OLEH :
Abdul Rasul Umar
Muh. Akbar AB (A21113021)
Muh. Kadafi B (A21113023)
Fiqri
Hasdirawin
pada sisi penawaran. Jasa dari modal overheand social yang terdiri dari
industry dasar seperti tenaga,angkutan dan perhubungan adalah secara tidak
langsung bersifat produktif dan mempunyai persiapan lama, dan tidak dapat di
impor.
Pembangunannya membutuhkan investasi dengan modal awal yang
cukup besar. Dengan demikian kelebihan kapasitas mungkin akan tetap ada
pada beberapa waktu. Investasi ini juga mencakup paket industry minimal
untuk berbagai pekerjaan umum sedemikian rupa sehingga suatu Negara
terbelakang harus melakukan investasi antara 30-40% dari total invertasinya
pada bidang-bidang ini. Oleh karena itu investasi ini harus mendahului
investasi-investasi produktif secara langsung cepat menghasilkan.
Jadi menurut Rodan, modal overhead social mengandung 4 syarat
mutlak minimal :
Modal overheand social di lihat dari segi waktu tak dapat di ubah lagi
dan oleh karena itu harus mendahului investasi lain yang bersifat
produktif secara langsung.
Modal overheand mempunyai masa pakai minimum.
Modal overheand social mempunyai masa persiapan yang lama.
Modal overheand social terdiri dari suatu paket industry minimal yang
tidak dapat dikurangi lagi untuk jenis pekerjaan umum yang berbeda.
Syarat mutlak minimal pada persediaan modal overhand social ini
merupakan salah satu dari hambatan pokok pebangunan di Negara terbelakang.
Oleh karena itu, di perlukan investasi awal yang tinggi pada overhand social agar
membuka jalan kearah investai-anvestasi produktif secara langsung cepat
menghasilkan.
2. syarat mutlak minimal permintaan
Syarat mutlak minimal permintaan atau saling melengkapinya
permintaan, membutuhkan pendirian secara serentak industri-industri yang
saling berkaitan di negara terbelakang. Karena jika proyek investasi secara
sendiri-sendiri mempunyai risiko tinggi sebagai akibat dari ketidak pastian
mengenai apakah produknya akan mendapatkan pasar, maka Rodan
memutuskan tentang investasi harus bersifat saling berkaitan. RosensteinRodan menggunakan contoh terkenal dari suatu pabrik sepatu untuk
menjelaskan pokok pandangannya.
Ambilah contoh suatu perekonomian tertutup Andaikan 100 orang
pekerja penganggur tersembunyi dipekerjakan dalam satu pabrik sepatu yang
gajinya merupakan penghasilan tambahan. Jika pekerja-pekerja ini
membelanjakan semua pendapatannya pada sepatu yang mereka buat, pasaran
sepatu akan memperoleh permintaan yang pasti dan dengan demikia berhasil.
Dalam kenyataanya, mereka tidak akan suka membelanjakan semua tambahan
pendapatan mereka hanya pada sepatu. Keinginan manusia bermacam-macam.
Orang di luar pabrik pun tidak akan membeli tabahan sepatu bila mereka
miskin dan tidak punya cukup uang untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimal mereka. Dengan demikian pabrik baru itu akan di tinggalkan karena
pasar tidak memadai.
3. syarat mutlak minimal dalam persediaan tabungan.
berbagai macam barang yang di butuhkan oleh para pekerja tersebut. Pendapatan
yang tercipta di berbagai industri itu akan menciptakan dan memperluas pasar
suatu industri, dan dengan demikian akan mengurangi kemungkinan tidak
terjualnya barang yang di produksikan oleh sesuatu industri yang didirikan. Oleh
karena itu resiko bisa di anggap sebagai bagian dari biaya produksi, maka
pembangunan industri secara besar-besaran dan yang saling berkaitan erat satu
sama lain akan mengurangi biaya produksi dan menciptakan eksternalitas
ekonomi.
Pendapat Nurkse tidak banyak berbeda dengan Rosenstein-Rodan. Dalam
inalisisnya, ia menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan saja mengalami
kesukaran dalam mendapatkan modal, tetapi juga dalam mendapatkan pasar bagi
barang- barang industri yang akan di kebangkan. Nurkse mengatakan bahwa
investasi sangat rendah karena kecilnya daya beli masyarakat, sedangkan
rendahnya daya beli itu disebabkan oleh rendahnya pendapat riil masyarakat ini
disebabkan oleh rendahnya produktivitas.
Nurkse mempunyai pendapat yang sama dengan Rosenstein-Rodan mengenai
peranan perluasan pasar dalam mempertinggi efisiensi suatu industri yakni pasar
merupakan eksternalitas ekonomi bagi berbagai industri. Ia juga menganggap
bahwa perluasan pasar tersebut merupakan eksternalitas ekonomi yang lebih
penting dari pada eksternalitas ekonomi yang dikemukakan Marshall, seperti :
1. memperbaiki jaringan transportasi dan komunikasi
2. perbaikan tingkat teknologi
3. perbaikan tingkat keterampilan serta keahlian tenaga kerja.
Eksternalitas ekonomi yang di sebabkan oleh perluasan pasar dan eksternalitas
ekonomi yang tradisional, menurut Nurkse dan Rosenstein-Rodan, yang
menyebabkan perbedaan yang besar sekali antara produktivitas modal marginal
dari suatu prusahaan (private marginal produktivity of capital).
Perbedaan yang sangat besar di atas mempunyai arti bahwa dorongan atau
rangsangan bagi suatu perusahaan untuk melakukan investasi seringkali tidak
cukup besar karena kecilnya pasar. Namau demikian, jika ditinjau industri secara
keseluruhan, maka rangsangan tersebut sangat besar. Oleh karena itu jika
sejumlah industri besar dikembangkan maka secara bersamaan setiap industri
mengalami perluasan pasar yang besar sekali bagi produk-produknya.
2. industri yang sama letaknya berdekatan.
Dengan adanya perluasan industri maka akan terjadi beberapa hambatan ,
karena begitu banyaknya industri yang sama maka akan saling berdekatan pula
tempat dimana industri tersebut didirikan. Dengan adanya masalah ini maka
terjadi ekonomi eksternal
3. adanya industri lain dalam perekonomian tersebut.
Di dalam perekonomian suatu Negara terdapat industri-industri yang
memproduksi kebutuhan penduduknya, sedangkan kebutuhan manusia sangatlah
bermacam-macam oleh karena itu akan berdiri industri lain yang memproduksi
barang yang berbeda maka terjadilah ekonomi eksternal.
D. Penilaian
Prof. Rosenstein-Rodan menganggap Teori pembangunannya lebih unggul daripada
teori keseimbangan statis tradisional karena ia tidak menggunakan motto dari teori yang
terakhir ini bahwa alam memang melompat-lompat. Teorinya berdasarkan atas asumsi yang
lebih realistas yaitu syarat mutlak minial dan ketidak tepatan dalam fungsi produksi. Teori ini
menjajagi jalan menuju keseimbangan dan tidak hanya menjajagi kondisi-kondisi pada saat
titik keseimbangan tertentu. Jadi teori ini terutama merupakan teori investasi yang
menyangkut pasar tidak sepurna di Negara terbelakang. Dalam pasar tidak sempurna seperti
itu, bukan mekanisme pasar tetapi sejumlah minimal investasi tertentu yang menempatkan
suatu perekonomian Negara terbelakang menuju suatu posisi optimum.
E. Kekurangan
Meskipun demikian teori dorongan kuat tidak luput dari beberapa kekurangan,
1. Mengabaikan investasi di bidang ekspor dan impor
Teori investasi di bidang overhand social dapat menciptakan ekonomi
eksternal yang luas. Namun seperti dinyatakan Prof. Jakop Viner, perekonomian
terbelakang ternyata menjadi lebih baik sebab perdagangan dunia yang tidak
tergantung pada investasi dalam negeri. Rodan menyadari ini, namun tidak mau
melihat kenyataan bahwa di negara yang sedang berkembang investasi di bidang
ekspor dan pengganti impor marginal memduduki peranan yang besar di dalam
keseluruhan investasi. Dalil ekonomi eksternal yang timbul dari dorongan kuat
tersebut di atas kehilangan alasan pembenarannya karena jenis investasi di bidang
ekspor dan pengganti impior seperti itu tidak memerlukan ekonomi eksternal.
2. Mengabaikan investasi yang bersifat pengurangan biaya.
Di dalam produksi lokal barang-barang konsumsi, dan sebagaian besar
pekerjaan umum, ekonomi eksternal yang potensial hanya sedikit saja dapat terwujud.
Investasi di bidang-bidang yang permintaannya cukup inelastis lebih bersifat
mengurangi biaya daripada memperluas output. Karena ekonomi eksternal tubuh dari
perluasan output industri sebelumnya, maka dalam hal investasi yang bersifat
pengurangan biaya ekonomi eksternal tersebut tidak diperlukan.
3. Mengabaikan investasi di sektor pertanian
Teori ini lebih menekankan pentingnya suatu jumlah minimal investasi pada
semua tipe industri barang modal, barang konsumsi dan modal overhand social,
kecuali pertanian dan industri primer lainnya. Bagi Negara terbelakang yang
berorientasi pada pertaniaan, aplikasi teori investasi dorongan kuat secara besarbesaran di bidang pengairan, fasilitas angkutan, landreform dan perbaikan pertanian
melalui peralatan yang lebih baik, pupuk dan lain-lain sama pentingnya. Mengabaikan
sector pertaniaan berarti meperhambat daripada mempercepat jalannya pembangunan.
4. Menyebabkan tekanan inflasioner.
Investasi di bidang overhand social dalam jumlah minimal pun ternyata
sangatlah mahal. Modal overhand juga mempunyai rasio modal output yang tinggi
dan masa persiapan yang sangat lama. Ini membuat tugas pembangunan di negara
terbelakang menjadi lebih sulit dan lebih lama, karena negara tidak mempunyai
sumber keuangan yang cukup untuk menyediakan modal overhand yang diperlukan
bagi dorongan kuat itu. Jangka waktu selama modal overhand itu dibentuk juga
akan menjadi masa yang mengandung tekanan inflasi karena barang-barang konsumsi
langka. Tekanan inflasi pada waktunya akan memperpanjang proses pembentukan
modal overhand sehingga tugas untuk membangun perekonomian dengan lebih cepat
menjadi semakin labih sulit lagi.
5. Investasi rendah membawa peningkatan besar di bidang output.
Analisa statistic pembangunan ekonomi di dunia Prof. Jonh Adler menunjukan
bahwa investasi yang relative rendah memberikan hasil yang baik dalam bentuk
penambahan output. Kesimpulan ini di dasarkan pada kajian tentang rasio odal output
yang rendah di India, Pakistan dan banyak negara lainnya di Asia dan Amerika latin.
Jadi tidak banyak bukti yang dapat menyakinkan bahwa dorongan kuat pada
investasi merupakan suatu persyaratan bagi pembangunan ekonomi negara
terbelakang.
6. Kesulitan administratif dan institusional
Teori dorongan kuat di dasarkan pada investasi yang dimotori oleh Negara.
Prof. Rosenstein mengemukakan bahwa karena pasar di Negara terbelakang bersifat
tidak sempurna, maka mekanisme pasar bukan merupakan system pemberi isyarat
yang baik. Tetapi ketergantungan kepada negara sendiri mengandung jumlah masalah.
Perlengkapan administrasi dan kelembagaan pada perekonomiaan seperti itu lemah
dan tidak efisien.
Kesulitan yang akan timbul tidak akan tidak saja menyangkut perencanaan
berbagai macam proyek tetapi juga dalam pelaksanaanya. Kekurangan informasi
statistic, keterampilan teknik, tenga terlatih dan koordinasi antara berbagai
departemen adalah sebagian dari masalah kompleks yang tidak mudah diatasi. Lebih
lanjut, sebagian beras Negara terbelakang merupakan ekonomi campuran, di mana
sector swasta dan Negara lebih danyak bersaing daripada saling melengkapi. Ini
membawa kepada saling curiga dan permusuhan yang rasanya bertentangan dengan
pertumbuhan ekonomi yang berimbang.
7. Bukan fakta sejarah paling akhir
Tesis Prof. Rodan jenis resep untuk mendorong maju Negara terbelakang
kejalur cepat, pada saat ini. Ia bukan suat uraian sejarah mengenai bagaimana
pembangunan pernah berlangsung, karena menurut sejarah keberadaan atau absennya
suatu dorongan kuat tidak merupakan ciri pertumbuhan yang istimewa, di mana pun
juga. Kata prof. Hagen.
F. Keritik Terhadap Pembangunan Seimbang
Banyak kritik yang di lontarkan terhadap teori pembangunan seimbang, yang
dikemukakan oleh:
1. Hirschman
Merupakan pengkritik yang paling baik karena selain menunjukan keleahankelemahan teori pembangunan seimbang juga mengemukakan teori pembangunan tak
seimbang. Hirschman berpendapat bahwa disatu pihak pembangunan seimbang sangat
meragukan kemampuan Negara-negara sedang berkembang, tetapi di lain pihak
mereka mebuat penghargaan-penghargaan yang samasekali tidak realitis mengenai
daya kreatif Negara-negara tersebut.
Daftar Pustaka
en.wikipedia.org/wiki/Paul_Rosenstein-Rodan
www.mudrajad.com//Big%20Push%20dan%20Daerah%20Tertinggal%20150109.pdf
kumoro.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads//teori-pertumbuhan.pdf
journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/view/667/592
pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort
Suryana, Dr.M.Si. Ekonomi pembangunan Probleatika dan pendekatan.
Jhingan, M.L. Ekonomi pembangunan dan perencanaan.-Ed.1.Cet4.-Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1993.
Arsyad, Lincolin. Ekonomi pembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-YKPN Jl. Oerip
Soemorhadjo, Yogyakarta 55222.
Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi UI Bima Grafik. Jakarta 1985.