Anda di halaman 1dari 15

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

I.

PENDAHULUAN

Dengan berkembang pesatnya sistem perkonomian di masyarakat sekarang


ini maka secara langsung akan mempengaruhi kualitas lingkungan. Tetapi
ironisnya terjadi hubungan yang kurang sempurna antara sistem perekonomian
dengan sistem lingkungan. Sistem perekonomian yang berkembang masih kurang
memperhatikan kualitas lingkungan yang ada, sehingga kualitas lingkungan
mempunyai kecenderungan semakin merosot sehingga diperlukan model
pengendalian pencemaran dengan melihat fungsi-fungsi kerusakan lingkungan.
Pokok bahasan ekonomika perlindungan lingkungan membahas tentang
hubungan antara sistem ekonomi dengan sistem lingkungan. Pokok bahasan ini
dimulai dari membahas hukum termodinamika yang berkaitan dengan interaksi
antara perekonomian dengan lingkungan yang digambarkan dengan model
keseimbangan material (material balance model). Di dalamnya juga dibahas
model-model pengendalian pencemaran tetapi sifatnya masih umum. Selain itu
dibahas juga fungsi ataupun kurva kerusakan lingkungan. Pada bagian terakhir
bahasan ini dijelaskan tentang prinsip equimarginal untuk menekan emisi.
Bagi seorang Perekayasa Lingkungan yang kelak akan terjun di
masyarakat maka seharusnya dibekali ilmu ekonomi lingkungan yang berkaitan
dengan ekonomika kualitas lingkungan. Sehingga nantinya apabila bekerja
terutama yang berkaitan dengan perekonomian agar mampu mengkaitkan antara
sistem ekonomi dengan sistem lingkungan sehingga kualitas lingkungan tidak
rusak.Dengan diberikan materi ekonomika perlindungan lingkungan ini
mahasiswa ilmu lingkungan semester II mampu menjelaskan dan memahami
mekanisme pasar seperti pengenaan pungutan atau pajak lingkungan yang
berhubungan dengan sikap pencemar lingkungan memilih cara mencapai baku
mutu lingkungan.

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 1

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

II. PERMASALAHAN
Sumber daya alam dan lingkungan memegang peranan penting bagi
pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang seperti di indonesia.
Sumber daya alam, selain menyediakan barang dan jasa, juga menjadi
backbone dari perumbuhan ekonomi dan sumber penghasilan masyarakat serta
sebagai aset bangsa yang penting. Oleh karena itu, ketersediaan dan
kesinambungan (sustainability) dari sumber daya alam ini menjadi sangat penting
bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan akan sangat tergantung dari
pengelolaan yang baik oleh setiapstakeholder yakni masyarakat dan pemerintah.
Banyak permasalahan lingkungan yang terjadi akibat kelalaian dari pihakpihak yang tidak bertanggung jawab dan seolah buta dengan kerusakan yang ia
perbuat. Kesadaran saja tidak cukup bagi pihak-pihak pencemar, diperlukan
peraturan-peraturan yang mengikat dan peberian sanksi yang dapat menimbulkan
efek jera bagi mereka.

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 2

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

III.

ANALISIS MATERI

Dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan haruslah holistik dan


lintas disiplin ilmu, termasuk salah satunya adalah melalui pendekatan ilmu
ekonomi. Setidaknya, Ada dua metode untuk melakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan melalui mekanis ekonomi yaitu
melalui pendekatan pengaturan langsung berdasarkan baku mutu lingkungan
yang diterapkan dengan mekanisme perundang-undangan tanpa bantuan
mekanisme pasar (command and control) dan pendekatan insentif ekonomi
berdasarkan mekanisme pasar (market based incentive).
Para ekonom sudah lama berargumentasi bahwa sistem insentif
berdasarkan mekanisme pasar lebih efisien daripada sistem pengaturan langsung
berdasarkan perundang-undangan. Hal ini didasarkan asumsi bahwa sistem
pengaturan langsung memiliki kelemahan diantaranya ialah bahwa sistem ini
memerlukan pembiayaan yang besar karena para pelaksana pemerintahan harus
mengumpulkan informasi yang sebenarnya informasi tersebut sudah dimiliki oleh
para pencemar lingkungan, dan sistem pengaturan langsung menghendaki
diterapkannya sistem baku mutu yang harus dipenuhi oleh setiap pencemar
lingkungan sehingga menimbulkan biaya yang besar bagi para pencemar yang
bersangkutan.
Karena ada kelemahan dalam sistem pengaturan langsung (command and
control), maka para ekonom lebih menyukai untuk diterapkannya sistem insentif
ekonomi guna mengendalikan pencemaran. Dengan sistem insentif ekonomi atau
pungutan pajak maka:
a) Produsen yang mencemari lingkungan memiliki pilihan dalam menyesuaikan
kegiatannya terhadap baku mutu kualitas lingkungan melalui sistem insentif
ekonomi. Seorang produsen yang mencemari lingkungan akan lebih senang
dan memilih membayar pajak bila ia sangat mencemari lingkungan dan biaya
untuk menanggulanginya sangat mahal. Atau produsen yang tak terlalu
mencemari lingkungan akan memilih untuk memasang alat pengolah limbah
dari pada harus membayar pungutan pajak yang mahal.

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 3

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

b) Penerimaan dari pungutan pajak, merupakan sumber pendapatan pemerintah,


sehingga dapat digunakan untuk membiayai pengurangan limbah dan
pengelolaan lingkungan. Dalam praktiknya, kedua sistem pengelolaan
lingkungan tersebut, baik pengaturan langsung melalui baku mutu maupun
melalui insentif ekonomi dipakai bersama-sama dan saling melengkapi.
A. Prinsip Pencemar Membayar (Polluter Pays Principle)
Untuk mencagah terjadinya eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan
secara berlebihan, maka diterapkanlah prinsip Polluter pays principle atau Prinsip
pencemar membayar (PPM) Prinsip ini mencoba menetralkan kelemahan dari
mekanisme pasar yang menimbulkan kegagalan pasar dalam mengakomodasi
biaya eksternal atau biaya lingkungan.
Prinsip pencemar harus membayar, memberi dua interpretasi, yaitu :
a) Pada dasarnya, menurut prinsip tersebut, pencemar harus menanggung biaya
yang timbul karena pencemaran sedemikian rupa sehingga limbah yang
dibuang sesuai dengan baku mutu yang ditentukan. Ini berarti bahwa PPM
memberikan suatu hak untuk membuang limbah ke dalam lingkungan sampai
jumlah tertentu bebas dari pungutan. Interpretasi demikian ini merupakan
interpretasi dasar dan sempit.
b) Perkembangan terhadap interpretasi PPM, yaitu bahwa pencemar tidak lagi
diizinkan membuang limbah sampai batas tertentu tanpa bayaran, tetapi ia
diharuskan membayar disamping biaya pengendalian juga biaya kerusakan
lingkungan. interpretasi ini menghendaki adanya pajak atau pungutan sebagai
suatu insentif, yaitu mengaharuskan pencemar membayar nilai bersih limbah
buangan yang diizinkan. Hal ini dapat memotivasi para pencemar agar
mengurangi volume pencemarannya.
Kenyataan yang harus diakui adalah bahwa kemakmuran material dalam
masyarakat modern sekarang ini mau tidak mau, harus pula dihadapkan dengan
pencemaran lingkungan, sehingga kalau kita ingin mengurangi derajat
pencemaran lingkungan, maka harus juga mengurangi produksi fisik. Sehingga
untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara kedua hal tersebut adalah
pemerintah harus menerapkan pendekatan berjaga-jaga.

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 4

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

Dalam pendekatan ini, dianut pengertian bahwa banyak ketidakpastian


dalam pengendalian pencemaran, maka perhatian harus lebih diberikan pada awal
dan selama proses produksi dan bukan pada akhir proses produksi. Pengendalian
pencemaran pada akhir proses produksi bisa dilakukan dengan pemasangan alat
pengolah limbah atau pemasangan alat penyaring debu dan sebagainya. Dalam hal
ini karena ada ketidakpastian dalam pengendalian pencemaran maka terdapat
resiko yaitu zat pencemar terakumulasi dalam lingkungan dan akhirnya
mengurangi kemampuan asimilasi lingkungan tersebut. untuk menghindari hal
tersebut maka pemerintah menerapkan peraturan perundangan secara langsung
dengan menentukan baku mutu emisi atau baku mutu limbah cemaran.
B. Pungutan Terhadap Pemanfaatan Lingkungan
Untuk menangani kondisi yang disebabkan oleh perubahan iklim, sebagai
contoh, pemerintah dapat menerapkan pajak atas emisi dan bahan bakar yang
berasal dari fosil. Kebijakan ini dikenal sebagai pajak karbon (carbon taxes).
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi emisi gas yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan dalam proses produksinya, dan juga untuk mengurangi
jumlah bahan bakar fosil yang digunakan individu maupun perusahaanperusahaan. Dengan menerapkan pajak-pajak tersebut, diharapkan perusahaanperusahaan akan berupaya untuk berinovasi dan membangun manajemen
limbahnya dengan baik, sehingga dapat mengurangi pembayaran pajak yang
tentunya akan menaikkan ongkos produksi.
Sejalan dengan hal tersebut, pajak atas bahan bakar fosil akan memicun
peningkatan harga bahan bakar tersebut. Secara teori, seseorang akan mengurangi
pemakaian bahan bakar ketika harganya naik. Dengan kata lain, pemerintah dapat
menyelamakan lingkungannya dengan menerapkan fitur pajak tersebut.
Dalam pendekatan pengendalian pencemaran untuk memelihara lingkungan ada
beberapa instrumen yang dapat diterapkan diantaranya :
a) Mengubah secara langsung tingkat harga atau biaya produksi. pengubahan
tingkat harga dan biaya secara langsung terjadi bila pungutan atau pajak
lingkungan dikenakan terhadap produk atau terhadap proses pengolahan

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 5

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

produk seperti pungutan pencemaran ataupun sistem deposit yang digunakan


bila terjadi kerusakan lingkungan dan dikembalikan jika tidak terjadi
kerusakan lingkungan
b) Mengubah secara tidak langsung harga dan biaya melalui kebijakan fiskal dan
moneter. Mekanisme in dapat dilakukan dengan memberi subsidi, pinjaman
lunak, ataupun dengan kebijakan fiskal yang semuanya itu mendorong untuk
digunakannya teknologi bersih, dan denda terhadap ketidakpatuhan pada
peraturan juga dapat dikategorikan pengubahan harga tidak langsung.
c) Menciptakan pasar bagi barang-barang lingkungan. Mekanisme ini dapat
dilakukan dengan memperdagangkan hak atau kuota untuk membuang limbah
tertentu.pelelangan

hak

dalam

hal

pembatasan

emisi,

pembatasan

penangkapan ikan di wilayah tertentu, dan sebagainya.


Pungutan atau pajak lingkungan merupakan instrumen yang langsung
menentukan nilai atau harga terhadap penggunaan lingkungan. Bentuk pungutan
lingkungan ini bermacam-macam, diantaranya adalah :
a)

Pungutan emisi (emission charge). Pungutan ini dikenakan terhadap


pembuangan pencemar ke udara, ke badan air, ataupun ke dalam tanah,
termasuk penciptaan kebisingan. Pungutan itu dikaitkan dengan kuantitas
maupun kualitas pencemarnya dan biaya kerusakan yang ditimbulkan pada

b)

lingkungan.
Pungutan atas penggunaan (user charges). Pungutan terhadap penggunaan
sumber daya alam dan lingkungan ini mempunyai fungsi untuk meningkatkan
pendapatan negara atau pendapatan daerah yang dikaitkan dengan biaya
pengolahan, pengumpulan, dan pembuangan limbah. Pungutan ini tidak

c)

langsung dihubungkan dengan kerusakan lingkungan.


Pungutan atas dasar produk (produk charges). Pungutan atas dasar produk ini
dikenakan pada proyek yang merusak lingkungan, yaitu bila pproduk itu
digunakan dalam proses produksi. atau dikonsumsi dan dibuang kedalam
lingkungan. Tinggi rendahnya pungutan tergantung pada kadar atau derajat

d)

kerusakan yang ditimbulkannya.


Perdagangan izin. Sistem ini terjadi bila terdapat sistem kuota lingkungan atau
batas atas dari pencemaran lingkungan yang diizinkan. Pada awalnya alokasi
perizinan dikaitkan dengan target lingkungan ambien, tetapi setelah itu
perizinan boleh diperdagangkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 6

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

e)

Sistem deposit. Sistem ini diterapkan pada produk-produk yang mempunyai


potensi mencemari lingkungan. Kalau produk tersebut dikembalikan ke pihak
yang diberi wewenang untuk mengumpulkannya setelah digunakan dan
menghindari terjadinya pencemaran, maka ia dapat diberikan [pembayaran
kembali. Tetapi jika produk yang dihasilkan tetap mencemari lingkungan,
maka

dana deposit

yang

dibayarkan

tadi

akan

digunakan

untuk

menanggulangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh produk


tersebut.
C. Pajak yang optimal terhadap pencemaran
Dalam penerapan pajak lingkungan ada kelompok yang bersepakat dengan
diberlakukannya mekanisme prinsip tersebut namun ada pula yang tidak sepakat
dengan prinsip tersebut dengan beberapa alasan tertentu yang akan dibahas
didepan. Professor A.C. SPigou adalah orang pertama yang mengusulkan
dikenakannya pajak terhadap pencemaran lingkungan dan pajak tersebut harus
dibayar oleh orang atau lembaga yang menimbulkan pencemaran tersebut. sistem
pajak tersebut disebut sebagai Pigovian Taxes. untuk memahaminya, perhatikan
gambar

Gambar menunjukan bahwa produksi harus dikurangi sampai pada titik


manfaat sosial bersih yang optimal yaitu pada jumlah produksi Qs yaitu pada saat
pajak yang dikenakan persis sama dengan biaya kerusakan yang ditimbulkan oleh
pencemaran yang dihasilkan oleh perusahaan atau pabrik tersebut (BEM). Pajak
atas pencemaran itu (pigovian tax)ditunjukan oleh garis putus-putus t yaitu untuk

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 7

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

setiap unit pencemaran pengusaha harus membayar pajak kepada pemerintah


setinggi t.
Dari gambar dapat dimengerti bahwa seorang produsen akan mendapat
keuntungan bersih yang maksimum dengan memproduksi barang atau produk
sampai titik Qm. Namun demikian apabila biaya kerusakan lingkungan akibat
pencemaran harus dipertimbangkan oleh produsen, maka produksi akan tidak
dilaksanakan apabila keuntungan bersih marginal lebih rendah daripada biaya
eksternal marginal. Oleh karena itu, produksi akan berhenti pada titik Qs dan
berakibat mengurangi pencemaran dari volume sebesar Wm menjadi Ws. Pajak
atas pencemaran ini memberikan manfaat yang lebih besar dibanding dengan
sistem pengaturan langsung yang disertai denda karena tidak mematuhi baku mutu
atau standar pencemaran.
Penentuan baku mutu seringkali tidak berkaitan dengan nilai produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Seandainya baku mutu limbah ditentukan lebih tinggi
dari volume Ws, ini berarti produsen masih akan menghasilkan produk yang
memberikan nilai manfaat bersih lebih rendah dari pada biaya ekternal yang
dipikul oleh masyarakat. Jadi, terlalu banyak produk dan juga pencemaran yang
dihasilkan. Sekarang bagaimana kalau baku mutu limbah itu ditentukan lebih
rendah daripada volume Ws yaitu setinggi Wf. Kebijakan demikian sungguh akan
merugikan masyarakat secara keseluruhan. Dengan penentuan baku mutu setinggi
Wf, ini berarti bahwa masyarakat akan mengalami penurunan manfaat sosial atau
keuntungan bersih sebesar luas area Qf,QsAB dan penurunan biaya eksternal
seluas QfQsAD.
Selanjutnya bila pemerintah mengenakan denda setinggi garis yang diberi
tanda denda, maka produsen akan cenderung menghasilkan output setinggi Qp
karena produksi setinggi itu masih memberikan tambahan keuntungan bersih yang
lebih tinggi daripada denda yang dikenakan. Dalam hal ini, produsen akan
menyumbang pada pembentukan pencemaran setinggi Wp yang lebih tinggi dari
pada bila produsen dikenai pajak setinggi t. Ini berarti bahwa pengaturan langsung

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 8

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

dengan baku mutu dan denda yang relatif rendah tersebut, kurang memberikan
dorongan kepada produsen untuk mengurangi pencemaran. Dengan kata lain,
produsen lebih senang membayar denda daripada mengurangi produksi atau
pencemaran yang diciptakannya.
Keuntungan lain dari pendekatan dengan pajak atas pencemaran dibanding
dengan pengaturan langsung adalah bahwa pengenaan pajak atas pencemaran
tidak terlalu banyak dihindari dibanding dengan sistem pengawasan oleh polisi.
Pengenaan pajak atas pencemaran akan mendorong produsen untuk mengurangi
pencemaran

karena

dengan

semakin

sedikit

jumlah

pencemaran

yang

diciptakannya akan berarti semakin sedikit jumlah pajak yang harus dibayarnya.
Selanjutnya dengan pembayaran pajak pencemaran itu, dana akan terbentuk yang
dapat digunakan untuk pengembangan penelitian guna mengembangkan teknologi
penanggulangan pencemaran atau mengembangkan teknologi bersih yang sedikit
menghasilkan limbah pencemar. Dan juga, pengenaan pajak itu memberikan
isyarat baik kepada produsen maupun kepada konsumen bahwa ada kerusakan
lingkungan sehingga mereka mau mengurangi konsumsi (bagi konsumen)
maupun produksi (bagi produsen) akan barang tersebut dan beralih ke jenis
produksi lain yang tidak merusak lingkungan sehingga tingkat pajak akan rendah
dan dengan sendirinya harga barang yang bersangkutan akan rendah pula.
D. Masalah Penentuan Tingkat Pajak
Dari uraian diatas tampaknya sistem pungutan pajak lingkungan
mempunyai beberapa kelebihan dibanding sistem pengaturan lingkungan secara
lingkungan. Namun demikian dalam praktiknya pajak lingkungan (pigovian tax)
cukup sulit dilaksanakan karena adanya alasan yang sangat mendasar yaitu adanya
ketidakpastian dalam biaya kerusakan lingkungan akibat dari suatu pencemar.
Penentuan BEM (biaya eksternal marginal) merupakan dasar bagi penentuan
pajak lingkungan yang memerlukan informasi dan data yang jelas berkaitan
dengan beberapa faktor berikut :
a. Pengetahuan tentang macam dan jumlah produk (output) yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan
b. Banyaknya (dosis) pencemar yang dihasilkan perusahaan sebagai produk samping
yang tidak diinginkan,
E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 9

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

c. Sifat akumulasi pencemar dalam jangka panjang,


d. Apakah pencemar itu dihadapkan langsung dan terus menerus pada manusia
(human exposure),
e. Timbulnya kerusakan akibat dari pencemar tersebut,
f. Penilaian dalam rupiah terhadap biaya kerusakan akibat pencemaran tersebut.
Dalam praktik, tampak bahwa perhitungan yang teliti mengenai tingkat
pajak lingkungan yang tepat sulit untuk direalisasikan. Misalnya pajak yang
dikenakan terhadap penggunaan batubara yang menimbulkan polusi karbon
dioksida diudara, harus lebih tinggi dari pada pajak yang dikenakan terhadap
bahan gas alam yang hanya menghasilkan 60% volume karbon dioksida jika
dibandingkan dengan penggunaan batu bara. Penggunaan gas alam dipandang
lebih ramah lingkungan, jadi sebaiknya tidak sama.

Selanjutnya yang harus dipikirkan adalah siapa yang sebenarnya


membayar pajak lingkungan atau pajak pencemaran tersebut. jika menggunakan
prinsip pigovian tax, maka pencemaran harus dibayar oleh pencemar (pulluter
pays principle). Namun, dengan tingginya pajak lingkungan maka otomatis,
produksi berkurang dan volume pencemar pun bisa ditekan kebatas normal.
Namun hal ini dari perspektif produsen, dianggap merugikan karena keuntungan
dari jumlah produksi harus dibatasi karena tingginya biaya eksternal (BEM) yang
ditimbulkan pajak lingkungan, sehingga ada kecenderungan untuk menggeser
beban pajak ke konsumen.
Dalam teori perpajakan, dikenal konsep penggeseran beban pajak yaitu
bahwa beban pajak sesungguhnya dapat digesarkan ke depan ataupun ke
belakang. Dengan kata lain, pembayar pajak tidak harus ditanggung oleh
pencemar saja. Melainkan konsumen juga harus menanggungnya kerana barang
dari proses produksi itu juga dinikmati oleh masyarakat selaku konsumen.

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 10

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

Sebelum ada pajak, produsen menghasilkan produk setinggi Qo yang


ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva permintaan D dan kurva penawaran So
pada titik Eo. Kalau seandainya pemerintah mengenakan pajak per unit (specific
tax) terhadap produk karena prosesnya menghasilkan polusi udara yang
meningkatkan aktifitas karbondioksida dalam udara, maka oleh produsen, pajak
itu akan dibebankan kepada konsumen produk tersebut dengan cara menaikkan
harga produk sebesar nilai pajak dari pemerintah, sebesar t. Hal ini akan
berdampak pada berkurangnya permintaan konsumen akibat kenaikan harga
produk menjadi P1.
Namun dapat juga dijelaskan bahwa besar kecilnya penggeseran beban
pajak tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran akan produk tersebut.
apabila permintaan terhadap produk perusahaan tersebut semakin inelastis, maka
beban pajak akan cenderung lebih digeser kepada konsumen, sedangkan apabila
permintaan akan produk bersifat elastis, maka penggeseran beban pajak pada
konsumen akan lebih kecil dan sebagian besar pajak akan dipikul produsen
sendiri.
E. Efektivitas Pajak Pencemaran
Efektif tidaknya pajak atau pungutan pencemaran dalam menekan tingkat
pencemaran lingkungan tergantung pada tinggi rendahnya elastisitas permintaan
terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila permintaan

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 11

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

terhadap suatu produk elastis sifatnya, maka tanggapan atau respon terhadap
peningkatan harga produk akibat geseran beban pajak pencemaran akan tinggi,
sehingga mengurangi permintaan terhadap produk tersebut dengan jumlah yang
sangat berarti. Karena itu produsen akan mengurangi jumlah produksinya dan
sekaligus volume pencemar atau limbah yang dihasilkan.
Pengetrapan pungutan atau pajak pencemaran terhadap para produsen
pencipta limbah menghadapi banyak kritik, terutama dalam kaitannya dengan
perdagangan internasional. Apabila ada suatu negara yang mengenakan pungutan
pajak pencemaran terhadap industri pengolahan di negaranya, maka industriindustri tersebut mengalami suatu kerugian dalam arti kalah dalam persaingan
dibanding dengan produsen asing yang menghasilkan barang yang sama tanpa ada
peraturan pembayaran pajak pencemaran di negaranya. Akibatnya harga produk
impor akan lebih murah dibanding dengan harga produk yang dibuat di dalam
negeri dan konsumen di dalam negeri akan memilih produk impor yang harganya
lebih murah. Hal ini dapat diatasi apabila semua negara bersama-sama
menandatangani

perjanjian

pengetrapan

undang-undang

lingkungan

dan

mengenakan pungutan pajak pencemaran lingkungan.


Walaupun demikian, tidak mungkin diciptakan satu jenis pajak
pencemaran yang berlaku untuk semua negara. Hal ini disebabkan oleh adanya
tingkat pencemaran yang berbeda-beda antar industri maupun antar negara, teknik
produksi yang digunakan di setiap industri juga berbeda, demikian pula teknologi
penanggulangan pencemaran juga berbeda antar industri maupun antar negara.
Sistem Intensif ekonomi akan memberikan jalan bagi internalisasi biayabiaya ekternal (biaya kerusakan lingkungan) kegiatan industri pengolahan dan
mendorong para produsen untuk mengurangi volume pencemaran sampai pada
titik yang efisien. Namun dalam praktik, sistem intensif ekonomi ini akan
menghadapi banyak permasalahan, terutama penentuan pajak pencemaran
lingkungan yang tepat ini menghendaki adanya informasi yang akurat dalam
kaitannya dengan produksi barang dan jasa. Agar pajak pencemaran itu dapat
diterapkan dan dilaksanakan dengan baik memerlukan persetujuan internasional
yang akan menjamin perlakuan wajar dala sistem perdagangan internasional yang
berlaku.

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 12

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

F. Perdagangan Perizinan
Perdagangan perizinan merupakan salah satu contoh pendekatan yang
didasarkan pada instrumen pasar untuk mengendalikan pencemaran lingkungan
dan konservasi sumberdaya alam. Pemikiran yang sangat mendasar dari
perdagangan perizinan sangatlah sederhana, pertama kali harus ditentukan tingkat
pencemar yang dapat diterima. Hal ini dinyatakan, dalam sejumlah konsentrasi
pencemar yang diizinkan. Misalnya kadar timbal yang boleh dalam bahan bakar
minyak, kadar kandungan bahan kimia seperti CFC dalam suatu jenis produk atau
barang konsumsi.
Ada beberapa cara untuk menentukan perizinan perdana yang dikeluarkan
sebagai berikut:
a) Pada umumnya alokasi perizinan didasarkan atas pengalaman yang lalu dan
hak untuk mencemari didasarkan pada tingkat emisi yang lalu. Dalam
pendekatan ini setiap pencemar (produsen) yang mencemari lingkungan lebih
rendah dari pada hak atau izin yang dimilikinya akan mendapatkan
penghargaan (credit).
b) Setelah ada alokasi perizinan diantara para produsen (pencemar), mereka siap
untuk saling memperdagangkan perizinan tersebut. Produsen pencemar yang
mampu mengolah limbah dengan biaya yang relatif murah akan beruntung
apabila mau menjual izin pencemaran yang dimilikinya kepada produsen atau
pencemar lain yang menghadapi biaya mahal dalam mengolah limbah.
Sejauh ini sistem perdagangan perizinan juga tidak bebas dari kritik atau
tantangan baik dari pencinta lingkungan, industriwan, maupun dari pemerintah.
1. Dari para pencinta lingkungan beragumentasi bahwa dengan sistem
perdagangan perizinan pencemaran seolah-olah pencemaran itu dianggap legal
dan diizinkan bahkan diperjual belikan sehingga mengorbankan kualitas
lingkungan. Lebih jauh lagi sistem perizinan itu dapat menghasilkan
pencemaran yang lebih tinggi daripada sistem pengawasan langsung dengan
peraturan.
2. Kritik Dari pemerintah yaitu bahwa dengan sistem perdagangan perizinan,
biaya administrasi akan menjadi sangat tinggi apabila terlalu banyak jumlah
pencemar lingkungan. Begitu pula jika hanya ada sedikit produsen atau

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 13

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

pencemar lingkungan tetapi mereka yang mendapatkan perizinan tidak mau


menjualnya kepada orang lain meskipun mereka sendiri tidak memerlukan
lagi karena mampu mengolah limbah dengan biaya yang murah. Akibatnya
pencemaran akan tinggi dengan biaya masyarakat yang tinggi pula.
Jadi, perdagangan perizinan pencemaran merupakan suatu cara untuk
mengatasi masalah lingkungan. Sistem itu membiarkan pencemar lingkungan
bebas memilih dan menyesuaikan terhadap baku mutu lingkungan dan mencoba
mentaatinya. Mereka tidak mengorbankan kualitas lingkungan karena kualitas
lingkungan ditentukan oleh seluruh jumlah perizinan yang dikeluarkan oleh
pembuat peraturan.

IV.

KESIMPULAN

Bagi seorang perekayasa lingkungan yang kelak akan terjun di masyarakat


maka seharusnya dibekali ilmu ekonomi lingkungan yang berkaitan dengan
ekonomika kualitas lingkungan. Sehingga apabila bekerja terutama di bidang yang
berkaitan dengan perekonomian, mampu mengkaitkan antara sistem ekonomi
dengan sistem lingkungan sehingga kualitas lingkungan tidak rusak. Dengan
demikian mekanisme pasar seperti pengenaan pungutan atau pajak lingkungan
yang berhubungan dengan sikap pencemar lingkungan dapat berjalan efektif.
Selain itu, peran pemerintah juga sangat diperlukan agar pemanfaatan lingkungan
oleh pihak (pemakai) dapat lebih terkontrol.

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 14

Ekonomika Perlindungan Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
Suparmoko, Maria R. Suparmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan. Yogya : BPFE

E K O N O M I L I N G K U N G A N Page 15

Anda mungkin juga menyukai