Anda di halaman 1dari 12

Sustainable

Transportation
Nama : Linda Permata Sari Ritonga
NIM : 237016033
01
Emisi Gas
Rumah Kaca
Emisi Gas Rumah Kaca

Pengertian
Emisi Gas Rumah Kaca adalah lepasnya Gas Rumah
Kaca ke atmosfer pada suatu area tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Gas rumah kaca adalah komponen
atmosfer yang berperan dalam pemanasan global. Gas-
gas ini, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
dan nitrous oxide (N2O), menyerap dan memancarkan
radiasi inframerah. Ini menyebabkan peningkatan suhu di
permukaan bumi, yang dikenal sebagai efek rumah kaca.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, pelatihan dan
edukasi berperan sangat penting dalam mengembangkan
pengetahuan masyarakat terkait dampak dari gas rumah
kaca.
Emisi Gas Rumah Kaca

Sektor transportasi merupakan penyumbang emisi gas rumah


kaca global yang sangat terkait erat dengan sektor energi
dikarenakan penggunaan bahan bakar oleh kendaraan
bermotor. Diperkirakan sebanyak 62% penggunaan bahan
bakar cair berasal dari oleh sektor transportasi [IPCC, 2014].
Hal ini menunjukkan demand sektor transportasi yang tinggi.
02
Sustainable
Transport
Sustainable Transportation
Transportasi yang berkelanjutan (sustainable transportation)
merupakan salah satu aspek keberlanjutan menyeluruh (global
sustainability) yang memiliki tiga komponen yang saling
berhubungan, yakni lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Dalam
interaksi tersebut, transportasi memegang peran penting dengan
perencanaan dan penyediaan sistem transportasi harus
memperhatikan segi ekonomi, lingkungan, dan masyarakat (Tamin,
2007).

Untuk menjaga keberlanjutan daya dukung dan daya tampung


lingkungan, pembangunan perlu menerapkan ekonomi hijau secara
menyeluruh. Hambatan dalam penerapan ekonomi hijau salah
satunya, yaitu penggunaan energi fosil yang masih tinggi tercermin
dari porsinya untuk produksi listrik sebesar 87,1 persen (2021) dan
emisi GRK 1.317 GtCO2 eq (2021) berasal dari pembangkit listrik
dan transportasi.
Sustainable Transportation
Di Indonesia sendiri, Negara dan kota-kota yang masih terus
bertambah dan tumbuh memerlukan penyiapan pertumbuhan
perkotaan yang baik, antisipasi penyediaan lahan dan air
bersih serta penjagaan terhadap polusi udara. Tantangan yang
besar adalah penataan ruang agar penggunaan ruang di
perkotaan tidak hanya nyaman dan aman, namun juga akses
terhadap layanan dasar serta keseimbangan penggunaan
ruang. Penataan dan perancanaan pertumbuhan perkotaan
yang kurang baik berpotensi menyumbang produksi limbah
padat dan cair, polusi udara dan juga timbulnya permukiman
kumuh.
Sustainable Transportation
Secara makro, ada beberapa kebijakan yang bisa dilakukan untuk
mengurangi emisi di sektor transportasi. Menghindari penggunaan
kendaraan pribadi serta beralih ke penggunaan angkutan umum
merupakan hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi di
sektor transportasi.

Selain itu, perbaikan teknologi baik dari bahan bakar maupun


kendaraan merupakan kebijakan tambahan yang bisa ditempuh. Hal
ini bisa dilakukan melalui elektrifikasi kendaraan maupun
diversifikasi bahan bakar (seperti penggunaan bahan bahan yg lebih
baik spt biodiesel, bioavtur dll)

Indonesia telah mengembangkan Pengembangan angkutan umum


seperti Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Rel Terpadu (LRT)
dalam hal ini pembangunan MRT Jakarta dan LRT Jabodetabek
merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk mendorong
pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum.
Sustainable Transportation
Penurunan emisi akan lebih mengandalkan pada kegiatan
berbasis energi, yaitu pembangkitan energi, penggunaan
energi baik di sektor transportasi, industri maupun
penggunaan energi di tingkat rumah tangga. Target
penurunan emisi di sektor berbasis lahan hanya mencapai
sekitar 40% dan target penurunan emisi dari sektor
berbasis energi menjadi sekitar 60%-nya

Langkah penurunan emisi tersebut merupakan langkah


yang berkesinambungan dan sudah tercantum dalam
RPJMN 2015-2019. Untuk komitmen pelaksanaan, masih
perlu diarusutamakan ke dalam RPJMN 2020-2025 dan
RPJPN 20262045 mendatang.
Sustainable Transportation
Terdapat beberapa strategi yang diusulkan dalam rencana pembangunan
demi terciptanya sistem transportasi yang berkelanjutan (sustainable
transportation) :
Sustainable Transportation
Menurut Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2025-2045(RPJPN 2025-204) dalam
mendukung Sustainable Transportation di Indonesia
merancang kebijakan tekait hal ini yaitu:

• Pengembangan transportasi massal di wilayah kota


Metropolitan seperti Medan dan Palembang.
• Mendorong akses dan kualitas layanan untuk
mendukung transportasi publik dan kendaraan pribadi
berbasis listrik (electric vehicles) dalam rangka
mengurangi dan memberhentikan penggunaan energi
fosil.
• Membuat regulasi terkait insentif emisi gas rumah kaca

Sumber : RPJPN 2025-20245


Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai