0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penerapan akuntansi lingkungan dan CSR bagi perusahaan untuk mengurangi dampak negatif aktivitas ekonomi terhadap lingkungan, sehingga dapat terjalin keseimbangan antara sistem ekonomi dan ekologi. Kasus pencemaran lingkungan oleh limbah industri menunjukkan pentingnya perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui biaya-biaya akuntansi lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penerapan akuntansi lingkungan dan CSR bagi perusahaan untuk mengurangi dampak negatif aktivitas ekonomi terhadap lingkungan, sehingga dapat terjalin keseimbangan antara sistem ekonomi dan ekologi. Kasus pencemaran lingkungan oleh limbah industri menunjukkan pentingnya perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui biaya-biaya akuntansi lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penerapan akuntansi lingkungan dan CSR bagi perusahaan untuk mengurangi dampak negatif aktivitas ekonomi terhadap lingkungan, sehingga dapat terjalin keseimbangan antara sistem ekonomi dan ekologi. Kasus pencemaran lingkungan oleh limbah industri menunjukkan pentingnya perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui biaya-biaya akuntansi lingkungan.
SEKOLAH VOKASI SURAKARTA 2020 Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang hubungan antara makhluk hidup dengan makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungannya (Wikipedia, 2020). Sedangkan ekonomi, merupakan ilmu tentang bagaimana manusia membuat keputusan tentang kebutuhan yang tidak terbatas terhadap sumber daya alam yang terbatas. Ekonomi dan ekologi merupakan dua istilah yang tidak dapat terpisahkan, dimana keberlangsungan sistem ekonomi sangat bergantung pada kekuatan sistem ekologi.
Terbukanya pasar bebas global saat ini yang merupakan dampak
globalisasi perekonomian membuat banyak perusahaan berlomba- lomba untuk menghasilkan produk yang inovatif dan menarik untuk konsumen. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan tingkat kompetitif agar perusahaan tidak lemah dimata stakeholder yang terdiri dari karyawan, staf, pelanggan maupun shareholder yaitu para investor dan pemegang saham. Namun tingginya permintaan atas produk di pasaran seringkali memicu terjadinya penguasaan sumber kekayaan alam besar-besaran oleh perusahaan. Sehingga perusahaan lupa akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan ekologi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk selalu menerapkan konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan (sustainable growth) dimana konsep ini mendukung praktek-praktek bisnis perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Karena perusahaan berada di suatu lingkungan dalam ruang lingkup ekologi.
Sejumlah perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan masalah
lingkungan yang ada. Hal ini dapat diwujudkan melalui CSR (corporate social responsibility) merupakan program tanggung jawab sosial. Dalam implementasinya CSR (corporate social responsibility) membutuhkan beberapa biaya yang disebut biaya lingkungan yang dituangkan dalam sistem akuntansi lingkungan (environmental accounting). Berbagai masalah yang timbul dalam lingkup ekonomi tidak terlepas dari segala aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan melalui sistem ekonominya dalam memproduksi barang dan jasa. Segala aktivitas ekonomi pada prinsipnya pasti melibatkan lingkungan, karena lingkungan lah yang mensuplai sistem ekonomi dari sumber daya alamnya berupa bahan dasar dan energi baik yang diperbaharui, seperti hasil hutan perkebunan, pertanian, maupun yang tidak dapat diperbaharui seperti hasil tambang dan minyak bumi. Menurut Rita Parmawati ( 2018: 5) “Aktivitas ekonomi manusia selalu terlibat dengan pertukaran barang dan energi dengan lingkungannya. Tidak mungkin manusia mampu memenuhi kebutuhan tanpa berinteraksi dengan alam”.
Sistem ekologi memberikan harapan atas keberlangsungan aktivitas
ekonomi melalui servis alamnya mulai dari iklim, siklus air, komposisi gas-gas di atmosfer maupun nutrisi alami. Tanpa adanya servis alam mustahil aktivitas ekonomi bisa berlangsung hingga saat ini. Oleh karena itu, sistem ekonomi dan sistem ekologi sangat berkaitan , dimana sistem ekonomi sangat bergantung dari kelangsungan sistem ekologi. Tetapi dalam implementasinya aktivitas ekonomi yang semakin masif dan global seringkali membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mengeksploitasi sumber daya alam demi berjalannya proses produksi mereka yang seringkali menghasilkan limbah, dimana limbah tersebut membawa dampak yang buruk dalam sistem ekologi berupa kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini marak disebabkan oleh beberapa hal salah satunya limbah industri.
Seperti pada kasus baru-baru ini dimana Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) pada 25 dan 26 Februari 2020, menggugat PT Kamarga Kurnia Textile Industri (KKTI) dan PT How Are You Indonesia (HAYI) ke Pengadilan Negeri Bale Bandung. Perusahaan tersebut terbukti mencemari lingkungan DAS Citarum. Gugatan tersebut dilayangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena limbah industri kedua perusahaan tersebut telah mencemari Sungai Citarum yang mengubah air sungai menjadi berwarna hitam pekat dan berbau. Padahal Berdasarkan Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Citarum Ciliwung, luas seluruh DAS Citarum mencapai 721.945,66 hektar. DAS ini menjadi penting, karena menjadi sumber 80% kebutuhan air minum penduduk Jakarta. Citarum juga menjadi penyedia air bagi 420.000 hektar persawahan, yang membuat lahan irigasi di Cianjur dan Karawang menjadi lumbung pangan warga Jawa Barat.
Kasus tersebut menjadi bukti kuat bahwa pemerintah Indonesia sejatinya
menganjurkan kepada seluruh perusahaan untuk tetap memperhatikan masalah lingkungan. Perusahaan diharapkan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial atau CSR (corporate social responsibility) sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dimana perusahaan diminta untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk melaksanakan program ini dibutuhkan beberapa jenis biaya. Biaya ini terdiri dari biaya pencegahan, biaya pendeteksian, biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal yang penggunaannya didasarkan pada sistem akuntansi lingkungan (environmental accounting).
Seperti yang tercantum dalam UU No. 7 tahun 2014 Tentang Perdagangan
pada pasal 1 ayat 8 yang menyatakan “Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/Pemerintah/keputusan internasional yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan pada masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya.”
Hal tersebut secara implisit menyatakan bahwa penerapan akuntansi
lingkungan (environmental accounting) pada manajemen lingkungan sebagai sebuah pembaharuan yang dapat menunjukkan kinerja lingkungan suatu perusahaan. Selain itu, perusahaan yang mengadopsi akuntansi lingkungan dapat mengalokasikan biaya-biaya perusahaan sehingga terdapat perbedaan antara biaya lingkungan dan biaya umum perusahaan. Semua itu dilakukan supaya perusahaan dapat meminimalisir pemborosan penggunaan bahan baku dengan tetap memperhatikan sistem manajemen akuntansi lingkungan. Esai ini dibuat untuk menggambarkan, terganggunya sistem ekologi berupa kerusakan lingkungan akibat adanya aktivitas ekonomi berupa operasional perusahaan ,mendorong perusahaan untuk senantiasa menerapkan CSR (corporate social responsibility) dengan didasarkan pada sistem akuntansi lingkungan (environmental accounting). Pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat dari lingkungan. Sehingga perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya tetap dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dengan tetap mempertimbangkan konservasi ekologi secara berkelanjutan. Karena kinerja lingkungan merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan dari penilaian kemajuan bisnis suatu perusahaan atau organisasi serta menunjukkan tingkat kepedulian entitas ekonom terhadap sistem ekologi.