini yang dimaksud dengan ekonomi aglomerasi adalah eksternalitas positif dalam produksi
yaitu menurunnya biaya produksisebagian besar perusahaan sebagai akibat dari produksi
perusahaan lain meningkat.

9
2.4 Aglomerasi di dalam Teori Neo Klasik
Sumbangan terbesar teori neo klasik adalah pengenalan terhadap ekonomi aglomerasi
denganargumentasi bahwa aglomerasi muncul dari prilaku para pelaku ekonomi dalam mencari
keuntungan aglomerasi berupa ekonomi lokalisasi dan ekonomi urbanisasi. (Kuncoro, 2002).
Asumsi yang digunakan oleh teori neo-klasik adalah constant return to scale dan persaingan
sempurna.
Alfred Weber dikenal sebagai pendiri teori lokasi modern yang berkenaan dengan tempat,
lokasi dangeografi dari kegiatan ekonomi. Minimisasi biaya yang dikombinasikan dengan bobot
input-input yangberbeda dari perusahaan dan industri menentukan lokasi optimal bagi suatu
perusahaan. Weber secaraeksplisit memperkenalkan konsep ekonomi aglomerasi, skala efisien
minimum, dan keterkaitan ke depandan ke belakang. Konsep ini menjadi dasar berkembangnya
teori perdagangan regional baru.
Dalam sistem perkotaan teori neo klasik, mengasumsikan adanya persaingan sempurna
sehinggakekuatan sentripetal aglomerasi disebut sebagai ekonomi eksternal murni. (Krugman,
1998). Kekuatansentripetal muncul dari kebutuhan untuk pulang-pergi (commute) ke pusat bisnis
utama dalam masing-masing kota yang menyebabkan suatu gradien sewa tanah dalam masing-
masing kota. Menurut Krugman(1998), keterbatasan teori neo klasik diantaranya adalah melihat
bahwa ekonomi eksternal yangmendorong adanya aglomerasi masih dianggap sebagi misteri
(blackbox). Disamping itu sistem perkotaan neo klasik adalah non spasial yang hanya
menggambarkan jumlah dan tipe kota tetapi tidak menunjukkan lokasinya.

10
BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Dalam konteks ekonomi geografi, konsep aglomerasi berkaitan dengan konsentrasi


spasial daripenduduk dan kegiatan-kegiatan ekonomi (Malmberg dan Maskell, 2001). Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Montgomery dalam Kuncoro (2002) bahwa
aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan karena
penghematan akibat lokasi yangberdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan
kluster spasial dari perusahaan, para pekerjadan konsumen.
Keuntungan-keuntungan dari konsentrasi spasial sebagai akibat dari ekonomi skala (scale
economies)disebut dengan ekonomi aglomerasi (agglomeration economies). (Mills dan
Hamilton,1989).

11

Anda mungkin juga menyukai