Anda di halaman 1dari 17

Bagaimana Pendapatan Pajak Karbon Mendukung

Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia seperti


Konservasi Lingkungan, Investasi Pendidikan, atau
Pelayanan Kesehatan?

Anggota:
Aulia Tirtana Putri (25322320)
Bonifasius Mahardhika (25322307)
Muhammad Hazim Mulia (25322301)
Widya Utama Prakarsa (25322325)
Carbon tax merupakan pajak yang
dikenakan atas emisi karbon dioksida
dari hasil pembakaran bahan bakar
fossil. Carbon tax juga dikenal
dengan istilah Carbon dioxide tax
atau CO2 tax (Salim, 2022).
Pemanfaatan pajak karbon
• Unsur penting dari carbon tax adalah bagaimana pendapatan dari pajak
itu digunakan oleh pemerintah (Gevrek & Uyduranoglu, 2015)
• Carl & Fedor (2016) dalam jurnalnya menyampaikan bahwa ada tiga
bentuk alokasi pendapatan yang umum digunakan oleh negara-negara
yang menerapkan carbon tax, antara lain:
– General budget/ funds :masuk ke dalam anggaran umum, di Indonesia pemanfaatannya
disepakati dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah
– Revenue Recycling : pembiayaan tidak langsung :> membiayai program penelitian dan
pengembangan teknologi ramah lingkungan, restorasi hutan, insentif ke perusahaan
yang berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan
– Environmental/ Green spending: pembiayaan langsung :> infrastruktur EBT, insentif ke
pengguna kendaraan Listrik, transportasi umum ramah lingkungan
Pemanfaatan Pendapatan Negara dari Pajak
Karbon
Penerimaan pajak karbon dapat digunakan untuk
pembangunan berkelanjutan seperti:
• Konservasi Lingkungan
• Investasi Pendidikan
• Pelayanan Kesehatan
Implementasi Pemanfaatan Carbon Tax Revenue di
Sektor Konservasi lingkungan
• Penelitian dan Inovasi Teknologi:
Pendapatan pajak karbon dapat digunakan untuk mendukung penelitian dan pengembangan
teknologi yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi karbon dioksida. Teknologi-teknologi
tersebut dapat menjadi dasar untuk pembangunan yang berkelanjutan di masa depan.
• Peningkatan Infrastruktur yang Berkelanjutan:
seperti jaringan transportasi publik yang lebih ramah lingkungan dan pembangunan bangunan hijau
yang ramah lingkungan. Infrastruktur tersebut dapat membantu mengurangi dampak negatif dari
emisi karbon dioksida pada lingkungan.
• Konservasi dan Restorasi Lingkungan:
seperti penghijauan, konservasi hutan, dan restorasi lahan basah. Hal ini dapat membantu
mengurangi emisi karbon dioksida dan memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak.
Implementasi Pemanfaatan Carbon Tax Revenue di
Sektor pendidikan

Pajak karbon dapat digunakan untuk membiayai program pendidikan yang


berfokus pada energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon. Beberapa contoh
program yang dapat didanai melalui pajak karbon adalah:

• Program pelatihan untuk siswa, guru, dan tenaga kerja di sektor energi
terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.

• Penelitian dan pengembangan teknologi energi terbarukan dan efisiensi


energi.

• Program pengurangan emisi di sekolah dan universitas.


Implementasi Pemanfaatan Carbon Tax Revenue di
layanan kesehatan

Pajak karbon juga dapat digunakan untuk meningkatkan layanan


kesehatan dan mengurangi dampak kesehatan dari polusi dan perubahan
iklim. Beberapa contoh program yang dapat didanai melalui pajak karbon
adalah:

• Penelitian tentang dampak kesehatan dari perubahan iklim dan polusi.

• Program peningkatan kualitas udara di rumah sakit dan pusat


kesehatan.

• Program pengembangan dan penyediaan energi terbarukan di fasilitas


kesehatan.
Peraturan Carbon Tax (Indonesia)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan
Alokasi Data Pendapatan Carbon Tax oleh
Beberapa Negara

Sumber: Yunis dan Aliakbari (2020)


General Funds
• Diterapkan oleh mayoritas negara yang memanfaatkan pajak karbon, diantaranya oleh
negara-negara skandinavia dengan memberlakukan tax burden shifting
• Negara-negara Skandinavia akan mengurangi tarif pajak penghasilan ataupun pajak
lain yang berkaitan dengan industri bila tarif carbon tax mereka dinaikkan. Hal ini
juga berkaitan dengan upaya negara Skandinavia dalam melaksanakan reformasi
perpajakan mereka untuk beralih dari pajak penghasilan badan dan orang pribadi ke pajak
energi dan lingkungan (Carl & Fedor, 2016).
• Terdapat aturan dari Uni Eropa yang tertuang dalam Pasal 10 Directive 2009/29/EC of
the European Parliament and of The Council yang mengharuskan setidaknya 50 persen
penerimaan yang didapat dari sistem cap and trade untuk dibelanjakan secara
khusus demi keperluan terkait iklim dan energi, secara tidak langsung membuat
negara-negara yang berada di bawah naungan Uni Eropa menjadikan pendapatan dari
sistem cap and trade sebagai sumber pendanaan utama dari pembangunan lingkungan
dan menggunakan penerimaan dari carbon tax untuk urusan yang lain (Yunis & Aliakbari,
2020).
General Funds
Keuntungan:
• Paling feasible diterapkan di Indonesia
• Memungkinkan penggunaan dana pajak karbon untuk berbagai
kepentingan negara
• Memperluas ruang lingkup penggunaan dana pajak karbon,
salah satunya untuk investasi di sektor pendidikan dan layanan
kesehatan
Kerugian:
• Tidak memberikan insentif langsung untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca
• Risiko pengalihan dana ke sektor yang kurang ramah
lingkungan
Green Spending
• Pendapatan pajak tersebut digunakan untuk membiayai semua
pengeluaran yang berkaitan dengan lingkungan, misalnya
mitigasi perubahan iklim dan pembiayaan infrastruktur energi
terbarukan sebagai bentuk investasi rendah karbon
(Burke et al., 2019).
• Bentuk alokasi inilah yang disebut juga dengan konsep
earmarking dari pajak, dimana pendapatan yang didapat
dialokasikan secara khusus untuk membiayai aktivitas
yang berkaitan dengan nature dari pemungutan carbon tax
(Marron & Morris, 2016).
Green Spending
• Jepang adalah contoh negara yang mengalokasikan seluruh penerimaan
pajak karbonnya (100%) dalam bentuk earmark di sektor lingkungan
• Keputusan untuk menggunakan 100 persen pendapatan pajak karbon untuk
keperluan lingkungan merupakan hasil dari jajak pendapat yang dilakukan oleh
Pemerintah Jepang yang 70 persen suara mendukung secara penuh untuk
menggunakan pendapatan dari pajak karbon sebagai pendanaan utama dari
pembangunan anti pemanasan global (Seung-Joon, 2007)
• Pendapatan dari pajak karbon Jepang pun akhirnya secara khusus
dialokasikan untuk infrastruktur energi terbarukan, program konservasi energi,
dan peralatan hemat energi untuk perusahaan kecil dan menengah (Japan
Ministry of the Environment, 2012).
• Green spending merupakan metode pemanfaatan yang paling tepat untuk
Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia dalam hal Konservasi Lingkungan
Kendala penerapan green
spending & revenue recycling
– Kurangnya dukungan politik: pemimpin politik mungkin tidak memberikan prioritas yang
cukup pada isu lingkungan, sehingga sulit untuk mengimplementasikan skema green
spending di Indonesia
– Keterbatasan dana: Penerapan program green spending membutuhkan dana yang besar,
namun di beberapa negara, anggaran yang tersedia mungkin terbatas
– Persaingan dengan program prioritas lainnya: program prioritas lainnya, seperti pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur, mungkin bersaing dengan program green spending untuk
mendapatkan persetujuan penggunaan skema ini
– Kurangnya kesadaran masyarakat: Dalam beberapa negara, masyarakat mungkin tidak
sepenuhnya menyadari pentingnya isu lingkungan dan perlunya program green spending.
Hal ini dapat menyebabkan kurangnya dukungan dari masyarakat untuk program green
spending, dan mempersulit penerapan program tersebut.
– Ketidakpastian kebijakan: Kebijakan yang tidak konsisten atau tidak stabil dari pemerintah
dapat menyebabkan ketidakpastian bagi investor, yang mungkin mengurangi minat mereka
untuk berinvestasi dalam proyek yang ramah lingkungan. Hal ini dapat mempersulit
penerapan program green spending.
Kesimpulan

• Indonesia memiliki potensi yang memungkinkan untuk mengimplementasikan kebijakan carbon


tax dalam rangka mengurangi dan mengendalikan emisi karbon
• Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengimplementasikan carbon tax, seperti ruang
lingkup, titik perpajakan, tarif pajak, serta pengalokasian pendapatan pajak
• Dalam upaya Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia seperti Konservasi
Lingkungan, Investasi Pendidikan, atau Pelayanan Kesehatan, Mekanisme alokasi pendapatan
menjadi pertimbangan penting, baik ketika menggunakan mekanisme earmarking untuk
mendorong investasi dan konservasi lingkungan dan/atau melakukan tax burden shifting untuk
memitigasi dampak terhadap masyarakat serta dapat mengimprove fasilitas di sektor pendidikan
dan kesehatan
• Pilihan metode pemanfaatan revenue dari pajak karbon tergantung pada tujuan kebijakan yang
ingin dicapai dan kondisi ekonomi serta politik di negara yang bersangkutan.
Referensi
Implementasi Carbon Tax di Indonesia: Optimis atau Realistis?, RUJAK Vol.
12, Kostaf FIA UI 2021
UU NO. 7 Tahun 2021, harmonisasi aturan perpajakan
PAJAK KARBON DI INDONESIA: Upaya Mitigasi Perubahan Iklim dan
Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan, Webinar penyelenggaraan NEK,
Kementerian Keuangan, 2021
Yunis J., and E. Aliakbari. 2020. “Carbon Pricing in High-Income OECD
Countries.” Fraser Institute. Vancouver
Alikhan Salim., Mahfud Sidiq. 2022. “Dampak Pajak Karbon Terhadap
Kelangsungan Bisnis.” Jurnal Akuntansi keuangan dan perbankan, Vol
1(3).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai