Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PAJAK LINGKUNGAN

Disusun oleh :
Nama :
NIM :
Semester : VI/Enam
Prodi : Ekonomi Pembangunan Unit 02

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDERA
ACEH.
2022
1
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 3
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................................... 4
3.1 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 5


2. 1........................................................................................................................... Pajak
................................................................................................................................... 5
2. 2....................................................................................................... Lingkungan Hidup
................................................................................................................................... 5
2. 3............................................................................................... Kerusakan Lingkungan
................................................................................................................................... 5
2. 4....................................................................................................... Pajak Lingkungan
................................................................................................................................... 6
2. 5................................................................................................ Kebijakan Lingkungan
................................................................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................... 8

BAB IV KESIMPULAN .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isu lingkungan adalah salah satu isu yang penting dan akhir-akhir ini hangat dibicarakan
di berbagai forum baik di tingkat nasional maupun internasional. Isu lingkungan tersebut
berkenaan dengan isu polusi udara dan emisi karbon yang terkait dengan kondisi perubahan
iklim yang terjadi sehingga menjadi agenda penting dalam politik nasional semua negara di
dunia. Pentingnya isu lingkungan ini tidak terlepas dari keinginan berbagai pihak untuk
menyelamatkan bumi dari perusakan dan pencemaran yang selama ini terjadi.
Gumilang (2006) menyebutkan Indonesia pada tahun 2008 tercatat sebagai penghasil
emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan China. Emisi gas
rumah kaca di Indonesia disebabkan oleh penggundulan hutan dan konversi lahan (85%), sektor
energi (9%), dan sektor pertanian (6%). Emisi karbon Indonesia didominasi oleh konversi lahan
dan penggundulan hutan, namun demikian dalam beberapa dekade ke depan emisi dari sektor
energi bisa jadi lebih tinggi dari emisi karbon dari penggundulan hutan, dan konversi lahan
apabila tidak dilakukan upaya yang serius untuk membatasi emisi karbon dari sektor energi.
Pemerintah Indonesia dalam KTT Perubahan Iklim yang diselenggarakan di Paris
mengatakan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030. Selain
itu, dengan semakin maraknya berita di berbagai media yang mengupas mengenai kerusakan dan
pencemaran lingkungan yang terjadi di daerah-daerah Indonesia. Pemerintah mulai memikirkan
suatu terobosan yang dapat menekan laju kerusakan dan pencemaran lingkungan, yaitu dengan
rencana penerapan pajak lingkungan. Pajak lingkungan sendiri adalah pajak yang
pemungutannya berbasis suatu unit fisik yang terbukti memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan. Pajak lingkungan sendiri terbagi menjadi empat kategori, yaitu pajak energi, pajak
transportasi, pajak atas polusi, dan pajak atas sumber daya.

3
Indonesia sudah mulai mencanangkan pajak lingkungan di bawah pemerintahan Joko
Widodo dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2017 tentang Instrumen
Ekonomi Lingkungan Hidup. Dalam UU ini diatur tiga bentuk pendanaan yang akan digunakan
untuk proses pemulihan lingkungan hidup. Tiga bentuk pendanaan tersebut adalah dana jaminan
pemulihan lingkungan hidup (DJPLH), dana penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan
pemulihan lingkungan hidup (DP2KPLH), dan dana amanah/bantuan konservasi. Sumber
pendanaannya sendiri akan diambil dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN), anggaran
pendapatan belanja daerah (APBD), dana hibah, serta pajak, dan retribusi hidup.
Besaran pajak yang dikenakan tergantung dari dampak yang diakibatkan terhadap
lingkungan. Semakin besar dampaknya, semakin besar pula pajak yang harus ditanggung
nantinya. Pajak lingkungan yang disahkan melalui PP 46/2017 merupakan langkah penting yang
diambil oleh pemerintahan Joko Widodo sebagai komitmennya pada isu-isu lingkungan hidup.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa fungsi pajak lingkungan?
2. Bagaimana penerapan pajak Lingkungan di Indonesia?
3. Apakah pajak lingkungan efektif dalam menangani masalah lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui fungsi pajak lingkungan
2. Untuk mengetahui bagaimana pajak lingkungan diterapkan di Indonesia
3. Untuk mengetahui apakah pajak lingkungan efektif atau tidak dalam menangani masalah
lingkungan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pajak
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(Pemerintah republik Indonesia)

2. 2 Lingkungan Hidup
Menurut Supriadi ( 2006 : 183) lingkungan hidup merupakan salah satu sumber daya
alam yang memiliki peran yang sangat srategis terhadap keberadaan mahluk ciptaan tuhan
termasuk manusia. Menurut Siti Sundarai Rangkuti ( 2000 : 171) mengatakan bahwa hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat di lihat dari sudut pandang bentuk dan isinya, diimbangi
keharusan bagi pemerintah untuk mengarsikan kebijaksanaan dan melakukan tindakan yang
mendorong di tingkatkannya upaya melestarikan lingkungan.
Wewenang pemerintah dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup diantaranya :
1) Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan
hidup.
2) Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup dan
pemanfaatan kembali sumber daya alam termasuk sumber daya genetika.
3) Mengatur pembuatan hukum dan hubungan hukum antara orang atau subjek hukum
lainnya serta pembuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan.
4) Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial.

5
5) Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. 3 Kerusakan Lingkungan
Menurut R.T.M Sutamihardja kerusakan lingkungan adalah penambahan bermacam–
macam bahan sebagai hasil dari aktivitas manusia ke lingkungan dan biasanya memberikan
pengaruh yang berbahaya terhadap lingkungan tersebut. Sedang menurut UU 32 tahun 2009,
kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat
fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.

2. 4 Pajak Lingkungan
Pajak lingkungan merupakan pajak berdasarkan unit fisik yang berdampak negatif
terhadap lingkungan (Eurostat, 2013). Di sisi lain, OECD (2005) mendefinisikan pajak
lingkungan sebagai pajak berdasarkan unit yang terbukti berdampak pada lingkungan.
Pajak lingkungan hidup adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah kepada setiap orang yang memanfaatkan sumber daya alam, seperti pajak
pengambilan air bawah tanah, pajak bahan bakar minyak, dan pajak sarang burung wallet.
(Setneg , 2009)
Di Indonesia, penjelasan pasal 43 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) menunjukkan
pengertian pajak lingkungan. terbukti berdampak pada lingkungan. Ada pendekatan lain untuk
mengidentifikasi jenis pajak sebagai pajak lingkungan atau tidak. Pendekatan ini tertuang dalam
salah satu peraturan di Inggris. Disebutkan bahwa pajak dikatakan sebagai pajak lingkungan,
yaitu: [1] pajak yang dipungut berkaitan dengan tujuan pemerintah yang berkaitan dengan
lingkungan, [2] dapat mengubah/mendorong perilaku individu yang positif dalam upaya
melestarikan lingkungan, atau [3] pengenaannya dengan tujuan pelestarian lingkungan.

2. 5 Kebijakan Lingkungan Hidup


Kebijakan oleh Thomas R. Dye didefinisikan sebagai apapun yang dipilih oleh pemerintah
untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Selanjutnya, Dye mengatakan bahwa bila pemerintah
memilih untuk melakukan sesuatu, maka harus ada tujuannya (obyektivitasnya) dan kebijakan itu
6
harus meliputi semua tindakan pemerintah. Jadi, bukan semata-mata keinginan pemerintah atau
pejabat negara saja. Di samping itu, “sesuatu yang tidak dilakukan” oleh pemerintah akan
memiliki pengaruh (dampak) yang sama besarnya dengan “sesuatu yang dilakukan” oleh
pemerintah. (Islamy, 1988)
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak
berdaulat, dan yurisdiksinya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan lingkungan adalah
apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan demi menciptakan
suatu perubahan yang lebih baik terhadap kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup dalam
mencapai kesejahteraannya. Pengaruh ini dapat dirasakan dalam jangka waktu yang cepat
ataupun lama, dan kondisi yang melingkupi makhuk hidup ini tentunya meliputi kondisi fisik dan
sosial.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3. 1 Fungsi Pajak Lingkungan


Pajak lingkungan (green tax) adalah salah satu langkah konkret pemerintah dalam
merespons isu kerusakan lingkungan. Pajak lingkungan sendiri berdasarkan prinsip fungsi
penerapan pajak dapat dikategorikan menjadi 4 fungsi utama, yaitu fungsi dana, fungsi
kebijakan, fungsi stabilitas, dan fungsi pemerataan pendapatan.
1) Fungsi Dana atau Fungsi Budgetting
Fungsi Pajak lingkungan sebagai fungsi dana disini maksudnya adalah penerapan
pajak lingkungan akan menjadi salah satu upaya atau jalan oleh pemerintah dalam
mengumpulkan dana dari masyarakat yang mana dana tersebut akan digunakan untuk
kegiatan bernegara. Dalam konteks lingkungan pendanaan yang didapatkan
diutamanakan penggunaannya untuk keperluan lingkungan.
2) Fungsi Kebijakan atau Fungsi Regulatory
Fungsi Pajak lingkungan sebagai fungsi kebijakan atau fungsi regulatory disini
maksudnya adalah pengadaan kebijakan tentang pajak lingkungan ini dapat digunakan
atau dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai salah satu upaya untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam konteks lingkungan hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan pemerintah
untuk melindungi lingkungan dalam bentuk kebijakan. baik itu berupa larangan ataupun
himbauan yang tertera dalam peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
pemerintah.
3) Fungsi Stabilitas
Fungsi Pajak Lingkungan sebagai fungsi stabilitas disini maksudnya adalah
keberadaan pajak berfungsi untuk menjaga kestabilitasan keadaan yang ada dalam
8
keadaan ataupun kondisi tetrtentu. Dalam konteks lingkungan keberadaan pajak
lingkungan berfungsi untuk menjaga kestabilitasan lingkungan yang baik dan bersih.
4) Fungsi Pemerataan Pendapatan
Fungsi Pajak sebagai fungsi pemerataan pendapatan maksudnya adalah
keberadaan pajak dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai salah satu upaya untuk
peningkatan kesempatan kerja yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.
3. 2 Penerapan Pajak Lingkungan di Indonesia
Bentuk penerapan pajak lingkungan secara umum terbagi menjadi dua cara. Metode
pertama menggunakan sistem pungutan wajib (The Polluter Pay Principle). Metode ini
merupakan metode pemungutan pajak lingkungan yang dibebankan kepada perusahaan yang
memberikan dampak negatif kepada lingkungan atau dalam kata lain memperparah keadaan
lingkungan. Metode kedua yang digunakan dalam penerapan pajak lingkungan ini adalah metode
Tax Credit. Metode ini juga dikenal dengan metode pemberian kredit pajak atau Green Insentive.
Metode ini diterapkan dengan cara memberikan kredit pajak kepada setiap orang yang
mengkonsumsi barang-barang ramah lingkungan. sehingga hal ini akan melahirkan komunitas
masyarakat yang akan bersedia mengeluarkan uang yang lebih banyak karena memilih untuk
membeli barang-barang atau produk yang ramah lingkungan. Pada umumnya metode ini
diterapkan di negara maju yang penduduknya sudah memiliki kesadaran yang tinggi dalam
pembayaran pajak terhadap negara. seperti Amerika, Inggris dan beberapa negara maju lainnya.
Proses pertimbangan penerapan Pajak Lingkungan di Indonesia sudah dimulai sejak
tahun 2006 sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan keadaan yang merugikan yang
berdampak pada lingkungan. Pada pasal 8 UU Nomor 4 Tahun 1982 menjelaskan bahwa adanya
wewenang yang diberikan kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah tertentu seperti
pengambilan langkah dalam bidang perpajakan sebagai insentif dan disinsentif terhadap
lingkungan hidup.
Adapun proses penerapan Pajak Lingkungan di Indonesia dalam pemungutannya
dijelaskan secara tersirat dalam beberapa undang-undang seperti Pasal 10 UU No 23 Tahun
1997, UU No 32 Tahun 2004, UU No 18 Tahun 1997 jo, serta UU No 34 Tahun 2000. Dimana
pada intinya, proses pemungutan pajak lingkungan di Indonesia akan diserahkan kepada
pemerintah daerah.

9
Dan Indonesia kembali mencanangkan pajak lingkungan dibawah pemerintahan Joko
Widodo dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2017 tentang Instrumen
Ekonomi Lingkungan Hidup. Dalam UU ini diatur tiga bentuk pendanaan yang akan digunakan
untuk proses pemulihan lingkungan hidup. Tiga bentuk pendanaan tersebut adalah Dana Jaminan
Pemulihan Lingkungan Hidup (DJPLH), dana Penanggulangan Pencemaran dan/atau Kerusakan
Pemulihan Lingkungan Hidup (DP2KPLH), dan dana amanah/bantuan konservasi.
Sumber pendanaannya sendiri akan diambil dari anggaran pendapatan belanja negara
(APBN), anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), dana hibah, serta pajak, dan retribusi
hidup.
Pemungutan pajak juga harus dilakukan berdasarkan tiga prinsip umum berikut :
1) Prinsip Pencemar Membayar (polluters pay principle)
Prinsip ini pertama kali diusulkan pada 1970 oleh OECD. Pada dasarnya
pandangan yang ditawarkan adalah pihak pencemar diwajibkan untuk memikul biaya
yang diperlukan dalam rangka memperbaiki lingkungan.
Biaya yang dikeluarkan pihak yang melakukan pencemaran lingkungan tersebut
dihitung berdasarkan pada barang dan/atau jasa yang menyebabkan pencemaran
lingkungan selama proses produksi atau proses konsumsi dilakukan. Prinsip ini juga
berpijak pada pemahaman bahwa kegiatan positif ataupun negatif terhadap lingkungan
harus dihitung dengan matang.
2) Prinsip Pencegahan (the prevention principle)
Prinsip pencegahan ini diadopsi dari prinsip dasar hukum lingkungan yang
berlaku secara internasional. Dalam prinsip ini, setiap negara harus mengetahui jenis
kegiatan yang menghasilkan polusi dan menimbulkan kerusakan lingkungan bagi
negaranya sendiri dan negara lain. Kemudian negara penghasil polusi harus melakukan
upaya optimal untuk mencegah kerusakan lingkungan atas kegiatan produksi dan
konsumsi yang dilakukannya.
3) Prinsip Kehati-hatian (the precautionary principle)
Prinsip ini berfokus pada situasi yang mungkin atau tidak mungkin terjadi di masa
depan atas suatu aktivitas yang dilakukan masa sekarang. Prinsip kehati-hatian tersebut
pertama kali dicetuskan dalam The World Charter for Nature dan diadopsi oleh PBB
pada 1982.

10
3. 3 Keefektifan Pajak Lingkungan dalam Menangani Masalah Lingkungan
Menurut Mac Eachern (2013), dalam Market-based Instruments within The Green
Economy, disebutkan tiga klasifikasi pendekatan MBI yaitu :
1) Price-based MBIs yang menekankan perubahan perilaku apabila terdapat perubahan
harga, misalnya atas adanya pengenaan subsidi ataupun pungutan.
2) Rights-based MBIs yang merujuk pada perubahan perilaku apabila terdapat kewajiban
yang ditetapkan.
3) Market friction MBIs, yaitu produsen melakukan upaya untuk mengubah pola konsumsi
dari konsumen, seperti ekolabel.
Adanya strategi untuk mendorong dipilihnya opsi terhadap green investment maupun
green supply chain di industri tertentu berbasis mekanisme pasar merupakan suatu bentuk
pendekatan MBI. Pendekatan MBI juga kerap dinilai lebih ‘ramah’ dibandingkan pendekatan
CAC yang menekankan adanya suatu batasan dan larangan. Selain itu, MBI juga dipercaya
sebagai cara efektif untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup karena juga salah satu bentuk
dari polluter-pays principle (Bakker, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan pajak lingkungan tentu
dapat membantu tujuan kelestarian lingkungan hidup, baik melalui kontrol perilaku (behavioral
changes) maupun dari segi penerimaan yang dapat digunakan untuk pembiayaan restorasi.

11
BAB IV
KESIMPULAN

Lingkungan hidup adalah elemen penting dalam mendukung keberlangsungan hidup


manusia. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia selalu memanfaatkan segala Sumber Daya
Alam yang ada. Tidak jarang pemanfaatan Sumber Daya Alam tersebut justru menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu perlunya perlindungan dan perlestarian
lingkungan hidup oleh pemerintah. Salah satu bentuk upaya pemerintah dalam melestarikan dan
melindungi lingkungan hidup adalah dengan cara menerapkan kebijakan pajak lingkungan.
Diharapkan dengan adanya pajak lingkungan, masyarakat jadi terdorong untuk mengubah
atau mengontrol perilakunya lebih menjaga lingkungan karena sudah ada beban biaya, dan dari
segi penerimaan pajak yang telah diperoleh dapat digunakan untuk pembiayaan
restorasi/perbaikan lingkungan. Hal inilah yang menjadi alasan pajak lingkungan dinilai efektif
untuk menangani masalah lingkungan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S. P., Alsakinah, R., Sara, S. A., & Amrina, D. H. (2022). Pajak Lingkungan Sebagai
Upaya Pengendalian Pencemaran Udara Dari Gas Buang Kendaraan Bermotor Di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pajak, 2(1), 7–13. https://ojs-ejak.id/index.php/Ejak

Astuti, N. P. (2018). Pajak Lingkungan untuk Pengendalian Pencemaran Udara Sektor


Transportasi di Kota Yogyakarta Environmental Tax to Control Air Pollution from
Transport Sector in Yogyakarta City. Proceeding Biology Education Conference, 15(1),
760–765. https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/33342

Hidayat, A., Nuva, N., & Syafitri, S. D. (2017). Estimasi Nilai Pajak Emisi Dan Kebijakan
Kendaraan Umum Berbahan Bakar Bensin Di Kota Bogor. RISALAH KEBIJAKAN
PERTANIAN DAN LINGKUNGAN: Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian Dan
Lingkungan, 3(1), 1. https://doi.org/10.20957/jkebijakan.v3i1.15240

Safitra, D. A., & Hanifah, A. (2021). Environmental Tax: Principles and Implementation in
Indonesia. Jurnal Pajak Dan Keuangan Negara (PKN), 2(2), 23–33.
https://doi.org/10.31092/jpkn.v2i2.1122

Purwadi, A., Suhandi, S., & Enggarsasi, U. (2020). Urban Air Pollution Control Caused by
Exhaust Gas Emissions in Developing Country Cities in Public Policy Law Perspective.
10(1), 31–36.

Rachmat, R. R. R. (2020). Analisis Pajak Kendaraan Hybrid Dalam Rangka Mewujudkan


Penerapan Pajak Lingkungan. http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/736/

13
Ninik, P. A., & Maryono, M. (2018). Vehicle Emissions Tax: An Opportunity to Control Air
Pollution. E3S Web of Conferences, 73(2018), 0–4.
https://doi.org/10.1051/e3sconf/20187310002

Udara, P. P., Nomor, U., Tahun, I., Negara, T. L., Nomor, R. I., Lembaran, T., Republik, N.,
Nomor, I., Lembaran, T., Republik, N., Nomor, I., Lembaran, T., Republik, N., Nomor, I.,
Nomor, U., Nomor, U., Lembaran, T., Republik, N., & Nomor, I. (2004).
www.regulasip.com. 1–27.

Penerapan Pajak Lingkungan di Indonesia. (n.d.). Retrieved June 2, 2022, from


https://www.pajakku.com/read/6177de094c0e791c3760bb26/Penerapan-Pajak-Lingkungan-
di-Indonesia

Hamida Amri Safarina. (2021, June 14). Mengenal Pajak Lingkungan dan Prinsip
Pemungutannya. https://news.ddtc.co.id/mengenal-pajak-lingkungan-dan-prinsip-
pemungutannya-31270

Risma Nurkriswandari. (2019, August 26). Inisiatif Pajak Lingkungan Hidup - Solopos.com |
Panduan Informasi dan Inspirasi. https://www.solopos.com/inisiatif-pajak-lingkungan-
hidup-1015294

Ridho Rizqullah Zulkarnain. (2022, January 20). Pajak Lingkungan di Indonesia, Cek! |
PajakOnline.com. https://www.pajakonline.com/pajak-lingkungan-di-indonesia-cek/
Anisa Nurpratiwi. (2019, February 20). Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan dengan
Pajak. https://news.ddtc.co.id/mengurangi-dampak-kerusakan-lingkungan-dengan-pajak-15078

Eurostat. (2013). Environmental taxes. http://europa.eu

14

Anda mungkin juga menyukai