Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM


WULAN WINDY TAHAP II

PELAKSANA :
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

PENULIS LAPORAN :
IRFANI (NIM: 18 0404 072)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek beserta laporannya pada
“PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM WULAN WINDY TAHAP II”.

Untuk memenuhi persyaratan SKS kelulusan menjadi Sarjana Teknik, maka seluruh
mahasiswa wajib mata kuliah Kerja Praktek (RTS 4251) dengan prosedur pelaksanaan dan aturan
penulisan laporan yang seragam.

Adapun tujuan Kerja Praktek adalah untuk mengetahui cara-cara pelaksanaan dari teori yang
telah diajarkan dibangku perkuliahan dan mendapatkan ilmu tambahan dilokasi proyek.

Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data secara langsung yaitu
diperoleh dari hasil kerja praktik dilapangan dan juga didukung teori perkuliahan serta bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini,kami juga menyadari bahwa tanpa bimbingan,bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak,laporan ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. M. Ridwan Anas ST., MT. selaku Pelaksana Tugas Ketua Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Indra Jaya ST., MT. selaku Kooordinator dan Dosen Pembimbing kerja praktik
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. PT. Mitra Medika selaku owner yang telah memberi kesempatan kerja praktik.

4. PT. Mitra Mandiri Asetindo sebagai Kontraktor Pelaksana Konstruksi dan Bapak Ir.
Mahadianto, M.T. sebagai Konsultan Perencana yang memberi kesempatan dan membimbing
selama pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik ini.

5. Orang Tua Kami dan Rekan-rekan mahasiswa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara, yang telah turut membantu kami demi terselesainya laporan ini.

ii
`

Kami menyadari bahwa laporan Kerja Praktik ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman serta referensi yang kami miliki. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan pada masa mendatang.

Akhir kata, semoga laporan Kerja Praktik ini dapat berguna bagi ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya pada bidang teknik sipil.

Medan, Juni 2021

IRFANI

NIM : 180404072

iii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
Jalan Perpustakaan No. 5 Kampus USU Medan-20155
TELP. (061) 8201826 FAX (061) 8213250

LEMBAR ASISTENSI KERJA PRAKTIK


SEMESTER GENAP T.A 2020/2021

Nama : Irfani (180404072)


Nama Kegiatan : Peningkatan/Revitalisasi Terminal Tipe-A Amplas Medan
Lokasi : Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan
Pelaksana : PT. Bukit Zaitun
Dosen Mentor : Indra Jaya, S.T., M.T

No Tanggal Kegiatan Paraf Dosen Mentor


1. 03/03/2021 1. Telah melengkapi dokumen
Gambar Kerja, Time Schedule,
dan Surat Persetujuan dari Pihak
Proyek
2. Menyampaikan paparan minat
yang ingin diangkat sebagai topik
laporan Kerja Praktek
3. Menunjukkan lembar kehadiran
yang telah ditandatangani pihak
proyek.
4. Mengerjakan BAB I.

2. 12/03/2021 1. Menyampaikan jumlah kunjungan


mahasiswa ke lokasi proyek.
2. Menetapkan paparan minat yang
ingin diangkat sebagai topic
laporan Kerja Praktek.
3. Menunjukkan lembar kehadiran
yang telah ditandatangani pihak
proyek.
4. Perbaikan BAB I.

3. 06/04/2021 1. Menyampaikan perbaikan BAB I.


2. Mengerjakan BAB II dan BAB III.

4. 15/04/2021 1. Revisi BAB II


• Memperbaiki tinjauan
permasalahan yang ada
dilapangan mengenai masalah
yang dibahas
• Perbaiki redaksi penulisan
laporan pada

vi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
Jalan Perpustakaan No. 5 Kampus USU Medan-20155
TELP. (061) 8201826 FAX (061) 8213250

Paraf Dosen
No Tanggal Kegiatan
Mentor
2. Mengerjakan BAB III

5. 27/04/2021 1. Menyampaikan BAB III


2. Revisi BAB III
• Menambahkan materi dan teori
pada BAB III
• Memperbaiki tata cara
penulisan serta sumbernya
3. Mengerjakan BAB IV

6. 11/05/2021 1. Pemaparan perbaikan BAB III


2. Pemaparan BAB IV
3. Revisi BAB IV
• Memperbaiki tata cara
penulisan
• Melengkapi apa saran yang
ingin diberikan

1. Pemaparan laporan yang telah


7. 24/05/2021
diperbaiki
2. Revisi laporan KP
• Tambahkan cover judul, daftar
isi, daftar gambar, lampiran,
dan daftar nilAI untuk
kelengkapan laporan

8. 09/06/2021 ACC Laporan kerja praktek 2020/2021

vii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
Jalan Perpustakaan No. 5 Kampus USU Medan-20155
TELP. (061) 8201826 FAX (061) 8213250

viii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
Jalan Perpustakaan No. 5 Kampus USU Medan-20155
TELP. (061) 8201826 FAX (061) 8213250

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
LEMBAR NILAI KERJA PRAKTIK ............................................................... iv
LEMBAR ASISTENSI DOSEN PEMBIMBING ............................................. vi
LEMBAR ABSENSI DAN KEGIATAN KERJA PRAKTIK ........................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik ................................................ 2
1.2.1 Tujuan Kerja Praktek ........................................................... 2
1.2.2 Manfaat Kerja Praktik .......................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 3
1.4 Sasaran Pencapaian ....................................................................... 3
1.5 Metode Penyusunan ..................................................................... 3
1.6 Jadwal dan Kegiatan Kerja Praktik .............................................. 4
1.7 Sistematika Penyusunan Laporan ................................................. 5

BAB II STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


2.1 Gambaran Umum Proyek ............................................................. 6
2.2 Struktur Organisasi Proyek ........................................................... 6
2.2.1 Pemilik Proyek (Owner) ..................................................... 8
2.2.1.1 Hak dan Kewajiban Owner ................................. 9
2.2.1.2 Wewenang Pemilik Proyek ................................. 9
2.2.2 Konsultan Perencana dan Pengawas .................................. 9
2.2.2.1 Tugas Konsultan Perencana ................................ 10
2.2.2.2 Tugas Konsultan Pengawas ................................ 10
2.2.3 Kontraktor ........................................................................... 10
2.2.3.1 Tugas dan wewenang Kontraktor ....................... 11
2.3 Kontrak Kerja Proyek ................................................................... 16

xi
2.3.1 Dokumen Lelang Proyek .................................................... 16
2.3.2 Dokumen Kontrak ............................................................... 20
2.3.3 Pelaksanaan Kontrak ............................................................ 21
2.3.4 Serah Terima Hasil Pekerjaan .............................................. 27

BAB III PENGERJAAN DAN PERENCANAAN PLAT LANTAI 2 ARAH


3.1 Spesifikasi Bahan & Peralatan Proyek .......................................... 29
3.1.1. Spesifikasi Bahan ............................................................... 29
3.1.2. Spesifikasi Peralatan ............................................................ 33
3.2 Pengerjaan Plat Lantai .................................................................. 38
3.2.1. Pekerjaan Persiapan ........................................................... 39
3.2.2. Pekerjaan Bekisting ........................................................... 40
3.2.3. Pekerjaan Pembesian/Penulangan ....................................... 41
3.2.4. Pekerjaan Pengecoran ........................................................ 43
3.2.5. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting .................................. 40
3.3 Perencanaan Plat Lantai ................................................................ 45p
3.3.1. Data-Data Perencanaan ..................................................... 46
3.3.2. Perhitungan Tebal Plat Lantai ........................................... 46
3.3.3. Analisa Pembebanan ......................................................... 47
3.3.4. Data Plat Lantai ................................................................. 48
3.3.5. Perhitungan Momen Plat Lantai ....................................... 49
3.3.6. Penulangan Plat Lantai ...................................................... 49
3.3.7. Kontrol Lendutan Plat Lantai ............................................ 50
3.2.4. Perhitungan Kebutuhann Tulangan ................................... 51

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 53
4.2 Saran ............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ xv


LAMPIRAN ........................................................................................................... xv

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Kerja Pengelola Proyek. .................................................... 7


Gambar 2.2 Struktur Organisasi Lapangan Proyek RSU Wulan Windy ........... 12
Gambar 2.3 Skema Bagian-Bagian Kontrak ...................................................... 21
Gambar 3.1 Agregat Kasar ................................................................................. 31
Gambar 3.2 Pasir ................................................................................................ 31
Gambar 3.3 Semen Tiga Roda ........................................................................... 33
Gambar 3.4 Kayu Balok ..................................................................................... 33
Gambar 3.5 Besi Tulangan ................................................................................. 34
Gambar 3.6 Kawat Baja ..................................................................................... 34
Gambar 3.7 Lift Beton ....................................................................................... 35
Gambar 3.8 Vibrator .......................................................................................... 35
Gambar 3.9 Bekisting......................................................................................... 36
Gambar 3.10 Concret Pump ............................................................................... 36
Gambar 3.11 Mixer Truck.................................................................................. 37
Gambar 3.12 Scaffolding ................................................................................... 38
Gambar 3.13 Bar Cutter ..................................................................................... 39
Gambar 3.14 Pekerjaan Bekisting ...................................................................... 42
Gambar 3.15 Pekerjaan Pembesian Tulangan .................................................... 44
Gambar 3.16 Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai ................................................ 45
Gambar 3.17 Pekerjaan Pembongkaran bekisting ............................................. 46
Gambar 3.18 Detail Penulangan Plat Lantai ...................................................... 50
Gambar 3.19 Detail Penulangan Plat Lantai Dalam 1 m3 Beton Bertulang....... 51

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Analisa Pembebanan Plat. .................................................................... 46


Tabel 3.2. Data Plat Lantai ................................................................................. 46
Tabel 3.3. Momen Plat Persegi Akibat Beban Merata ....................................... 47
Tabel 3.4. Perhitungan Momen Plat Lantai ....................................................... 48
Tabel 3.5. Perhitungan Penulangan Plat Lantai ................................................. 48
Tabel 3.6. Perhitungan Kontrol Lendutan Plat Lantai ....................................... 49
Tabel 3.7. Kebutuhan Tulangan Menurut SNI 03-2847-2002 ........................... 52

xiv
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerja Praktek merupakan salah satu syarat wajib kelulusan dan kegiatan penunjang
yang nyata bagi mahasiswa program studi S1 Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
Kerja praktek menjadi sarana penerapan materi pendidikan yang telah diberikan selama
masa perkuliahan.
Memenuhi kewajiban tersebut, maka pada kesempatan kali ini penulis sebagai
mahasiswa S1 Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara memilih untuk mengikuti Kerja
Praktek di Proyek Pembangunan Tahap II Rumah Sakit Umun Wulan Windy yang
berlokasi di Jl. Mareland, Kota Medan 20255, Sumatera Utara.
Pelaksanaan proyek pembangunan rumah sakit umum wulan windy saat ini telah
sampai pada tahap pengerjaan struktural bangunan, maka dari itu pada kegiatan kerja
praktek kali ini topik yang akan penulis bahas yaitu mengenai Pengerjaan dan
Perencanaan Struktur Plat Lantai Dua Arah Pada Pembangunan Rumah Sakit Umum
Wulan Windy.
Plat lantai beton bertulang merupakan bagian elemen struktural yang sangat penting
karna perannya sebagai pijakan utama dalam menahan beban gravitasi (beban mati/beban
hidup) yang berada diatasnya yang dapat mengakibatkan terjadinya momen lentur pada
struktur plat lantai tersebut. Untuk itu perlunya dilakukan perancangan dan pelaksanaan
pekerjaan plat lantai yang sesuai dengan prosedur standart acuan yang berlaku.
Adapun secara garis besar pengerjaan plat lantai yang dilakukan diproyek meliputi :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan bekisting
c. Pekerjaan pembesian
d. Pekerjaan pengecoran
e. Pekerjaan pembongkaran bekisting

IRFANI 1
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Segala kegiatan yang ada dilapangan dalam penyelesaian setiap pengerjaan elemen
structural yang ada merupakan bahan masukan bagi penulis untuk menambah
pengetahuan dan menyempurnakan disiplin ilmu yang telah didapat selama masa
perkuliahan.

1.2. Tujuan dan Manfaat

1.2.1. Tujuan kerja praktek


Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktik ditinjau dari segi akademis yaitu :
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai proyek
konstruksi.
2. Menambah pengalaman dalam dunia kerja, khususnya pada proyek konstruksi
Gedung.
3. Mengetahui secara langsung pengaplikasian dari teori yang diperoleh dari
bangku kuliah.
4. Memahami sistem pengawasan dan struktur organisasi proyek di lapangan,
serta hubungan kerja pada suatu proyek.

1.2.2. Manfaat Kerja Praktek


Adapun manfaat dari pelaksanaan kerja praktik ditinjau dari segi akademis yaitu:
1. Mendapatkan pengetahuan/gambaran pelaksanaan suatu proyek.
2. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang pelaksanaan kegiatan
pembangunan gedung yang meliputi aspek kerekayasaan melalui gambar
kerja, pelaksanaan pekerjaan konstruksi serta penanganan masalah-masalah
yang timbul pada proyek tersebut.
3. Memberikan pengenalan dan pemahaman tentang alat dan bahan yang
digunakan, serta tenaga kerja yang diperlukan pada proses pengerjaan
konstruksi.
4. Meningkatkan keterampilan serta keahlian mahasiswa di bidang praktek.
5. Memperoleh pengalaman, keterampilan dan wawasan di dunia kerja sehingga
mahasiswa mampu berfikir secara sistematis dan ilmiah tentang lingkungan
kerja.

IRFANI 2
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

1.3. Batasan Masalah


Adapun Batasan masalah yang penulis bahas pada proyek pembangunan rumah sakit
umum wulan windy antara lain:
1. Deskripsi dan gambaran umum proyek.
2. Pelaksanaan pengerjaan plat lantai dilapangan yang meliputi :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan Proses pemasangan bekisting yang dipakai sebagai cetakan beton
bertulang pada plat lantai
c. Pekerjaan install (pemasangan/peletakan) masing-masing komponen sesuai
dengan gambar yang telah direncanakan.
d. Pekerjaan pengecoran plat lantai
e. Pekerjaan pembongkaran bekisting
3. Spesifikasi bahan & peralatan yang digunakan dalam pengerjaan plat lantai
4. Analisa perhitungan plat lantai membahas contoh perhitungan plat lantai dua arah
(two way slab) yang dipilih berdasarkan bentang terbesar untuk mewakili bentang
yang lebih kecil.

1.4. Jadwal dan Kegiatan Kerja Praktik


Jadwal kegiatan pelaksanaan Kerja Praktik yaitu selama 2 (dua) bulan dengan
jumlah kunjungan minimum 4 (empat) kali dalam 1(satu) bulan. Dikarenakan adanya
pandemic Covid-19 dan harus mengikuti protokol covid-19 sehingga tidak
memungkinkan untuk mengikuti seluruh proses pelaksanaan konstruksi yang telah
ditentukan oleh pihak pelaksana. Kerja Praktek dimulai sejak tanggal 1 Maret 2020.
Adapun pekerjaan yang dilakukan dalam jangka waktu kegiatan kerja praktek
secara garis besar mengenai pengerjaan struktural yang meliputi pengerjaan kolom, balok
dan plat lantai pada lantai 2 hingga lantai 4 Pembangunan Gedung RSU Wulan Windy
Tahap II.

1.5. Sasaran Pencapaian


Sasaran yang ingin dicapai dalam kerja praktik ini adalah agar mahasiswa dapat
memahami kondisi lapangan, mengetahui permasalahan apa saja yang akan terjadi dan
bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut,

IRFANI 3
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

serta memahami penerapan teori-teori di lapangan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan
dapat memahami kondisi konstruksi di bidang ini, sehingga mahasiswa dapat memahami
tanggung jawab struktur organisasi proyek dan keterkaitan antara berbagai item pada
proyek tersebut. Secara khusus, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana melihat
kemajuan pelaksanaan proyek dan bagaimana mengevaluasi masalah yang terjadi ketika
kemajuan tertunda, dan tahu bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.
Hal tersebut sangat berguna untuk menunjang pengetahuan mahasiswa agar dapat
membandingkan ilmu yang didapat selama duduk di bangku perkuliahan dengan keadaan
yang sebenarnya di lapangan.

1.6. Metode Penyusunan


Metode yang digunakan selama kegiatan Kerja Praktik untuk proses penyusunan
laporan adalah sebagai berikut :
a) Metode Observasi/Pengamatan
Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan tehadap
kegiatan pelaksanaan kerja di proyek yang sedang berjalan. Banyak hal yang
berhubungan dengan pekerjaan teknis yang kami pelajari dari pengamatan di
lapangan.
b) Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mewawancarai langsung pengawas lapangan
ataupun para pekerja di lokasi proyek yang sedang berjalan.
c) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi laporan kegiatan
yang berlangsung dengan cara mengambil foto di lapangan di beberapa bagian
proyek.Studi
d) Literatur
Melalui studi literatur dapat dipahami suatu konsep dasar yang diperoleh dari
buku bacaan ataupun literatur guna menunjang pemahaman pelaksanaan
pengerjaan di lapangan.

IRFANI 4
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

1.7. Sistematika Penyusunan Laporan


Penyusunan laporan kerja praktik ini terdiri atas 4 Bab, di mana setiap bab terbagi
lagi atas beberapa sub-bab dan lampiran, yaitu
• Bab I : Pendahuluan
• Bab II : Uraian Struktural Proyek
• Bab III : Pembahasan
• Bab IV : Kesimpulan dan Saran
• Daftar Pustaka
• Lampiran-lampiran

IRFANI 5
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

BAB II
URAIAN STRUKTURAL PROYEK

2.1. Gambaran Umum Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Rumah Sakit Umum Wulan Windy


Lokasi : Jl. Mareland Raya N0. 17, Kec. Medan Mareland, Kota
Medan 20250, Smatera Utara
Pemilik Proyek : PT. Mitra Medika
Konsultan Perencana : Ir. Mahadianto, M.T.
Kontraktor Proyek : PT. Mitra Mandiri Asetindo
Jenis Konstruksi : Konstruksi Gedung
Tanggal Kontrak : 29 Desember 2020
Waktu Pelaksanaan : Januari 2021 – Juni 2021
Jenis Kontrak : Lump Sum Contract
Nilai Kontrak : Rp. 50.000.000.000,00
Sumber Dana : Swasta

2.2. Struktur Organisasi Proyek


Dalam suatu proyek agar dapat terorganisasi secara efektif dan efisien dibutuhkan
yang namanya susunan struktur organisasi proyek. Menurut Ir. Iman Soeharto (1999)
“mengorganisasi adalah mengatur unsur - unsur sumber daya perusahaan yang terdiri dari
tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain - lain dalam suatu gerak langkah yang
sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien”.
Secara umum, struktur organisasi proyek dapat diartikan dengan dua orang atau lebih
yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama–sama dengan
kemampuan dan keahlianya masing–masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang
direncanakan.
Struktur organisasi sangatlah penting di dalam pengerjaan sebuah proyek
pembangunan, karena dengan adanya struktur organisasi proyek yang jelas maka semua
pihak yang terlibat dalam pengerjaan proyek dapat saling mengerti kedudukan dan

IRFANI 6
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

fungsinya masing-masing sehingga terjalin kerja sama yang baik dan pembangunan
proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Dikutip dari (Rosyid, 2006) secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam
pelaksana pembangunan proyek meliputi pemberi tugas (Owner), kontraktor pelaksana
dan konsultan perencana. Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang
dan tanggung jawab sesuai kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan
Proyek Pembangunan RSU Wulan Windy Tahap II adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1. Hubungan Kerja Pengelola Proyek

Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu bagan organisasi dapat
terdiri dari 2 hubungan kerja yaitu :

1. Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing
pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan perencana
dan kontraktor. Misalnyakan pada tahap desain dimana konsultan perencana
berfungsi sebagai perencana, disaat itu kontraktor belum berfungsi. Demikian
pula sebaliknya pada saat pelaksanaan konstruksi dilapangan kontraktor berfungsi
sebagai pelaksana konstruksi sedangkan konsultan perencana sudah tidak
berfungsi. Bila pada saat pelaksanaan konstruksi terdapat masalah yang berkaitan

IRFANI 7
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

dengan perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama


(kontrak) antara pemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor.
2. Hubungan Kontraktual
Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak
antara 2 pihak atau lebih yang terlibat kerjasama. Kontrak merupakan kesepakatan
(perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak yang mempunyai kekuatan hukum.
Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima penawaran yang diajukan
oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang tercantum dalam
penawaran. Konsultan perencana dengan pemilik proyek terlibat dalam hubungan
kontrak, selain konsultan perencana dan owner, kontraktor dengan owner juga
terikat berdasarkan hubungan kontrak.

2.2.1. Pemilik Proyek (owner)

Pemilik proyek atau Pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa
dan yang membeyar biaya pekerjaan tersebut.

2.2.2. Hak dan Kewajiban Pemilik Proyek (owner)


Dikutip dari (Haqqi, 2019: hal. 6) Menurut Ketentuan Umum Jasa Konstruksi
dalam Undang-Undang Tentang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999, Pengguna jasa
adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik
pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa. Hak dan kewajiban seorang pemberi
tugas (owner) adalah:
1. Menunjuk Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
2. Menunjuk Kontraktor Perencana.
3. Meminta laporan secara periodic mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa.
4. Menerima dan mengomentari laporan dari kontraktor melalui Konsultan
Pengawas.
5. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

IRFANI 8
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

6. Menyediakan site/lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.


7. Mengurus dan membiayai perizinan.
8. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
9. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara
menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama
pemilik.
10. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan bila terjadi perubahan. k. Menerima
dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa
jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki. l. Menerima laporan
akhir/menutup proyek.

2.2.1.1. Wewenang Pemilik proyek (owner)


1. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.
2. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan
secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal diluar kontrak yang telah
ditetapkan.

2.2.2. Konsultan Perencana dan Pengawas


Dikutip dari (Haqqi, 2019: hal. 8) Menurut Ketentuan Umum Jasa Konstruksi
dalam Undang-Undang Tentang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999, Perencana
konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan
ahli yang professional dibidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan
pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan
diserah terimakan.
Konsultan Pengawas dapat berupa badan usaha atau perorangan sesuai dengan
keinginan owner. Konsultan pengawas mengawasi pekerjaan konstruksi dari segi biaya,
mutu, dan waktu pelaksanaan kegiatan konstruksi,dan bertanggung jawab secara
profesional atas jasa pengawasan sesuai dengan ketentuan (Utami, 2020).

IRFANI 9
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

2.2.2.1. Tugas Konsultan Perencana


Konsultan perencana mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar kerja pelaksanaan,
rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS), perhitungan
struktur, dan rencana anggaran biaya (RAB).
2. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan yang tidak memungkinkan desain untuk di wujudkan.
3. Memberikan usulan kepada kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
4. Memberikan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas
dalam gambar kerja pelaksanaan dan rerencana kerja.

2.2.2.2. Tugas Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum dan menyeluruh, pengawasan
lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan proses pembangunan proyek.
2. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau komponen,
peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan.
3. Mengawasi progres kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat
dan cepat agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
4. Meninjau kondisi lapangan proyek secara langsung dan berkala untuk menjamin
kesesuaian antara perencanaan yang dibuat oleh konsultan perencana.
5. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan
kontak kerja yang telah ditentukan atau disepakai bersama sebelumnya.
6. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek
sebelum dikerjakan.

2.2.3. Kontraktor Pelaksana


Kontraktor pelaksana adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan
gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.

IRFANI 10
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Dikutip dari (Haqqi, 2019: hal. 9) Menurut Ketentuan Umum Jasa Konstruksi
dalam Undang-Undang Tentang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999, Pelaksana
konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan
ahli yang professional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi
bentuk fisik lain.
Pada Proyek Pembangunan Tahap II Rumah Sakit Umum Wulan Windy pihak
yang bertugas sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. Mitra Mandiri Asetindo.

2.2.3.1. Tugas Kontraktor Pelaksana


Kontraktor mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja pelaksanaan, dan dokumen
perjanjian yang telah disepakati.
2. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat
3. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan.
4. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan jadwal (schedule) yang telah disepakati.
5. Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan, pengawasan dan penjagaan
keamanan fisik dan teknis.
6. Kontraktor harus melakukan perbaikan-perbaikan atas kerusakan atau kurang
sempurnanya pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan pembangunan.

IRFANI 11
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Berdasarkan uraian diatas mengenai struktur organisasi proyek, berikut struktur


organisasi pelaksana lapangan proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Wulan
Windy Tahap II.

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pelaksana Lapangan Pembangunan Gedung RSU


Wulan Windy Tahap II

IRFANI 12
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Berikut tugas dan kewajiban dari badan pelaksana lapangan yang terlibat dalam
proyek Pembangunan Tahap II RSU Wulan Windy :

A. Project Manager
Project Manager atau Penanggung Jawab Teknis adalah seseorang yang mewakili
pihak kontraktor dalam hal pelaksanaan di lapangan untuk mengawasi proyek. Tugas dan
kewajiban seorang Projec Manager/Penanggung Jawab Teknis adalah:
1. Bertanggung jawab penuh atas berlangsungnya pelaksanaan pembangunan dan
keberhasilan pelaksanaan proyek.
2. Mengontrol pekerjaan karyawan.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan secara periodik agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan.
4. Menerima laporan dari pengawas mutu.
5. Mengontrol rencana/jadwal pekerjaan dan anggaran selama pelaksanaan proyek.
6. Menerima laporan-laporan dari manager di lapangan tentang masalah- masalah
yang perlu mendapat perhatian.

B. Site Manager
Site Manager adalah orang yang menjamin terlaksananya pekerjaan konstruksi
sesuai dengan spesifikasi teknis dan waktu pengerjaan yang telah ditetapkan. Tugas
seorang site manager yaitu :

1. Membuat jadwal pelaksaan proyek yang sesuai dengan ketentuan dari perusahaan.
2. Merencanakan pemakaian alat dan bahan serta pekerjaan instalasi sesuai dengan
waktu penggunaannya.
3. Memberikan instruksi pekerjaan kepada pelaksana proyek.
4. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan dan memastikan setiap pekerjaan sudah sesuai
dengan instruksi baik itu secara teknis, kualitas maupun waktu
5. Memberikan informasi mengenai masalah-masalah di lapangan kerja kepada
Project Manager.
6. Me-manage tenaga kerja di proyek supaya pelaksanaan proyek dapat diselesaikan
dengan tepat waktu.

IRFANI 13
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

7. Membuat laporan mingguan secara rutin yang ditujukan untuk Project Manager
yang berkaitan dengan pekerjaan proyek, masalaha, kualitas kerja, waktu dan lain
sebagainya.
8. Menyetujui atau menerima tenaga kerja sesuai dengan target perusahaan dan
menugaskan pekerja dengan pekerjaan yang relevan sesuai dengan kemampuan
setiap pekerja
9. Membuat dan memberikan data untuk perhitungan gaji / upah tenaga kerja untuk
dihitung oleh Budget Control, kemudian menyerahkan kepada Project Manager

C. Civil Engineering
Civil Engineer (Insinyur Sipil) adalah seseorang yang memiliki tugas untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah Teknik di lapangan.
Adapun tugas dari site manager dilapangan adalah :
1. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen
kontrak.
2. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada di lapangan.
3. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain dari
lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian rupa
sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan dilapangan.

D. Drafter
Drafter adalah orang yang bertugas membuat gambar pelaksanaan/gambar shop
drawing, dimana gambar shop drawing adalah gambar detail yang disertai ukuran dan
bentuk detail sebagai acuan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan
dilapangan sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya.

E. Quality Control
Quality control dalam pekerjaaan konstruksi memegang peranan yang cukup
penting, karena dapat menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan
terhadap mutu pekerjaan yang baik akan menghasilkan kualitas pekerjaan yang baik pula.
Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan Owner (pemilik proyek) kepada kontraktor
pelaksana dan pengawas proyek.

IRFANI 14
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Quality control juga membuat laporan pemeriksaan kepada quality assurance.


Oleh karena itu, quality control membutuhkan pengalaman dan juga pemahaman yang
baik tentang pengendalian mutu melalui spesifikasi teknik yang digunakan dan metode
praktis dalam pemeriksaan mutu pekerjaan.
Berikut tugas dan tanggung jawab utama quality control antara lain adalah:
1. Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada proyek
konstruksi tersebut.
2. Memeriksa kelayakan peralatan pengendalian mutu yang digunakan.
3. Melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan atau material yang digunakan.
4. Melaksanakan pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di
laboratorium.
5. Memeriksa hasil pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di
laboratorium.
6. Mempelajari perencanaan mutu yang dipakai pada pekerjaan.
7. Mencegah terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
8. Menyiapkan bahan laporan yang terkait pemeriksaan atau pengendalian mutu dari
pekerjaan.
9. Mempelajari metode kerja yang digunakan agar sesuai spesifikasi teknis yang
dipakai.
10. Membuat teguran baik lisan maupun tulisan jika terjadi penyimpangan dalam
pekerjaan proyek.
11. Menyiapakaan dan memberikan data pemeriksaan mutu yang dibutuhkan oleh
quality assurance.
12. Memeriksa dan menjaga kualitas pekerjaan dari subkontraktor agar sesuai dengan
spesifikasi teknis yang berlaku
F. Kepala Logistik
Kepala Logstik adalah orang yang berperan dalam mengatur suatu sistem, seni dan
ilmu pengontrolan arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya. Seperti
produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke suatu daerah dengan tujuan
mengoptimalkan penggunaan modal. Pembangunan akan sulit dilakukan tanpa

IRFANI 15
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

pertolongan bab logistik. Logistik juga meliputi integrasi informasi, transportasi,


inventori, pergudangan, reverse logistics dan pemaketan.
Adapun tugas dan tanggung jawab Kepala Logistik dalam suatu proyek adalah :
1. Melakukan survey terkait data jumlah material beserta harga materi dari beberapa
supplier, vendor atau toko material bangunan sebagai teladan untuk menentukan
harga materi termurah dan memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan.
2. Mengkelola gudang dengan cara, mengatur daerah lokasi penyimpanan material
sehingga sanggup dengan gampang untuk diakses serta tertata rapi sehingga
jumlah barang masuk dan keluar dapat terkontrol.
3. Membeli barang dan peralatan menurut hasil survey sebelumnya sehingga
sanggup mendapat harga material termurah.
4. Lebling (Penanda) pada setiap barang sejenis, sehingga gampang untuk diakses.
5. Membuat catatan keluar masuknya barang.
6. Membuat laporan penggunaan barang dan peralatan.
7. Membuat catatan penggunaan barang dan capaian hasil pekerjaan atas
penggunaan barang, berhubungan dengan pelaksana lapangan.
8. Mengontrol ketersediaan barang dalam jumlah yang cukup, sehingga tidak
menggangu proses pekerjaan.
9. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan terkait jenis, jumlah dan jadwal
material dan alat yang akan dibutuhkan.
10. Konsultasi Rantai Pasok dan Optimasi Jaringan
11. Membuat laporan penerimaan/penolakan barang melalui investigasi kuantitas dan
kualitas material dan alat menurut spesifikasi yang dipersyaratkan, melalui
putusan dari Quality Control.

2.3. Mekanisme Kerja Proyek

2.3.1. Dokumen Lelang Proyek


Mekanisme lelang proyek pada tahap penyiapan dokumen akan dijelaskan sebagai
berikut.
1. Konsultan perencana yang dipilih akan menyiapkan beberapa dokumen yaitu :

IRFANI 16
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

1) DED (Detail Engineering Design) yang berisi gambar tampak bangunan,


gambar detail bangunan, gambar potongan bangunan, gambar 3D/perspektif
bangunan dan lainnya yang terlebih dahulu dilakukan perhitungan teknis.
2) RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis) adalah dokumen yang
digunakan oleh Penyedia sebagai pedoman untuk melaksanakan proyek
pekerjaan. RKS proyek berisikan nama pekerjaan berikut penjelasaannya
berupa jenis, besar dan lokasinya, serta prosedur pelaksanaannya, syarat mutu
pekerjaan dan persyaratan lain yang wajib dipenuhi oleh penyedia pekerjaan
konstruksi. RKS umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu syarat umum, syarat
administrasi, dan syarat teknis. Syarat-syarat administrasi yang dimuat di
dalam RKS berisikan metode/tata laksana yang diperlukan oleh pelaksana -
kontraktor untuk menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh pengguna jasa. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan kontrak oleh Penyedia barang/jasa, termasuk hak, kewajiban, dan
risiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak.
3) EE (Engineer Estimate) Engineer Estimate terdiri dari:
a) Daftar kuantitas atau volume pekerjaan yang diperlukan sering disebut
Bill of Quality (BoQ).
b) Harga Satuan Pekerjaan.
c) Rencana Anggaran Biaya Proyek merupakan jumlah seluruh biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek konstruksi.
Analisa harga satuan akan menguraikan suatu perhitungan harga satuan
bahan dan pekerjaan yang secara teknis dirinci secara detail berdasarkan suatu
metode kerja dan asumsi-asumsi yang sesuai dengan yang diuraikan dalam
suatu spesifikasi teknik, gambar disain untuk suatu pekerjaan konstruksi jalan
dan jembatan.
Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak
langsung. Komponen biaya langsung terdiri atas upah tenaga kerja, bahan dan
peralatan.
Komponen biaya tidak langsung terdiri atas biaya umum atau over head
dan keuntungan. Biaya over head dan keuntungan belum termasuk pajak-pajak

IRFANI 17
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

yang harus dibayar, besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Analisa
ini digunakan sebagai suatu konsep dasar perhitungan harga perkiraan sendiri
(HPS) atau owner’s estimate (OE) yang dituangkan sebagai mata pembayaran
suatu pekerjaan.
2. Dokumen yang disiapkan oleh owner
1) HPS (Harga Perkiraan Sendiri)
Penyusunan dan penetapan HPS bertujuan untuk menilai kewajaran harga
penawaran dan/atau kewajaran harga satuan, dasar untuk menetapkan batas
tertinggi penawaran yang sah dalam pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya dan dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan
pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah 80% (delapan puluh
persen) dari nilai HPS.
PPK menyusun HPS berdasarkan pada:
a) Hasil perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah
disusun pada tahap perencanaan pengadaan.
b) Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses
pemilihan yang dilakukan sebelum penetapan DIPA/DPA mengacu
kepada Pagu Anggaran yang tercantum dalam RKA K/L atau RKA
Perangkat Daerah.
c) Hasil reviu perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk
komponen keuntungan, biaya tidak langsung (overhead cost), dan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Data/informasi yang dapat digunakan untuk menyusun HPS antara lain:


a) Harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa di lokasi barang/jasa
diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya
pemilihan Penyedia.
b) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
c) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi. Yang dimaksud dengan asosiasi adalah asosiasi profesi
keahlian, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

IRFANI 18
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan termasuk pula


sumber data dari situs web komunitas internasional yang
menayangkan informasi biaya/harga satuan profesi keahlian di luar
negeri yang berlaku secara internasional termasuk dimana Pengadaan
Barang/Jasa akan dilaksanakan.
d) Daftar harga/biaya/tarif barang/jasa setelah dikurangi rabat/potongan
harga (apabila ada) yang dikeluarkan oleh
pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha.
e) Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman tahun berjalan
dan/atau kurs tengah Bank Indonesia valuta asing terhadap Rupiah.
f) Hasil perbandingan biaya/harga satuan barang/jasa sejenis dengan
Kontrak yang pernah atau sedang dilaksanakan.
g) Perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan oleh
konsultan perencana (engineer’s estimate).
h) Informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri untuk
tender/seleksi internasional atau Informasi lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak


Pertambahan Nilai (PPN). HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga,
biaya lainlain, dan Pajak Penghasilan (PPh). Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak
bersifat rahasia. Sedangkan rincian harga satuan bersifat rahasia, kecuali rincian
harga satuan tersebut telah tercantum dalam Dokumen Anggaran Belanja.
Perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan hasil
perhitungan biaya harga satuan yang dilakukan oleh konsultan perencana
(Engineer’s Estimate) berdasarkan rancangan rinci (Detail Engineering
Design) yang berupa Gambar dan Spesifikasi Teknis. Perhitungan HPS telah
memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang wajar untuk Pekerjaan
Konstruksi sebesar 15% (lima belas persen).

IRFANI 19
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

2.3.2. Dokumen Kontrak


Dokumen kontrak adalah dokumen-dokumen yang mengatur hubungan hukum
antara Pengguna Jasa dengan Penyedia barang/jasa untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Dalam hal ini yang dilakukan adalah kontrak konstruksi. Dokumen kontrak secara umum
bersumber dari dokumen lelang, semua dokumen lelang yang masih berlaku hingga akhir
kontrak menjadi bagian dari dokumen kontrak. Sesuatu hal yang tidak/belum termasuk
dalam dokumen lelang tidak dapat menjadi bagian dokumen kontrak kecuali ada
perubahannya (addendum kontrak).
Bagian dokumen kontrak terdiri dari:
1. Dokumen lelang termasuk perubahannya.
2. Dokumen penawaran penyedia jasa.
3. Evaluasi panitia lelang.
4. Kontrak (dokumen yang ditandatangani).
5. Addendum (perubahan, dokumen kontrak sebelumnya)
Dokumen yang mempunyai kekuatan hukum yang berisi tentang hak dan kewajiban
dari pihak-pihak yang bersangkutan untuk melaksanakan sebuah perjanjian pekerjaan
guna membuat keputusan dimana hasil kesepakatan tersebut ditulis dalam sebuah
kontrak, diperlukan sebuah penawaran dan penerimaan.
Aspek Kontrak Konstruksi yaitu:
1. Aspek teknis
2. Aspek hukum
3. Aspek keuangan
4. Aspek perpajakan
5. Aspek perasuransian
6. Aspek sosial ekonomi
7. Aspek administrasi
Bentuk kontrak adalah sebagai berikut :
1. Bukti Pembelian/pembayaran.
2. Kuitansi
3. Surat Perintah Kerja (SPK)
4. Surat Perjanjian
5. Surat Pesanan

IRFANI 20
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Gambar 2.3 Skema bagian-bagian kontrak

Pihak-pihak penyelenggara kontrak :


1. Pemilik (the owner)
2. Direksi pekerjaan (the engineer)
3. Wakil direksi pekerjaan (engineer’s representative)
4. Kontraktor (the contractor)
5. Subkontraktor (the subcontractor)
6. SSUK dan SSKK
7. Dokumen lainnya:
a) Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP)
b) Berita Acara Penetapan Pemenang (BAPP)
c) Surat Penetapan Penyedia Jasa (SPPBJ)
d) Berita acara Pre-Award Meeting
e) Jaminan-jaminan.

2.3.3. Pelaksanaan Kontrak


1. Ketentuan Umum
Surat perintah mulai kerja (SPMK)/surat Pesanan (SP).
1) Selambat-lambattnya 14 (empat belas) hari sejak penanda tangan kontrak,
pengguna barang/jasa sudah harus menerbitkan SPMK/SP.

IRFANI 21
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

2) Dalam SPMK /SP dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan


kontrak, yang akan dinyatakan oleh pihak kedua dalam pernyataan dimulainya
pekerjaan.
3) Untuk kontrak sederhana, tanggal mulai kerja dapat ditetapkan sama dengan
tanggal penandatanganan kontrak atau tanggal dikeluarkannya SPMK./SP
2. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
1) Informasi pengadaan barang/jasa.
2) Organisasi proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa.
3) Jadwal pelaksanaan.
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
5) Prosedur instruksi kerja.
6) Pelaksana kerja.
3. Mobilisasi
1) Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.
2) Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang meliputi : Untuk
Pekerjaan konstruksi, Mendatangkan peralatan yang diperlukan,
mendatangkan personil-personil, dan mempersiapkan fasilitas seperti Kantor,
Rumah, laboratorium, Bengkel, Gudang, Mendatangkan tenaga ahli,
menyiapkan peralatan pendukung, dan lain sebagainya. Pengadaan
barang/jasa lainnya tidak diperlukan mobilisasi.
3) Mobilisasi peralatan dan personil dari penyedia barang/jasa dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
4. Pemeriksaan bersama.
1) Pemeriksaan bersama oleh pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa
dilakukan pada tahap awal periode pelaksanaan kontrak/pelaksanaan
pekerjaan.
2) Dalam hal tsb diatas, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia/pejabat
peneliti pelaksanaan kontrak.
3) Bila dalam pemeriksaan bersama tsb mengakibatkan perubahan isi kontrak,
maka harus dituangkan dalam bentuk adendum kontrak.

IRFANI 22
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

5. Pembayaran uang muka


Usaha Kecil maximum 30% dan Usaha Non Kecil maximum 20%.
6. Pembayaran prestasi pekerjaan
Sesuai prestasi fisik nyata dilapangan berdasarkan laporan proges fisik
dari konsultan upervisi. ( Montly Certificate yang ditentukan dalam SSKK)
7. Perubahan kegiatan pekerjaan
1) Untuk kepentingan pemeriksaan, pengguna barang/jasa dapat membentuk
panitia/pejabat peneliti pelaksanaan kontrak.
2) Bila terapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan dan gambar,
spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen kontrak maka pengguna
barang/jasa dan penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan kontrak
yang meliputi :
a) Menambah/mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
b) Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan.
c) Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d) Melaksanakam pekerjaan tambah yang belum termasuk dalam kontrak,
yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
e) Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% dari harga kontrak awal.
f) Perintah perubahan dibuat secara tertulis oleh pengguna barang/jasa
ditujukan kepada penyedia barang/jasa.
g) Selanjutnya ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga, dengan
mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.
h) Harga negosiasi dituangkan dalam berita acara dan sebagai dasar dalam
penyusunan adendum kontrak.
8. Denda dan ganti rugi
1) Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan pada penyedia barang/jasa.
2) Ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan pada pengguna barang/jasa.
3) Denda dan ganti rugi tsb disebabkan oleh terjadinya cidera janji yang
tercantum dalam kontrak.
4) Besarnya denda atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1/1000 dari
harga kontrak setiap hari keterlambatan.
5) Besarnya ganti rugi atau keterlambatan pembayaran adalah :

IRFANI 23
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

a) Bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar.


b) Tingkat suku bunga yang diberikan adalah yang berlaku pada saat itu
(ketetapan BI), atau dapat diberikan kompensasi sesuai dalam dokumen
kontrak.
c) Tata cara pembayaran denda- ganti rugi diatur dalam dokumen kontrak.
9. Penyesuaian harga
1) Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
2) Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka panjanglebih dari
12(dua belas) bulan.
10. Keadaan Kahar (force majeur)
Apabila terjadi keadaan kahar maka penyedia barang/jasa :
1) Dalam waktu 14 (empat belas) hari dari hari terjadinya keadaan kahar
memberitahukan kepada pengguna barang/jasa.
2) Pemberitahuan tsb harus disertai pernyataan keadaan kahar dari instansi
yang berwenang.
11. Penghentian dan pemutusan kontrak
Telah dijelaskan pada SSUK.

2.3.3.1 MC-0 dan CCO


Mutual check awal atau biasa yang disebut MC-0 merupakan kegiata penghitungan
kembali volume item pekerjaan dan disesuaikan antara gambar rencana dengan kondisi
lapangan. Sehingga mendapatkan volume actual sesuai dengan kondisi real pekerjaan.
Hasil daripada perhitungan tersebut, baik ada kelebihan volume atau kekurangan
volume akan dituangkan dalam sebuah laporan kerja yang dinamakan laporan Mutual
Check Awal (MC-0).
Penghitungan MC-0 suatu pekerjaan menjadi salah satu kelengkapan yang wajib
dibuat dan dilaksanakan karena ini akan berpengaruh terhadap pekerjaan yang nantinya
akan dilaksanankan apakah mengalami perubahan, volume bertambah atau berkurang
dan ataukah tetap. Mutual Check (MC-0) atau MC 0% adalah pelaksanaan pemeriksaan
bersama untuk menghasilkan laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang aktual.
Pelaksanaan MC-0 ini meliputi:

IRFANI 24
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

• Pengukuran (setting out)


• Penggambaran dan perhitungan hasil pengukuran
• Perhitungan biaya
Laporan MC-0 ini dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama
(MC 0%), Berita Acara Serah Terima Lapangan (BA MC 0%), Schedule, dan Rekap
MC 0%. Sedangkan tujuan pelaksanaan MC-0 ini adalah untuk menghitung ulang
seluruh komponen pekerjaan agar didapatkan volume pekerjaan yang real serta actual
sehingga potensi kekurangan volume atau kelebihan volume dapat dihindarkan.
Contract Change Order (CCO) di dalam pelaksanaan proyek pemerintah
didefinisikan sebagai perubahan secara tertulis antara Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan Penyedia/Rekanan/Kontraktor untuk mengubah kondisi dokumen kontrak
awal, dengan menambah atau mengurangi pekerjaan.
Sementara menurut American Institute of Architect (AIA), Contract Change Order
adalah sebuah permintaan secara tertulis yang ditandatangani oleh arsitek, kontraktor,
dan pemilik yang dibuat setelah kontrak diterbitkan, yang mempunyai kuasa untuk
mengubah ruang lingkup pekerjaan atau melakukan penyesuaian terhadap nilai kontrak
dan waktu penyelesaian pekerjaan.

2.3.3.2 Rapat / Meeting


1. Rapat Harian
Rapat harian menghasilkan laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis
oleh pihak pelaksana proyek dalam melakukan tugasnya dan dalam
mempertanggung jawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta untuk
mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan rencana atau
tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek
dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek. Laporan
harian berisikan data-data antara lain :
1) Waktu dan jam kerja
2) Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum
3) Keadaan cuaca
4) Bahan-bahan yang masuk ke lapangan
5) Peralatan yang tersedia di lapangan

IRFANI 25
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

6) Jumlah tenaga kerja di lapangan


Hal-hal yang terjadi di lapangan Dengan adanya laporan harian ini, maka
segala kegiatan proyek yang dilakukan tiap hari dapat dipantau.
2. apat Mingguan
Rapat mingguan menghasilkan laporan mingguan yang dibuat berdasarkan
laporan harian yang telah dibuat sebelumnya. Laporan mingguan berisi tentan
uraian pekerjaan hari-hari sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan selama satu minggu. Laporan ini dibuat oleh site manager. Sama
halnya seperti laporan harian, pembuatan laporan mingguan
juga dimaksudkan untuk mengetahui keadaan proyek, hanya saja dalam
mingguan ini mencakup waktu setiap minggu dan permasalahan yang lebih
kompleks. Persentase kemajuan dan atau keterlambatan proyek juga dapat
diketahui melalui laporan mingguan ini dengan cara membandingkan kurva S.
Adapun gambaran mengenai laporan mingguan seperti hal-hal berikut :
1) Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang berlalu,
jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan material yang
digunakan beserta volumenya.
2) Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan
biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya.
3) Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.
4) Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.
5) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan
peralatan serta cara menanganinya.
6) Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang
dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu.
7) Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk
minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas.
3. Rapat Bulanan
Rapat bulanan menghasilkan laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor
yaitu oleh site manager dimaksudkan agar penggunaan dana dan prestasi kerja
selama satu bulan dapat dikontrol oleh pemilik proyek sesuai dengan
kesepakatan yang telah disepakati dalam tender proyek. Kemajuan proyek

IRFANI 26
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

selama satu bulan juga dapat diketahui melalui laporan bulanan ini. Laporan
bulanan inimerupakan akumulasi dari laporan mingguan, yang dilengkapi
dengan foto dokumentasi sebagai tolok ukur realisasi kemajuan pelaksanaan
proyek, dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal.
Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek, baik pelaksanaan
maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya terdapat dalam hal-hal sebagai
berikut :
1) Data umum proyek
2) Master schedule
3) Monthly progress report
4) Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya
5) Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap
6) Foto dokumentasi kemajuan proyek.

2.3.4. Serah Terima Hasil Pekerjaan


Serah terima hasil pekerjaaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) sesuai ketentuan yang termuat dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk serah terima barang/jasa.
Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang
diserahkan. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara
Serah Terima dengan ketentuan :
1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk penyerahan hasil pekerjaan.
2. Sebelum dilakukan serah terima, Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan
pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan, yang dapat dibantu oleh Konsultan
Pengawas atau tim ahli dan tim teknis.
3. Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan terhadap
kriteria/spesifikasi yang tercantum dalam Kontrak.
4. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, Pejabat

IRFANI 27
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki dan/atau


melengkapi kekurangan pekerjaan.
5. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak maka Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia
menandatangani Berita Acara Serah Terima.
6. Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima, Pejabat Penandatangan
Kontrak menyerahkan barang/hasil pekerjaan kepada PA/KPA.
7. PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif
terhadap barang/hasil pekerjaan yang diserahterimakan.
8. PjPHP/PPHP melakukan pemeriksaan administratif proses pengadaan
barang/jasa sejak perencanaan pengadaan sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan, meliputi dokumen program/penganggaran, surat penetapan PPK,
dokumen perencanaan pengadaan, RUP/SIRUP, dokumen persiapan
pengadaan, dokumen pemilihan Penyedia, dokumen Kontrak dan
perubahannya serta pengendaliannya, dan dokumen serah terima hasil
pekerjaan.
9. Apabila hasil pemeriksaan administrasi ditemukan ketidaksesuaian
/kekurangan, PjPHP/PPHP melalui PA/KPA memerintahkan Pejabat
Penandatanganan Kontrak untuk memperbaiki dan/atau melengkapi
kekurangan dokumen administratif.
10. Hasil pemeriksaan administratif dituangkan dalam Berita Acara.
Masa Pemeliharaan :
1. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan.
2. Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk penyerahan akhir
pekerjaan.
3. Pejabat Penandatangan Kontrak menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah
Penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan
dengan baik. Pejabat Penandatangan Kontrak wajib melakukan pembayaran
sisa nilai kontrak.

IRFANI 28
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

BAB III
PENGERJAAN DAN PERENCANAAN PLAT LANTAI 2 ARAH

3.1. Spesifikasi Bahan & Peralatan Proyek


Peraturan-peraturan teknis untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan, berlaku
lembaran-lembaran ketentuan-ketentuan yang sah di Indonesia, peraturan-peraturan ini
dituliskan kedalam rencana kerja dan syarat-syarat ini untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan atau membimbing pemborong dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan
yang lazim nantinya dijumpai di lapangan pekerjaan. Peraturan-peraturan tersebut adalah:
a. Perencanaan komponen struktur beton pracetak dan sambungannya harus
mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan kekangan deformasi mulai
dari saat pabrikasi awal, hingga selesainya pelaksanaan struktur, termasuk
pembongkaran cetakan, penyimpanan, pengangkutan dan pasangan.
b. Apabila komponen pracetak dimasukkan kedalam sistem struktural, maka gaya-
gaya dan deformasi yang terjadi di dan dekat sambungan harus diperhitungkan
didalam perencanaan.
c. Toleransi untuk komponen struktur pracetak dan elemen penghubungannya harus
dicantumkan dalam spesifikasi. Perencanaan komponen pracetak dan sambungan
harus memperhitungkan pengaruh toleransi tersebut.
d. Hal-hal berikut harus ada di dalam dokumen kontrak atau gambar kerja struktur
pracetakan:
1. Detail penulangan, sisipan dan alat-alat bantu pengangkatan yang
diperlukan untuk menahan beban-beban sementara yang timbul selama
proses penanganan, penyimpanan dan erection, Kuat beton perlu pada
umur yang ditetapkan atau pada tahapan-tahapan konstruksi.

3.1.1. Spesifikasi Bahan


Bahan-bahan yang digunakan antara lain:
A. Agregat Kasar (kerikil)
regat kasar (kerikil) yang digunakan yaitu split atau batu pecah berdiameter
20 mm sampai 30 mm sesuai dengan kegunaannya yaitu sebagai campuran beton
plat lantai.

IRFANI 29
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Gambar 3.1 Agregat Kasar

B. Agregat Halus (Pasir)


Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang keras, kekal dan tajam
sebagai hasil disitegrasi alam dari batu-batuan atau pasir bantuan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu.

Gambar 3.2 Pasir

1) Ketentuan Gradasi Agregat


a. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan, tetapi bahan
yang tidak memenuhi ketentuan harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat
campuran yang diisyaratkan.
b. Agregat kasar dan halus harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja

IRFANI 30
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya.
Dimana beton harus dicor.
2) Sifat-sifat Agregat
a. Agregat yang digunakan harus bersih, keras kuat yang diperoleh dari
pemecah batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
krikil dan pasir sungai.
b. Agregat halus, beban dari bahan organic seperti yang ditunjukkan oleh SNI
03-2816-7997, dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang apabila diuji
sesuai dengan prosedur yang diizinkan.

C. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan perusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik atau
bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulang air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan. (SNI 03-6817-2002). Rasio air semen
yang diisyaratkan p harus dihitung dengan menggunakan berat semen, sesuai
dengan ASTM C-150, ASTM C-595, atau ASTM C-845, ditambah dengan berat
abu terbang dan bahan pozzolan lainnya sesuai dengan ASTM C-618, kerak sesuai
dengan ASTM C-898, dan silica fume dengan ASTM C-1240, bilamana
digunakan.

D. Semen
Semen berfungsi sebagai pengikat agregat kasar dan agregat halus, semen
yang digunakan yaitu semen tiga roda.

Gambar 3.3 Semen Tiga Roda

IRFANI 31
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

E. Kayu
Kayu yang digunakan adalah harus memenuhi syarat seperti yang
diuraikan/ditetapkan pada Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
SNI-3, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI RSNI-5.

Gambar 3.4 Kayu balok

F. Besi Tulangan
Besi tulangan yang digunakan adalah besi tulangan ulir dengan berbagai
ukuran susuai dengan analisis perencanaannya (SNI 07-2052-1997).

Gambar 3.5 Besi Tulangan ulir pada plat lantai

G. Kawat baja
Kawat baja berfungsi pengikat besi tulangan satu dengan besi tulangan
lainnya, diameter kawat baja 1mm.

IRFANI 32
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Gambar 3.6 Kawat Baja

3.1.2. Spesifikasi Peralatan


Adapun beberapa peralatan atau alat berat yang dipakai untuk mendukung
kelancaran proyek antara lain :
A. Lift Beton
Lift beton berfungsi untuk mengangkat material yang dipakai untuk pekerjaan
dilantai atas

Gambar 3.7 Lift Beton

B. Vibrator
Vibrator adalah sejenis mesin penggetar yang berguna untuk mencegah
timbulnya rongga kosong pada adukan beton. Pemadatan ini dapat dilakukan
dengan dua cara:
a. Dengan cara non mekanis, yaitu dengan cara merojok, menumbuk serta
memukul-mukul cetakan dengan besi atau kayu.
b. Dengan cara mekanis, yaitu dengan cara merojok dengan alat penggetar
vibrator.

IRFANI 33
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY
.

Gambar 3.8 Vibrator

C. Bekisting/Cetakan dari kayu


Cetakan ini terbuat dari kayu yang disesuaikan dengan ukuran komponen
yang direncanakan. Cetakan harus kuat dan rapat untuk menghindari kebocoran.

Gambar 3.9 Bekisting

D. Mobile Concrete Pump


Mobile concrete pump merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari
mixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump ini untuk
meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengecoran. Alat ini sangant berguna untuk
lokasi yang sulit dijangkau seperti bangunan gedung bertingkat yang luas
sehingga dapat dengan mudah dijangkau. Alat ini terdiri atas beberapa bagian,
yaitu alat utama berupa mesin diesel, pipa-pipa besi berdiameter 15 cm serta
beberapa alat tambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut.

IRFANI 34
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Gambar 3.10 Concret Pump

E. Mixer Truck
Mixer truck merupakan truck khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer
dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 7 m3, 9 m3, dan 12 m3. Truk ini
mengangkut beton siap pakai (ready mix) dari temoat pencampuran beton
(batching plan) sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan, truk ini terus
berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan
beton tersebut terus homogen dan tidak mengeras. Dalam pengangkutan perlu
diperhatikan interval waktu, karena bila terlalu lama beton akan mengeras dalam
mixer, sehingga akan menimbulkan kesulitan dan menghambat kelancaran
pelaksanaan penegcoran.

Gambar 3.11 Mixer truck


F. Scaffolding
Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalam konstruksi. Scaffolding juga berfungsi

IRFANI 35
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok dan plat lantai. Scaffolding
terdiri dari beberapa bagian antara lain:
1) Jack base
Jack base adalah bagian yang terdapat di bagian paling bawah, dilengkapi
dengan ulit untuk mengatur ketinggian.
2) Main frame
Main frame adalah portal besi yang dirangkai di atas jack base.
3) Cross brace
Cross brace adalah penghubung dua main frame dipasang arah melintang.
4) Ladder
Ladder adalah tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami
kekurangan.
5) Joint pin
Joint pin adalah penghubung main frame dan ladder.
6) U-head jack
U-head jack adalah bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi
untuk penyangga kayu kaso pada bagian bekisting.
Cara operasionalnya adalah dengan menggabungkan tiap bagian di atas, sehingga
menjadi suatu konstruksi penyangga sementara.

Gambar 3.12 scaffolding

G. Pemotong Tulangan (Bar Cutter)


Alat ini berfungsi memotong tulangan baja dengan ukuran yang diinginkan.

IRFANI 36
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Alat ini menggunkan tenaga listrik dan jumlah tulang yang mampu di
potong dalam sekali tahap umumnya 1 – 10 tulangan baja.

Gambar 3.13. Pemotong Tulangan (Bar Cutter)

3.2. Pengerjaan Plat lantai


Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung
oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai
ditentukan oleh :
a. Besar lendutan yang diinginkan
b. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
c. Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus (mempunyai ketinggian yang sama
dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai
ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar
bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung dan bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat
lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban
tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan. Pada pembangunan tahap
II Gedung RSU Wulan Windy tebal plat lantai 160 mm dengan mutu beton K-250 dan
tulangan D10 -200 mm.
Selama kerja praktek berlangsung, pengamatan dilapangan dilakukan selama 2 bulan.

IRFANI 37
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

pengamatan dilapangan berguna untuk menambah wawasan mengenai pelaksanaan suatu


konstruksi dilapangan. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat dipelajari beberapa proses
pelaksanaan konstruksi dan material pendukungnya.
Adapun pengerjaan plat lantai yang dilakukan diproyek adalah :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan bekisting
c. Pekerjaan pembesian
d. Pekerjaan pengecoran
e. Pekerjaan pembongkaran bekisting
Teknis praktis yang ada dilapangan dalam penyelesaian setiap pekerjaan yang ada
merupakan bahan masukan bagi penulis untuk menyempurnakan disiplin ilmu yang
pernah diperoleh dibangku kuliah. Uraian tentang seluruh pekerjaan ini akan diterangkan
pada sub bab berikutnya.
Pekerjaan plat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan.
Semua pekerjaan plat lantai dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

3.2.1. Pekerjaan Persiapan


Pada pekerjaan plat lantai ada 3 hal yang perlu dipersiapkan, yaitu :
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur Waterpass.
b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting pelat lantai bersamaan dengan balok karena merupakan satu
kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel
bekisting plat lantai harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan
plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat
lantai atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan plat lantai dilakukan langsung di
lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: besi hollow, U head,
kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk plat lantai, pemotongan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter.

IRFANI 38
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

3.2.2. Pekerjaan Bekisting


Pekerjaan bekisting merupakan jenis pekerjaan pendukung terhadap pekerjaan lain
yang tergantung kepadanya, apabila pekerjaan telah selesai maka bekisting tidak
diperlukan lagi sehingga harus dibogkar dan disingkirkan dari lokasi. Dengan demikian
hanya bersifat sementara dan hanya digunakan pada pelaksanaan saja. Tujuan pekerjaan
acuan adalah membuat cetakan beton konstruksi pendukungnya.
Plat lantai dibuat dengan monolit dengan balok, maka bekisting plat lantai dibuat
bersamaan dengan bekisting balok. Bekisting terbuat dari bahan triplek dengan ukuran 9
mm, Selain itu triplek ini juga memiliki fungsi yaitu sebagai bekisting tidak tetap. Dimana
Setelah pengecoran selesai maka triplek yang digunakan akan di buka kembali untuk
pengecoran plat lantai selanjutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah :
1. Bekisting harus dipasang dengan sesuai bentuk dan ukuran.
2. Bekisting dipasang dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh, kuat,
tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukannya selama pengecoran, acuan
harus mampu memikul semua beban yang bekerja padanya sehinga tidak
membahayakan pekerja dan struktur beton yang mendukung maupun yang
didukung.
3. Bekisting harus rapat dan tidak bocor.
4. Permukaan bekisting harus licin, bebas dari kotoran seperti dari serbuk gergaji,
potongan kawat , tanah dan sebagainya.
5. Bekisting harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
a. Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
dari pada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint
pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya.
b. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
c. Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi
pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin,

IRFANI 39
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat
pengecoran
d. Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

Gambar 3.14. Pekerjan Bekisting

3.2.3. Pekerjaan Pembesian/Penulangan


Pekerjaan penulangan memerlukan perencanaan yang teliti dan akurat, karena
menyangkut syarat-syarat teknis dan diusahakan penghematan dalam pemakaian
sehingga dapat menekan biaya proyek. Sebelum pekerjan penulangan, dilakukan
pekerjaan pabrikasi tulangan yang meliputi pemotongan dan pembengkokan baja
tulangan sesuai dafter poton/ bengkok tulangan.
1. Pekerjaan Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan
Pekerjaan ini harus sesuai dengan bestek yang telah dibuat, yang
mencantumkan jenis penggunaan, bentuk tulangan, diameter, panjang potong dan
jumlah potong dan dimensi begel baik bentuk, ukuran diameter.
Tulangan dipotong dengan bar cutter dan bagian yang perlu dibengkokkan
dipakai dengan mesin pembengkok baja (bar bender) atau dengan alat bengkok
manual. Baja tulangan yang telah selesai dipotong dan telah dibengkokkan
dikelompokkan sesuai dengan jenis pemakaian bentuk dan ukurannya.

IRFANI 40
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

2. Persyaratan umum pemasangan tulangan


a. Tulangan harus bebas dari kotoran, kulit giling dan karat lepas, serta bahan-
bahan lain yang mengurangi daya lekat
b. Tulangan harus dipasang dengan sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
c. Perhatian khusus dicurahkan terhadap ketebalan terhadap penutup beton.
Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat dibentuk balok-balok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap cetakan atau
lantai kerja. Penahan-penahan ini harus tersebut merata.
Tulangan pelat lantai yang digunakan adalah tulangan ulir diameter 10 mm dengan
jarak 200 mm untuk bagian atas dan untuk bagian bawah digunakan tulangan dengan
diameter 10 mm dengan jarak 200 mm.
Tahap pembesian pelat, antara lain :
a. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
b. Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
c. selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
d. Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

Gambar 3.15. Pekerjaan Pembesian

IRFANI 41
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

3.2.4. Pekerjaan pengecoran


Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-
kotoran yang dapat menyebabkan tidak melekatnya adukan beton dengan tulangan.
Pembersihan ini sebaiknya dilakukan dengan penyemprotan udara yang bertekanan dari
air compressor dan kemudian dilakukan pemeriksaan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi sebelum diadakan pengecoran.
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan
pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : concrete mixer,
concrete pump, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat
lantai sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
a. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak
beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan
di lapangan.
b. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor
sampai benar – benar bersih
c. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas
menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan,
3
kedatangan, waktu selesai dan volume beton (m )
d. Kemudian truk mixer menuangkan beton kedalam tampungan concrete pump,
yang seterusnya akan disalurkan keatas menggunakan pipa-pipa yang sebelumnya
telah dipasang dan disusun sedemikian rupa sehingga beton dapat mencapai
dimana pengecoran plat lantai dilakukan
e. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih
dahulu selanjutnya untuk plat diratakan oleh scrub secara manual lalu check level
tinggi plat lantai dengan waterpass dan 1 pekerja vibrator memasukan alat
kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan
tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan
mengurangi kualitas beton.
f. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton
segar tersebut diratakan dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah
ditentukan sebelumnya.

IRFANI 42
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

g. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam.

Gambar 3.16. Pengecoran Plat Lantai

3.2.5. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum mencapai kekuatan tertentu untuk memikul
2 kali berat sendiri. Jika ada bagian konstruksi yang bekerja pada beban yang lebih tinggi
dari pada beban rencana, maka pada keadaan tersebut plat lantai tidak dapat di bongkar.
Perlu diketahui bahwa seluruh tanggung jawab atas keamanan konstruksi terletak pada
pemborong, dan perhatian kontraktor atas mengenai pembongkaran cetakan ditunjukkan
pada SK-SNI-T-15-1991-03 dalam pasal yang bersangkutan. Pembongkaran harus
diberitahu kepada petugas bagian konstruksi dan meminta persetujuannya, namun bukan
berarti kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya.
Pembongkaran acuan dilakukan sesuai ketentuan dalam PBI 1971. Hal-hal yang
harus diperhatikan antara lain :
a. Pembongkaran bekisting beton dapat dilakukan bila bagian konstruksi telah
mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan yang ini ditunjukan dengan hasil
percobaan laboratorium.
b. Bekisting balok dan plat lantai dapat dibongkar setelah semua acuan kolom-kolom
penunjang dibongkar.
Pembongkaran acuan kolom dilakukan dua hari setelah pengecoran dilakukan

IRFANI 43
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

Sedangkan pada balok dan plat lantai pembongkaran acuan dilakukan selama tujuh hari
setelah pengecoran dilakukan dengan catatan hasil uji laboratorium menunjukkan dengan
kekuatan beton minimum 80%-90% dari kekuatan penuh.

Gambar 3.17. Pembongkaran Bekisting

3.3. Perencanaan plat lantai


Sistem perencanaan tulangan plat lantai pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam
yaitu plat satu arah (one way slab) dan sistem perencanaan plat dengan tulangan pokok
dua arah yang disebut plat dua arah (two way slab). Dalam laporan ini akan membahas
contoh perhitungan plat lantai dua arah (two way slab) yang dipilih berdasarkan bentang
terbesar untuk mewakili bentang yang lebih kecil.
Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perhitungan plat lantai adalah sebagai
berikut:
1. Standar tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 03-
2847-2019).
2. Beban minimum untuk perencanaan bangunan Gedung dan struktur lain (SNI
1727:2013)
3. Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (PPURG 1987).
Plat lantai pada gedung direncanakan menggunakan beton bertulang dengan sistem
2 arah (x dan y) atau 4 tumpuan sejajar. Plat lantai dianggap terjepit penuh pada keempat
sisinya. Tebal plat direncanakan 160 mm.

IRFANI 44
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

3.3.1. Data-data perencanaan


Data-data yang diperlukan untuk pembebanan plat :
a) Mutu beton (fc’) = 25 MPa
b) Mutu baja (fy) = 400 MPa
c) Tebal plat lantai (180 mm) = 0,16 m
d) Beban mati (WD) :
1) Berat plat lantai = 24 kN/m3
2) Berat plafond dan rangka = 0,18 kN/m2
3) Berat finishing lantai = 22 kN/m3
4) Berat instalasi ME = 0,2 kN/m2
( PPPURG 1987, hal 12 )
e) Beban hidup (WL) ( SNI 1727:2013, Tabel 4-1 hal. 26 ) :
1) Ruang operasi, laboratorium = 2,87 kN/m2
2) Rung pasien = 1,92 kN/m2

3.3.2. Menentukan Tebal Plat Lantai


Perencanaan plat dalam menentukan tebal diambil dari bentang plat yang paling
panjang (ly) dari luasan plat terbesar. Pada lantai dasar sampai 5 memiliki type plat
dengan luasan yang berbeda. Diasumsikan plat lantai dianggap terjepit penuh pada
keempat sisinya dan tebal plat direncanakan 180 mm.
Tebal plat lantai (h) minimum dihitung sesuai SNI 2847:2019 pasal 8.3.1.2 yaitu:
𝑓𝑦
𝑙𝑛[0,8+ ]
1400
h=
36+9𝛽
400
600[0,8+ ]
1400
h= 600
36+9( )
415

h = 13,2912 cm
( maka digunakan tebal plat lantai 16 cm )

IRFANI 45
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

3.3.3. Analisis pembebanan plat


1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )
Catatan:
1. Beban mati (Dead load) = Terletak bebas
= Menerus atau te
2
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m )
3 0,16
1 Berat sendiri plat lantai (kN/m ) 24,0 0,18 4,320
3
2 Berat finishing lantai (kN/m ) 22,0 0,05 1,100
2
3 Berat plafon dan rangka (kN/m ) 0,18 - 0,180
2 Tabel 1. Momen
4 Berat instalasi ME (kN/m ) 0,2 - 0,200
atau terjepit elasti
Total beban mati, QD = 5,800
Momen Pelat perse
2.2.BEBAN HIDUP Tabel 2. Momen
Beban hidup (Live(LIVE
load) LOAD ) penuhKondisi Pelat
Momen Pelat perseg
2
Beban hidup ruang operasi, laboratorium = 287 kg/m

2 Lx Kondisi Pelat
QL = 2,87 kN/m
Ly

Tabel 3.1. Analisis beban mati dan beban hidup Lx

Ly

3.3.4. Data plat lantai


Panjang bentang plat arah x, Lx = 4,15 m
Panjang bentang plat arah y, Ly = 6,00 m
Tebal plat lantai, h= 160 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1,45 KOEFISIEN MOMEN PLAT

DUA ARAH karena Ly/Lx<2


Lapangan x Clx = 73
Lapangan y Cly = 34
Tumpuan x Ctx = 18
Tumpuan y Cty = 57
Tabel 2 dengan 4 sisi terjepit

Diameter tulangan yang digunakan, = 10 mm


Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm

Tabel 3.2. Data plat lantai

. Catatan:
= Terletak bebas
= Menerus atau te
Catatan:
= Terletak bebas
= Terjepit penuh

IRFANI 46
(18 0404 072)
Tabel 2.
Tabel 2. Momen
Momen Pelat
Pelat Persegi
Persegi akibat LAPORAN
akibat beban
beban KERJA PRAKTEK
merata kondisi
merata kondisi tumpuan PEMBANGUNAN
tumpuan bebas dan
bebas terjepitRUMAH SAKIT
dan terjepit
penuh
penuh UMUM WULAN WINDY
Momen Pelat persegi
Momen Pelat akibat beban
persegi akibat (PBI'71)
merata (PBI'71)
beban merata

Nilai Perbandingan Ly/Lx


Kondisi Pelat Nilai Perbandingan Ly/Lx
Kondisi Pelat Momen Pelat 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 > 2,5
Momen Pelat 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 > 2,5

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lx Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lx Mlx = 0.001.q.Lx x 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125
Mly = 0.001.q.Lx x 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 32 32 25
Ly
Ly
Mly = 0.001.q.Lx2 x 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 32 32 25
Mty = - 0.001.q.Lx22 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mty = - 0.001.q.Lx x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 52 59 64 69 73 76 79 81 82 83 83 83 83 83 83 83 83
Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 52 59 64 69 73 76 79 81 82 83 83 83 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx x 21 25 28 31 34 36 37 38 40 40 41 41 41 42 42 42 42
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 21 25 28 31 34 36 37 38 40 40 41 41 41 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx x 21 21 20 19 18 17 16 14 13 12 12 11 11 11 10 10 8
Mly = 0.001.q.Lx2 x 21 21 20 19 18 17 16 14 13 12 12 11 11 11 10 10 8
Mty = - 0.001.q.Lx22 x 52 54 56 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
Mty = - 0.001.q.Lx x 52 54 56 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 68 77 85 92 98 103 107 111 113 116 118 119 120 121 122 122 125
Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 68 77 85 92 98 103 107 111 113 116 118 119 120 121 122 122 125
Mlx = 0.001.q.Lx x 28 33 38 42 45 48 51 53 55 57 58 59 59 60 61 61 63
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 28 33 38 42 45 48 51 53 55 57 58 59 59 60 61 61 63
Mly = 0.001.q.Lx x 28 28 28 27 26 25 23 23 22 21 19 18 17 17 16 16 43
Mly = 0.001.q.Lx2 x 28 28 28 27 26 25 23 23 22 21 19 18 17 17 16 16 43
Mty = - 0.001.q.Lx22 x 68 72 74 76 77 77 78 78 78 78 79 79 79 79 79 79 79
Mty = - 0.001.q.Lx x 68 72 74 76 77 77 78 78 78 78 79 79 79 79 79 79 79

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx x 22 28 34 42 49 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 22 28 34 42 49 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
Mly = 0.001.q.Lx x 32 35 37 39 40 41 41 41 41 40 39 38 37 36 35 35 25
Mly = 0.001.q.Lx2 x 32 35 37 39 40 41 41 41 41 40 39 38 37 36 35 35 25
Mty = - 0.001.q.Lx22 x 70 79 87 94 100 105 109 112 115 117 119 120 121 122 123 123 125
Mty = - 0.001.q.Lx x 70 79 87 94 100 105 109 112 115 117 119 120 121 122 123 123 125

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 70 74 77 79 81 82 83 84 84 84 84 84 83 83 83 83 83
Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 70 74 77 79 81 82 83 84 84 84 84 84 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx x 32 34 36 38 39 40 41 41 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 32 34 36 38 39 40 41 41 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx x 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 8
Mly = 0.001.q.Lx2 x 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 8
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx x 31 38 45 53 60 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 31 38 45 53 60 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125
Mly = 0.001.q.Lx x 37 39 41 41 42 42 41 41 40 39 38 37 36 35 34 33 25
Mly = 0.001.q.Lx22 x 37 39 41 41 42 42 41 41 40 39 38 37 36 35 34 33 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 84 92 99 104 109 112 115 117 119 121 122 122 123 123 124 124 125
Mty = - 0.001.q.Lx x 84 92 99 104 109 112 115 117 119 121 122 122 123 123 124 124 125

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 84 92 98 103 108 111 114 117 119 120 121 122 122 123 123 124 125
Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 84 92 98 103 108 111 114 117 119 120 121 122 122 123 123 124 125
Mlx = 0.001.q.Lx x 37 41 45 48 51 53 55 56 56 59 60 60 60 61 61 62 63
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 37 41 45 48 51 53 55 56 56 59 60 60 60 61 61 62 63
Mly = 0.001.q.Lx x 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 13
Mly = 0.001.q.Lx2 x 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 13
Mty = - 0.001.q.Lx22 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mty = - 0.001.q.Lx x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 55 65 74 82 89 94 99 103 106 110 114 116 117 118 119 120 125
Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 55 65 74 82 89 94 99 103 106 110 114 116 117 118 119 120 125
Mlx = 0.001.q.Lx x 21 26 31 36 40 43 46 49 51 53 55 56 57 58 59 60 63
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 21 26 31 36 40 43 46 49 51 53 55 56 57 58 59 60 63
Mly = 0.001.q.Lx x 26 27 28 28 27 26 25 23 22 21 21 20 20 19 19 18 13
Mly = 0.001.q.Lx2 x 26 27 28 28 27 26 25 23 22 21 21 20 20 19 19 18 13
Mty = - 0.001.q.Lx22 x 60 65 69 72 74 76 77 78 78 78 78 78 78 78 78 79 79
Mty = - 0.001.q.Lx x 60 65 69 72 74 76 77 78 78 78 78 78 78 78 78 79 79

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 74 77 79 80 82 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Mtx = - 0.001.q.Lx22 x 60 66 71 74 77 79 80 82 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx x 26 29 32 35 36 38 39 40 40 41 41 42 42 42 42 42 42
Mlx = 0.001.q.Lx22 x 26 29 32 35 36 38 39 40 40 41 41 42 42 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx x 21 20 19 18 17 15 14 13 12 12 11 11 10 10 10 10 8
Mly = 0.001.q.Lx2 x 21 20 19 18 17 15 14 13 12 12 11 11 10 10 10 10 8
Mty = - 0.001.q.Lx22 x 55 57 57 57 58 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
Mty = - 0.001.q.Lx x 55 57 57 57 58 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

Catatan:
Catatan:
= Terletak bebas
= Terletak bebas
= Terjepit penuh
= Terjepit penuh

Tabel 3.3. Momen plat persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas dan terjepit
penuh

IRFANI 47
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY
Tabel 2. Momen
Tabel 2. Momen Pelat Persegi akibat beban
penuh
3.3.5. Perhitungan momen plat lantai penuh Momen Pelat pers
Momen Pelat persegi akibat beban merata (PBI'71
Perhitungan analisa mekanika (momen) plat digunakan metode koefisien plat agarTabel Kondisi
2. MomenPelat
P
Nilai
Kondisi Pelat penuh 1.0
Momen Pelat
lebih mudah. Rasio bentang panjang dan pendek plat lantai yaitu : 1.1 1.2 1.
Momen
Lx Pelat perseg
𝐿𝑦 6

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0
= 4,15 = 1,446 Lx
Mlx = 0.001.q.Lx2 xKondisi
44 Pelat
Ly
52 59 66
𝐿𝑥
Ly
Mly = 0.001.q.Lx2 x 44 45 45 44

• Dengan beban rencana terfaktor : Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0


Lx

Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 11,552 kN/m2 Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 52 59 64 69


Mlx = 0.001.q.Lx2 x 21 Ly 25 28 31

• maka momen perlu plat lantai akibat beban terfaktor : Mly = 0.001.q.Lx2 x 21
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 52
21
54
20
56
19
57

Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx2 = 13,799 Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 68
kNm/m 77 85 92
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 28 33 38 42
Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx2 = 6,427 Mly =kNm/m
0.001.q.Lx 2
x 28 28 28 27
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 68 72 74 76
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx2 = 3,403 kNm/m
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx2 = 10,775 Mtx = - 0.001.q.Lx2 x
kNm/m 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 22 28 34 42
Momen rencana (maksimum) plat, → Mu = 13,799 Mly =kNm/m
0.001.q.Lx 2
x 32 35 37 39
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 70 79 87 94

Tabel 3.4. Momen lapangan plat lantai Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 70 74 77 79


Mlx = 0.001.q.Lx2 x 32 34 36 38
Mly = 0.001.q.Lx2 x 22 20 18 17
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0

3.3.6. Penulangan plat lantai Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0


Mlx = 0.001.q.Lx2 x 31 38 45 53
Mly = 0.001.q.Lx2 x 37 39 41 41

b1 =
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 84 92 99 10
Untuk : fc' ≤ 30 Mpa, 0,85
Untuk : fc' ≤ 30 MPa,A56:H74A56:H76A56:HA56:H81 b1 = 0,85
b1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 =
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 84 92 98 10
Untuk : f c' > 30 MPa, -
Untuk : f c ' > 30 MPa, b 1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = - Mlx = 0.001.q.Lx2 x 37 41 45 48

Faktor bentuk distribusi tegangan beton,


Faktor bentuk distribusi tegangan beton, → → b1 = b 1 =
0,85
Mly =
0,85
Mty =
0.001.q.Lx2 x 31
- 0.001.q.Lx2 x 0
30
0
28
0
27
0

Rasio tulangan pada kondisi balance , Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 55 65 74 82


0.001.q.Lx2 x 21
rb = b1* 0.85 * f c'/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
Mlx = 26 31 36
0,0271 Mly = 0.001.q.Lx2 x 26 27 28 28
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 72
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [ 1 – ½* 0.75 * rb * f y / ( 0.85 * f c') ] = 6,5736 Catatan:
Mtx = - 0.001.q.Lx 2
x 60 66 71 74
= Terletak beba
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 26 = Terjepit
29 32penuh
35
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80 Mly = 0.001.q.Lx2 x 21 20 19 18

ds = ts +  / 2 =
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 55 57 57 57
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, 25,0 mm
Catatan:
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = =135,0
Terletak bebas mm
Catatan:
= Terjepit penuh
Ditinjau plat lantai selebar 1 m, → b= 1000 mm = Terletak bebas
= Terjepit penuh

Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 17,249 kNm


-6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0,94647
Rn < Rmax → (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c' / f y * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c' ) ] = 0,0024
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
Rasio tulangan yang digunakan, → r= 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 338 mm2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * 2 * b / As = 233 mm
Jarak tulangan maksimum, IRFANI smax = 2 * h = 320 mm 48
Jarak tulangan maksimum, (18 0404 072) smax = 200 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 135,0 mm
Catatan:

Ditinjau plat lantai selebar 1 m, → b= 1000 mm = Terletak bebas


= Terjepit penuh

Momen nominal rencana, M = M / f =


LAPORANnKERJAu PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
17,249 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10-6 / ( b * d2 ) = 0,94647 UMUM WULAN WINDY
Rn < Rmax → (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c' / f y * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c' ) ] = 0,0024
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
Rasio tulangan yang digunakan, → r= 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 338 mm2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * 2 * b / As = 233 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 320 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200 mm
Diambil jarak sengkang : → s= 200 mm
Digunakan tulangan,  10 - 200
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 *  * b / s =
2
393 mm2

Tabel 3.5. Perhitungan dimensi penulangan plat lantai

3.3.7. Kontrol lendutan plat lantai


Mpa = N/mm2
= N/mm2
Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ f c' = Mpa23500 MPa
Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ f c' = 23500 MPa
Modulus elastis baja tulangan, Es = 2,10E+05 MPa
Modulus elastis baja tulangan, Es = 210000 MPa
Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Q=Q +Q = 8,190 N/mm
Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Q = QDD + QLL = 8,190 N/mm
Panjang bentang plat,
Panjang bentang plat,
Lx ==
L 4150
4150
mm
mm
x
Batas
Batas lendutan
lendutan maksimum
maksimum yang
yang diijinkan,
diijinkan, Lxx // 240
L 240 == 17,292
17,292 mm
mm
Momen
Momen inersia
inersia brutto
brutto penampang
penampang plat,
plat, IIgg =
3
1/12 ** bb ** hh3 == 341333333
= 1/12 mm33
341333333 mm
Modulus keruntuhan lentur beton, f r = 0.7 * √ fc' = 3,5 MPa
MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 8,94
Jarak garis
Jarak garis netral
netral terhadap
terhadap sisi
sisi atas
atas beton,
beton, c = n * Ass / b = 3,509
3,509 mm
mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
I cr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 60688301 mm4
yt = h / 2 = 80 mm
Momen retak : Mcr = f r * I g / yt = 14933333 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
Ma = 1 / 8 * Q * Lx2 = 17631534 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
4
I e = ( Mcr / Ma )3 * I g + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] * I cr = 231201229 mm
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
de = 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * I e ) = 5,822 mm
Rasio tulangan slab lantai : r = As / ( b * d ) = 0,0029
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
z= 2,0 49
IRFANI
(18 0404l072)
= z / ( 1 + 50 * r ) = 1,7460
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
Momen retak : Mcr = f r * I g / yt = 14933333 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
Ma = 1 / KERJA
LAPORAN Lx2 = 17631534
8 * Q *PRAKTEK Nmm
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan, UMUM WULAN WINDY
4
I e = ( Mcr / Ma )3 * I g + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] * I cr = 231201229 mm
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
d e = 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * I e ) = 5,822 mm
Rasio tulangan slab lantai : r = As / ( b * d ) = 0,0029
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
z= 2,0
l = z / ( 1 + 50 * r ) = 1,7460
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
d g = l * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * I e ) = 10,165 mm
Lendutan total, d tot = d e + d g = 15,987 mm
Syarat : d tot ≤ Lx / 240
15,987 < 17,292 → AMAN (OK)

Tabel 3.6. Perhitungan control lendutan plat lantai

6000 mm

4150 mm

4150 mm

Gambar 3.18. Detail penulangan plat lantai

3.3.8. Perhitungan kebutuhan tulangan

Kebutuhan tulanga plat lantai perlu diperhitungkan sebagai informasi logistic


dalam pemesana material tulangan plat lantai yang dibutuhkan. Pemasangan plat lantai

IRFANI 50
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

pada pembanguna tahap 2 gedung RSU Wulan Windy menggunakan metode tikar atau
tulangan dua lapis.
Pada pembahasan ini menjelaskan contoh perhitungan kebutuhan tulangan plat
lantai dalam setiap 1 m3 beton bertulang pada plat lantai.

D10-20
L=100 cm

D10-20
t = 16 cm
1616161618
6cm

P = 625 cm
Gambar 4.6. Detail penulangan plat lantai dalam 1 m3 beton bertulang

• Volume = p x l x t

= 625 x 100 x 16

= 1. 106 cm3

Volume = 1 m3

• Jumlah tulangan arah P (n) = 625/20 + 1


= 32 tulangan
• Kebutuhan tulangan untuk 2 lapis = 2 ( n x l x 0,617 )
= 2 ( 32 x 1 x 0,617 )
= 39,488 kg

• Jumlah tulangan arah L (n) = 100/20 + 1


= 6 tulangan
• Kebutuhan tulangan untuk 2 lapis = 2 ( n x l x 0,617 )
= 2 (6 x 6,25 x 0,617 ) = 46,275 kg

IRFANI 51
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

• Maka total kebutuhan tulangan untuk setiap 1 m3 beton bertulang yaitu


= 39,488 + 46,275
= 85,763 kg

Tabel 3.7. kebutan tulangan menurut SNI 03-2847-2002

IRFANI 52
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Kegiatan kerja praktek yang telah selesi dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan
memberika banyak pengalaman dan tambahan ilmu bagi penulis mengenai disiplin ilmu
Teknik sipil khususnya dalam pelaksanaan proyek konstruksi Gedung pada pembangunan
gedung RSU Wulan windy tahap II.
Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan yang diangkat dari kerja praktek
pada konstruksi pembangunan tahap II gedung RSU Wulan Windy yaitu :
1. Proyek Pembangunan Gedung RSU Wulan Windy Tahap II dengan PT. Mitra
Medika sebagai Owner dikerjakan oleh PT. Mitra Mandiri Asetindo sebagai
Kontraktor Pelaksana, dan Ir. Mahadianto, M.T. sebagai Konsultan perencana.
2. Berdasarkan pemeriksaan dilapangan semua bahan-bahan yang digunakan untuk
pembangunan proyek ini cukup memenuhi syarat, mutunya dapat dijaga oleh
pengawas secara teliti dan berkesinambungan.
3. Semua peralatan yang dipakai didalam proyek ini cukup memadai dan sebanding
dengan situasi pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan baik
4. Pelaksanaan pekerjaan cukup baik, sebab pada waktu pelaksanaan pekerjaan yang
berkepentingan hadir dilapangan untuk mengawas dan memperhatikan jalannya
pekerjaan tersebut. Sehingga, mutu beton yang diinginkan dan diisyaratkan
tercapai dengan baik.
5. Dari hasil pengamatan dilapangan, waktu pelaksanaan meleset dari yang sudah
ditentukan karena terkendala oleh keadaan pandemic sehingga proyek sempat
diberhentikan.
6. Dari hasil pengamatan dilapangan, mutu beton yang digunakan adalah f’c 250
Mpa dan untuk tulangan baja menggunakan fy 400 Mpa.
7. Dari hasil pengamatan di lapangan, setiap melakukan pengecoran harus dilakukan
pengujuan menggunakan slump test dengan penurunan 12 cm dan batas
toleransinya ± 2 cm.

IRFANI 53
(18 0404 072)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT
UMUM WULAN WINDY

8. Dari hasil pehitungan didapat bahwa plat lantai berukuran 4,15 x 6,00 m2 dengan
kondisi terjepit penuh pada keempat sisinya memiliki ketentuan :
1) Tebal plat lantai (t) = 16 cm
2) Menggunakan tulangan D10 dengan jarak antar tulangan 20 cm.
3) Menggunakan tulanganrangkap dua lapis atau menggunakan penulangan
metode tikar.
9. Kebutuhan tulangan plat landau dalam setiap 1 m3 beton bertulang yaitu sebesar
85,763 kg.

4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam Proyek Pembangunan Gedung
RSU Wulan Windy Tahap II yaitu sebagai berikut:
1. Sebaiknya dilakukan manajemen yang tepat untuk mengatur jumlah penyediaan
dan pengelolaan barang dan material, sumber tenaga kerja di lapangan, dan
pengaturan waktu pekerjaan di lapangan sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar
sesuai rencana.
2. Sebaiknya pihak kontraktor mengikut sertakan ahli HSE (Healthy Safety
Environment) atau K3 dalam mengawasi pekerjaan yang sedang bekerja di bawah
konstuksi yang sedang berjalan agar tercipta keselamatan dan keamanan apalagi
mengingat kondisi sedang dalam keadaan pandemi.

IRFANI 54
(18 0404 072)
DAFTAR PUSTAKA

Pendapat ahli dari dosen pembimbing Bpk Indra Jaya, S.T., M.T.
Badan, K., & Nasional, S. (2019). Penetapan Standar Nasional Indonesia 2847 : 2019
Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan Sebagai Revisi
dari Standar Nasional Indonesia 2847 : 2013. 8.
Haqqi, U. (2019). Laporan Kerja Praktek Pada Proyek Pembangunan Kantor Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Provinsi Sumatera Utara. Universitas Medan Area.
Indonesia, S. N., & Nasional, B. S. (2013). Beban minimum untuk perancangan bangunan
gedung dan struktur lain.
Menggunakan, T., & Baja, S. (n.d.). Perencanaan Gedung Rumah Sakit Nyitdah-. 6, 96–107.
Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (PPURG 1987).
ROSYID, H. (2006). Manajemen Proyek.
Sipil, J. T., Teknik, F., & Semarang, U. N. (2015). Perencanaan ulang pembangunan gedung
universitas widya dharma klaten jawa tengah.
Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) (Erlangga
(ed.); Kedua).
Utami, P. A. (2020). Laporan Kerja Praktik Proyek Pembangunan Jl. Soekarno Hatta
Menuju Jl. Danau Makalon [universitas sumatera utara].

xiv
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Surat Pendukung Kerja Praktik
LAMPIRAN 2
Gambar Kerja
t = 16 cm

D10-20
D10-20
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

415 415 414 415 415 300 600


415 415 415 415 415 415 415

282

390

600 460 600

900 900

OWNER :
DISETUJUI :

Mr. FAISAL
719 719

DISETUJUI :
719 719

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :

900 900

68
ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

130

600 600

150 150 230


530 415 415 415 415 415 415 415 415 415 415 415 415 300 600

23-7-2019
1 : 150 ST - 01
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

530 530

415 415

415 415

415 415

415 415

415 415

OWNER :
DISETUJUI :

415 415

Mr. FAISAL

415 415

415 415

DISETUJUI :

415 415

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :
415 415

230
415 415

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

415 415

300 300

600 600

230

600 900 719 719 900 600


23-7-2019 1 : 40 ST - 13
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

530

415 415

1. - Bila ada taman diatas lantai 5 ,


balok dan lantai atas di revisi lagi
2. -Bagian pelat lantai 5, yang berupa
415 415
lantai atap, memakai
Waterproofing Integral

415 415

415 415

415 415

OWNER :
DISETUJUI :

415 415

Mr. FAISAL

415 415

415 415

DISETUJUI :

415 415

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :
415 415

230

415 415

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

415 415

300 300

600 600

230

600 900 719 719 900 600 23-7-2019 1 : 40 ST - 15


PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

530

415

1. - Bila di lantai atap ada perletakan


alat M&E, maka pelat lantai dan
415 balok akan direvisi lagi
2. -Pelat dan balok memakai
Waterproofing Integral

415

415

415

OWNER :
DISETUJUI :

415

Mr. FAISAL

415

415

DISETUJUI :

415 415

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :
415 414

230
415 415

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

415 415

300 300

600 600

230

600 900 719 719 900 600 23-7-2019 1 : 40 ST - 16


PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

530 530

415 415

415 415

415 415

415 415

415 415

OWNER :
DISETUJUI :

415 415

Mr. FAISAL

415 415

415 415

DISETUJUI :

415 415

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :
415 415

415 415

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

415 415

300 300

600 600

600 900 719 719 900 600


23-7-2019 1 : 40 ST - 09
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

225 225
5D16 A 2D16 B 5D16 2D16 5D16

50 50

4D16 2D16
2D16 4D16 2D16
25 25
419

719

A 2D13 2D13

40
2D13 OWNER :
2D13
25 DISETUJUI :

L = variabel Mr. FAISAL

2D13 A 2D13 2D13 2D16 5D16 DISETUJUI :

40 40
5D16 2D16
5D13 5D13 5D13 WILLIAM HALIM, ST ARS
25 25
DIGAMBAR : DIPERIKSA :

900

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

175 175
5D13 A 2D13 B 5D13 2D13 5D13

40 40
5D13 2D13
2D13 5D13 2D13
25 25
300

530

23-7-2019 1 : 40 ST - 07
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

125 125
B
3D13 A 2D13 3D13 2D13 3D13

40 40
3D13 2D13
2D13 3D13 2D13
25 25
250

415

B 5D13 5D13
5D13 A 5D13 5D13 OWNER :
DISETUJUI :
40 40
4D13 2D13
2D13 4D13 2D13 Mr. FAISAL
25 25
350

600

DISETUJUI :

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :

175

A 5D13 B 4D13 5D13 4D13

40 40 ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

2D13 2D13
2D13
25 25

300

23-7-2019 1 : 40 ST - 08
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

PENULANGAN KOLOM
DETAIL SENGKANG
BESI
ELEVASI SENGKANG K1 K3
KOLOM
c a a
c b
a b
L. ATAP +19.50 b

D10-10
150
40 30
350 a a a

D10-10 D10-15
60 60

16D16 12D16
100 100
Lantai 5 +16.00

D10-10
150
40 30
b b b
D10-15

350
60 60 OWNER :
16D16
D10-10

14D16 DISETUJUI :
100 100
Lantai 4 +12.50
D10-10

Mr. FAISAL
150
40 30 c c
D10-10 D10-15

350
60 60
16D19 14D16
100 100
Lantai 3 +9.00
DISETUJUI :
D10-10

150

40 30
D10-15

400 60
70 WILLIAM HALIM, ST ARS

14D16 DIGAMBAR : DIPERIKSA :


16D19
D10-10

100 100
Lantai 2 +5.00
D10-10

150
30 100 Kemiringan Max 1:6 ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST
40
D10-15

400 60
70
14D16
16D19
D10-10

100 100
Lantai 1

MUKA TANAH/
DASAR PILECAP

23-7-2019 1 : 40 ST - 10
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

125 125
2D13 4D13 150
B 4D13 A 2D13 4D13 A 4D13 2D13 4D13
40 40
40
4D13 2D13
2D13 4D13 2D13 2D13
25 25 2D13
250 25

415
230

A 4D13 4D13 150 50 200

8D16 4D16 A 2D16 B 5D16 2D16 5D16


40

2D13 2D13 60 60
25
4D16 2D16
3D16 4D16 2D16 OWNER :
30 30
230 400 DISETUJUI :

40 150 150
Mr. FAISAL
600

A 5D16 5D16 5D16 DISETUJUI :

60 60

WILLIAM HALIM, ST ARS


3D16 3D16
3D16 DIGAMBAR : DIPERIKSA :
30 30

270

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

200 70 70 200
8D16 4D16 A 2D16 4D16 B 8D16 2D16 8D16

70 70

4D16 3D16 8D16 4D16


4D16 8D16 4D16
30 30
600

225 225
900
23-7-2019 1 : 40 ST - 18
150 150
B 4D16 A 2D16 6D16 2D16 6D16
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

50 50

3D16 2D16
2D16 3D16 2D16
30 30
B5 B11
250

100 100
415

175 175
6D16 A 2D16 6D16 2D16 6D16
B

70 70

6D16 3D16
3D16 6D16 3D16
30 30
350 OWNER :
DISETUJUI :

100 100
530 Mr. FAISAL

175 175
6D16 A 2D16 B 6D16 2D16 6D16

60 60 DISETUJUI :

6D16 3D16
3D16 6D16 3D16
30 30
350 WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :

100 100
530

LANTAI RAMP ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST


LANTAI RAMP
70 300
8D16 B A 2D16 4D16 8D16 2D16 2D16

70 70

3D16 8D16 3D16


3D16 5D16 8D16 5D16 3D16 30 30
B4 70 450 70

225 225
900
D8-15
70
23-7-2019 1 : 40 ST - 21

30
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

530 530

415 415

415 415

415 415

415 415

415 415

OWNER :
DISETUJUI :

415 415

Mr. FAISAL

415 415

415 415

DISETUJUI :

415 415

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :
415 415

415 230 415

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

415 415

300 300

600 600

230

600 900 719 719 900 600


23-7-2019 1 : 40 ST - 14
150 PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

150
530 530

230

415 415

415 415

415 415

415 415

415 415

OWNER :
DISETUJUI :

415 415

Mr. FAISAL

415 415

415 415

DISETUJUI :

415 415

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :
415 415

415 415

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

415 415

300 300

600 600

107

600 900 719 719 900 600


23-7-2019 1 : 40 ST - 12
3172 1505
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

CATATAN :

415 BAHAN : BETON f'c 25 Mpa


BENDA UJI SILENDER

BESI BETON :
DIAMETER > 8 SNI ( ULIR ) f'y 400
345 273 Mpa
DIAMETER 8 SNI ( ULIR ) f'y 280
415 415 Mpa

93
200
175
415 415
322
215 SHOP DRAWING
PROYEK :
50
86

415 414 RS. MARELAN


365
5

OWNER :
100 DISETUJUI :
256 192
167 183 268 250
365
415 415
Mr. FAISAL

165 165 NAMA GAMBAR :

190 192
137 171
415 415
KONTRAKTOR :

168 208 DISETUJUI :


111

43

300 300
WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :

18
18

600 600
ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

ARSITEK :

STRUKTUR :

Ir. MAHADIANTO, M.T.


600 900 719 719 900 600

(GIMSENG )

TANGGAL SKALA NO. LBR

23-7-2019
23-7-2019 1 : 150 ST - 03
B5 B17
B17
B17 +22.50 B5 +22.50
B17

B B

400
400

BL2 BL2 BL2


BL2 BL2 BL2

140
140

B7 B5 B7 B8
B4A
B8 +18.50 +18.50
B8 B7

BL

BL
BL BL BL
BL BL BL

350
350

210

B7 B5 B7 B8
B4A
+15.00 +15.00
B8 B8 B7

BL

BL
BL BL BL
BL BL BL

350
350

210

B7 B5 B7 B8
B4A
+11.50 +11.50
B8 B8 B7

BL

BL
BL BL BL
BL BL
350
350

210

B7 B5 B7 B8
B4A
+8.00 B7 +8.00
B8 B8

BL
BL
BL BL BL
BL BL
400
400

B B B B
210

B7 B5 B7 B4A B8
+4.00 B7 +4.00
B8 B8

BL
BL
BL BL BL
BL BL
400

210

D10-15
D10-15 D10-15 D10-15
200
200

D10-15 D10-15 D10-15


20
20

20

20
20
20
20

240
253
20
20

345

553

Skala 1 : 60
Skala 1 : 60
OWNER :

DISETUJUI :
DISETUJUI :

23-7-2019
ARUAN,ST
DIGAMBAR :

1 : 40
Mr. FAISAL

WILLIAM HALIM, ST ARS


PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

DIPERIKSA :

ST - 29
R.E.ARUAN,ST
PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

719
A
BT

D10-15

D10-15

OWNER :
DISETUJUI :

D10-15

D10-15
415
Mr. FAISAL

D10-15
D8-15 D8-15
D8-15 D8-15
DISETUJUI :
D10-15

D10-15
WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :

ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

449

23-7-2019 1 : 40 ST - 26

PT. MITRA MANDIRI ASETINDO


PT. MITRA MANDIRI ASETINDO

+4.00

400

OWNER :
D10-15
DISETUJUI :

D8-15 Mr. FAISAL


13

+0.00

DISETUJUI :

WILLIAM HALIM, ST ARS

DIGAMBAR : DIPERIKSA :

225 225 ARUAN,ST R.E.ARUAN,ST

5D16 A 3D16 B 5D16 3D16 5D16

50 50

6D16 3D16
3D16 6D16 3D16
25 25
450

175 175

719

23-7-2019 1 : 40 ST - 27
LAMPIRAN 3
Time Schedule
RENCANA SCHEDULE JANUARI S/D FEBRUARI TAHAP DUA
PROJECT : PEKERJAAN STRUKTUR RUMAH SAKIT WULAN WINDI
STATION : MARELAN
TAHUN 2021
BOBOT
NO. URAIAN PEKERJAAN SAT VOLUME BULAN I BULAN II
PROGRESS
1 2 3 4 1 2 3 4

I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Pembuatan Direksi Keet Ls 1,00 0,07% 0,07%
2 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank M' 216,00 0,19% 0,09%
3 Sewa Mobil Krane 35 ton / Lift Cor bulan 10,00 3,22% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09%
SUB TOTAL PEKERJAAN PENDAHULUAN 3,48%

II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Sloof dan Pile Cap M³ 312,06 0,18% 0,04% 0,04%
2 Timbunan Tanah Penaikan Elevasi Lantai Dasar dan Pemadatan M³ 6.850,00 9,25% 2,31% 2,31%
3 Timbunan Pasir Dipadatkan M³ 242,03 0,47% 0,12% 0,12%
4 Pemasangan Plastik Hitam Diatas Pasir M² 2.420,32 0,32% 0,08% 0,08%
SUB TOTAL PEKERJAAN TANAH 10,22%

III PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI I


1 Pekerjaan Pile Cap dan Kepala Kolom :
- Bekisting M² 378,00 0,29% 0,07% 0,07%
- Pembesian Kg 18.652,47 1,72% 0,43% 0,43%
- Pengecoran Lantai Kerja M³ 12,44 0,06% 0,01% 0,01%
- Pengecoran M³ 146,49 1,24% 0,31% 0,31%
2 Pekerjaan Sloof :
- Bekisting M² 1.225,01 0,95% 0,16% 0,16% 0,16%
- Pembesian Kg 16.418,83 1,52% 0,25% 0,25% 0,25%
- Pengecoran M³ 153,13 1,30% 0,33% 0,33%
3 Pekerjaan Kolom :
- Bekisting M² 739,86 0,58% 0,14% 0,14%
- Pembesian Kg 25.168,82 2,32% 0,58% 0,58%
- Pengecoran M³ 91,81 0,78% 0,19% 0,19%
4 Pengecoran Lantai Dasar
- Pembesian BRC M7 - 1 Lapis M² 2.420,32 1,41% 0,35% 0,35%
- Pengecoran M³ 290,44 2,47% 0,62% 0,62%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI I 14,65%

IV PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI II


1 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai II :
- Bekisting M² 3.563,48 2,77% 0,69% 0,69%
- Pembesian Kg 61.557,57 5,68% 1,42% 1,42%
- Pengecoran M³ 472,15 4,01% 1,00% 1,00%
2 Pekerjaan Kolom :
- Bekisting M² 734,58 0,57% 0,14% 0,14%
- Pembesian Kg 25.077,68 2,32% 0,58% 0,58%
- Pengecoran M³ 91,28 0,78% 0,19% 0,19%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI II 16,13%

V PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI III


1 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai III :
- Bekisting M² 3.544,81 2,76% 0,69% 0,69%
- Pembesian Kg 60.541,24 5,59% 1,40% 1,40%
- Pengecoran M³ 469,17 3,98% 1,00% 1,00%
2 Pekerjaan Kolom :
- Bekisting M² 559,44 0,44% 0,11% 0,11%
- Pembesian Kg 20.153,03 1,86% 0,47% 0,47%
- Pengecoran M³ 70,94 0,60% 0,15% 0,15%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI III 15,23%

VI PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI IV


1 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai IV :
- Bekisting M² 3.544,81 2,76% 0,69% 0,69%
- Pembesian Kg 60.541,24 5,59% 1,40% 1,40%
- Pengecoran M³ 469,17 3,98% 1,00% 1,00%
2 Pekerjaan Kolom :
- Bekisting M² 559,44 0,44% 0,11% 0,11%
- Pembesian Kg 19.221,10 1,77% 0,44% 0,44%
- Pengecoran M³ 70,94 0,60% 0,15% 0,15%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI IV 15,14%

VII PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI V


1 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai V :
- Bekisting M² 3.544,81 2,76%
- Pembesian Kg 60.541,24 5,59%
- Pengecoran M³ 469,17 3,98%
- Waterproofing Integral Ltr 469,17 0,43%
2 Pekerjaan Kolom :
- Bekisting M² 318,64 0,25%
- Pembesian Kg 10.524,32 0,97%
- Pengecoran M³ 42,05 0,36%
3 Pekerjaan Finish Trowel Lantai V M² 1.206,82 0,29%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI V 14,63%

VIII PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP


1 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Atap :
- Bekisting M² 1.630,19 1,27%
- Pembesian Kg 25.842,56 2,39%
- Pengecoran M³ 201,14 1,71%
- Waterproofing Integral Ltr 201,14 0,18%
2 Pekerjaan Kolom :
- Bekisting M² 40,80 0,03%
- Pembesian Kg 1.012,93 0,09%
- Pengecoran M³ 4,90 0,04%
3 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Tutup Tangga dan Tutup Ramp :
- Bekisting M² 326,76 0,25%
- Pembesian Kg 4.313,46 0,40%
- Pengecoran M³ 43,60 0,37%
- Waterproofing Integral Ltr 43,60 0,04%
4 Pekerjaan Finish Trowel Tutup Tangga dan Tutup Ramp M² 206,79 0,05%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP 6,83%

IX PEKERJAAN STRUKTUR RAMP


1 Pekerjaan Balok dan Plat Ramp :
- Bekisting M² 651,18 0,51% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04%
- Pembesian Kg 8.893,66 0,82% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06%
- Pengecoran M³ 94,59 0,80% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06%
- Besi Siku 30 x 30 Kg 1.175,04 0,19% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
2 Pekerjaan Finish Trowel Lantai Ramp M² 356,40 0,09% 0,02% 0,02% 0,02% 0,02%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR RAMP 2,41%

X PEKERJAAN STRUKTUR LIFT


1 Pekerjaan Galian Tanah Fit Lift M³ 48,53 0,02%
2 Pekerjaan Struktur Pondasi Fit Lift :
- Bekisting M² 75,67 0,06%
- Pembesian Kg 503,73 0,05%
- Pengecoran M³ 11,98 0,10%
- Waterproofing Integral Ltr 11,98 0,01%
- Waterstop PVC M 19,30 0,02%
3 Pekerjaan Struktur Lift :
- Bekisting M² 181,40 0,14%
- Pembesian Kg 2.307,88 0,21%
- Pengecoran M³ 15,53 0,13%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR LIFT 0,74%

XI PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA


1 Pekerjaan Struktur Tangga :
- Bekisting M² 215,43 0,17%
- Pembesian Kg 2.059,82 0,19%
- Pengecoran M³ 21,80 0,19%
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA 0,54%

PERSEN KOMULATIF MINGGUAN 0,17% 5,01% 9,44% 9,01% 8,12% 4,75% 1,02% 0,31%
PERSEN KOMULATIF TOTAL 100,00% 0,17% 5,17% 14,61% 23,62% 31,74% 36,49% 37,51% 37,82%
LAMPIRAN 4
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai