1
suatu Negara terbelakang harus melakukan investasi antara 30-40% dari total invertasinya pada
bidang-bidang ini. Oleh karena itu investasi ini harus mendahului investasi-investasi produktif
secara langsung cepat menghasilkan. Jadi menurui Rodan, modal overhead social mengandung 4
syarat mutlak minimal yaitu :
a. Modal overheand social di lihat dari segi waktu tak dapat di ubah lagi dan oleh karena itu
harus mendahului investasi lain yang bersifat produktif secara langsung.
b. Modal overheand mempunyai masa pakai minimum.
c. Modal overheand social mempunyai masa persiapan yang lama.
d. Modal overheand social terdiri dari suatu paket industry minimal yang tidak dapat dikurangi
lagi untuk jenis pekerjaan umum yang berbeda.
Syarat mutlak minimal pada persediaan modal overhand social ini merupakan salah satu dari
hambatan pokok pebangunan di Negara terbelakang. Oleh karena itu, di perlukan investasi awal
yang tinggi pada overhand social agar membuka jalan kearah investasi-investasi produktif secara
langsung cepat menghasilkan.
2
meningkat sebagai akibat peningkatan investasi, tingkat tabungan marginal diusahakan agar lebih
tinggi daripada tingkat rata-rata tabungan. Tapi tidak ada suatu negara pun yang pernah
mempunyai tingkat tabungan marginal yang lebih tinggi daripada tingkat rata-rata tabungan
sebelumnya.
Berdasarkan 3 syarat mutlak minimal ini dan adanya ekonomi eksternal yang dapat di
kembangkannya, maka ”Dorongan kuat” atau jumlah minimum investasi merupakan tindakan
satu-satunya untuk mengatasi hambatan-hambatan pembangunan di negara terbelakang.
3
didirikan itu akan mengalami kekurangan permintaan. Keadaan tersebut akan sangat
berbeda jika yang di pekerjakan adalah 1 juta pengangguran dari sektor pertanian. Mereka
di pekerjakan dalam industri-industri yang menghasilkan berbagai macam barang yang di
butuhkan oleh para pekerja tersebut. Pendapatan yang tercipta di berbagai industri itu
akan menciptakan dan memperluas pasar suatu industri, dan dengan demikian akan
mengurangi kemungkinan tidak terjualnya barang yang di produksikan oleh sesuatu
industri yang didirikan. Oleh karena itu resiko bisa di anggap sebagai bagian dari biaya
produksi, maka pembangunan industri secara besar-besaran dan yang saling berkaitan erat
satu sama lain akan mengurangi biaya produksi dan menciptakan eksternalitas ekonomi.
Pendapat Nurkse tidak banyak berbeda dengan Rosenstein-Rodan. Dalam inalisisnya, ia
menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan saja mengalami kesukaran dalam
mendapatkan modal, tetapi juga dalam mendapatkan pasar bagi barang- barang industri
yang akan di kebangkan. Nurkse mengatakan bahwa investasi sangat rendah karena
kecilnya daya beli masyarakat, sedangkan rendahnya daya beli itu disebabkan oleh
rendahnya pendapat riil masyarakat ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas.
Nurkse mempunyai pendapat yang sama dengan Rosenstein-Rodan mengenai peranan
perluasan pasar dalam mempertinggi efisiensi suatu industri yakni pasar merupakan
eksternalitas ekonomi bagi berbagai industri. Ia juga menganggap bahwa perluasan pasar
tersebut merupakan eksternalitas ekonomi yang lebih penting dari pada eksternalitas
ekonomi yang dikemukakan Marshall, seperti :
1. memperbaiki jaringan transportasi dan komunikasi
2. perbaikan tingkat teknologi
3. perbaikan tingkat keterampilan serta keahlian tenaga kerja.
Eksternalitas ekonomi yang di sebabkan oleh perluasan pasar dan eksternalitas
ekonomi yang tradisional, menurut Nurkse dan Rosenstein-Rodan, yang menyebabkan
perbedaan yang besar sekali antara produktivitas modal marginal dari suatu perusahaan
(private marginal produktivity of capital). Perbedaan yang sangat besar di atas
mempunyai arti bahwa dorongan atau rangsangan bagi suatu perusahaan untuk
melakukan investasi seringkali tidak cukup besar karena kecilnya pasar. Namau
demikian, jika ditinjau industri secara keseluruhan, maka rangsangan tersebut sangat
besar. Oleh karena itu jika sejumlah industri besar dikembangkan maka secara bersamaan
setiap industri mengalami perluasan pasar yang besar sekali bagi produk-produknya.
4
c. Adanya Industri Lain Dalam Perekonomian Tersebut.
Di dalam perekonomian suatu Negara terdapat industri-industri yang memproduksi
kebutuhan penduduknya, sedangkan kebutuhan manusia sangatlah bermacam-macam
oleh karena itu akan berdiri industri lain yang memproduksi barang yang berbeda maka
terjadilah ekonomi eksternal.
PENILAIAN
Prof. Rosenstein-Rodan menganggap Teori pembangunannya lebih unggul daripada teori
keseimbangan statis tradisional karena ia tidak menggunakan motto dari teori yang terakhir
ini bahwa alam memang melompat-lompat. Teorinya berdasarkan atas asumsi yang lebih
realistas yaitu syarat mutlak minial dan ketidak tepatan dalam fungsi produksi. Teori ini
menjajagi jalan menuju keseimbangan dan tidak hanya menjajagi kondisi-kondisi pada saat
titik keseimbangan tertentu. Jadi teori ini terutama merupakan teori investasi yang
menyangkut pasar tidak sepurna di Negara terbelakang. Dalam pasar tidak sempurna seperti
itu, bukan mekanisme pasar tetapi sejumlah minimal investasi tertentu yang menempatkan
suatu perekonomian Negara terbelakang menuju suatu posisi optimum.
5
Teori ini lebih menekankan pentingnya suatu jumlah minimal investasi pada semua tipe
industri barang modal, barang konsumsi dan modal overhand social, kecuali pertanian dan industri
primer lainnya. Bagi Negara terbelakang yang berorientasi pada pertaniaan, aplikasi teori
“investasi dorongan kuat” secara besar-besaran di bidang pengairan, fasilitas angkutan, landreform
dan perbaikan pertanian melalui peralatan yang lebih baik, pupuk dan lain-lain sama pentingnya.
Mengabaikan sector pertaniaan berarti meperhambat daripada mempercepat jalannya
pembangunan.
4. Menyebabkan Tekanan Inflasioner.
Investasi di bidang overhand social dalam jumlah minimal pun ternyata sangatlah mahal.
Modal overhand juga mempunyai rasio modal output yang tinggi dan masa persiapan yang sangat
lama. Ini membuat tugas pembangunan di negara terbelakang menjadi lebih sulit dan lebih lama,
karena negara tidak mempunyai sumber keuangan yang cukup untuk menyediakan modal overhand
yang diperlukan bagi “dorongan kuat” itu. Jangka waktu selama modal overhand itu dibentuk juga
akan menjadi masa yang mengandung tekanan inflasi karena barang-barang konsumsi langka.
Tekanan inflasi pada waktunya akan memperpanjang proses pembentukan modal overhand
sehingga tugas untuk membangun perekonomian dengan lebih cepat menjadi semakin labih sulit
lagi.
5. Investasi Rendah Membawa Peningkatan Besar Di Bidang Output.
Analisa statistic pembangunan ekonomi di dunia Prof. Jonh Adler menunjukan bahwa
“investasi yang relative rendah memberikan hasil yang baik dalam bentuk penambahan output.
Kesimpulan ini di dasarkan pada kajian tentang rasio odal output yang rendah di India, Pakistan
dan banyak negara lainnya di Asia dan Amerika latin. Jadi tidak banyak bukti yang dapat
menyakinkan bahwa “dorongan kuat” pada investasi merupakan suatu persyaratan bagi
pembangunan ekonomi negara terbelakang.
6. Kesulitan Administrative Dan Institusional
Teori dorongan kuat di dasarkan pada investasi yang dimotori oleh Negara. Prof. Rosenstein
mengemukakan bahwa karena pasar di Negara terbelakang bersifat tidak sempurna, maka
mekanisme pasar bukan merupakan system pemberi isyarat yang baik. Tetapi ketergantungan
kepada negara sendiri mengandung jumlah masalah. Perlengkapan administrasi dan kelembagaan
pada perekonomiaan seperti itu lemah dan tidak efisien. Kesulitan yang akan timbul tidak akan
tidak saja menyangkut perencanaan berbagai macam proyek tetapi juga dalam pelaksanaanya.
Kekurangan informasi statistic, keterampilan teknik, tenga terlatih dan koordinasi antara berbagai
departemen adalah sebagian dari masalah kompleks yang tidak mudah diatasi. Lebih lanjut,
sebagian beras Negara terbelakang merupakan ekonomi campuran, di mana sector swasta dan
Negara lebih danyak bersaing daripada saling melengkapi. Ini membawa kepada saling curiga dan
permusuhan yang rasanya bertentangan dengan pertumbuhan ekonomi yang berimbang.
7. Bukan fakta sejarah paling akhir
6
Tesis Prof. Rodan jenis resep untuk mendorong maju Negara terbelakang kejalur cepat, pada
saat ini. Ia bukan suat uraian sejarah mengenai bagaimana pembangunan pernah berlangsung,
karena menurut sejarah keberadaan atau absennya suatu dorongan kuat tidak merupakan ciri
pertumbuhan yang istimewa, di mana pun juga. Kata prof. Hagen.
7
dan pengangguran tercipta. Kalau keadaan demikian terjadi maka akan menimbulkan
berbagai jenis biaya social (social cost) bagi masyarakat.
2. Singer
Mengeritik pandangan yang menekankan tentang perlunya manciptakan pembangunan
yang bersamaan pada berbagai industri (Rosenstein-Rodan dan Nurkse). Menurut Lewis,
melupakan sector pertanian. Sebagai akibatnya, sector pertanian akan menghadapi
kesukaran untuk memenuhi pertambahan permintaan bahan pangan dan bahan baku
pertanian yang akan digunakan sector industri. Oleh karena itu, menurut Singer, teori
pembangunan seimbang harus diperluas sehingga meliputi pula usaha pembangunan
secara besar-besaran di sector pertanian. Dengan demikian kenaikan produktivitas dan
produksi sector pertanian akan dapat memenuhi kenaikan permintaan di sector industri.
Namun demikian, Singer meragukan kemampuan Negara-negara sedang berkembang
untuk menyediakan sumberdaya jika ingin melaksanakan program secara besar-besaran
seperti itu. Ia juga mengatakan bahwa teori pembangunan seimbang tidak menyadari
masalah utama yang dihadapi Negara-negara yang sedang berkebang yaitu kekurangan
sumberdaya, walau pun begitu tidak berarti bahwa Singer menolak sama sekali
pandangan-pandangan dari teori pembangunan seimbang. Pandangan teori tersebut yang
menunjukan pentingnya perluasan pasar dan hubungan erat antara berbagai industri dalam
menciptakan eksternalitas ekonomi untuk berbagai industri dianggapnya sebagai suatu
subangan penting dari teori ini bagi pemikiran pembangunan.
Kritik utama Singer terhadap teori pembangunan seimbang adalah mengenai corak
program pembangunan yang harus di laksanakan di berbagai industri dan sektor. Menurut
Singer, hal tersebut sangat sulit dilakukan oleh Negara-negara sedang berkembang yang
biasanya mempunyai sumberdaya yang terbatas.
B. TEORI DUALISTIK
A. Pengertian Ekonomi Dualisme
Ekonomi dualisme (dual economy) merupakan istilah yang memiliki makna
akademis teknis maupun makna yang lebih umum. Dikatakan demikian karena dalam
aspek teknisnya, istilah ini merujuk pada adanya dua sektor berlainan dalam
perekonomian yang sama, masing-masing memiliki pijakan budaya, aturan main,
teknologi, pola-pola permintaan, dan praktik pelaksanaannya sendiri. Sedangkan disisi
lain yang mencerminkan hal lebih umum adalah adanya perbedaan sektor subsistem
tradisional yang berpendapatan rendah khususnya dipedesaan dengan sektor
kapitalis perkotaan yang tumbuh pesat dan lebih modern (Singer, 2000:248).
8
Ekonomi dualisme menurut J.H Boeke (Ekonom Belanda) adalah dua sistem
ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut bukan sistem
ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lamanya makin melemah dan yang baru
makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat dan jauh berbeda. Perbedaan
tersebut karena sebgaian akibat penjajahan orang-orang barat. Dualisme ini berarti dalam
waktu yang sama didalam masyarakat terdapat dua gaya sosial yang jelas berbeda satu
sama lainnya dan masing-masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi.
Jadi, Ekonomi Dualisme adalah sistem ekonomi yang merujuk kepada dua sistem yang
berlainan namun sama kuat. Sistem tersebut adalah perekonomian modern dan
perekonomian kerakyatan.
Jadi, dualisme adalah dua keadaan yang berbeda dimana satu keadaan bersifat
superior dan keadaan lainnya bersifat inferior yang hidup berdampingan pada ruang dan
waktu yang sama. Dengan adanya dua keadaan yang berbeda ini tentunya akan memiliki
pengaruh tersendiri bagi suatu negara yang secara tidak langsung menganut sistem
dualisme ekonomi ini.
9
sektor publik seperti, infrastruktur jalan, rumahsakit, sekolah, dan sektor publik
lainnya semakin cepat dan mengakibatkan jarak (gap) pembangunan terhadap
daerah-daerah lain semakin besar.
b. Ketidakseimbangan pendapatan rakyat.
c. Kesejahteraan masyarakat tidak merata. Dengan pendapatan rakyat yang tidak
seimbang, rakyak kesulitan memenuhi kesejahteraannya seperti sandang,
pangan, serta papan.
d. Memicu munculnya disintegrasi bangsa. Karena ekonomi dualisme
mengakibatkan pengangguran
10
E. Macam-macam Ekonomi Dualisme
1. Dualisme Sosial
Tahun 1910, seorang ekonom Belanda, J.H Boeke menyatakan bahwa
pemikiran ekonomi Barat tidak dapat diterapkan dalam memahami permasalahan
perekonomian negara-negara jajahan (tropis) tanpa suatu “modifikasi” teori. Jika ada
pembagian secara tajam, mendalam dan luas yang membedakan masyarakat menjadi
dua kelompok, maka banyak masalah sosial dan ekonomi yang polanya sangat berbeda
dengan teori ekonomi Barat sehingga pada akhirnya teori tersebut akan kehilangan
hubungannya dengan realitas dan bahkan kehilangan nilainya. Boeke menganggap
bahwa prokondisi dari dualismenya adalah hidup berdampingannya dua sistem sosial
yang berinteraksi hanya secara marginal melalui hubugan yang sangat terbatas antara
pasar produk dan pasar tenaga kerja.
2. Dualisme Ekologis
Pada tahun 1963 Clifford Geertz mengenalkan dualisme ekologis.
MenurutGeertz, dualisme ditandai oleh perbedaan-perbedaan dalam sistem ekologis.
Setiap sistem ekologis tersebut menggambarkan pola-pola sosial dan ekonomi
tertentu yang menyatu di dalamnya dan membentuk suatu keseimbangan internal.
3. Dualisme Teknologi
Dualisme teknologi adalah suatu keadaan di mana di dalam suatu kegiatan
ekonomi tertentu digunakan teknik produksi dan organisasi produksi yang modern
yang sangat berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan
mengakibatkan timbulnya perbedaan tingkat produktifitas yang sangat besar, dalam
hal ini teknologi modern sangat berperan penting.
Teknologi modern yang dimaksud diatas berkisar pada sektor industri
pertambangan, industri transportasi dan sebagainya. Sedangkan kegiatan ekonomi
yang tingkat teknologinya masih rendah yaitu : pertanian, industri rumah tangga,
organisasi produksi tradisional dan lain lain.
4. Dualisme Finansial
Dalam analisis Myint, beliau mengemukakan mengenai dualisme finansial. Hal
ini pun merujuk pada pengertian bahwa pasar uang dalam negara jajahan dibedakan
menjadi 2 kelompok yaitu pasar uang yang terorganisir dengan baik (organized
money market) dan pasar uang yang tidak terorganisir (unorganized money market).
Pasar uang yang terorganisir dengan baik terdiri dari bank-bank komersial dan
lembaga-lembaga keuangan non-bank. Lembaga ini terdapat di pusat-pusat bisnis dan
kota-kota besar, serta memiliki tujuan untuk menyediakan pinjaman kepada
perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan tanaman ekspor dan
pertambangan. Namun setelah NSB mencapai kemerdekaan, pemerintah mengadakan
11
usaha yang sifatnya mendorong lembaga-lembaga keuangan modern untuk
memberikan pinjaman kepada sektor ekonomi lainnya, terutama sektor industri dan
pertanian rakyat.
5. Dualisme Regional
Dualisme Regional adalah ketidakseimbangan tingkat pembangunan antar
berbagai daerah dalam negara. Dualisme regional ini memusatkan perhatiannya pada
masalah kesenjangan yang terjadi pada kesejahteraan antar daerah. Misalnya, di NSB
ada beberapa daerah yang berkembang sangat pesat sehingga keadaan ekonomi dan
sosialnya sudah hampir menyamai negara maju, sedangkan daerah lainnya
mengalami perkembangan yang sebaliknya atau bahkan mengalami kemunduran.
Berikut ini merupakan jenis dari dualisme regional dinegara sedang
berkembang:
a. Dualisme antar daerah perkotaan dan pedesaan
b. Dualisme antara pusat negara,pusat industri dan perdagangan dengan daerah lain
dalam negara tersebut.
Dualisme ini merupakan akibat dari investasi yang tidak seimbang antara
daerah perkotaan dan pedesaan. Ketidakseimbangan ini akhirnya menyebabkan
kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan semakin besar.
12