TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2022
Kelompok 9
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR BAJA I
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Dicki Awan Jalandra : 1431800053
Mukhammad Khabibur Rakhman : 1431800153
Mochammad Choiron : 1431600109
Shafiul Oktavian : 1431700022
Junissong Y Solossa : 1431700021
Fredrik Batilmurik : 1431700033
Bagas Ramdhani : 1431800068
Agus Rahman : 1431900052
Ach. Barizi : 1431900178
Amos Yesaya Jesnath : 1431700027
TTD
NO TANGGAL URAIAN ASISTENSI
PEMBIMBING
1. Jumat Revisi
11 November 2022 - Rapikan Laporan
- Perbaiki Perhitungan Kelompok 17
- Atur lagi susunan Laporan sesuai catatan
- Lengkapi Perhitungan
Revisi
2. Jumat
- Tambahkan SNI 2052:2017 pada daftar pustaka
18 November 2022 - Cari referensi lain tegangan leleh
- Cari referensi lain hubungan tegangan &
regangan
3. Sabtu ACC
26 November 2022
ii
KONTRIBUSI DALAM PENGERJAAN LAPORAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami Persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah - Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Struktur Baja ini dengan baik dan lancar, semua ini berkat kerja keras dan
bantuan dari dosen pembimbing kami.
Dengan adanya pengantar ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang membantu kami mengerjakan karya tulis ilmiah inisampai selesai
tepat pada waktunya, Ucapan terima kasih antara lain kepada :
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini tidak lepas darikekurangan dan
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi menyempurnakan laporan praktikum konstruksi baja ini agar lebih baik
dan bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penyusun sendiri.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN ...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................v
1.3.1 Pengertian Tegangan, Tegangan Leleh, Tegangan Ultimate dan Tegangan Putus .........2
v
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................28
LAMPIRAN..................................................................................................................................30
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sifat fisik, mekanik, thermal, dan korosif merupakan sifat-sifat yang dimiliki suatu logam.
Sifat mekanik merupakan salah satu yang penting dari sifat tersebut. Sifat mekanik terdiri dari
keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik merupakan salah satu acuan
untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan
dilakukan proses permesinan.
Pengujian Tarik merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sifat
mekanik pada suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Pengujian ini
dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik dari material, sehingga dapat
dilihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang mempunyai sifat mekanik lebih baik dapat
memperbaiki sifat mekanik dari material dengan sifat yang kurang baik dengan cara alloying.
Hal ini dilakukan sesuai kebutuhan konstruksi dan pesanan.
Pengujian tarik merupakan jenis pengujian yang dilakukan dengan melakukan penarikan
terhadap suatu bahan sampai bahan tersebut putus atau patah. Benda uji yang diberi gaya tarik
diletakkan secara sejajar dengan garis sumbunya dan serenjang terhadap permukaan
penampangnya. Standar dimensi dari benda uji ditentukan menurut standar teknik untuk
material yang berlaku di tempat pengujian dan dianalisis lebih lanjut sebelum diterapkan.
Pengujian tarik merupakan pengujian yang paling diperlukan dalam pengujian statis. Adanya
pengujian tarik yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari suatu bahan digunakan
sebagai landasan dasar dari teori plastisitas.
Tujuan penulisan laporan ini pada dasarnya adalah untuk memperluas wawasan dan
ilmu pengetahuan.Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
• Mengetahui fenomena – fenomena yang terjadi dari pengujian Tarik
• Memahami sifat mekanik material baja tulangan
• Menentukan kekuatan leleh (yield), kekuatan maksimum dan kekuatan putus (fracture)
material baja
Besi beton atau baja tulangan (reinforcing bar disingkat rebar), dikenal ketika
dipadatkan sebagai baja tulangan, adalah batang baja yang berbentuk menyerupai jala baja
yang digunakan sebagai alat penekan pada beton bertulang dan struktur batu bertulang
untuk memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan. Beton menjadi kuat di bawah
kompresi, tetapi memiliki kekuatan tarik yang lemah. Besi beton secara signifikan
meningkatkan kekuatan tarik struktur. Permukaan besi beton sering berubah bentuk untuk
memposisikan ikatan yang lebih baik dengan beton.
1
Jenis besi tulangan ada 2 macam, sebagai berikut:
a) Baja tulangan beton polos (BjTP) Baja tulangan polos adalah baja tulangan
beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip/berulir.(SNI
2052:2017)
b) Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS) Baja tulangan beton sirip/ulir adalah baja
tulangan beton yang permukaannya memiliki sirip/ulir melintang dan
memanjang yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna
menahan gerakan membujur dari belakang secara relatif terhadap beton. (SNI
2052:2017)
2
1.3.1.3 Pengertian Tegangan Ultimate
Tensile strength atau tegangan ultimate baja adalah tegangan maksimum yang
bisa ditahan oleh bahan ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut
patah. Tensile Strength adalah kebalikan dari kekuatan tekan, dan nilainya bisa
berbeda-beda. Beberapa bahan bisa patah begitu saja tanpa mengalami deformasi,
yang berarti benda tersebut bersifat rapuh. Bahan lainnya akan meregang dan
mengalami deformasi sebelum patah, yang disebut dengan benda elastis.
ԑy = ∆L / L0 x 100%
Dimana:
ԑ = Regangan (%)
∆L = Pertambahan Panjang (mm)
L0 = Panjang awal benda (mm)
4
1.5 Lokasi Praktikum
Praktikum Baja dilaksanakan di Laboratorium Material Gedung P, Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya Jl. Nginden Semolowaru No. 45, Menur Pumpungan,
Kec. Sukolilo, Kota Surabaya.
5
BAB II
UJI TARIK (TENSILE STRENGTH)
2) Ukur diameter dan panjang benda uji menggunakan jangka sorong dan penggaris
7
3) Perkirakan beban tertinggi yang diberikan sebagai tahanan
6) Nyalakan mesin uji tarik yang sudah diberi benda uji, lalu tunggu hingga besi putus
7) Ambil benda uji yang sudah patah kemudian ukur diameter dan panjang setelah patah
menggunakan jangka sorong dan penggaris
8
Gambar 2.10 Benda uji yang sudah patah kemudian diambil
9
2.5 Data Pengujian
2.5.1 Data Praktikum Kelompok 17
Tabel 2.1 Data praktikum kelompok 17
Benda Uji Besi Polos Besi Ulir
Diameter Awal 𝑑0 (mm) 9,75 10,6
Diameter Setelah Patah 𝑑1 (mm) 5,2 6,85
Luas Penampang
- Awal 𝐴0 (𝑚𝑚2 ) 74,6 88,2
- Akhir 𝐴𝑓 (𝑚𝑚2 ) 21,23 36,83
Panjang Ukur
- Awal 𝑙0 (mm) 102,75 102,4
- Akhir 𝑙𝑓 (mm) 125,55 129,3
- ∆L (mm) = 𝑙𝑓 − 𝑙0 22,8 26,9
Beban Luluh 𝑃𝑦 (kg) 2946,85 2878,8
Beban Maksimum 𝑃𝑚𝑎𝑥 (kg) 4300 4000
Beban Putus 𝑃𝑓 (Kg) 3929,16 3697
2
Tegangan Luluh 𝐹𝑦 (kg/𝑚𝑚 ) 39,50 32,64
2
Tegangan Putus 𝐹𝑓 (kg/𝑚𝑚 ) 52,8 41,92
2
Tegangan maksimum 𝐹𝑈𝑇𝑆 (kg/𝑚𝑚 ) 57,64 45,35
10
2.6 Analisis Data
1) Grafik Kelompok 17
a. Grafik besi polos
Titik 8 (maximum)
Titik 7 (40, 141) (66 , 143)
Titik 9 (fracture)
(71 , 131)
Titik 7 (50 ,
Titik 6 (20 , 127)
Titik 6 (30 , 124)
Titik 3 (2 , 72)
Titik 1 (0 , 0) Titik 1 (0 , 0)
2)
Titik 1 (0 , 0) Titik 1 (0 , 0)
Ti ti k 8 (maximum)
Ti ti k 7 (70 , 141)
Ti ti k 9 (failure)
(50 , 140)
Ti ti k 6 (79 , 125)
(30 , 133)
Ti ti k 7 (
Ti ti k 5
Ti ti k 6 (33 , 122)
(18 , 120)
Ti ti k 4 Ti ti k 5 (20 , 113)
(uppe r yi eld)
(8 , 96) Ti ti k 4 (upper yi eld)
(7 , 90)
Ti ti k 3
(Lowe r yi eld) Ti ti k 3 (l ower yi eld
(5 , 94) (5 , 88)
Ti ti k 2 Ti ti k 2
(1 , 40) ( 1 , 40)
Ti ti k 1
Ti ti k 1 (0 , 0)
(0 , 0)
ti k 4 Ti ti k 5 (20 , 113)
pper yi eld)
, 96) Ti ti k 4 (upper yi eld)
(7 , 90)
Ti ti k 2
( 1 , 40)
Ti ti k 1
1 (0 , 0)
12
4) Analisa Data Kelompok 17
Tabel 2.3 Analisis data kelompok 17
Besi polos Besi Ulir
Luas area awal (A0) dan luas area akhir Luas area awal (A0) dan luas area akhir
(Af) (Af)
1 1
𝐴0 = 𝜋𝐷2 𝐴0 = 𝜋𝐷2
4 4
1 2 1
= × 3,14 × 9,75 = × 3,14 × 10,6 2
4 4
= 74,6 𝑚𝑚2 = 88,2 𝑚𝑚2
1 1
𝐴𝑓 = 𝜋𝐷2 𝐴𝑓 = 𝜋𝐷2
4 4
1 1
= × 3,14 × 5,22 = × 3,14 × 6,852
4 4
= 21,23 𝑚𝑚2 = 36,83 𝑚𝑚2
𝐿0 = 102,75 mm 𝐿0 = 102,4 mm
𝐿𝑓 = 125,55 mm 𝐿𝑓 = 129,3 mm
∆L = 𝐿𝑓 − 𝐿0 ∆L = 𝐿𝑓 − 𝐿0
= 125,55 − 102,75 = 129,3 − 102,4
= 22,8 mm = 26,9 mm
Beban luluh (Py), maksimum (Pmax) Beban luluh (Py), maksimum (Pmax) dan
dan putus (Pf) putus (Pf)
Tegangan luluh σy, tegangan maksimum Tegangan luluh σy, tegangan maksimum
σmax dan tegangan putus σf σmax dan tegangan putus σf
𝑃𝑦 𝑃𝑦
𝜎𝑦 = 𝜎𝑦 =
𝐴0 𝐴0
2946,89 2878,8
= =
74,6 88,2
= 39,50 kg/𝑚𝑚 2 = 32,64 kg/𝑚𝑚2
13
𝑃𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑚𝑎𝑥
𝜎𝑚𝑎𝑥 = 𝜎𝑚𝑎𝑥 =
𝐴0 𝐴0
4300 4000
= =
74,6 88,2
2
= 57,64 kg/𝑚𝑚 = 45,35 kg/𝑚𝑚2
𝑃𝑓 𝑃𝑓
𝜎𝑓 = 𝜎𝑓 =
𝐴0 𝐴0
3939,16 3697
= =
74,6 88,2
2
= 52,80 kg/𝑚𝑚 = 41,92 kg/𝑚𝑚2
∆𝐿 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 ∆𝐿 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Skala ∆L = Skala ∆L =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘
22,8 26,9
= =
71 93
= 0,3211 𝑚𝑚 = 0,289 𝑚𝑚
∆𝐿𝑦 ∆𝐿𝑦
𝜀𝑦 = 𝜀𝑦 =
𝐿0 𝐿0
1,93 2,31
= =
102,75 102,4
= 0,019 = 0,023
∆𝐿𝑚𝑎𝑥 ∆𝐿𝑚𝑎𝑥
𝜀𝑚𝑎𝑥 = 𝜀𝑚𝑎𝑥 =
𝐿0 𝐿0
21,19 23,14
= =
102,75 102,4
= 0,21 = 0,22
∆𝐿𝑓 ∆𝐿𝑓
𝜀𝑓 = 𝜀𝑓 =
𝐿0 𝐿0
22,8 26,9
= =
102,75 102,4
= 0,22 = 0,26
14
4) Analisa data kelompok 18
Tabel 2.4 Analisis data kelompok
Besi polos Besi Ulir
Luas area awal (A0) dan luas area akhir Luas area awal (A0) dan luas area akhir
(Af) (Af)
1 1
𝐴0 = 𝜋𝐷2 𝐴0 = 𝜋𝐷2
4 4
1 2 1
= × 3,14 × 9,5 = × 3,14 × 10,5 2
4 4
= 70,88 𝑚𝑚2 = 87,09 𝑚𝑚2
1 1
𝐴𝑓 = 𝜋𝐷2 𝐴𝑓 = 𝜋𝐷2
4 4
1 1
= × 3,14 × 7,12 = × 3,14 × 8,12
4 4
= 39,59 𝑚𝑚2 = 51,53 𝑚𝑚2
𝐿0 = 100,6 mm 𝐿0 = 100,6 mm
𝐿𝑓 = 124,5 mm 𝐿𝑓 = 125,7mm
∆L = 𝐿𝑓 − 𝐿0 ∆L = 𝐿𝑓 − 𝐿0
= 124,5 − 100,6 = 125,7 − 100,6
= 23,9 mm = 25,1 mm
Beban luluh (Py), maksimum (Pmax) Beban luluh (Py), maksimum (Pmax) dan
dan putus (Pf) putus (Pf)
Tegangan luluh σy, tegangan maksimum Tegangan luluh σy, tegangan maksimum
σmax dan tegangan putus σf σmax dan tegangan putus σf
𝑃𝑦 𝑃𝑦
𝜎𝑦 = 𝜎𝑦 =
𝐴0 𝐴0
2934,47 2755,8
= =
78,88 87,09
2
= 40,40 kg/𝑚𝑚 = 31,65 kg/𝑚𝑚2
15
𝑃𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑚𝑎𝑥
𝜎𝑚𝑎𝑥 = 𝜎𝑚𝑎𝑥 =
𝐴0 𝐴0
4310 3950
= =
70,88 87,09
2
= 60,81 kg/𝑚𝑚 = 45,36 kg/𝑚𝑚2
𝑃𝑓 𝑃𝑓
𝜎𝑓 = 𝜎𝑓 =
𝐴0 𝐴0
3820,93 3674,6
= =
70,88 87,09
2
= 53,91 kg/𝑚𝑚 = 42,20 kg/𝑚𝑚2
∆𝐿 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 ∆𝐿 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Skala ∆L = Skala ∆L =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘
23,9 25,1
= =
79 79
= 0,3025 𝑚𝑚 = 0,3177 𝑚𝑚
∆𝐿𝑦 ∆𝐿𝑦
𝜀𝑦 = 𝜀𝑦 =
𝐿0 𝐿0
2,42 2,22
= =
100,6 100,6
= 0,024 = 0,022
∆𝐿𝑚𝑎𝑥 ∆𝐿𝑚𝑎𝑥
𝜀𝑚𝑎𝑥 = 𝜀𝑚𝑎𝑥 =
𝐿0 𝐿0
21,18 22,24
= =
100,6 100,6
= 0,21 = 0,22
∆𝐿𝑓 ∆𝐿𝑓
𝜀𝑓 = 𝜀𝑓 =
𝐿0 𝐿0
23,9 25,1
= =
100,6 100,6
= 0,24 = 0,25
16
2.6.1 Analisis Perhitungan Besi Polos
1. Analisis besi polos kelompok 17
▪ Tegangan dan regangan
1. Tegangan
- Jumlah kotak ke beban maksimum = 143 kotak
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 4300
- Skala = = = 30,0699
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑘𝑒 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠 143
- Perhitungan beban
Tabel 2.5 Perhitungan beban
Beban Jumlah Kotak Skala Hasil (kg)
1 0 30,0699 0,00
2 70 30,0699 2104,90
3 72 30,0699 2165,03
4 92 30,0699 2766,43
5 98 30,0699 2946,85
6 127 30,0699 3818,88
7 141 30,0699 4239,86
8 143 30,0699 4300,00
9 131 30,0699 3939,16
Contoh perhitungan:
Beban no. 2 = Jumlah kotak × Skala = 70 × 30,0699 = 2104,9 kg
- Perhitungan tegangan
Tabel 2.6 Perhitungan tegangan
Tegangan Beban (kg) Luas A0 (mm²) Hasil (kg/mm²)
1 0,00 74,6 0,000
2 2104,90 74,6 28,216
3 2165,03 74,6 29,022
4 2766,43 74,6 37,084
5 2946,85 74,6 39,502
6 3818,88 74,6 51,191
7 4239,86 74,6 56,835
8 4300,00 74,6 57,641
9 3939,16 74,6 52,804
Contoh perhitungan:
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 2104,9
Tegangan no. 2 = = = 28,216 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴0 74,6
2. Regangan
- Jumlah kotak = 71 kotak
∆𝐿 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑦𝑎 22,8
- Skala = = = 0,3211
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 71
- Perhitungan pertambahan Panjang
17
Tabel 2.7 Perhitungan pertambahan Panjang
∆L Jumlah Kotak Skala Hasil (mm)
1 0 0,3211 0,000
2 1 0,3211 0,321
3 2 0,3211 0,642
4 3 0,3211 0,963
5 6 0,3211 1,927
6 20 0,3211 6,423
7 40 0,3211 12,845
8 66 0,3211 21,194
9 71 0,3211 22,800
Contoh perhitungan:
∆L no. 2 = Jumlah kotak × Skala = 1 × 0,3211 = 0,321 mm
- Perhitungan regangan
Tabel 2.8 Perhitungan regangan
Regangan ∆Lmax (mm) Panjang L0 (mm) Hasil
1 0,000 102,75 0,0000
2 0,321 102,75 0,0031
3 0,642 102,75 0,0063
4 0,963 102,75 0,0094
5 1,927 102,75 0,0188
6 6,423 102,75 0,0625
7 12,845 102,75 0,1250
8 21,194 102,75 0,2063
9 22,800 102,75 0,2219
Contoh perhitungan:
∆𝐿𝑚𝑎𝑥 0,321
Regangan no. 2 = = = 0,0031
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐿0 102,75
18
▪ Grafik Hubungan P dan ∆L
Beban (kg)
3000,0
3 4
2500,0
2000,0
1500,0
2
1000,0
500,0
0,0
1
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0
∆L (mm)
60,0
6 7 8
Tegangan (kg/mm²)
50,0 5 9
40,0 3 4
30,0
20,0
2
10,0
1
0,0
0,0 0,1 0,1 0,2 0,2 0,3
Regangan
19
Tabel 2.10 Perhitungan beban
Beban Jumlah Kotak Skala Hasil (kg)
1 0 30,5674 0,00
2 40 30,5674 1222,70
3 94 30,5674 2873,34
4 96 30,5674 2934,47
5 120 30,5674 3668,09
6 133 30,5674 4065,46
7 140 30,5674 4279,44
8 141 30,5674 4310,00
9 125 30,5674 3820,93
Contoh perhitungan:
Beban no. 2 = Jumlah kotak × Skala = 40 × 30,5674 = 1222,70 kg
- Perhitungan tegangan
Tabel 2.11 Perhitungan tegangan
Tegangan Beban (kg) Luas A0 (mm²) Hasil (kg/mm²)
1 0,00 70,88 0,000
2 1222,70 70,88 17,250
3 2873,34 70,88 40,538
4 2934,47 70,88 41,401
5 3668,09 70,88 51,751
6 4065,46 70,88 57,357
7 4279,44 70,88 60,376
8 4310,00 70,88 60,807
9 3820,93 70,88 53,907
Contoh perhitungan:
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 1262,696
Tegangan no. 2 = = = 17,250 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴0 70,88
2. Regangan
- Jumlah kotak = 79 kotak
∆𝐿 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑦𝑎 23,9
- Skala = = = 0,3025
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 79
- Perhitungan pertambahan panjang
Tabel 2.12 Perhitungan pertambahan panjang
∆L Jumlah Kotak Skala Hasil (mm)
1 0 0,3025 0,000
2 1 0,3025 0,303
3 5 0,3025 1,513
4 8 0,3025 2,420
5 18 0,3025 5,446
6 30 0,3025 9,076
7 50 0,3025 15,127
8 70 0,3025 21,177
9 79 0,3025 23,900
Contoh perhitungan:
∆L no. 2 = Jumlah kotak × Skala = 1 × 0,3025 = 0,303 mm
20
- Perhitungan regangan
Tabel 2.13 Perhitungan regangan
Regangan ∆Lmax (mm) Panjang L0 (mm) Hasil
1 0,000 100,6 0,0000
2 0,303 100,6 0,0030
3 1,513 100,6 0,0150
4 2,420 100,6 0,0241
5 5,446 100,6 0,0541
6 9,076 100,6 0,0902
7 15,127 100,6 0,1504
8 21,177 100,6 0,2105
9 23,900 100,6 0,2376
Contoh perhitungan:
∆𝐿𝑚𝑎𝑥 0,303
Regangan no. 2 = = = 0,003
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐿0 100,6
60,0
7 8
6
Tegangan (kg/mm²)
50,0
5 9
40,0 3 4
30,0
20,0
2
10,0
0,0
1
0,0 0,1 0,1 0,2 0,2 0,3
Regangan
21
▪ Grafik Hubungan Tegangan dan Regangan
60,0
6 7 8
Tegangan (kg/mm²) 50,0 1 9
5
40,0 3 4
30,0
20,0
2
10,0
0,0 1
0,0 0,1 0,1 0,2 0,2 0,3
Regangan
Kesimpulan:
Dari analisis perhitungan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
➢ Pada perhitungan besi polos menggunakan data kelompok 17 diperoleh tegangan
leleh sebesar 39,50 kg/mm², tegangan maksimum sebesar 57,64 kg/mm² dan
tegangan putus sebesar 52,80 kg/mm²
➢ Pada perhitungan besi polos menggunakan data kelompok 18 diperoleh tegangan
leleh sebesar 41,40 kg/mm², tegangan maksimum sebesar 60,80 kg/mm² dan
tegangan putus sebesar 50,91 kg/mm²
➢ Pada perhitungan besi polos menggunakan data kelompok 17 diperoleh regangan
leleh sebesar 0,019, regangan maksimum sebesar 0,21 dan regangan putus sebesar
0,22
➢ Pada perhitungan besi polos menggunakan data kelompok 18 diperoleh regangan
leleh sebesar 0,024, regangan maksimum sebesar 0,21 dan regangan putus sebesar
0,24
22
Tabel 2.15 Perhitungan beban
Beban Jumlah Kotak Skala Hasil (kg)
1 0 30,30 0,0
2 70 30,30 2121,2
3 91 30,30 2757,6
4 95 30,30 2878,8
5 116 30,30 3515,2
6 124 30,30 3757,6
7 130 30,30 3939,4
8 132 30,30 4000,0
9 122 30,30 3697,0
Contoh perhitungan:
Beban no. 2 = Jumlah kotak × Skala = 70 × 30,30 = 2121,2 kg
- Perhitungan tegangan
Tabel 2.16 Perhitungan tegangan
Tegangan Beban (kg) Luas A0 (mm²) Hasil (kg/mm²)
1 0,0 88,2 0,000
2 2121,2 88,2 24,050
3 2757,6 88,2 31,265
4 2878,8 88,2 32,639
5 3515,2 88,2 39,854
6 3757,6 88,2 42,603
7 3939,4 88,2 44,664
8 4000,0 88,2 45,351
9 3697,0 88,2 41,916
Contoh perhitungan:
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 2121,2
Tegangan no. 2 = = = 24,050 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴0 88,2
2. Regangan
- Jumlah kotak = 93 kotak
∆𝐿 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑦𝑎 26,9
- Skala = = = 0,2892
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 93
- Perhitungan pertambahan Panjang
23
Contoh perhitungan:
∆L no. 2 = Jumlah kotak × Skala = 1 × 0,2892 = 0,289 mm
- Perhitungan regangan
Tabel 2.18 Perhitungan regangan
Regangan ∆Lmax (mm) Panjang L0 (mm) Hasil
1 0,000 102,4 0,000
2 0,289 102,4 0,003
3 1,446 102,4 0,014
4 2,314 102,4 0,023
5 5,785 102,4 0,056
6 8,677 102,4 0,085
7 14,462 102,4 0,141
8 23,140 102,4 0,226
9 26,900 102,4 0,263
Contoh perhitungan:
∆𝐿𝑚𝑎𝑥 0,289
Regangan no. 2 = = = 0,003
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐿0 102,4
2500,0
4
2000,0 2
1500,0
1000,0
500,0
1
0,0
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0
∆L (mm)
25
- Perhitungan tegangan
Tabel 2.21 Perhitungan tegangan
Tegangan Beban (kg) Luas A0 (mm²) Hasil (kg/mm²)
1 0,0 87,08 0,000
2 1224,8 87,08 14,065
3 2694,6 87,08 30,944
4 2755,8 87,08 31,647
5 3460,1 87,08 39,734
6 3735,6 87,08 42,899
7 3919,4 87,08 45,009
8 3950,0 87,08 45,360
9 3674,4 87,08 42,196
Contoh perhitungan:
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 1224,8
Tegangan no. 2 = = = 14,065 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴0 87,08
2. Regangan
- Jumlah kotak = 79 kotak
∆𝐿 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑦𝑎 25,1
- Skala = = = 0,3177
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 79
- Perhitungan pertambahan Panjang
Tabel 2.22 Perhitungan pertambahan panjang
∆L Jumlah Kotak Skala Hasil (mm)
1 0 0,3177 0,000
2 1 0,3177 0,318
3 5 0,3177 1,589
4 7 0,3177 2,224
5 20 0,3177 6,354
6 33 0,3177 10,485
7 52 0,3177 16,522
8 70 0,3177 22,241
9 79 0,3177 25,100
Contoh perhitungan:
∆L no. 2 = Jumlah kotak × Skala = 1 × 0,3177 = 0,318 mm
- Perhitungan regangan
Tabel 2.23 Perhitungan regangan
Regangan ∆Lmax (mm) Panjang L0 (mm) Hasil
1 0,000 100,6 0,000
2 0,318 100,6 0,003
3 1,589 100,6 0,016
4 2,224 100,6 0,022
5 6,354 100,6 0,063
6 10,485 100,6 0,104
7 16,522 100,6 0,164
8 22,241 100,6 0,221
9 25,100 100,6 0,250
26
Contoh perhitungan:
∆𝐿𝑚𝑎𝑥 0,318
Regangan no. 2 = = = 0,003
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐿0 100,6
2500,0
3 4
2000,0
1500,0
2
1000,0
500,0
0,0
1
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0
∆L (mm)
35,00
30,00 3 4
25,00
20,00
15,00 2
10,00
5,00
0,00
1
0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30
Regangan
27
Gambar 2.24 Grafik hubungan tegangan dan regangan besi ulir
Kesimpulan:
Dari analisis perhitungan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
➢ Pada perhitungan besi ulir menggunakan data kelompok 17 diperoleh tegangan
leleh sebesar 32,64 kg/mm², tegangan maksimum sebesar 45,35 kg/mm² dan
tegangan putus sebesar 41,92 kg/mm²
➢ Pada perhitungan besi ulir menggunakan data kelompok 18 diperoleh tegangan
leleh sebesar 31,65 kg/mm², tegangan maksimum sebesar 45,36 kg/mm² dan
tegangan putus sebesar 42,20 kg/mm²
➢ Pada perhitungan besi ulir menggunakan data kelompok 17 diperoleh regangan
leleh sebesar 0,023, regangan maksimum sebesar 0,23 dan regangan putus sebesar
0,26
➢ Pada perhitungan besi ulir menggunakan data kelompok 18 diperoleh regangan
leleh sebesar 0,022, regangan maksimum sebesar 0,22 dan regangan putus sebesar
0,25
28
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari tujuan awal untuk menentukan pertahanan dan perlawanan dari logam terhadap
pemutusan hubungan akibar tarik satu arah maka dari hasil pengujian terhadap logam yaitu
besi maka dapat disimpulkan bahwa:
➢ Baja ulir memiliki sifat yang kuat dan ductile, halini dapat dilihat dari cepatnya besi
tersebut patah ketika sudah mencapai ultimate strenght yang bernilai sangat besar
tetapi memiliki daerah kurva yang panjang sebelum mendapatkan beban maksimum
(UTS), sedangkan;
➢ Besi polos termasuk ulet dilihat dari peristiwa necking dengan pemuluran yang
cukup panjnag setelah UTS dan sebelum patah, lalu;
➢ Pada perhitungan besi polos menggunakan data kelompok 17 diperoleh tegangan
leleh sebesar 39,50 kg/mm², tegangan maksimum sebesar 57,64 kg/mm² dan
tegangan putus sebesar 52,80 kg/mm²
➢ Pada perhitungan besi polos menggunakan data kelompok 18 diperoleh tegangan
leleh sebesar 41,40 kg/mm², tegangan maksimum sebesar 60,80 kg/mm² dan
tegangan putus sebesar 50,91 kg/mm²
➢ Pada perhitungan besi polos menggunakan data kelompok 17 diperoleh regangan
leleh sebesar 0,019, regangan maksimum sebesar 0,21 dan regangan putus sebesar
0,22
➢ Pada perhitungan besi polos menggunakan data kelompok 18 diperoleh regangan
leleh sebesar 0,024, regangan maksimum sebesar 0,21 dan regangan putus sebesar
0,24
➢ Pada perhitungan besi ulir menggunakan data kelompok 17 diperoleh tegangan
leleh sebesar 32,64 kg/mm², tegangan maksimum sebesar 45,35 kg/mm² dan
tegangan putus sebesar 41,92 kg/mm²
➢ Pada perhitungan besi ulir menggunakan data kelompok 18 diperoleh tegangan
leleh sebesar 31,65 kg/mm², tegangan maksimum sebesar 45,36 kg/mm² dan
tegangan putus sebesar 42,20 kg/mm²
➢ Pada perhitungan besi ulir menggunakan data kelompok 17 diperoleh regangan
leleh sebesar 0,023, regangan maksimum sebesar 0,23 dan regangan putus sebesar
0,26
➢ Pada perhitungan besi ulir menggunakan data kelompok 18 diperoleh regangan
leleh sebesar 0,022, regangan maksimum sebesar 0,22 dan regangan putus sebesar
0,25
2. Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan, disarankan :
➢ Sebelum dilakukan pengujian sebaiknya alat-alat yang digunakan dilakukan
pengecekan terlebih dahulu, agar apabila terdapat alat yang rusak dapat segera
diperbaiki dan pengujian dapat dilakukan lebih maksimal;
➢ Penggunaan alat yang tepat dan efisien untuk marking benda yang uji;
➢ Disarankan kepada mahasiswa yang akan melakukan praktikum, sebaiknya datang
30 menit sebelum praktikum dimulai.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN
31
Kelompok 18
32
2. Grafik Hasil Pengujian Tarik
Kelompok 17
Kelompok 18
33