I.
PENDAHULUAN
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 1
II. PERMASALAHAN
Sumber daya alam dan lingkungan memegang peranan penting bagi
pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang seperti di indonesia.
Sumber daya alam, selain menyediakan barang dan jasa, juga menjadi
backbone dari perumbuhan ekonomi dan sumber penghasilan masyarakat serta
sebagai aset bangsa yang penting. Oleh karena itu, ketersediaan dan
kesinambungan (sustainability) dari sumber daya alam ini menjadi sangat penting
bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan akan sangat tergantung dari
pengelolaan yang baik oleh setiapstakeholder yakni masyarakat dan pemerintah.
Banyak permasalahan lingkungan yang terjadi akibat kelalaian dari pihakpihak yang tidak bertanggung jawab dan seolah buta dengan kerusakan yang ia
perbuat. Kesadaran saja tidak cukup bagi pihak-pihak pencemar, diperlukan
peraturan-peraturan yang mengikat dan peberian sanksi yang dapat menimbulkan
efek jera bagi mereka.
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 2
III.
ANALISIS MATERI
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 3
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 4
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 5
hak
dalam
hal
pembatasan
emisi,
pembatasan
b)
lingkungan.
Pungutan atas penggunaan (user charges). Pungutan terhadap penggunaan
sumber daya alam dan lingkungan ini mempunyai fungsi untuk meningkatkan
pendapatan negara atau pendapatan daerah yang dikaitkan dengan biaya
pengolahan, pengumpulan, dan pembuangan limbah. Pungutan ini tidak
c)
d)
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 6
e)
dana deposit
yang
dibayarkan
tadi
akan
digunakan
untuk
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 7
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 8
dengan baku mutu dan denda yang relatif rendah tersebut, kurang memberikan
dorongan kepada produsen untuk mengurangi pencemaran. Dengan kata lain,
produsen lebih senang membayar denda daripada mengurangi produksi atau
pencemaran yang diciptakannya.
Keuntungan lain dari pendekatan dengan pajak atas pencemaran dibanding
dengan pengaturan langsung adalah bahwa pengenaan pajak atas pencemaran
tidak terlalu banyak dihindari dibanding dengan sistem pengawasan oleh polisi.
Pengenaan pajak atas pencemaran akan mendorong produsen untuk mengurangi
pencemaran
karena
dengan
semakin
sedikit
jumlah
pencemaran
yang
diciptakannya akan berarti semakin sedikit jumlah pajak yang harus dibayarnya.
Selanjutnya dengan pembayaran pajak pencemaran itu, dana akan terbentuk yang
dapat digunakan untuk pengembangan penelitian guna mengembangkan teknologi
penanggulangan pencemaran atau mengembangkan teknologi bersih yang sedikit
menghasilkan limbah pencemar. Dan juga, pengenaan pajak itu memberikan
isyarat baik kepada produsen maupun kepada konsumen bahwa ada kerusakan
lingkungan sehingga mereka mau mengurangi konsumsi (bagi konsumen)
maupun produksi (bagi produsen) akan barang tersebut dan beralih ke jenis
produksi lain yang tidak merusak lingkungan sehingga tingkat pajak akan rendah
dan dengan sendirinya harga barang yang bersangkutan akan rendah pula.
D. Masalah Penentuan Tingkat Pajak
Dari uraian diatas tampaknya sistem pungutan pajak lingkungan
mempunyai beberapa kelebihan dibanding sistem pengaturan lingkungan secara
lingkungan. Namun demikian dalam praktiknya pajak lingkungan (pigovian tax)
cukup sulit dilaksanakan karena adanya alasan yang sangat mendasar yaitu adanya
ketidakpastian dalam biaya kerusakan lingkungan akibat dari suatu pencemar.
Penentuan BEM (biaya eksternal marginal) merupakan dasar bagi penentuan
pajak lingkungan yang memerlukan informasi dan data yang jelas berkaitan
dengan beberapa faktor berikut :
a. Pengetahuan tentang macam dan jumlah produk (output) yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan
b. Banyaknya (dosis) pencemar yang dihasilkan perusahaan sebagai produk samping
yang tidak diinginkan,
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 9
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 10
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 11
terhadap suatu produk elastis sifatnya, maka tanggapan atau respon terhadap
peningkatan harga produk akibat geseran beban pajak pencemaran akan tinggi,
sehingga mengurangi permintaan terhadap produk tersebut dengan jumlah yang
sangat berarti. Karena itu produsen akan mengurangi jumlah produksinya dan
sekaligus volume pencemar atau limbah yang dihasilkan.
Pengetrapan pungutan atau pajak pencemaran terhadap para produsen
pencipta limbah menghadapi banyak kritik, terutama dalam kaitannya dengan
perdagangan internasional. Apabila ada suatu negara yang mengenakan pungutan
pajak pencemaran terhadap industri pengolahan di negaranya, maka industriindustri tersebut mengalami suatu kerugian dalam arti kalah dalam persaingan
dibanding dengan produsen asing yang menghasilkan barang yang sama tanpa ada
peraturan pembayaran pajak pencemaran di negaranya. Akibatnya harga produk
impor akan lebih murah dibanding dengan harga produk yang dibuat di dalam
negeri dan konsumen di dalam negeri akan memilih produk impor yang harganya
lebih murah. Hal ini dapat diatasi apabila semua negara bersama-sama
menandatangani
perjanjian
pengetrapan
undang-undang
lingkungan
dan
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 12
F. Perdagangan Perizinan
Perdagangan perizinan merupakan salah satu contoh pendekatan yang
didasarkan pada instrumen pasar untuk mengendalikan pencemaran lingkungan
dan konservasi sumberdaya alam. Pemikiran yang sangat mendasar dari
perdagangan perizinan sangatlah sederhana, pertama kali harus ditentukan tingkat
pencemar yang dapat diterima. Hal ini dinyatakan, dalam sejumlah konsentrasi
pencemar yang diizinkan. Misalnya kadar timbal yang boleh dalam bahan bakar
minyak, kadar kandungan bahan kimia seperti CFC dalam suatu jenis produk atau
barang konsumsi.
Ada beberapa cara untuk menentukan perizinan perdana yang dikeluarkan
sebagai berikut:
a) Pada umumnya alokasi perizinan didasarkan atas pengalaman yang lalu dan
hak untuk mencemari didasarkan pada tingkat emisi yang lalu. Dalam
pendekatan ini setiap pencemar (produsen) yang mencemari lingkungan lebih
rendah dari pada hak atau izin yang dimilikinya akan mendapatkan
penghargaan (credit).
b) Setelah ada alokasi perizinan diantara para produsen (pencemar), mereka siap
untuk saling memperdagangkan perizinan tersebut. Produsen pencemar yang
mampu mengolah limbah dengan biaya yang relatif murah akan beruntung
apabila mau menjual izin pencemaran yang dimilikinya kepada produsen atau
pencemar lain yang menghadapi biaya mahal dalam mengolah limbah.
Sejauh ini sistem perdagangan perizinan juga tidak bebas dari kritik atau
tantangan baik dari pencinta lingkungan, industriwan, maupun dari pemerintah.
1. Dari para pencinta lingkungan beragumentasi bahwa dengan sistem
perdagangan perizinan pencemaran seolah-olah pencemaran itu dianggap legal
dan diizinkan bahkan diperjual belikan sehingga mengorbankan kualitas
lingkungan. Lebih jauh lagi sistem perizinan itu dapat menghasilkan
pencemaran yang lebih tinggi daripada sistem pengawasan langsung dengan
peraturan.
2. Kritik Dari pemerintah yaitu bahwa dengan sistem perdagangan perizinan,
biaya administrasi akan menjadi sangat tinggi apabila terlalu banyak jumlah
pencemar lingkungan. Begitu pula jika hanya ada sedikit produsen atau
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 13
IV.
KESIMPULAN
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 14
DAFTAR PUSTAKA
Suparmoko, Maria R. Suparmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan. Yogya : BPFE
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 15