Anda di halaman 1dari 11

Tugas Green Economy and Trade

Dosen Pengampu
Dania Hellin Amrina, M.Sc

MAKALAH

Lingkungan dan Kebijakan Ekonomi

OLEH:
Kiki Kurnia
NPM: 1851010050

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah.

Bandar lampung, 9 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4
C. TUJUAN.................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Klasifikasi dan masalah instrument ekonomi....................................................................5
a. Klasifikasi instrument ekonomi........................................................................................5
B. Masalah Instrument Ekonomi.............................................................................................7
B. Studi Kasus............................................................................................................................8
a. Studi Kasus 1......................................................................................................................8
b. Studi Kasus 2......................................................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Instrumen kewenangan dapat diartikan sebagai upaya upaya kelembagaan yang
bertujuan secara langsung mempengaruhi kinerja lingkungan pencemar melalui proses
pengaturan ( Regulasi)  atau produk pengaturan dengan melarang atau membatasi
pembangunan zat pencemar tertentu dan atau melalui pembatasan aktivitas untuk waktu
tertentu, lokasi tertentu, dan lain sebagainya, melalui resensi, penetapan baku mutu, zonasi
dll yang diutamakan adalah tidak adanya pilihan lain bagi pencemar untuk taat atau
dikenakan sanksi secara prosedur hukum atau administratif.
 Instrumen dapat diberi label ekonomi sejauh mempengaruhi estimasi biaya dan
manfaat dan alternatif penanggulangan pencemaran yang terbuka bagi pelaku ekonomi,
sehingga keputusan dan perilakunya terhadap alternatif yang dipilih menggunakan kondisi
lingkungan yang diinginkan dibandingkan dengan tidak diberlakukannya instrumen tersebut
 Instrumen ekonomi bertolak belakang dengan pengaturan langsung yaitu memberi
kebebasan kepada pemeran ekonomi memberi tanggapan terhadap stimulus tertentu sesuai
dengan manfaat yang diperkirakan.
  Di samping kedua instrumen tersebut di atas terdapat instrumen ketiga yang sering
digunakan dengan mengaitkan pada regulasi atau ekonomi yaitu internalisasi kesadaran dan
tanggung jawab lingkungan kepada pengambilan keputusan seseorang dengan
mengaplikasikan  “ tekanan”   dan atau persuasif Apakah Secara langsung atau secara tidak
langsung ( misalnya tekanan konsumen melalui ekolabel). Cara ini tidak dimasukkan sebagai
instrumen ekonomi walaupun implikasinya dapat berbentuk finansial dan ekonomi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Klasifikasi Dan Masalah Instrument Ekonomi?

2. Bagaimana Studi Kasusnya?

C. TUJUAN
1.Untuk Mengetahui Klasifikasi Dan Masalah Instrument Ekonomi.

2. Untuk Mengetahui studi kasus instrument ekonomi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi dan masalah instrument ekonomi

a. Klasifikasi instrument ekonomi


Instrumen ekonomi adalah alat yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil keputusan
untuk mempengaruhi perubahan lingkungan secara positif melalui modifikasi insentif
eksplisit atau implisit yang ditawarkan melalui kebijakan lingkungan. Tujuan kebijakan
lingkungan dapat dilakukan melalui tiga kategori kegiatan, yaitu (a) Mempengaruhi harga;
(b)  mempengaruhi jumlah polutan atau material yang diekstraksi;  dan (c)  mempengaruhi
teknologi produksi. 
Pemanfaatan instrumen ekonomi dapat dilakukan melalui kegiatan di bawah ini:
1.  Pajak Lingkungan
 Pajak lingkungan didefinisikan sebagai pungutan (Charge)  yang dikenakan
terhadap masukan (Input) Atau keluaran (Output)  yang berkaitan dengan dampak
lingkungan 
Tujuannya adalah untuk mendorong dikuranginya produksi zat pencemar atau
penggunaan lahan yang berlebihan sehingga mengurangi timbulnya dampak
lingkungan  (pencemaran atau  kerusakan lingkungan).  Sistem ini dapat menjadi cara
untuk mengumpulkan dana yang dimanfaatkan untuk kegiatan lingkungan.
 Salah satu bentuk pajak lingkungan adalah melalui apa yang dikenal sebagai 
“  diferensiasi pajak”,  yaitu pajak yang dikenakan secara berbeda pada dua produk
atau bahan yang dapat di  subtitusikan dengan tujuan mendorong digunakannya
produk atau bahan yang lebih ramah lingkungan. Sebagai contoh pajak untuk bahan
bakar dengan timbal (Leaded Gasoline) untuk mendorong Bergesernya penggunaan
bahan bakar ke bahan bakar timbal ( Unleaded Gasoline).
Kelemahan instrumen pajak lingkungan adalah pertama, kelembagaan pajak
baru secara politik dapat tidak populer terutama yang dapat meningkatkan beban
finansial. Disamping itu, menentukan tingkat pajak yang optimal (yaitu tingkat
dimana pajak dapat menjadi penggerak insentif yang diinginkan dan dampaknya
terhadap pendapatan membutuhkan proses iterasi di mana tingkatan pajak disesuaikan
secara periodik sampai tingkat optimumnya dicapai.

  Kedua pajak terhadap produk dan lahan mempunyai potensi regresi  mengingat
pajak dapat dikenakan pada masyarakat dengan pendapatan yang berbeda, sehingga
dapat menimbulkan “ Inequity”  (Ketidakmerataan).
2.  Subsidi

5
 Subsidi adalah instrumen ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
kepentingan Tujuan sosial, misalnya subsidi bahan bakar dan subsidi pupuk. Sampai
satu kondisi tertentu, subsidi dapat bermanfaat, tetapi subsidi yang berkelanjutan dapat
menimbulkan inefisiensi. Sebagai contoh subsidi pupuk dapat mengakibatkan
Penggunaan pupuk yang berlebihan, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.
3.  Deposit-Refund
Deposit refund biasanya digunakan untuk produk atau kemasan yang dapat
didaur guna. Instrumen ini digunakan untuk mendorong konsumen agar bersedia
mengembalikan sisa produk atau kemasan untuk didaur ulang.
4.  Deposit-Recycling
 Deposit-recycling mirip dengan deposit Rifund,  Tujuannya adalah untuk
mendorong konsumen agar bersedia mengembalikan bekas produk atau bekas
kemasan untuk didaur ulang. 
5. Environment Performance Bond
 Instrumen ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk mengendalikan kegiatan
pertambangan.  Setiap kegiatan penambangan permukaan( Surface mining) 
diwajibkan untuk menyerahkan “ dana kinerja lingkungan”  sebagai penjamin bahwa
pelaku kegiatan akan melaksanakan reklamasi terhadap galian tambang.
6. Retribusi Pengguna ( User Charge)
  Retribusi pengguna adalah instrumen yang sudah dikenal, sederhana, dan
sangat efektif. Instrumen ini telah digunakan di banyak aktivitas sehingga tidak
terlampau sulit untuk dimanfaatkan di bidang pengelolaan lingkungan. Instrumen ini
dapat digunakan untuk pengendalian pemanfaatan sumber alam ( pertambangan,
galian C, ikan, air, dll).

7. Liability Insurance
  Instrumen ini digunakan untuk menjamin industri dari pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Sebagai contoh, kapal tanker diwajibkan mempunyai polis
asuransi untuk menutup biaya bila terjadi tumpahan minyak.
8. Retribusi Emisi (Emission Charge)
  Retribusi emisi adalah pungutan yang harus dibayar oleh suatu kegiatan
( industri atau rumah tangga)  untuk setiap unit limbah cair atau gas yang dikeluarkan
ke media lingkungan. Jumlah dan kualitas emisi ini diukur dan pungutan dikenakan
berdasarkan Ketetapan yang telah disusun. Tujuannya dari instrumen ini adalah untuk
mendorong pencemar untuk mengurangi ongkos yang harus ditanggung melalui
pengurangan limbahnya.
 Instrumen ini telah digunakan secara luas di Eropa: Perancis, Jerman, Italia, dan
Belanda. Hampir seluruhnya digunakan untuk limbah domestik dan digunakan untuk
mengakumulasi dana untuk anggaran pengendalian pencemaran.
9. Tradable Emission Permits

6
 Singapura adalah negara yang telah memanfaatkan instrumen ini untuk
mengendalikan peredaran kendaraan bermotor pribadi. Mereka yang ingin memiliki
mobil diwajibkan memiliki lisensi.
Cara yang digunakan oleh pemerintah Singapura adalah:
  Pertama, ditetapkan jumlah mobil yang boleh beredar di Singapura titik Dalam
hal ini ditetapkan pertumbuhan mobil adalah tidak lebih dari 3% titik mobil yang
umurnya lebih dari 10 tahun harus dihapuskan atau bila tidak dikenakan pajak yang
lebih tinggi.
  Kedua, pemerintah  Mengeluarkan   “ Licensi”  sesuai jumlah mobil yang
diwajibkan membeli  “Lisensi”  Dengan harga yang rendah sebagai awal dari lisensi
tersebut.
  Ketiga, pemerintah menetapkan institusi pelelangan lisensi. Lisensi dilelang
dua kali setiap tahun dan dimonitor agar tidak terjadi manipulasi.
 Keempat, nilai moneter lisensi ditentukan oleh supply dan demand dari perdagangan.
Lisensi hanya dapat diperjualbelikan melalui sistem pelelangan yang resmi.
10. Progresif Pricing
 Cara ini digunakan untuk mendorong Konsumen tidak menghamburkan
penggunaan sumber daya alam misalnya air atau tenaga. Semakin banyak
penggunaanya, Biaya yang harus dibayar konsumen meningkat secara progresif1. 

B. Masalah Instrument Ekonomi


  Dalam praktiknya, perbedaan antara instrumen ekonomi dan kewenangan
tidaklah tajam titik tidak selalu dapat ditentukan apakah suatu instrumen adalah
ekonomi atau kewenangan titik upaya pengelolaan lingkungan dapat berkembang dan
dianggap sebagai instrumen ekonomi atau kewenangan sedangkan kinerja nya dapat
sebaliknya. Hal ini dapat diilustrasikan dengan berbagai contoh di bawah ini:
1. Instrumen kewenangan atau regulasi terkadang mempunyai komponen
moneter. Penetapannya  nya “  pollution discharge)  merupakan fungsi dan
aspek teknik dan moneter. Pada beberapa kasus Regulasi si disertakan dengan 
“ pungutan atau charges”  yang tidak mempunyai maksud berdampak pada
perilaku, tetapi pada kenyataannya secara drastis berdampak terhadap perilaku.
Lebih jauh lagi, beberapa sistem substitusi biasanya dipandang sebagai
instrumen ekonomi, akan tetapi hanya berfungsi pada kasus kondisi ekonomi
yang tidak kondusif ( kondisi ekonomi yang kurang sehat) sehingga karakter
sukarela nya hanya sebagian saja.
2. Tujuan penggunaan instrumen adalah melakukan peningkatan kualitas
lingkungan. Akan tetapi beberapa instrumen pengelolaan lingkungan secara
operasional dapat diaplikasikan tanpa peningkatan kualitas lingkungan
misalnya transaksi  “ No Gain”  pada penjualan emisi. Dalam kasus ini, elemen
fleksibilitas dan efisiensi dapat diterapkan.  Mengaplikasikan metode  “  least

1
Surna Tjahja Djajadiningrat dkk,Green Economy, (Bandung: Rekayasa Sains, 2011), hlm. 18

7
cost” Untuk mencapai baku mutu limbah tertentu atau tingkat buangan
tertentu. Secara umum metode ini adalah bagian dari instrumen ekonomi.
3. Tumpang tindih antara instrumen ekonomi dan instrumen kewenangan dapat
terjadi apabila diciptakan sehingga mampu intervensi perilaku dianggap
sebagai pengaturan kelembagaan untuk mempengaruhi perubahan kualitas
lingkungan secara tidak langsung dalam hubungan dengan perilaku ekonomi.
Pendekatan ini dipandang sebagai instrumen kewenangan dan bukan sebagai
instrumen ekonomi2

B. Studi Kasus

a. Studi Kasus 1
Jalan Tol Lingkar kota di trondheim Norwegia.
 Disejumlah kota Eropa, pertimbangan sedang dibuat untuk memperkenalkan
skema pengenaan tarif Jalan Kota. Tujuannya adalah untuk menerapkan satu instrumen
yang efisien untuk mengurangi lalu lintas kota. Dalam banyak kasus, pengenaan tarif
Jalan hanya membentuk satu bagian dalam strategi yang lebih komprehensif untuk
manajemen permintaan transportasi  (  TDM )  yang secara umum bertujuan mengurangi
total volume lalu lintas dan mendorong perpindahan ke mode transportasi yang lebih
ramah lingkungan.
 7 dari seluruh kota Eropa ini telah membentuk kelompok  EUROPRICE  dalam 
kebijakan Pengenaan tarif jalan. Kota-kota ini adalah: belfast, bristol, edinburg,
Kopenhagen,  Genoa, Roma dan trondheim, thodeim Telah siap memperkenalkan
rencana pengenaan tarif jalan yang komprehensif dan saat ini sedang mengerjakan
perbaikan yang terus-menerus.
 Semua pengendara yang masuk memasuki pusat kota dikenakan biaya. Skema
dioperasikan oleh  “    perusahaan jalan tol Tondelong”  yang dimiliki oleh penguasa
publik (2/3)  dan organisasi komersial lokal (⅓).  Infrastruktur tol dimiliki oleh penguasa
jalan umum, sementara itu kartu tol elektronik dikeluarkan oleh perusahaan tol. Biaya
perusahaan tol berjumlah sekitar 10% dari pendapatan. Sisa 90% pendapatan dimasukkan
ke dalam paket investasi infrastruktur trodheim.
 Sebelum pelaksanaan dikhawatirkan bahwa roti sing di pusat kota dapat
mengurangi daya tarik distrikpusat bisnis dan dapat menarik perdagangan dan bisnis
keluar dari kota. Namun, studi lanjutan menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi titik
kenyataannya, perdagangan dan komersial mampu mempertahankan tingkat
pertumbuhannya dengan baik3.

2
Surna Tjahja Djajadiningrat dkk, op.cit, hlm.12
3
Willoughby, C.(2000b): Singapore’s Experience in Managing Motorization, and its Relevance to Other Countries,
bahan diskusi TWU-43, Washington

8
b. Studi Kasus 2
Konsep mobilitas dari Land transport authority (LTA)  di Singapura
 Latar belakang kebijakan dan sasaran
  Singapura mengalami pertumbuhan yang tidak terduga pada tahun 1970-an
dan 1980-an yang menimbulkan peningkatan jumlah kendaraan yang besar. Untuk
mengamankan prospek pertumbuhan di masa depan terus-menerus menarik investasi
asing secara langsung dan menghindari meluasnya kepadatan kendaraan dan polusi
seperti yang dialami di kota-kota lain dari wilayah tersebut, Singapura secara proaktif
menerapkan instrumen ekonomi untuk manajemen permintaan transportasi. Langkah
untuk aspek permintaan ini termasuk instrumen ekonomi telah berlaku sejak tahun 1970-
an titik pada tahun 1995, Land transport authority dibentuk untuk mendirikan sistem
transportasi yang komprehensif yang menjamin, mengendalikan dan mengelola mobilitas
di kota tersebut Singapura telah memberikan contoh terbaik tentang bagaimana
instrumen ekonomi dapat diterapkan.
Sebagai bagian dari manajemen yang komprehensif dan strategi perencanaan
dalam bidang transportasi perkotaan.
 Pendekatan kebijakan transportasi Singapura sebagaimana digariskan oleh LTA
sejak 1995  telah mengikuti  dasar berikut ini:
Membangun jaringan transportasi darat yang efektif, terpadu, efisiensi
biaya efektif dan berkelanjutan.
  Merencanakan mengembangkan dan mengelola sistem transportasi
darat Singapura untuk memenuhi kebutuhan negara, sehingga
pertumbuhan dapat terjadi, termasuk kaum miskin.
   Mengembangkan dan menerapkan kebijakan untuk mendorong para
komuter untuk memilih moda transportasi yang sesuai.
 Ide yang mendasari tujuan ini adalah untuk membentuk suatu pendekatan yang
menyatukan strategi manajemen aspek pengadaan dan permintaan dan membangun “
sistem transportasi darat kelas dunia”  atas bawah ini menjamin bahwa semua aspek
transportasi yang relevan dipertimbangkan, bahwa Sinergi aspek pengadaan dan
permintaan dapat diperoleh dan bahwa perencanaan jangka panjang jadi dipermudah.
Oleh karena itu, tujuan tersebut kemudian dipecah menjadi bagian-bagian strategi utama
yaitu:
 Menyatukan perencanaan guna lahan, perencanaan  an kota dan
perencanaan transportasi dengan membentuk Land transport authority
melalui penggabungan 4 kesatuan sektor publik: pendaftaran
kendaraan, perusahaan angkutan cepat massal, divisi jalan dan
transportasi dari Departemen pekerjaan umum dan divisi transportasi
darat dari Kementerian Perhubungan.
 Membangun jaringan jalan yang komprehensif dan efisien.
 Meningkatkan angkutan umum melalui proyek-proyek angkutan cepat,
komentar dan fasilitas lalu lintas.
 Mengelola permintaan akan ruang Jalan melalui Kepemilikan
kendaraan dan penggunaan: hal ini mencakup skema electronic road

9
pricing, pendaftaran kendaraan dan pemberian lisensi, pajak kendaraan
yang berbeda, izin masuk bagi kendaraan dan pembayaran tol.
Di antara elemen-elemen utama dari strategi transportasi tersebut diatas instrumen
ekonomi yang memegang peran sentral dalam manajemen aspek permintaan titik pada
dasarnya ada tiga instrumen utama: pengenaan tarif Jalan elektronik, sistem kuota kendaraan
dan izin masuk bagi kendaraan dan tol. Selain itu, Singapura telah mengenakan pajak
kendaraan tahunan yang berbeda menurut kapasitas mesin, jenis bahan bakar dan jenis
kendaraan4. 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Instrumen ekonomi adalah alat yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil keputusan
untuk mempengaruhi perubahan lingkungan secara positif melalui modifikasi insentif
eksplisit atau implisit yang ditawarkan melalui kebijakan lingkungan. Tujuan kebijakan
lingkungan dapat dilakukan melalui tiga kategori kegiatan, yaitu (a) Mempengaruhi harga;
(b)  mempengaruhi jumlah polutan atau material yang diekstraksi;  dan (c)  mempengaruhi
teknologi produksi. 
2. Dalam praktiknya, perbedaan antara instrumen ekonomi dan kewenangan tidaklah
tajam titik tidak selalu dapat ditentukan apakah suatu instrumen adalah ekonomi atau
kewenangan titik upaya pengelolaan lingkungan dapat berkembang dan dianggap sebagai
instrumen ekonomi atau kewenangan sedangkan kinerja nya dapat sebaliknya.
3. Di sejumlah kota Eropa, pertimbangan sedang dibuat untuk memperkenalkan skema
pengenaan tarif Jalan Kota. Tujuannya adalah untuk menerapkan satu instrumen yang
4
dhttp://hubdat.dephub.go.id/spesial-konten/pustaka/literatur/perencananaan-transportasi/496-instrumen-
ekonomi/download (di akses pada tanggal 9 oktober 2021 pukul 19:00)

10
efisien untuk mengurangi lalu lintas kota. Dalam banyak kasus, pengenaan tarif Jalan
hanya membentuk satu bagian dalam strategi yang lebih komprehensif untuk manajemen
permintaan transportasi  (  TDM )  yang secara umum bertujuan mengurangi total volume
lalu lintas dan mendorong perpindahan ke mode transportasi yang lebih ramah
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Djajadiningrat Tjahja Surna dkk. 2011. Green Economy, Bandung: Rekayasa Sains.

Willoughby, C.(2000b): Singapore’s Experience in Managing Motorization, and its


Relevance to Other Countries, bahan diskusi TWU-43, Washington

http://hubdat.dephub.go.id/spesial-konten/pustaka/literatur/perencananaan-transportasi/496-
instrumen-ekonomi/download (di akses pada tanggal 9 oktober 2021 pukul 19:00)

11

Anda mungkin juga menyukai