Anda di halaman 1dari 3

PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2023-09-08

12%
88%

Words 974
Plagiarised Unique

Characters 7708

Content Checked For Plagiarism

Green Economy didefinisikan United Nations Economy Programme (2011) sebagai perekonomian yang rendah karbon,
hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial. Menilik salah satu faktor dalam green economy yaitu rendah karbon,
Pemerintah Indonesia bersama 195 negara di dunia lainnya melalui Paris Agreement (United Nations, 2015) membuat
perjanjian multilateral dengan tujuan menahan kenaikan suhu global di angka 2oC menjadi 1,5oC. Untuk membatasi
pemanasan global hingga 1,5°C, emisi gas rumah kaca (GRK) harus mencapai puncaknya paling lambat sebelum tahun
2025 dan menurun sebesar 43% pada tahun 2030. Implementasi dari setiap negara ialah dengan mengirimkan nationally
determined contributions (NDCs) yang mana berisi langkah yang akan diambil oleh setiap negara dalam rangka
mengurangi emisi GRK untuk menjaga bumi dari perubahan iklim yang semakin membahayakan.

Indonesia sendiri dalam dokumen NDCs (2023) terbaru menargetkan penurunan emisi dengan upaya sendiri yang
meningkat dari sebelumnya 29% kini menjadi 31,89% di tahun 2030, dan dengan bantuan Internasional naik dari 41%
menjadi 43,2%. Melangkah lebih depan, Presiden Joko Widodo melalui dokumen Indonesia Long-Term Strategy for Low
Carbon and Climate Resilience 2050 (UNFCC, 2021) selaras dengan Paris Agreement menargetkan Indonesia pada tahun
2060 atau lebih cepat sudah mencapai net-zero emission (NZE 2060).

Sebagai wujud konkret guna memenuhi komitmen tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan
khususnya menyiapkan berbagai instrumen dari sektor keuangan guna mendukung target penurunan emisi karbon
Indonesia, salah satunya melalui skema pengenaan Pajak Karbon dan Perdagangan Karbon. Merujuk pada IBFD
International Tax Glossary (Rogers-Galabush, 2015), pajak karbon sendiri didefinisikan sebagai pajak yang dikenakan pada
bahan bakar fosil dan ditujukan untuk mengurangi emisi GRK diikuti dengan penurunan polusi udara dan juga pencegahan
perubahan iklim. Pengenaan Pajak Karbon dapat menjadi dua manfaat dimana selain guna mengatur laju emisi karbon
serta sebagai berfungsi tambahan pendapatan negara.

Mandat penerapan pajak karbon di Indonesia dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), dimana dalam Pasal 13 ayat (5) disebutkan bahwa pajak karbon terutang
atas pembelian barang yang mengandung karbon atau aktivitas yang menghasilkan karbon dalam jumlah tertentu
pada periode tertentu (Undang-Undang RI, 2021).
Adapun tarif pajak karbon di Indonesia ditetapkan dalam Pasal 13 ayat (8) dan (9) UU HPP dimana tarif pajak karbon
ditetapkan lebih tinggi atau sama dengan harga karbon di pasar karbon per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e)
atau satuan yang setara (Undang-Undang RI, 2021).

Dalam penjelasan UU HPP disebutkan bahwa pengenaan Pajak Karbon dilaksanakan secara bertahap dimana pada tahun
2021, dilakukan pengembangan mekanisme perdagangan karbon, Tahun 2022 sampai dengan 2024 diterapkan mekanisme
pajak yang mendasarkan pada batas emisi (cap and tax) untuk sektor pembangkit listrik terbatas pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) batubara, terakhir pada Tahun 2025 dan seterusnya, implementasi perdagangan karbon secara penuh
dan perluasan sektor pemajakan pajak karbon dengan penahapan sesuai kesiapan sektor terkait dengan
memperhatikan antara lain kondisi ekonomi, kesiapan pelaku, dampak, dan/atau skala.
selaras dengan mempertimbangkan Perdagangan Karbon (Undang-Undang RI, 2021)

Pada prinsipnya, pengenaan pajak karbon ditujukan untuk menekan jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan
produksi maupun konsumsi oleh masyarakat dan perusahaan. Jumlah emisi karbon yang dihasilkan Indonesia pada tahun
2019 sebesar 1.866.552 Gigagram karbon dioksida ekuivalen (GgCO2e) dengan jumlah emisi karbon yang tertinggi

Page 1 of 3
dihasilkan oleh sektor energi sebesar 34,42% dari jumlah tersebut (Kementerian LHK, 2021). Oleh karena itu, Pemerintah
berencana menerapkan pengenaan pajak karbon untuk sektor PLTU batubara sebagai tahap awal implementasi regulasi
pajak karbon.

Pada realita di lapangan, pajak karbon hingga triwulan ketiga tahun 2023 masih belum diterapkan di Indonesia. Melalui
kegiatan Green Economy Forum Sri Mulyani Menteri Keuangan RI menyatakan penerapan pajak karbon dilakukan secara
bertahap dan berhati-hati, sehingga dampak positif yang ditimbulkan bisa diambil namun dengan tetap memperhatikan
dampak negatif dari setiap instrument (ANTARA, 2023). Berbagai instrumen pendukung sedang disiapkan oleh Pemerintah
diantaranya dengan membentuk Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), special mission vehicle (SMV) yang
dikelola bersama-sama antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK).
Lembaga tersebut didirikan dengan tujuan mengelola dan memperkenalkan pasar karbon di Indonesia dan pada
akhirnya dihubungkan dengan pasar karbon dunia.
Swedia dan Finlandia merupakan negara yang berhasil menerapkan peraturan pajak karbon dan membawa hasil positif
selain menambah penerimaan negara, terutama dalam bentuk pengurangan emisi karbon yang dihasilkan kedua negara
tersebut. Sejak tahun 2000 hingga akhir tahun 2018, emisi karbon Finlandia mengalami penurunan yang signifikan yaitu
sebesar 19,49%. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan Swedia yang telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar
27% sejak penerapannya pada tahun 1991. (The World Bank, 2018).
Finlandia adalah contoh dari negara lain yang berhasil menerapkan
pajak karbon di dunia. Penerapan pajak karbon di
Finlandia dapat menekan emisi karbon dan sekaligus tidak menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian negara.
Pertumbuhan perekonomian ini terjadi karena adanya kombinasi kebijakan pajak karbon dengan kebijakan insentif lainnya.
Kebijakan yang diterapkan oleh Finlandia sebenarnya mirip seperti Swedia, yakni dengan menurunkan tarif pajak
penghasilan dan memberikan pengecualian untuk sektor-sektor yang strategis dalam perekonomian negara.
Dengan kebijakan ini, Finlandia berhasil menekan emisi dan sekaligus berhasil menjaga pertumbuhan perekonomian
negaranya.
Menurut saya, belum terealisasinya penerapan pajak karbon di Indonesia disebabkan beberapa faktor. Pertama, hambatan
yang mendasari belum diterapkannya pajak karbon diantaranya belum siapnya instrumen berupa badan atau Lembaga
yang diberi mandat untuk menjalankan dan mengawasi penerapan pajak karbon karena di UU HPP disebutkan bahwa
pajak karbon dikenakan dengan skema cap and trade kepada PLTU untuk tahap awal. Hal ini tentu membutuhkan lembaga
atau badan tersendiri yang memiliki kompetensi dan kapabilitas dalam menghitung batasan emisi karbon dan mengawasi
pelaksanaannya. Kedua, skema pajak karbon yang diamanatkan selaras dengan perdagangan karbon dirumuskan dengan
konsep cap and trade menjadi persoalan tersendiri. Bila pajak karbon belum kunjung diterapkan, perdagangan karbon
sudah diterapkan sejak 2021 terhadap PLTU Batubara di Indonesia. Namun pada penerapannya, angka cap atau batasan
yang tinggi sampai sekarang membuat belum ada PLTU yang melebihi batasan emisi karbon sehingga belum terjadi
perdagangan karbon antara masing-masing pelaku usaha tersebut. Ketiga, belum meratanya sosialisasi kepada seluruh
lapisan masyarakat dari pelaku usaha hingga rumah tangga yang seluruhnya menghasilkan emisi karbon menjadi
hambatan dalam menerapkan pajak karbon.

Matched Source

Similarity 8%
Title:Pajak Karbon: Pengertian, Regulasi, Sejarah dan Manfaat ...

https://lindungihutan.com/blog/serba-serbi-pajak-karbon/

Similarity 6%
Title:www.cnbcindonesia.com › news › 20211007193439-4Sri Mulyani: Pajak Karbon Mulai Berlaku 1 April 2022
Oct 7, 2021 · Tahun 2025 dan seterusnya, implementasi perdagangan karbon secara penuh dan perluasan sektor pemajakan
pajak karbon dengan penahapan sesuai kesiapan sektor terkait dengan memperhatikan antara lain kondisi ekonomi,
kesiapan pelaku, dampak, dan/atau skala.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20211007193439-4-282269/sri-mulyani-pajak-karbon-mulai-berlaku-1-april-2022/

Similarity 4%

Page 2 of 3
Title:Sri Mulyani: Penerapan pajak karbon dilakukan bertahap ...

https://www.antaranews.com/berita/3573795/sri-mulyani-penerapan-pajak-karbon-dilakukan-bertahap-dan-hati-hati

Similarity 7%
Title:Pajak Karbon: Belajar Dari Swedia Dan Finlandia

https://books.google.com/books?id=KXB-EAAAQBAJ

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai