PERMASALAHAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
Matkul: Ekonomi Lingkungan & SDA
Dosen Pengampu: Larasati Widoningtyas, M.Pd
Anggota Kelompok 2:
1. Reza Tatimatus Sholikah (126402201047)
2. Ihdayatus Syafa’ati Zahro (126402201054)
3. Siti Nur Amaliyah (126402201056)
4. Resti Andini (126402201059)
5. Fera Nuresa Fauzi (126402201063)
6. Tria Hadjah Kharisma (126402201069)
7. Ayuvi Wahyu Ramadan (126402202081)
Sistem Harga dengan Kewajiaban Membayar Kerusakan atau Kerugian
Ronald Coase mulai mengajukan analisisnya dengan mengambil contoh yang biasanya
disetujui oleh para ekonom yaitu bahwa apabila terdapat perusahaan yang menimbulkan
kerusakan bagi orang lain diwajibkan melakukan pembayaran untuk kerugian yang
ditimbulkannya dan sistem harga bekerja secara sempurna. Contoh yang diambil adalah
kaitan antara perusahaan peternakan dan perkebunan sayur-mayur yang bekerja
berdampingan atau bertetangga, di mana sapi yang dipelihara peternak itu merusak
tanaman sayur-mayur milik petani tetangganya itu. Kemudian kita anggap bahwa tidak
ada pagar yang memisahkan kedua bidang tanah tempat usaha mereka itu; sehingga
meningkatnya jumlah ternak sapi yang dipelihara peternak akan berarti meningkatnya
kerusakan tanaman sayuran petani.
Ronald Coase menegaskan bahwa dengan hadirnya petemak di samping petani sayur
tidak berarti akan meningkatkan produksi tanaman sayur oleh petani; justru ia
berpendapat hal tersebut akan mengurangi luas areal tanaman sayur.
Sistem Harga dengan Tanpa Kewajiban Membayar Kerusakan
Apa yang harus diputuskan ialah apakah manfaat dari pencegahan timbulnya kerugian itu lebih
besar daripada kerugian yang diderita siapa saja dan dimana saja sebagai akibat pencegahan
tindakan yang menimbulkan kerugian tersebut. Oleh karena itu pengadilan telah menyadari
akan hal tersebut dan sering kali membuat perbandingan antara apa yang diperoleh sebagai
manfaat dan apa yang hilang dengan adanya pencegahan tindakan-tindakan yang merugikan itu.
Pembatasan hak-hak seseorang juga merupakan hasil keputusan undang-undang.
Memperkirakan Biaya Pencemaran
Dalam penentuan pengukuran biaya dan manfaat dari usaha penanggulangan
manfaat bisa diperkirakan secara langsung maupun tidak langsung. Misal, adanya udara kotor
karena asap pabrik sebesar $200/orang dalam tahun. Biaya ini harus dimasukan dalam
manfaat yang timbul dari adanya pencegahan pencemaran. Biasanya biaya yang di
keluarkan perusahaan akan lebih murah dibanding kerugian yang diderita masyarakat.
Biaya pencemaran yang tidak dapat di ukur dengan mudah disebut intangible atau non
economic cost. Misalnya pencemaran pada pelabuhan tanjung mas di semarang. Biaya
langsungnya berupa biaya pengalihan orang dan peralatan dari penangkapan ikan ke
kegiatan lain. Dan biaya tidak langsung berupa biaya hilangnya kesempatan rekreasi,
pengail ikan dan penelitian biologi laut. Sumber dana eksternal (modal asing) dapat
dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat
investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu cara menentukan pilihan dalam pencegahan pencemaran adalah dengan
melihat tingkat harga. Setelah itu kita terapkan pola pengawasan atau pencegahan
pencemaran optimal. Cara lain yaitu dengan pemberian subsidi terhadap penekanan
jumlah pencemaran atau mensubsidi pembelian alat-alat penanggulangan pencemaran.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Berdasarkan
ketentuan Pasal 20 ayat (1) UUPPLH menyatakan bahwa: Penentuan terjadinya
pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku mutu lingkungan hidup. Sedangkan
berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 13 UUPPLH menyebutkan bahwa: Baku mutu
lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. prinsip
pencemar membayar dapat diartikan bahwa setiap pelaku kegiatan atau pelaku usaha
yang menimbulkan pencemaran, maka harus membayarkan biaya atas dampak
pencemaran yang ditimbulkannya.
Jadi, definisi prinsip pencemar membayar adalah prinsip yang mewajibkan para pencemar
untuk memikul biaya-biaya yang diperlukan dalam rangka upaya-upaya yang diambil oleh
pejabat publik untuk menjaga agar kondisi lingkungan berada pada kondisi yang dapat
diterima atau dengan kata lain bahwa biaya yang diperlukan untuk menjalankan upaya-
upaya ini harus mencerminkan harga barang dan jasa yang telah menyebabkan
pencemaran selama dalam proses produksi dan konsumsinya (Louka, Elli. 2006).
Penanggulangan Pencemaran di Indonesia
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk
yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah
jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi bila daur
materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam
hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur
materi terjadi karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia.