Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ali Fatoni Suniar

NPM: 1706108134

Kelas: Administrasi Negara Paralel Sore

Mata Kuliah: Administrasi Lingkungan

Internalisasi Biaya Lingkungan Menurut Aspek Ekonomi Lingkungan dan Hukum

Berdasarkan Pasal 42 Ayat 1 UUPPLH, instrumen ekonomi lingkungan hidup adalah


seperangkat kebijakan ekonomi untuk mendorong pemerintah, pemerintah daerah, atau setiap
orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya, pemerintah
menetapkan kebijakan umum pembangunan nasional yang harus memihak pada empat hal,
yakni penciptaan lapangan kerja (pro-job), pengentasan kemiskinan (pro-poor), pertumbuhan
(pro-growth), dan lingkungan hidup (proenvironment).

Instrumen Ekonomi dalam Perencanaan Pembangunan dan Kegiatan Ekonomi

Instrumen Ekonomi dalam Perencanaan adalah upaya internalisasi aspek lingkungan


hidup ke dalam perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan dan kegiatan ekonomi.
Pasal 43 Ayat 1 UUPPLH mengatur adanya instrumen yang sifatnya lebih teknis dan tematis
sebagai perwujudan dari instrumen ekonomi untuk perencanaan pembangunan

Neraca Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Neraca sumber daya alam adalah gambaran mengenai cadangan sumber daya alam dan
perubahannya, baik dalam satuan fisik, maupun dalam nilai moneter. Pencadangan sumber
daya alam sendiri merupakan salah satu upaya pemeliharaan lingkungan hidup.

Penyusunan Produk Domestik Bruto dan Produk Domestik Regional Bruto yang
Mencakup Penyusutan Sumber Daya Alam dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai semua barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu negara pada periode tertentu. Sedangkan, yang dimaksud Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) adalah nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
daerah pada periode tertentu.

Mekanisme Kompensasi/Imbal Jasa Lingkungan Hidup Antardaerah

Menurut Pasal 43 Ayat 1 Huruf (c) UUPPLH, mekanisme kompensasi/imbal jasa


lingkungan hidup antardaerah adalah cara-cara kompensasi/imbal yang dilakukan oleh orang,
masyarakat, dan/ atau pemerintah daerah sebagai pemanfaat jasa lingkungan hidup kepada
penyedia jasa lingkungan hidup.

Internalisasi Biaya Lingkungan Hidup

Internalisasi biaya lingkungan identik sebagai penjabaran atas prinsip pencemar


membayar dalam perspektif yang lebih modern. Jika dalam konteks tradisional, prinsip
pencemar membayar diartikan sebagai suatu kewajiban yang timbul terhadap pencemar untuk
membayar setiap kerugian akibat pencemaran lingkungan yang ditimbulkan.

Pendanaan Lingkungan

Pendanaan lingkungan adalah suatu sistem dan mekanisme penghimpunan dan


pengelolaan dana yang digunakan bagi pembiayaan upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang bersumber dari pungutan, hibah dan lainnya

Instrumen Pendanaan Lingkungan Hidup UUPPLH

a) Dana Jaminan Pemulihan Lingkungan Hidup

b) Dana Penanggulangan Pencemaran dan/atau Kerusakan dan Pemulihan Lingkungan Hidup

c) Dana Amanah/Bantuan untuk Konservasi

Pajak Lingkungan dan Pungutan Lingkungan

Kegunaan pajak adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung


dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. konsep pajak ini adalah
pencemaran harus dikenakan pajak dan pajak ini akan mencerminkan biaya-biaya sosial yang
timbul dari suatu pencemaran. Selain pajak, pemerintah, khususnya pemerintah pusat, dapat
memungut Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yaitu pungutan yang bersifat memaksa.

Pungutan Atas Jasa Lingkungan

Transaksi sukarela untuk jasa lingkungan yang telah didefinisikan secara jelas dibeli
oleh seorang pembeli jasa lingkungan dari seorang penyedia jasa lingkungan. Pemanfaat dari
jasa lingkungan membayar atau menyediakan dalam bentuk lain imbalan kepada pemilik
lahan atau orang yang berhak menggunakan lingkungan tersebut, untuk mengelola
lingkungan sedemikian rupa sehingga menjamin jasa lingkungan.
Izin yang Bisa Diperjualbelikan (Tradable Permit)

Pendekatan “marketable permits” memerlukan mekanisme pemantauan dan penegakan yang


sangat kompleks, antara lain:

a. pembentukan sistem pendaftaran kredit,


b. pengukuran secara tepat untuk jumlah awal emisi atau limbah dan jumlah penurunan
emisi atau limbah yang secara nyata harus dicapai,
c. penegakan hukum atas ketentuan persyaratan secara konsisten agar industri yang tidak
mampu mengurangi jumlah emisi atau limbahnya bersedia membeli kredit dari
pemilik kredit,
d. instansi yang berwenang harus mampu memantau secara cermat dan rinci semua jual
beli izin.
Konsep Dana Jaminan

Konsep dana jaminan secara sederhana diartikan sebagai biaya yang dapat diuangkan
lagi. Dikenakan pada konsumen saat membeli suatu produk dan akan diuangkan kembali
pada saat konsumen mengembalikan produk yang sudah terpakai ke tempat tertentu.
Model Dana Jaminan yang Dilaksanakan

Penerapan dalam konteks besar dapat dilihat di bidang pertambangan melalui


penerapan Dana Jaminan Reklamasi yang bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa
pengusaha akan melakukan reklamasi lahan tambang pascapertambangan.
Dana Jaminan Reboisasi

Keputusan Presiden No. 35 Tahun 1980 tentang Dana Jaminan Reboisasi dan Dana
Permudaan Hutan Areal Hak Pengusahaan Hutan yang bertujuan untuk menjamin agar
kegiatan reboisasi dan peremajaan hutan dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya, maka
setiap Pemegang Hak Pengusahaan Hutan wajib menyisihkan Dana Jaminan Reboisasi dan
Permudaan Hutan Areal Hak Pengusahaan Hutan.
Asuransi Lingkungan (Environmental Insurance)

Berbagai bentuk pertanggungjawaban yang dapat dimasukkan dalam jasa asuransi


lingkungan, antara lain:

• pemenuhan tuntutan ganti rugi dan perbaikan lingkungan dari pihak penggugat
• menanggung risiko yang terjadi sehubungan dengan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai AMDAL yang
diberlakukan dalam suatu kegiatan usaha yang diasuransikan,
• menanggung atas risiko yang terjadi sehubungan dengan kegiatan usaha
pengumpulan, pengangkutan dan/atau pengolahan limbah organik, anorganik,
dan/atau limbah B3 yang diasuransikan,
• menanggung atas risiko yang terjadi sehubungan pengadaan pembangunan, dan
penggunaan sarana atau instalasi pengolah limbah (IPAL) dalam suatu kegiatan usaha
yang diasuransikan,
• bertanggung jawab terhadap rehabilitasi dan reboisasi lahan tambang dalam suatu
aktivitas kegiatan usaha penambangan yang diasuransikan,
Subsidi Lingkungan

Subsidi lingkungan hidup sesuai definisi dalam UUPPLH adalah kemudahan atau
pengurangan beban yang diberikan kepada setiap orang yang kegiatannya berdampak
memperbaiki fungsi lingkungan hidup.
Penaatan Sukarela

Penaatan sukarela atau dapat juga diistilahkan dengan Best Practicable Means adalah
suatu instrumen yang berpangkal tolak dari pemikiran bahwa instalasi wajib mampu
mengendalikan sampai tingkat yang berdasarkan teknik penjernihan atau proses produksi
yang sudah diterapkan dianggap dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknis dan ekonomis
perusahaan.

Konsep Good Environmental Governance/ Green Governance

Konsep ini membahas tentang kesadaran lingkungan seluruh stakeholders untuk


mewujudkan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yang berwawasan lingkungan.
Perkembangan CSR

Di Indonesia pelaksanaan CSR sebagai “peran tugas negara” dalam tataran normatif,
sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995. Pasal 62 RUPS laba bersih
perusahaan tidak hanya dinikmati oleh pemilik dan pengelola perusahaan saja, tetapi juga
dapat dinikmati oleh masyarakat luas melalui dana sosial yang dicadangkan oleh perusahaan.
Pasal 74 UUPT juga menegaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai sebuah
kewajiban bagi perusahaan.
Sertifikasi Ketaatan Lingkungan
Pada umumnya, sertifikasi ketaatan lingkungan tidak diwajibkan dalam peraturan
perundang-undangan lingkungan yang ada di Indonesia, Misalnya ISO, RSPO, dan lain-lain.
Dalam artian, sertifikasi ketaatan lingkungan adalah penjabaran konsep penaatan sukarela,
berbeda dari konsep CSR.
Audit Lingkungan (due diligence audit dan compliance audit)

Audit lingkungan merupakan suatu kegiatan yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh
pihak penanggung jawab usaha atau kegiatan.
ISO 14000 sebagai Jaminan Mutu EMS

ISO 14000 merupakan standarisasi lingkungan sebagai suatu upaya sukarela untuk
meningkatkan kinerja lingkungan secara maksimal dengan tujuan khususnya adalah agar
dapat menembus pasar perdagangan internasional dan membuktikan kepada masyarakat
(konsumen) bahwa suatu usaha serta produk yang dihasilkannya telah menerapkan prinsip
perlindungan lingkungan dalam proses produksinya, sekaligus meningkatkan daya saing
perusahaan, baik di tingkat nasional maupun international.
Standar Lingkungan Lain

• Eco-Manajement and Audit Scheme (EMAS) di Uni Eropa adalah perangkat


manajemen bagi perusahaan dan organisasi lainnya untuk mengevaluasi dengan
tujuan akhir untuk meningkatkan kinerja lingkungan suatu usaha dan/atau kegiatan.
• Occupation Health and Safety Assessment Series  atau OHSAS 18001:2007 adalah
suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
PROPER sebagai Adopsi Indonesia atas Jaminan Mutu ISO

PROPER adalah program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan


lingkungan hidup, terutama dalam mengendalikan pencemaran dan/ atau kerusakan
lingkungan hidup, serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. penghargaan
lingkungan.
Voluntary Information Based Mechanism

Voluntary and information-based mechanism adalah penetapan kebijakan yang lebih


menekankan kesukarelaan serta kesadaran dari masyarakat dalam melakukan penaatan
hukum.

Anda mungkin juga menyukai