Anda di halaman 1dari 34

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI AMBON


TEKNIK SIPIL
PRODI D4 TEKNIK KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
Jl. Ir M. Putuhena kode pos 97234 Tlpn (0911)322609 Wailela Rumahtiga-Ambon

LAPORAN PRAKTIKUM
KERJA PLAT

NAMA : FILIMON SINMIASA


NIM : 1320154012
SEMESTER : IV
KELAS : A – MPK

TAHUN 2021/2022
LEMBAR ASISTENSI

No Hari / Tanggal Nama Dosen Keterangan Paraf

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya,
laporan kerja plat ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya terselesaikannya
laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek
kerja plat sebagai mahasiswa Politeknik Negeri Ambon, jurusan teknik sipil, program studi
manajemen proyek konstruksi.
Oleh karena itu, saya mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan laporan ini jauh lebih baik lagi.
Saya mohon maaf jika ada kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan plat ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi para pembaca,
khususnya bagi kami dan bagi para generasi muda yang akan datang.

Ambon, 02 Mei 2022

Filimon sinmiasa

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................i
Lembar Asistensi...................................................................................................................ii
Kata Pengantar ....................................................................................................................iii
Daftar Isi ...........................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan ..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................2
1.4. Metode Penulisan .............................................................................................2
Bab II Landasan Teori .....................................................................................................3
2.1. Pengertian Plat ...............................................................................................3
2.2. Proses Pemotongan dan Tekuk Plat....................................................................3
2.3. Fungsi Alat dan Bahan ......................................................................................12
2.4. Jenis-jenis Plat ....................................................................................................13
Bab III Pembahasan Hasil Praktek ...................................................................................14
3.1. Tujuan.................................................................................................................14
3.2. Alat dan Bahan....................................................................................................14
3.3. Langkah Kerja ...................................................................................................15
..................................................................................................................................
3.4. Gambar Kerja .....................................................................................................21
3.5. Perhitungan Alat dan Bahan ...............................................................................27
Bab IV Penutup ...............................................................................................................28
4.1. Kesimpulan .....................................................................................................28
4.2. Saran .................................................................................................................28
Lembaran Dokumentasi ......................................................................................................29
Daftar Pustaka ...................................................................................................................30

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan pancasiladan UUD 1945 pelaksanaan pembangunan nasional sebagai salah


satu cara mencerdaskan kehidupanbangsa. Politeknik adalah lembaga pendidikan di bawah
naungan pemerintah untuk mencerdaskan bangsa.

Politeknik yang khususnya di jurusan Teknik Sipil membuat program praktek bengkel
Melalui praktek bengkel ini mahasiswa diharapkan mampu untuk aktif dalam mengikuti
praktek karena praktek bengkel ini sangatlah penting dalam menambah ilmu bagi mahasiswa
itu sendiri ketika melaksanakan langsung pekerjaan tersebut di lapangan ketika selesai nanti.

Di dalam praktek bengkel ini khususnya pada job kerja plat mahasiswa diharapkan dapat
mengaplikasikan ilmu yang di dapat pada perkuliahan pada saat mahasiswa itu terjun
langsung kelapangan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam penulisan laporan ini adalah:

 Bagaimana mahasiswa dapat memahami cara mempergunakan alat – alat kerja serta
fungsinya masing-masing.
 Bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap hasil kerja agar dapat di tuangkan
kedalam laporan kerja.

1.3. Tujuan Penulisan

v
Tujuan dari penulisan laporan ini Adalah:

 Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang konsep praktek kerja plat.


 Mahasiswa dapat mengaplikasikannya dilapangan dan dapat menjadi mahasiswa yang
terampil dan professional.
 Mahasiswa dapat mengerti dengan jelas mangenai pembuatan oven ini dengan baik .
 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara melukis mengukur, memotong,
menyambung, mengeling, melipat, merakit dan menenekuk plat yang baik dan benar.

1.4. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang di gunakan oleh penulis alam pembuatan laporan
praktek kerja plat ini adalah sbb:

 Metode observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung di lapangan.


 Metodekepustakaan, yaitupenulis menggunakan buku – buku referensi dan buku -
buku yang berkompeten untuk menyelesaikan penulisan ini.

vi
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Plat

Yang dimaksud penegrjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam
lembaran (Plat) sehingga sesuai dengan bentuk dengan ukuran yang sudah direncanakan.
Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau
perpaduan dari keduannya, yang meliputi macam-macam pengerjaan, diatarannya adalah
menggunting, melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengulur, menyambung,
dan lain-lain.

2.2 . Proses Pemotongan dan Tekuk Plat

2.2.1. Pemotongan Plat


Pada proses pemotongan plat, alat yang digunakan untuk memotong plat adalah mesin
gullotine. Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manual dan mesin
gullotine hidrolik. Disini alat yang digunakan untuk praktek pada praktikum proses produksi
adalah mesin guillotine manual. Mesin gullotine manual pemotongan pelat dilakukan dengan
tuas penekan yang digerakkan oleh kaki si pekerja. pelat yang dapat dipotong di bawah 0,6
mm. Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk proses pemotongan
Pelat yang dipotong diletakkan pada landasan pisau tetap dan pisau atas ditekan sampai
memotong pelat. Untuk mengurai besarnya gaya geser sewaktu tejadinya proses
pemotongan posisi mata pisau atas dimiringkan, sehingga luas penampang pelat yang yang
dipotong mengecil .

vii
Cara Pemotongan Plat terbagi atas beberapa bagian :
1. Pemotongan Dengan Peralatan Tangan
a.) Gunting Tangan
Sesuai dengan namanya yakni gunting tangan digunakan untuk pemotongan pelat-
pelat dengan tangan secara manual. Kemampuan potong gunting tangan ini hanya mampu
memotong pelat di bawah ketebalan 0,8 mm. Gaya pemotongan yang ditimbulkan dalam
proses pemotongan dengan gunting angan adalah gaya geser, akibat geseran antara kedua
mata pisau inilah yang menyebabkan terguntingnya pelat. Gunting tangan ini dapat dibagi
dalam 3 (tiga) jenis, sesuai dengan dan kengunaannya yakni:

 Gunting tangan lurus


Gunting tangan lurus ini digunakan untuk pemotonganpemotongan pelat dalam bentuk
lurus 

 Gunting Tangan Lingkaran

viii
Kegunaan gunting tangan lingkaran ini sangat baik digunakan untuk pemotongan-
pemotongan pelat berbentuk lingkaran.

 Gunting tangan kombinasi


Gunting tangan kombinasi ini dapat digunakan untuk pemotongan lurus maupun llingkaran.

ix
Selain gunting tangan yang tersebut di atas, ada juga gunting lainnya yang sering
digunakan dalam pekerjaan pemotongan pelat. Bentuk gunting tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini

b.) Gunting tuas


gunting tuas ini dapat dilihat pada gambar dibawah

Gaya pemotongan yang ditimbulkan untuk memotong pelat ini digerakkan oleh tuas yang
berhubungan langsung dengan pisau atas. Posisi pelat yang dipotong terletak pada pisau
bawah yang tetap. Jenis gunting tuas bermacam-macam sesuai dengan tipe
dan bentuknya masing-masing. Salah satu jenis gunting tuas mempunyai ketebalan
pemakanan sebesar tebal pisau yang digunakan. Pemotongan ini tedapat pada jenis
gunting tuas meja. Gunting tuas meja ini mempunyai sisa pemotongan sebesar 5 mm

x
sesuai tebal mata pisau yang digunakan. Jadi untuk mendapatkan ukuran yang tepat
sewaktu pemotongan harus dilebihkan sebesar tebal mata pisau.

c.) Pahat potong


Pahat potong tangan digunakan bagian dalam dari sisi pelat, sebab pemotongan
bagian dalam pelat ini sulit dilakukan dengan gunting. Prinsip kerjanya pemotongan pelat
dengan pahat ini dilakukan di atas landasan paron atau pada ragum-ragum meja.
2. Pemotongan Dengan Mesin Gullotine
Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manual dan mesin
gullotine hidrolik . Mesin gullotine manual pemotongan pelat dilakukan dengan tuas penekan
yang digerakkan oleh kaki si pekerja. Mesin gullotine hidrolik proses pemotongannya
digerakkan dengan sistem hidrolik, sehingga kemampuan potong mesin gullotine hidrolik ini
lebih besar dari mesin gullotine manual. Mesin gullotin ini hanya mampu untuk pemotongan
pelat-pelat lurus. Untuk mesin gullotine manual ketabalan pelat yang dapat dipotong
di bawah 0,6 mm dan mesin gullotine hidrolik mampu memotong pelat antara 6-10 mm .
Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk proses pemotongan. Pelat
yang dipotong diletakkan pada landasan pisau tetap dan pisau atas ditekan sampai memotong
pelat. Untuk mengurai besarnya gaya geser sewaktu tejadinya proses pemotongan posisi mata
pisau atas dimiringkan, sehingga luas penampang pelat yang yang dipotong mengecil .

3. Pemotongan Dengan Mesin Potong Hidrolik


Mesin gunting hidrolik menggunakan tenaga power supply tenaga hidrolik. Tenaga
hidrolik yang dihasilkan untuk memotong adalah pompa hidraulik yang digerakkan oleh motor
listrik. Mesin gunting hidraulik ini dilengkapi dengan program pada panel box
control hidraulik. Dengan program hidraulik ini pelayanan untuk operasional mesin potong
menjadi lebih sederhana. Kemampuan menggunting atau memotong palt dengan mesin
hidraulik ini sampai mencapai ketebalan pelat 20 mm. Prinsip kerja mesin hidraulik ini sama

xi
dengan mesin gulotine umumnya. Hanya penekan yang digunakan pada mesin ini
menggunakan actuator kerja ganda (double acting) dengan silinder sebanyak dua buah.
Actuator ini diletakkan di kiri dan kanan mesin yang berhubungan langsung dengan
pisau atas. Stopper yang digunakan juga stopper yang digerakkan secara hidraulik. Jumlah
stoppernya lebih banyak dari actuator potong. Jumlah actuator ini disusun diantara
celah pemotongan. Untuk pemotongan yang mempunyai lebar yang kecil juga dapat ditekan
oleh stopper.

Mesin potong Plane Hidraulik sesuai dengan fungsinya digunakan untuk proses pemotongan
berbentuk bidang (plane). Kemampuan pemotongan dari mesin ini disesuaikan dengan
bentuk-bentuk dan besar kecilnya plane serta ketebalan

4. Pemotongan Dengan Mesin Gunting Putar/Lingkaran


Mesin gunting putar ini mempunyai prinsip pemotongan yang sama dengan mesin
gullotine, tetapi pada mesin gunting putar ini pisau pemotong pelat berbentuk bulat dan
mempunyai sudut pemotongan. Pisau gunting putar ini keduanya saling berputar
sewaktu berlangsungnya proses pemotongan. Salah satu keuntungan mesin gunting putar ini
dapat memotong pelat sepanjang pemotongan yang dikehendaki.
Jenis mesin gunting putar ini terdiri dari dua jenis menurut penggerak pemutar pisau, yakni
digerakkan secara manual dan digerakkan dengan motor listrik.

xii
5. Pemotongan Dengan Mesin Potong Profil
Untuk menghasilkan bentuk-bentuk profil yang diinginkan pada komponen-komponen
yang terbuat dari bahan pelat dibutuhkan mesin yang mampu untuk pemotongan bentuk yang
tidak teratur. Salah satu mesin potong profil yang sering digunakan adalah mesin Wibler.
Proses pemotongan dengan mesin potong Wibler ini dilakukan dengan menggunakan
profil atau mal yang diinginkan. Profil atau mal ini dibuat sesuai dengan bentuk profil benda
kerja yang di rencanakan, sehingga mesin potong wadkin ini sangat efektif apabila di gunakan
untuk pemotongan-pemotongan pelat yang jumlahnya cukup banyak. Mata pisau mesin
wadkin ini bergerak turun naik untuk memotong pelat. Pelat diletakkan di atas mal profil dan
digerakkan mengikuti garis pemotongan yang didukung oleh pengarah sesuai bentuk profil
benda kerja yang dipotong.Proses pemotongan pelat-pelat yang relatif tebal dengan bentuk
profil yang rumit biasanya dingunakan sistem pemotongan las asitelin (oksigen tekanan tinggi)
atau dengan sistem pemotongan las busur udara.

2.2.1. Proses Tekuk (Bending)


Pada proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau menekuk plat adalah
mesin bending manual dan bending Hydraulic Pipe Bender. Bending manual digunakan untuk
melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu
menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan
hydraulic pipe bender digunakan untuk menekuk benda kerja yang berbentuk silinder. Secara
mekanika proses penekukan ini terdiri dari dua komponen gaya yakni: tarik dan tekan (lihat
gambar). Pada gambar memperlihatkan pelat yang mengalami proses pembengkokan ini
terjadi peregangan, netral, dan pengkerutan. Daerah peregangan terlihat pada sisi uar
pembengkokan, dimana daerah ini terjadi deformasi plastis atau perobahan bentuk.
Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan daerah yang mengalami
penekanan, dimana daerah ini mengalami pengkerutan dan penambahan ketebalan, hal ini
disebabkan karena daerah ini mengalami perobahan panjang yakni perpendekan.atau menjadi
pendek akibat gaya tekan. Yang dialami oleh pela

xiii
Pada Gambar posisi tuas penekuk diangkat ke atas sampai membentuk sudut melebihi
sudut pembentukan yang dinginkan. Besarnya kelebihan sudut pembengkokan ini dapat
dihitung berdasarkan tebal pelat, kekerasan bahan pelat dan panjang bidang membengkokkan
/ penekukan.

Gambar 2.5 Penekuk plat

xiv
Langkah proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan mempertimbangkan sisi
bagian pelat yang akan dibentuk. Langkah penekukan ini harus diperhatikan sebelumnya,
sebab apabila proses penekukan ini tidak menurut prosedurnya maka akan terjadi salah
langkah. Salah langkah ini sangat ditentukan oleh sisi dari pelat yang dibengkokan dan
kemampuan mesin bending/tekuk tersebut. Komponen pelat yang akan dibengkokan sangat
bervariasi. Tujuan proses pembengkokan pada bagian tepi maupun body pelat ini diantaranya
adalah untuk memberikan kekakuan pada bentangan pelat

Gambar 3.5 Sudut tekuk

Gambar memperlihatkan sudut tekuk yang terbentuk pada proses pelipatan pelat,
dimana pada bagian sisi atas pelat mengalami peregangan dan bagian bawah mengalami
pengkerutan.

Langkah-langkah proses tekuk untuk sambungan lipat

xv
2.3. Fungsi Alat dan Bahan

2.3.1. Alat

Fungsi dari alat yang digunakan dalam pekerjaan plat ini adalah sebagai berikut :

Mesin pemotong plat : Untuk memotong plat dengan ukuran besar.

Mesin pelipat plat : Untuk melipat plat secara merata.

Jangka tusuk : Untuk melukis lingkaran di atas benda kerja.

Mistar : Untuk mengukur dan membuat garis lurus.

Penggores : Untuk melukis diatas benda kerja atau plat.

Siku : Untuk mengetahui kelurusan benda kerja.

Meter roll : Untuk mengukur benda kerja yang akan dipotong.

Gunting (kiri, kanan) : Untuk memotong plat dengan ukuran kecil.

Tang : Untuk merapatkan lipatan.

Pisau dumpul : Untuk membuka lipatan.

Palu besi : Untuk memalu benda kerja yang keras.

Palu plastic : Untuk memalu benda kerja yang ringan.

Penembak (rivet) : sambungan dengan menggunakan paku keeling.

Pahat baja : Untuk membuat lubang pada benda kerja


sebelum digunting.

Pemotong kaca : Untuk memotong kaca.

Senterpan : Untuk membuat lubang bulat pada benda kerja.

Kunci inggris : Untuk membuka dan mengkancing baut.

xvi
2.3.2. Bahan

Adapun bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan oven ini adalah :

 Plat zenk Bjls sebagai bahan dasar pembuatan oven.

 Paku keling sebagai pengait sambungan antara lipatan sesuai job.

 Kaca sebagai penghias pintu oven.

 Kawat berfungi untuk mengait pintu dan menahan mempererat bake.

 Grendel berfunsi untuk mengunci pintu.

2.4. Jenis-jenis plat

Terdapat jenis-jenis plat diantaranya :

No Jenis Plat Ukuran Tebal

1 Plat zenk Bjls 0.92 x 1.84 0.20;0.25;0.28;0.30;0.35

2 Plat tembaga 1.22 x 2.44 0.1;0.2;0.3;0.4;0.5

3 Plat aluminium 1.22 x 2.44 0.1;0.2;0.3;0.4

4 Plat baja strip 1.2 x 2.44 0.1 sampai dengan 10mm

5 Plat kuningan 0.92 x 1.84 0.1;0.2;0.3;0.4

xvii
BAB III

PEMBAHASAN HASIL PRAKTEK

3.1. Tujuan
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi dalam
menyambung plat menggunakan teknik lipatan, penguat tepi, dan teknik perivetan
secara manual dengan aspek kognitif level pemahaman, aspek psikomotor respon
terbimbig, dan efektif menerima.

3.2. Alat dan bahan

Alat

Adapun alat yang dipakai dalam pembuatan oven meliputi :

 Siku plat

 Mistar

 Mesin pemotong

 Mesin pelipat

 Tang

 Penggores

 Jangka tusuk

 Meter roll

 Penembak (rivet)

 Palu

 Gunting

 Pisau dumpul

xviii
 Senter pan

3.2.2. Bahan

 Plat zenk

 Kawat

 Kaca bening

 Paku keling

 Pegangan pintu oven

 Grendel

3.3. Langka kerja

Dalam pembuatan oven adapun langkah kerja sebagai berikut;

No Tugas Keterangan Alat Kontrol Paraf Catatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

LANGKAH KERJA BAGIAN DEPAN

1 Pemeriksa Memeriksa ukuran bahan benda kerja Mistar baja Visual


an (plat) yakni 92 x 178 x 0,3mm

2 Pemotong Potong satu lembar senk sesuai Mesin


an dengan ukuran yang ada pada gembar pemotong
kerja bagian depan.

3 Pelukisan Melukis benda kerja bagian pertama Mistar besi, Visual


untuk menetukan lebar plat yang penggores
akan dilipat dan dipotong.

4 Pemotong Lubangi atau gunting bagian yang Gunting Visual


an diarsir sebagai tempat pintu. senk, pahat,
palu besi.

xix
5 Pelipatan a. Lipatlah bagian yang di lukis Ragum, Visual
bagian 0.6cm dengan kemiringan Mesin Lipat,
depan lipatan 45 Palu plastik
b. Setelah itu letakan bagian
kemiringan 45 tersebut pada
mesin lipat dan di tekan sampai
rapat
c. Balik senk lalu lipat pada bagian
1.2cm sesuai lukisan dengan
kemiringan 90

(a). (b).

(c).

LANGKAH KERJA BAGIAN BELAKANG

6 Pemotong Potong satu lembar senk sesuai Mesin Visual


an dengan ukuran yang ada pada gembar potong plat
kerja bagian belakang
7 Pelukisan Melukis benda kerja bagian pertama Mistar besi, Visual
untuk menetukan lebar plat yang penggores
akan dilipat dan dipotong dan
dilubangi.
8 Lubangi Lubangi sebanyak tiga lubang sesuai Palu besi, Visual
jarak yang ada pada gambar kerja . senter pan

9 Pelipatan a. Lipatlah bagian yang di lukis Mesin Lipat Visual


bagian 0.6cm dengan kemiringan
belakang lipatan 45
b. Setelah itu letakan bagian
kemiringan 45 tersebut pada
mesin lipat dan di tekan sampai
rapat
c. Balik senk lalu lipat pada bagian
1.2cm sesuai lukisan dengan
kemiringan 90

(a) . (b).
(c).

LANGKAH KERJA BAGIAN PINTU


xx
10 Pemotong Potong satu lembar senk sesuai Mesin Visual
an (1) dengan ukuran yang ada pada gembar potong plat
kerja bagian pintu
11 Pelukisan Melukis benda kerja bagian pertama Mistar besi, Visual
untuk menetukan lebar plat yang penggores
akan dilipat dan dipotong.
12 Pemotong Lubangi atau gunting bagian yang Gunting Visual
an (2) diarsir sebagai tempat peletakan kaca. senk, pahat,
palu besi.

13 Pelipatan a. Lipatlah tiga sisi bagian yang di Mesin Lipat, Visual


bagian lukis 1cm dan 1.5cm dengan Palu plastik
pintu kemiringan lipatan 45
b. Setelah itu letakan bagian
kemiringan 45 tersebut pada
mesin lipat dan di tekan sampai
rapat.
c. Lipat satu sisi bagian yang di
lukis 1cm dengan kemiringa 90
d. Letakan kawat pada bagian yang
dilipat dengan kemiringan 90
tersebut dan lakukan lipatan
melingkari kawat tersebut
e. Pada tiga sisi bagian yang di lukis
1.5cm dilipat kembali until
tempat meletakan kaca

(a). (b).

(c). (d).

(e).

LANGKAH KERJA BAGIAN DALAM

14 Pemotong Potong satu lembar senk sesuai Mesin Visual


an dengan ukuran yang ada pada gembar potong plat
kerja bagian dalam
15 Pelukisan Melukis benda kerja bagian pertama Mistar besi, Visual
untuk menetukan lebar plat yang

xxi
akan dilipat dan dipotong dan penggores
dilubangi.
16 Pelipatan a. Lakukan lipatan dengan Mesin Lipat Visual
bagian kemiringan 90 sesuai ukuran
dalam kemudian balik plat senk dan
lakukan lipatan yang sama pada
sisi yang berlawanan hingga
terbentuk sama seperti pada
gambar.
b. Lipat bagian sisi atas sesuai
gambar kerja dengan kemiringan
90

(a). (b).
LANGKAH KERJA BAGIAN LUAR

17 Pemotong Potong satu lembar senk sesuai Mesin Visual


an dengan ukuran yang ada pada gembar potong plat
kerja bagian luar
18 Pelukisan Melukis benda kerja bagian pertama Mistar besi, Visual
untuk menetukan lebar plat yang penggores
akan dilipat.
19 Pelipatan a. Lakukan lipatan dengan jarak sesuai Mesin Lipat Visual
bagian yang di lukis berdasarkan gambar
luar kerja dengan sudut kemiringan 90

(a).

LANGKAH KERJA BAGIAN BAWAH DAN PEMANAS

20 Pemotong Potong satu lembar senk sesuai Mesin Visual


an dengan ukuran yang ada pada gembar potong plat
kerja bagian bawah dan pemanas
21 Pelukisan Melukis benda kerja bagian pertama Mistar besi, Visual
untuk menetukan lebar plat yang penggores
akan dilipat dan dipotong.
22 Pemotong Lubangi atau gunting bagian yang Gunting Visual
an diarsir sebagai tempat pemanas. senk, pahat,
palu besi.

23 Pelipatan a. Lipatlah bagian yang di lukis Mesin Lipat Visual


0.6cm dengan kemiringan

xxii
lipatan 45
b. Setelah itu letakan bagian
kemiringan 45 tersebut pada
mesin lipat dan di tekan sampai
rapat
c. Balik senk lalu lipat pada bagian
1.2cm sesuai lukisan dengan
kemiringan 90
d. Lakukan lipatan dengan jarak
sesuai yang di lukis berdasarkan
gambar kerja dengan sudut
kemiringan 90

(a). (b).

(c). (d).
LANGKAH KERJA BAGIAN BAKE

24 Pemotong Potong satu lembar senkdan Mesin Visual


an aluminium sesuai dengan ukuran yang potong plat
ada pada gembar kerja bagian bake
25 Pelukisan Melukis benda kerja bagian pertama Mistar besi, Visual
untuk menetukan lebar plat yang penggores
akan dilipat dan dipotong.
26 Pemotong Gunting bagian yang tidak diperlukan Gunting Visual
an senk.

27 Pelipatan a. Lipatlah bagian yang di lukis Mesin lipat Visual


0.5cm dengan kemiringan
lipatan 45
b. Setelah itu letakan bagian
kemiringan 45 tersebut pada
mesin lipat dan di tekan sampai
rapat
c. Balik senk lalu lipat pada bagian
1.1cm sesuai lukisan dengan
kemiringan 90
d. Lakukan lipatan dengan jarak
sesuai yang di lukis berdasarkan
gambar kerja dengan sudut
kemiringan 90

xxiii
e. untuk bake plat aluminium
setelah dilipat 90 lanjut
dengan letakan kawat pada
bagian sisi yang terlipat 90
sepanjang lipatan dan lakukan
lipatan melingkar sampai kawat
tertutup untuk menahan bake
agar tetap kuat.

(a). (b).

(c). (d).
(e).

PENGGABUNGAN/PERAKITAN

28 Merakit  Pemasangan bagian belakang Palu plastic,


dengan bagian dalam dari oven pisau
dengan menggunakan paku dumpul, rivet
keeling
 Pasang bagian belakang dari oven
tersebut dengan menggunakan
paku keeling
 Setelah ketiga bagian itu terpasang
selanjutnya pasanglah pengancing
oven pada bagian atas dan bawa
 Kemudian pasangkan bagian luar
untuk menutupi oven
 Selanjutnya pasangkan bagian
bawa oven sekaligus bagian
pemanasnya
 Selanjutnya pemasangan bake plat
senk dan aluminium pada bagian
dalam, pastikan bake yang
terpasang tidak keras atau harus
terpasang dengan pas
 Bagian terakir yaitu pemasangan
kaca pada bagian pintu dengan
ukuran 21,5 x 11 cm

xxiv
3.4 Gambar Kerja

BAGIAN DEPAN

xxv
BAGIAN BELAKANG

BAGIAN PINTU

xxvi
BAGIAN DALAM

BENTUK LIPAT BAGIAN DALAM

xxvii
BAGIAN LUAR

BAGIAN BAWAH

xxviii
PEMANAS BENTUK LIPAT

Gambar kerja

BAKE PLAT SENK BAKE PLAT ALUMINIUM

xxix
OVEN YANG SUDAH JADI

3.5 Perhitungan Bahan

xxx
Dalam pembuatan oven adapun perhitungan bahan yang diperlukan:

No. Tiap job Ukuran (m) Luasan (m2)

1. Bagian depan 0.434 x 0.412 0.2

2. Bagian belakang 0.434 x 0.412 0.2

3. Pintu 0.4 x 0.35 0.14

4. Bagian dalam 0.92 x 0.425 0.4

5. Bagian luar 1.214 x 0. 43 0.52

6. Bagian bawah 0.436 x 0.434 0.2

7. Pemanas 0.3 x 0.3 0.1

8. Bake plat senk 0.365 x 0.42 0.6

jumlah 2.56


Luasan senk 1 lembar bjls.30 = 1.78 x 0.92 = 1.64 m2

Dalam praktikum kerja plat membutuhkan 1.92 lembar atau 1 lembar 0.92 m 2 senk.

Rivet = 36

Grandel = 1 buah

Kawat = 0.8 + 1.05 cm = 1.85 m

Senk aluminium = 0.43 x 0.43 = 0.185 m2

Kaca = 0.215 x 0.11 = 0.024 m2

BAB IV

xxxi
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bahwa sesungguhnya untuk memperoleh hasil yang baik dan benar dalam bekerja,
khususnya pada pembuatan macam– macam lipatan tepi tidaklah mudah.Kita harus benar –
benar memperhatikan fungsi dan tujuan dari penggunaan alat –  alat kerja. Misalnya saja
dalam memotong plat yang berbentuk melengkung atau pun bulat kita harus menggunakan
gunting plat dengan bibir gunting lurus,akan tetapi hasilnya tidak akan lebih baik apabila kita
menggunakan guntingdengan bibir lengkung. Jika kita menggunakan gunting bibir lengkung
kita akanmendapat hasil yang lebih naik dan lebih sempurna. Yang kesimpulannya
bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik maka kita harus memahami kegunaan
dari macam– macam alat yang kita pergunakan

4.2 Saran

Ada beberapa saran yang perlu penulis utarakan yang kerkaitan dengan kegiatan praktek yang
telah berjalan selama ini diantaranya yaitu :
1. Hendaknya para instruktur selalu mendampingi dan mengawasi setiap pekerjaan yang
kerjakan oleh mahasiswa
2. Diharapkan kepada para instruktur untuk lebih bersikap tegas kepada mahasiswa yang tidak
aktif selama kegiatan praktek berjalan
3. Mengingat minimnya pengetahuan tentang job yang dikerjakan, maka instruktur jangan
selalu menekan mahasiswa yang berbuat salah saat mengerjakan pekerjaan tersebut.
4. hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan instruktur/dosen, Pergunakan
alat-alat sesuai fungsinya, dan bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien
mungkin.

DOKUMENTASI
xxxii
DAFTAR PUSTAKA
xxxiii
https://www.scribd.com/doc/174732040/Kerja-Plat

Laporan Plat 10.Document Laporan-Plat-rikodocx

BrajaM. Das – Noor Endah – Indrasurya. 1985. Pekerjaan plat 10 Nopember : Surabaya.

WWW.Goole. Pekerjaan Plat

https://auto2000.co.id

xxxiv

Anda mungkin juga menyukai