Anda di halaman 1dari 4

Nama : shaffa bryna samudra

NIM : J3M119122

1. sebutkan dan jelaskan berbagai instrument kebijakan yang digunakan sebagai sumber
pembiayaan

1. Pajak dan retribusi


Pajak : Iuran yang harus diabayar oleh wajib pajak yang dibayarkan kepada pemerintah
tanpa balas jasa yang langsung dapat ditunjuk
Retribusi : Iuran yang dibayar oleh pemakai jasa yang diberikan oleh pemerintah dan
balas jasa tersebut dapat langsung dinikmati
2. Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
Pengelolaan lingkungan hidup dengan menggunakan dana APBN yang dapat digunakan
langsung untuk pengelolaan lingkungan hidup dan khusus untuk dianggarkan untuk
pemerintah pusat maupun daerah (subsidi dan PAD).
Mencakup 4 program pokok :
1. Inventarisasi dan evaluasi SDA dan Lingkungan hidup
2. Penyelamatan hutan, tanah, dan air
3. Pembinaan SDA dan lingkungan hidup
4. Pengembangan meteorologi dan geofisika
3. Pungutan dan denda terhadap pencemar
Pengenaan pajak atau pungutan atsa pencemaran dapat ditentukan atas dasar beban
pencemaran (volume BOD, Volume COD, maupun indikator pencemaran lainnya.
4. Asuransi kerugian lingkungan
Pada dasarnya perusahaan yang terlibat dalam kegiatan penggalian sumberdaya alam
termasuk minyak bumi diwajibkan membeli polis asuransi untuk menjaga kemungkinan
rusaknya lingkungan.
5. Uang tanggungan (Deposit)
Pengelola lingkungan di daerah (BAPEDALDA) dapat meminta uang jaminan (deposit)
dari para pemrakarsa atau perusahaan yang akan beroperasi atau melakukan kegiatan
yang berpotensi merusak atau mencemari lingkungan. Digunakan sebagai alat kontrol
agar perusahaan berusaha untuk melaksanakan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemanfaatan Lingkungan (RPL) dengan baik dan mendorong mereka untuk
membangun Unit Pengolah Limbah Cair (water treatnebt plant).
6. Penentuan harga sumber daya alam
UU No. 18 Th 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, UUD No. 22 Th 1999
tentang pemerintahan daerah. Mind set pemanfaatan sumber daya alam
7. Dana internasional
- Dana lingkungan global (GEF)
- Revolving fund – japan
Sejauh mana efektifitas implementasi dari penerapan instrument kebijakan untuk
membiayai dan mengembalikan investasi pemerintah dalam pengelolaan lingkungan

Adanya fakta-fakta kerusakan lingkungan hidup menjadi urgensi berbagai pihak, mulai dari
pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat secara individual untuk segera melakukan
pembenahan. Lalu, bagaimanakah kebijakan pajakdan kebijakan dapat berperan mengurangi
dampak kerusakan lingkungan?

Pada dasarnya, intervensi pemerintah untuk menjaga kualitas lingkungan hidup dapat dilakukan
melalui dua hal. Pertama, dalam perspektif positif dapat dilakukan dengan mendorong perilaku
yang justru bisa melestarikan lingkungan hidup. Sebagai contoh, adanya pungutan untuk
membiayai jasa lingkungan hidup. Kedua, dalam perspektif negatif perlindungan lingkungan
dapat dilakukan dengan mengoreksi aktivitas yang dapat merusak lingkungan. Salah satu yang
kerap dipergunakan adalah pigouvian tax, yaitu pajak yang dikenakan kepada pihak yang
aktivitas ekonominya memberikan dampak eksternalitas negatif (Kristiaji, 2016). Dengan
demikian, intervensi secara positif maupun negatif tersebut dapat dilakukan, salah satunya
dengan cara implementasi kebijakan pajak (tax policy). Di Indonesia, saat ini penerapan green
tax dapat merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang Instrumen
Ekonomi Lingkungan Hidup. Tiga bentuk pendanaan lingkungan hidup—Dana Jaminan
Pemulihan Lingkungan Hidup (DJPLH), Dana Penanggulangan Pencemaran dan/atau Kerusakan
Pemulihan Lingkungan Hidup (DP2KPLH), serta Dana Amanah/Bantuan Konservasi—diperoleh
dari APBN, APBD, dana hibah, serta pajak dan retribusi lingkungan hidup yang dapat diterapkan
oleh pemerintah pusat dan daerah. Maka implementasi pada pemerintah sudah dijalankan dan
sudah ada pada system regulasi.

Latihan 2

Fungsi permintaan dan penawaran tekstil

Ptd = 50 – Qt

Pts= - 40 + 2Qt

Pajak lingkungan Rp 400 per meter tekstil yang dihasilkan. Qd dan Qs dinyatakan dalam ribuan
(000) meter, dan Pt dinyatakan dalam ribuan (000) rupiah. Hitunglah :

1. Jumlah tekstil yang dihasilkan/dijual belikan (meter) dan Harga jual tekstil /meter

2. Berapakan jumlah tekstil yang dihasilkan dan harga jual tekstil setelah dikenakan pajak
lingkungan

3. Gambarkan kurva penawaran dan permintaan akan tekstil

4. Jumlah penerimaan pajak pemerintah untuk pengelolaan lingkungan


jawab

Ptd = pts

50 – Qt = - 40 + 2Qt

-Qt – 2Qt = -40 -50

-3Qt= -90

Qt= 30 (000)

Ptd = 50-Qt

=50-30

= 20(000)

Qtd =Qs + tax

50 – Qt = -40 +2Qt + 0,4

-3Qt =-40 + 0,4 - 50

-3Qt = -89,6

Qt = 29,87 (setelah tax)

Ptd = 50-Qt

=50 – 29,87

=20,13

Before tax

Qt =30

Pt =20

After tax

Qt= 29,87

Pt = 20,13

20.130-20.000

Tax = 400
Rp. 130 (konsumen)

Rp 270 (produsen)

Pajak lingkungan = Qt x t

29.870 x 400

= Rp. 11.948.000

Anda mungkin juga menyukai