Anda di halaman 1dari 36

Ekonomi Lingkungan

PWKL 4310

Pertemuan ke 7
PAJAK LINGKUNGAN

AGUS SUSANTO
Prodi Perencanaan Wilayah & Kota
UNIVERSITAS TERBUKA
Hp: 0813 1122 7442 E-mail: sugus@ecampus.ut.ac.id
Apa perbedaannya?

 Pajak

 Subsidi

 Insentive

 Imbal jasa lingkungan


Pendahuluan
 Tdk ada barang/jasa yang gratis diperjual-belikan di
pasar, kecuali barang/jasa lingkungan.
 Orang membuang limbah ke lingkungan tanpa keluar
biaya, tidak ada insentif utk konsekuensi lingkungan
dari tindakan tsb  strategi kebijakan berbasis
insentif dapat mengubah itu.
 Sejak lama, ahli ekonomi lingkungan mengunggulkan
pendekatan berbasis insentif sbg strategi utama
kebijakan lingkungan karena cost-effectiveness
 Namun: tidak ada satu pun tipe kebijakan tunggal yang
sempurna dlm semua kondisi, masing2 punya
kelebihan dan kekurangan
Pajak Lingkungan

 Pajak Lingkungan (green taxes)


merupakan kebijakan yang
menggunakan prinsip pencemar harus
membayar (Polluter-pay pollutant)
untuk mengurangi polusi, akibat proses
produksi atau konsumsi.

 Pajak lingkungan memberikan manfaat ganda, yaitu disamping


kualitas lingkungan membaik, juga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
 Disisi lain, pajak lingkungan dapat menyebabkan pelarian
modal
 Pajak lingkungan dapat berbentuk pajak langsung dan pajak
tidak langsung
Penerapan Pajak Lingkungan
 Pajak lingkungan dapat mengubah perilaku produsen dan
konsumen ke arah peduli lingkungan, contoh: perubahan
penggunaan bahan bakar bertimbal berubah ke bahan
bakar tanpa timbal (di Swedia mulai tahun 1987-1994)
 Penerapan pajak lingkungan,
Pertama: tidak mengeliminasi semua pollutan, tetapi
penargetan. Penerapan pajak lingkungan dimaksudkan
untuk mengoreksi eksternalitas negatif sejauh biaya
sosial marginal = keuntungan sosial marginal

Kedua, diharapkan menghasilkan


efisiensi biaya, insentif dinamis
dan memudahkan administrasi.
Insentif Pajak Lingkungan
 Insentif pajak lingkungan mendorong produser untuk
mengurangi emisi, sebagai konsekuensinya akan
mengurangi keuntungan.
 Langkah-langkah perusahaan dlm penyesuaian emisi :

1. Mengubah praktik emisi


boros (y0, z0)  (y0-z1);
2. Mengurangi output untuk
mencapai pengurangan
emisi (y0, z1)  (y2, z2);
3. Melakukan investasi dng
mengubah teknologi
produksi (y3, z3))  (y3,
z3).
Peran Teknologi dalam Pengurangan
Emisi

MAC1 (z) dan MAC2 (z) = fungsi biaya abatement


marginal
z0 = tingkat emisi sebelum pajak
Z*1 – z*2 = penurunan tingkat emisi
adanya teknologi baru
Pengaruh Pajak terhadap Tingkat Emisi

ta dan tb = tingkat pajak emisi


z0, z1a, z1b, z2a, z2b = tingkat emisi
Erosi dan Stabilitas Pajak
Lingkungan
 Pajak lingkungan menghasilkan insentif terhadap
produsen dan membantu mengurangi pencemaran
 Perubahan tarif pajak dapat mengakibatkan
inkonsistensi pajak, dan salah satunya adalah pajak
lingkungan
 Inkonsistensi pajak lingkungan
sejalan dengan teori yang dipaparkan
dalam teori pajak pigouvian.
 Pendapatan marginal dan biaya
marginal dapat digunakan untuk
menentukan tarif pajak.
Pigou
 Di negara-negara industri, perubahan pajak
dipengaruhi oleh pajak lingkungan (dapat digantikan
dengan pajak lingkungan).
 Insentif dalam pajak biasanya digunakan untuk
mengurangi pajak buruh.
 Hasil observasi menunjukkan bahwa:
Pertama, penyesuaian tarif pajak
diperlukan pada saat terjadi
pertumbuhan ekonomi.
Kedua, menurut teori makro ekonomi
Keynesian, Pemerintah harus
menggunakan surplus budget pada saat
ekonomi tumbuh dan defisit budget pada
saat mengalami penurunan. Keynes
Pajak Lingkungan Tidak
Langsung
 Pajak lingkungan sering diterapkan dengan cara
tidak langsung.
contoh:
pajak emisi  harus berhubungan dengan target yang memerlukan
pemantauan emisi yang secara teknis sulit atau mahal, sehingga
pemantauan emisi pajak langsung diganti pajak yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi emisi (pajak atas input atau produk)
 Pajak atas input : mempunyai hubungan antara pengguna
input dengan polusi.

contoh:
 Penggunaan input emisi mobil, motor  dikenakan pada pajak
emisi
 Pajak pupuk, insektisida: untuk mengurangi aliran nutrisi bidang
pertanian yang mengalir ke saluran air atau air tanah
 Pajak minyak (minyak tanah): untuk mengurangi emisi dari
penggunaan energi pemanasan rumah-rumah pribadi.
Sumber Polusi Pertanian
contoh:
Mengalirkan nutrisi dari pertanian (sulit atau biaya tinggi) ?
informasi mengenai jenis polusi sulit di deteksi
sulit untuk memonitor kontribusi setiap petani
kesulitan untuk melacak polusi dari sumber polusi

maka sering dipilih pajak lingkungan lainnya,


seperti pajak pupuk, pajak pestisida
Pajak Bahan Bakar
contoh:
Pajak pemanasan rumah  mengurangi penggunaan energi (minyak
tanah, kayu bakar, dll)
Pajak kendaraan bermotor  mengurangi penggunaan mobil pribadi
Pajak bahan bakar minyak  menurunkan emisi

 Pajak untuk produk berpolusi dan penggunaan sumber


daya alam
Penerapan pajak pada produk
berpolusi menyebabkan harga
produk meningkat dan akan
berdampak menekan
konsumsi dan polusi, Ceteris
Paribus.
Dampak pajak lingkunag
 Pajak lingkungan berdampak terhadap kehilangan daya saing
 Komunitas bisnis biasanya mengklaim bahwa pajak lingkungan dapat menyebabkan
kenaikan biaya bagi perusahaan dan mengakibatkan hilangnya pangsa pasar.
 Kebijakan lingkungan mendorong pelarian modal ke negara-negara yang mempunyai
peraturan pajak lingkungan tidak ketat (longgar)

 Kehilangan daya saing dan pelarian modal menyebabkan dampak ekonomi yang
serius, termasuk kehilangan pekerjaan dan pendapatan pribadi dan pendapatan
masyarakat.
HIPOTESIS PORTER

 Kebijakan lingkungan domestik tidak menyebabkan hilangnya


daya saing, melainkan justru meningkatkan.
 Kebijakan lingkungan yang dirancang dengan baik dapat
memicu inovasi dan peningkatan efisiensi produksi. Untuk itu,
harus dipenuhi 3 prinsip, yaitu:
1. Harus menciptakan kesempatan inovasi.
2. Peraturan harus mendorong perbaikan yang
berkesinambungan.
3. Proses pengawasan menciptakan kepastian pada setiap
tahap.
Pelarian Modal Lingkungan
1. Pendekatan Makro
(berkaitan dengan perdagangan internasional dan
pergerakan modal internasional)
 Model dasar dari mobilitas modal internasional (Mac Dougall-Kemp):
Tidak adanya aktivitas perdagangan, menyebabkan modal
berpindah lokasi secara internasional, akibatnya faktor
harga terkonsentrasi di luar negara.
 Beberapa model yang dikemukakan para ahli (Siebert, Murell dan
Ryterman, Tobey, Van Beers, Hettige, Birdsall dan Freilock dalam
Romstad dan Folmer, 2000) adalah : bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kebijakan lingkungan dan pelarian modal.
 Dengan ketatnya kebijakan lingkungan akan berdampak pada
meningkatnya pergerakan perdagangan dan modal.
Pelarian Modal Lingkungan (lanj …)
2. Pendekatan Mikro dan Regional
 Mengapa perusahaan cenderung pindah daerah, dan
pendekatan regional cenderung menarik perusahaan ?
a. Adanya kebijakan lingkungan yang ketat
b. Penghentian produksi
c. Produksi mulai bergeser parsial dari daerah ke daerah lain

 Meningkatnya biaya (melebihi ambang batas tertentu)


akibat penerapan kebijakan lingkungan, menyebabkan
terjadinya pelarian modal
Keuntungan Ganda
Konsep dasar keuntungan ganda :
Pajak Lingkungan akan menghasilkan pendapatan yang
dapat mengurangi tambahan pajak lainnya (pajak
buruh, pajak modal, dll)
Keuntungan yang timbul dari pengurangan pajak-
pajak lain (digunakan untuk menutupi pengeluaran
negara, seperti pendidikan, kesehatan, hankam,
dll)
Mengubah konsumsi dan meningkatkan
kesejahteraan
1. Pajak lingkungan dapat menghasilkan insentif yang digunakan
sebagai dana program pengurangan emisi, kerusakan
lingkungan

2. Kesulitan dan tingginya biaya monitoring menyebabkan pajak


lingkungan (emisi) langsung sering digantikan dengan pajak
tidak langsung

3. Ada tiga cara untuk meningkatkan kompetisi pajak lingkungan


:
a. Meningkatkan kompetensi produser barang dan jasa
b. Mengurangi biaya produksi
c. Melakukan investasi untuk mengubah teknologi produksi,
sehingga emisi dan pembayaran pajak berkurang

4. Pajak lingkungan harus dikombinasikan dengan instrumen lain


dalam program lingkungan (contoh : biaya tol dengan pajak
bahan bakar, biaya parkir dengan biaya transportasi alternatif)
Jenis-Jenis Pajak Lainnya
 Pada emisi non point source (pestisida)  sulit utk mengukur
emisi shg sulit menetapkan pajak langsung terhadap emisi.
 Alternatif lain  menetapkan pajak terhadap pembelian
pestisida  akan memberikan insentif pada petani untuk
menggunakan pestisida sehemat mungkin.
 Namun, Pajak Tidak Langsung sering kurang tepat sasaran.
Contoh: Pajak pembelian mobil berdasarkan uji emisi/km,
dgn tujuan menaikkan harga mobil berpolusi tinggi shg
konsumen beralih membeli mobil berpolusi rendah.
 Selain emisi mobil, akumulasi jarak tempuh juga
mempengaruhi total emisi tahunan. Walau konsumen beralih
pd mobil beremisi rendah, namun tidak ada insentif untuk
membatasi jarak tempuh berkendaraan  shg pajak kurang
tepat sasaran
22
PAJAK EMISI (Emitten Tax)
 Dlm sistem pajak, pencemar diberi kebebasan membuang
limbah sesuka hati, tapi dikenai sangsi membayar pajak untuk
setiap unit emisi limbah (per ton) yang dibuang
 Esensi Kebijakan Pajak  menyediakan insentif bagi para
pencemar agar mencari sendiri cara terbaik mengurangi emisi
 Mell. Kebijakan Pajak, pencemar memiliki insentif untuk
melestarikan penggunaan jasa2 lingkungan, spt melestarikan
input2 konvensional (TK, modal)
 Beberapa isu terkait Pajak Emisi (Emitten Tax = ET):
(a) Basic economics dari Pajak Emisi; (b) Level of the tax;
(c) ET & isu efisiensi ; (d) ET dan on-uniform emissions;
(e) ET & keseimbangan material; (f) ET & Ketidakpastian;
(g) ET & insentif berinovasi; dan (h) ET & enforcement costs
Emitten Tax
$

300

250 a = total tagihan pajak (= emisi x tax rate)

200 b = total abatement cost


Total cost = a + b
150
MAC
100

a
50
b
Emisi (ton/bln)
0 2 4 6 8 10
(Cont. ….)
Pada perusahaan2 kompetitif, respons terhadap pajak akan
bergantung pada:
(a) Semakin tinggi pajak maka semakin besar pengurangan emisi, &
sebaliknya. Co/jika pajak ditetapkan hanya $50/ton, maka
perusahaan hanya akan mengurangi emisi hingga 7 ton/bulan
(b) Semakin curam fungsi MAC maka semakin sedikit pengurangan
emisi dlm merespons tingkat pajak

Pajak Emisi Vs Penetapan Standar


o Misalkan pemerintah telah menetapkan standar emisi 4 ton/bln,
maka dgn sistem standar, perusahaan hanya mengeluarkan biaya
sebesar TAC= $370
o Namun dgn sistem pajak, persh harus membayar TAC + Total
Pajak sebesar $370+$480= $850
 Perusahaan biasanya lebih menyukai sistem standar, namun
masyarakat lebih menyukai sistem pajak
Tingkat Besaran Pajak
Besarnya tingkat pajak
MAC MD ditentukan dgn mengetahui
fungsi MAC dan MD
$
 Pajak ditetapkan pd tk emisi
efisien (MD = MAC), yaitu pada
e*, shg tingkat pajak = t*.
f
Total Abatement Cost = e
t*
a
c Total tagihan pajak = a + b + c + d
d e Total biaya perusahaan =
b
0 a+b+c+d+e
e1 e* e0
(Cont.)
 Dari sisi perusahaan, ke-2 biaya adalah real cost yang
mengurangi penerimaan.
 Dari sisi masyarakat, pembayaran pajak berbeda dengan
abatement cost.
 Abatement cost melibatkan sumberdaya berarti melibatkan real
social cost, sedang kan pajak adalah transfer payments, yaitu
pembayaran oleh perusahaan kepada sektor publik
(masyarakat) yg mendapat manfaat dari pengeluaran publik.
 Jadi biaya menurut perusahaan mengandung abatement cost
dan pajak; namun ketika mempertimbangkan social cost dari
suatu program pajak maka transfer payments harus dikeluarkan
dari analisis.
(Cont.)
$
•Reduksi emisi e0 ke e* konsekuensinya
MAC MD biaya kerusakan e+f.
•Biaya kerusakan yg tersisa (b+d) lebih
kecil drpd pembayaran pajak perusahaan.

•“Flat tax” spt ini banyak dikritik krn


f pembayaran pajak persh dpt melebihi
t* biaya kerusakan yang tersisa.
c
a •Solusi masalah ini  dgn menerapkan
d e pajak emisi 2 bagian. Mis: Pemerintah
b
0 dpt memutuskan untuk emisi hingga e1
e1 e* e0
bebas dari pajak, tapi emisi selebihnya
dikenai pajak t*  Shg persh masih
memiliki insentif untuk mengurangi emisi
hingga e*, tetapi total pengeluaran
Emisi-Emisi Tak Seragam
 Emisi dari sumber yg berbeda tidak selalu menghasilkan dampak
marginal yg sama terhadap kualitas ambang
 Ada 2 sumber A dan B. Jarak A ke pusat permukiman penduduk
2x lebih jauh dari B. Maka, kerusakan yg ditimbulkan oleh emisi
dari A tidak separah emisi dari B. Jika ke-2 sumber membuang
polutan ke dlm sungai yg mengalir ke arah kota, maka emisi dari
A punya waktu lebih lama untuk terdekomposisi menjadi materi
yg tidak berbahaya drpd emisi dari B
 Bukan hanya perbedaan lokasi yg mengakibatkan perbedaan
dampak emisi, namun juga perbedaan waktu krn perbedaan
pola angin berbeda.
Arah environmental flow

Jarak (A)=2 x Jarak (B) Pusat permukiman
penduduk (damage)

Jarak (B)

Sumber A Sumber B

 Tingkat pajak yang seragam untuk semua sumber tidak efisien


krn single tax ditujukan pd masalah perbedaan MAC dan bukan
perbedaan tingkat kerusakan akibat emisi dari sumber2 berbeda.
 Solusinya  zoned emission tax, tingkat pajak berdasarkan
zona wilayah. Sumber emisi yg berada dlm zona yang sama
dikenai tingkat pajak yang sama, zona berbeda dikenai tingkat
pajak berbeda.
Zona ditentukan dengan mengelompokkan sumber2 emisi yang
memiliki efek yg sama thd tingkat kualitas ambang.

Urban area
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4

1 3 5 7 8 10 11

Sungai A X

2 4 6 9 12

x Sumber emisi X Stasiun pemantau kualitas air


Pajak Emisi dan
Keseimbangan Material
 Teori keseimbangan fundamental  mengurangi aliran residu
ke dlm media tertentu berarti meningkatkan aliran residu tsb ke
media lain. Co/persh bisa saja merespons penetapan pajak
terhadap limbah sungai dgn beralih pd metode pembakaran
yang justru meningkatkan emisi udara.
 Pajak yang dikenakan pd residu yang dibuang ke media
lingkungan tertentu harus dipertimbangkan dgn kemungkinan
pembuangan limbah tsb ke media lain  dpt ditempuh dgn:
(a) Menetapkan pajak yang sama thd suatu residu tanpa
mempedulikan media pembuangan residu tsb.
(b) Tapi jika marginal damages dari residu tsb berbeda antar
media, tingkat pajak harus dibedakan antar media berbeda.
Pajak Emisi & Ketidakpastian
$  Kebijakan pengendalian polusi dilakukan pd
MAC2 kondisi ketidakpastian, berapa emisi setiap
MAC1 sumber atau bgm dampaknya terhadap
manusia dan ekosistem & bgm kurva MAC dari
sumber2 emisi?
 Semakin landai kurva MAC  semakin sulit
menetapkan pajak karena perubahan pajak
sedikit saja akan mengakibatkan perubahan
tt besar terhadap reduksi emisi.

Karena uncertainty kurva MAC inilah biasanya


t
Pemerintah beralih kebijakan Penetapan
tr Standar

e5 e3 e1 e2 e4
Emisi (kg/bln)
Pajak Emisi &Insentif untuk
berinovasi
 Kebijakan Pajak Emisi  mampu menciptakan
insentif utk mendorong kemajuan teknologi dlm
MAC1 pengendalian polusi
MAC2
 MAC1 sblm adopsi teknologi baru

Jika pajak $ t/ton, maka perush X akan


mengurangi emisi ke tk e1, dgn
t
TAC=(d+e) & total tagihan pajak = (a+b+c)
c  MAC2 stlh adopsi teknologi baru
a d
b
e Dgn pajak t, emisi menjadi e2, TAC=
0 e2 e1 (b+e), tagihan pajak = a, cost saving =
(c+d). Jika standar ditetapkan sebesar e1,
Emisi (ton/thn) cost saving dgn teknologi baru hanya d.
(Cont.)
 Kebijakan Pajak Emisi  membuat upaya2 Perusahaan dalam
mengembangkan teknologi baru dapat menghasilkan
penghematan biaya2 pengendalian polusi (TAC+pajak) yang
lebih besar drpd kebijakan penetapan standar.
 Dgn Pajak Emisis  otomatis perusahaan akan mengurangi
emisi ketika sdh menemukan cara menurunkan fungsi MAC,
sedang sistem standar tdk otomatis mengurangi emisi
 Perbedaan mendasar:
Sistem Pajak Emisi  pencemar harus membayar abatement
cost dan tagihan pajak, sedangkan
Sistem standar  pencemar hanya membayar abatement
cost, shg potensi cost saving dari teknik2 baru pengendalian
polusi akan jauh lebih besar dibawah kebijakan sistem pajak.
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai