Anda di halaman 1dari 10

SOLUSI EKONOMI TERHADAP MASALAH

LINGKUNGAN : PENDEKATAN PASAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kebijakan Lingkungan
Dibina oleh Nuddin Harahap, Dr. MP

Oleh :
KELAS C

1. Riska Rahmawati (115030101111060)


2. Rodhia Alfadila (115030101111032)
3. Septinia Eka Silviana (115030101111069)
4. Devi Sri Budianti (115030101111051)
5. Ragil Tri Indah (115030101111046)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
SEPTEMBER 2012
BAB V

SOLUSI EKONOMI TERHADAP MASALAH LINGKUNGAN:


PENDEKATAN PASAR

Pendorong utama pendekatan pasar adalah para ekonom, karena pendekatan


ini dapat memberi penyelesaian masalah lingkungan yang efektif biaya. Caranya
adalah dengan membuat kebijakan yang memperkenankan perusahaan sumber
polusi memberikan reaksi melalui pasar sesuai dengan kepentingannya.
Pendekatan pasar menggunakan variabel harga atau variabel ekonomi lain untuk
memberikan insentif bagi perusahaan sumber polusi untuk mengurangi emisi yang
merugikan. Instrumen pasar digunakan untuk memasukkan biaya eksternal kerusakan
lingkungan menjadi bagian dari masalah pengambilan keputusan perusahaan atau
konsumen. Bertolak dari teori kegagalan pasar, pendekatan pasar berusaha
menciptakan rangsangan ekonomi melalui penentuan nilai terhadap kualitas
lingkungan atau dapat juga dikatakan, dengan memberikan harga pada polusi.
Dengan cara ini, perusahaan atau konsumen akan melakukan penyesuaian strategi
sebagai akibat dari perubahan pasar.

ULASAN DESKRIPTIF
Yang membedakan pendekatan pasar dengan pendekatan komando & kontrol adalah
cara pencapai tujuan lingkungan dan bukannya penentuan tingkat tujuan
pelestarian lingkungan itu sendiri. Dalam perspektif praktis, tujuan berbasis standar
ditetapkan pada tingkat ‘socially desirable’ (dikehendaki masyarakat), bukan pada
tingkat efisien. Pendekatan pasar memberikan peluang kepada perusahaan untuk
berpartisipasi dengan caranya sendiri untuk mencapai tujuan pelestarian lingkungan.
Berbeda dengan pendekatan ‘Komando & Kontrol’, pendekatan pasar menggunakan
harga atau variabel ekonomi lainnya untuk merangsang perusahaan sumber polusi
mengurangi limbah buangannya.

Tipe Instrumen Pasar


Instrumen Pasar Deskripsi
1. Beban Polusi Pungutan yang dikenakan kepada perusahaan
sumber polusi yang besarnya beragam
tergantung pada jumlah pengotoran
lingkungan yang dilakukannya. Pemberian

1
harga pengotoran ini dapat diterapkan dengan
berbagai cara, di antaranya :
Beban limbah atau emisi
Didasarkan secara langsung terhadap
pengotorannya.
Beban produksi
Dikenakan pada produksi yang menimbulkan
polusi, beban produksi bisa diimplementasikan
lewat diferensiasi pajak, yaitu menetapkan
pajak berbeda atas barang berdasarkan efek
potensialnya ke lingkungan.
Beban pengguna
Dikenakan pada pemakai sumberdaya alam
yang didasarkan pada biaya perlakuan limbah.
Beban administratif
Biaya layanan untuk mengimplementasikan
atau memonitor peraturan, seperti pendaftaran
bahan kimia yang berbahaya.

2. Subsidi Pembayaran yang memberikan bantuan


finansial untuk mengurangi jumlah polusi atau
untuk merencanakan pengurangan polusi di
masa depan.
3. Deposit/Pengembalian Dana Sistem ini menetapkan uang muka untuk
membayar kerusakan lingkungan potensial.
Uang muka ini kemudian dikembalikan untuk
tindakan yang positif seperti mengembalikan
produk untuk dibuang dengan cara yang
semestinya atau didaur ulang.
4. Sistem Perdagangan Ijin Dalam sistem ini pemerintah mengeluarkan
Polusi sejumlah izin atau hak mencemar. Dalam
praktek izin mencemar ini diatur sebagai
kredit atau sebagai cadangan (allowance).
Kredit
Perusahaan sumber polusi dapat
mengalokasikan izin berdasarkan limbah yang
mereka keluarkan sekarang ini relatif terhadap
batas yang diperkenankan.
Pengurangan
Menurut sistem ini, ijin yang ada memberikan
hak pada perusahaan sumber polusi melepas
beberapa polusi, yang bisa ditingkatkan atau
diturunkan lewat perdagangan.

BEBAN POLUSI

2
Dasar teoritis dari beban polusi adalah internalisasi biaya kerusakan
lingkungan dengan menentukan harga kegiatan penyebab polusi. Motivasinya dikenal
dengan istilah ‘Polluter’s Pays Principle’ atau PPP (prinsip perusahaan sumber
polusi menanggung beban). Artinya perusahaan sumber polusi harus menanggung
biaya pemeliharaan dan pemulihan kualitas lingkungan.

Pemodelan Beban Produksi sebagai Pajak per Unit

Gambar 5.1 : Implementasi Pajak Pigou untuk Mencapai Efisiensi


($)
MSC

MPC1

a MPC

MSB

0 QE QC Jumlah produksi, Q

Perhatikan barang dalam pasar persaingan yang proses produksinya


menimbulkan eksternalitas negatif terhadap lingkungan. Karena produsen sepenuhnya
mendasarkan keputusannya pada biaya produksi marjinal (MPC), mengabaikan biaya
eksternal marjinal (MEC) terhadap kerusakan lingkungan, terlalu banyak sumber daya
yang dialokasikan pada proses produksi.
Sebagaimana terlihat pada Peraga 5.1 perusahaan tersebut berproduksi pada
tingkat QC di mana manfaat sosial marjinal (MSB) dari mengonsumsikan barang
tersebut sama dengan biaya marjinal privat (MPC) untuk memproduksikannya.
Perhatikan bahwa tingkat keseimbangan produksi, QC, lebih tinggi dari tingkat
produksi yang efisien, QE, di mana manfaat sosial marjinal sama dengan biaya sosial
marjinal. Tujuan pungutan produksi adalah untuk mendorong pengusaha
menginternalisasi eksternalitas dengan memperhitungkan biaya eksternal marjinal
(MEC) ke dalam putusan produksinya. Salah satu caranya adalah dengan
mengenakan pajak terhadap produksi yang menimbulkan polusi persis sebesar MEC
pada tingkat produksi yang efisien, QE. Jenis pajak ini disebut pajak Pigou.

3
SUBSIDI LINGKUNGAN
Pendekatan pasar yang lain untuk mengurangi kerusakan lingkungan
adalah dengan membayar subsidi kepada perusahaan sumber polusi untuk tidak
menimbulkan polusi. Ada dua jenis subsidi, yakni subsidi alat pengurangan polusi
dan subsidi limbah buangan.
a) Pemodelan Subsidi Alat Pengurangan Polusi
Subsidi alat dipergunakan untuk mengurangi biaya teknologi pengurangan polusi.
Karena subsidi adalah pajak ‘negatif’, ia mempunyai mekanisme rangsangan yang
sama dengan pajak polusi, dimana mereka memberikan reward karena tidak
melakukan polusi, yang berlawanan dengan mengenakan hukuman karena terlibat
dalam aktivitas polusi. Dalam praktek, subsidi alat pengurangan polusi diberikan
dalam bentuk bantuan, pinjaman dengan bunga murah, atau pembebasan pajak
investasi, semuanya memberikan rangsangan kepada perusahaan sumber polusi untuk
menanamkan sebagian modalnya dalam teknologi pengurangan polusi. Apabila
subsidi diberikan untuk memasang alat pengurangan polusi khusus, seperti scrubbers
(mesin pembersih udara), tujuannya untuk merangsang permintaan akan barang
tersebut dengan menurunkan harga. Untuk mencapai tingkat ekuilibrium yang
efisien, subsidi harus sama dengan manfaat eksternal marjinal (MEB) dari pemakaian
scrubbers pada tingkat produksi yang efisien. Perhatikan bahwa hal ini analog
dengan pajak Pigou, dan subsidi ini dikenal dengan istilah Subsidi Pigou.

Gambar 5.5 Subsidi Pigou pada Pasar Mesin Pembersih Udara (Scrubber)
Rp. Jt.

MSC

PE = 175 Subsidi = Rp14 juta

PC = 170

PE – s =161 MSB

MPB

0 Qc=200 QE=210 Jumlah scrubber


(Q)

4
b) Pemodelan Subsidi per unit pada Reduksi Polusi
Jenis subsidi lainnya adalah yang didasarkan pada satuan per unit limbah atau
per unit pengurangan polusi. Dalam hal ini pemerintah setuju untuk membayar
subsidi untuk setiap unit pengurangan polusi di bawah tingkat yang ditentukan.

Gambar 5.6 Sistem Deposit/Pengembalian Dana dalam Pasar Limbah Buangan

MSCIW
MPC IW + Deposite

MPCIW

MSBIW = MPBIW

0 Qe QSEM 100% Sembarang

100% 0 Pembuangan Benar

Untuk setiap unit polusi yang dibuang, beberapa level yang sudah ditentukan
sebelumnya atau standard (ZST). Ini dimodelkan sebagai berikut :
Subsidi per unit = s(ZsT – Z0)
di mana Z0 adalah tingkat polusi yang sesungguhnya untuk perusahaan sumber polusi.
Segi positifnya, subsidi ini mungkin masih lebih baik daripada subsidi alat
pengurangan polusi, karena sifatnya yang tidak tergantung dari cara yang dipakai
untuk mengurangi polusi dan oleh karenanya terhindar dari bias teknologi. Di sisi
negatif, subsidi bisa memiliki efek buruk pada level polusi yang meningkat secara
keseluruhan.
Dalam prakteknya, subsidi lingkungan dalam bentuk dana bantuan atau pinjaman
bunga rendah. Penggunaan paling umum adalah pendanaan federal untuk proyek
pelayanan publik.

SISTEM DEPOSIT/PENGEMBALIAN DANA

Potensi masalah pencemaran lingkungan merupakan motivasi penting


untuk menggunakan model Sistem Pengembalian Dana / Deposit. Sistem

5
deposit/ pengembalian dana mengenakan uang muka – deposit – untuk
kemungkinan terjadinya perusakan lingkungan, dan dijamin pengembaliannya
(refund) setelah ada kepastian bahwa kegiatan perusakan lingkungan tidak terjadi.
Alat pasar ini mengombinasikan sifat insentif dari beban polusi dengan mekanisme
menyatu (built-in) biaya pengawasan dan monitoring. Alat ini digunakan untuk
menangkap perbedaan antara biaya privat dan sosial pembuangan limbah yang tidak
semestinya (sembarang), dengan target utamanya kaleng minuman dan baterai bekas.
Pembuangan limbah ilegal menimbulkan eksternalitas negatif. Biaya
eksternal ini meliputi kesehatan yang memburuk, seperti pencemaran karena baterai
bekas dan limbah yang bertumpuk, berbau dan mengganggu kesehatan. Sistem
deposit/ pengembalian dana dimaksudkan untuk memaksakan perusahaan sumber
polusi potensial untuk memperhitungkan baik biaya marjinal privat (MPC) maupun
biaya eksternal marjinal (MEC) dari pembuangan limbah sembarang, seandainya
tindakan tersebut harus dilakukan.
Secara keseluruhan, sistem deposit / pengembalian dana menargetkan
perusahaan sumber polusi potensial, bukannya memberikan hukuman atau denda
kepada perusahaan sumber polusi yang ada, dengan pembayaran kebali uang muka
sebagai daya tariknya.
Nilai tambah dari sistem deposit/pengembalian dana adalah mendorong
perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan tanpa menambah biaya
monitoring pemerintah dan biaya kepatuhan pemerintah.
Keuntungan lain dari instrmen deposit/pengembalian dana adalah bahwa ini
bisa digunakan untuk mendorong penggunaan bahan mentah yang lebih efisien.
Pengenaan beban pada perusahaan deposit pada bahan mentah bertindak sebagai
pajak, mendorong penggunaan sumber daya yang lebih efisien selama proses
produksi. Refund ini mendorong pembuangan atau daur ulang limbah bahan mentah
pada akhir fase produksi. Perusahaan yang memilih untuk mengabaikan insentif ini
menghadapi tidak hanya biaya pembuangan konvensional tetapi juga biaya
kesempatan dari dana yang dibatalkan.
Dalam prakteknya, inisiatif deposit/pengembalian dana bertujuan mendorong
pembuangan yang bertanggung jawab seperti ban, bangkai mobil, dan baterai yang
mengandung asam. Pembuangan yang baik untuk baterai menjadi perhatian karena
resiko kesehatan yang terkait

6
SISTEM PERDAGANGAN IZIN POLUSI

Alat kebijakan yang bermuara dari variabel yang telah diketahui, yakni jumlah
polusi yang dapat diterima masyarakat dan biarkan pasar membentuk harga.
Demikian dasar pemikiran dari sistem perdagangan izin mencemar, yang dapat
diterapkan dengan menggunakan kredit atau cadangan. Dalam sistem kredit polusi,
perusahaan sumber polusi memperoleh kredit yang dapat diperdagangkan hanya
apabila jumlah emisi buangannya berada di bawah standar. Cara lainnya adalah
dengan menggunakan cadangan polusi, di mana setiap lembar izin memberikan hak
kepada pemegangnya untuk mencemar sampai jumlah tertentu. Izin ini juga dapat
diperdagangkan, sehingga perusahaan sumber polusi dapat membeli dan menjual
cadangan sesuai kebutuhannya yang tergantung pada teknologi pengurangan polusi
yang dipakai dan biayanya.

Struktur Sistem Perdagangan Izin Polusi


Sistem perdagangan izin polusi mempunyai dua komponen yaitu :
(1) penerbitan sejumlah izin tertentu pada satu daerah, dan
(2) ketentuan perdagangan izin di antara perusahaan sumber polusi dalam satu
daerah

Ada tiga point penting dalam model Sistem Perdagangan Izin Polusi.
Pertama, dalam sistem beban polusi, pemerintah harus mencari harga terbaik untuk
mencapai jumlah pengurangan polusi yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam sistem
perdagangan ijin, perdagangan menentukan harga sendiri untuk sebuah hak mencemar
tanpa campur tangan dari luar.
Kedua, beban polusi menimbulkan penghasilan pajak pada semua unit polusi yang
tidak dikerjakan, dimana tidak ada pendapatan pajak yang dihasilkan dari sistem ijin
ini. Perbedaan ini penting dalam negara yang menghadapi anggaran fiskal ketat.
Namun, sebuah sistem dagang bisa didesain untuk menghasilkan pendapatan jika
pemerintah menjual atau melelang alokasi ijin awalnya.
Ketiga, sistem perdagangan izin mencemar bersifat lebih fleksibel dalam arti jumlah
izin bisa diubah disesuaikan dengan tujuan pelestarian lingkungan. Apabila tujuan
pelestarian terlalu keras, lebih banyak izin mencemar bisa dikeluarkan. Apabila

7
tujuan pelestarian agak lunak, pemerintah, kelompok pelestari lingkungan, dan
masyarakat yang peduli lingkungan dapat membeli izin mencemar sehingga
pengurangan polusi di daerah itu menjadi lebih efektif.

Ketiga, sistem perdagangan lebih fleksibel, jumlah ijin bisa diatur sesuai perubahan
tujuan pelestarian lingkungan. Jika tujuan terlalu ketat, lebih banyak ijin yang bisa
dikeluarkan. Jika terlalu toleran, pemerintah, kelompok pelestarian lingkungan, atau
warga yang peduli lingkungan akan membeli ijin ini, sehingga pengurangan polusi
dalam wilayah itu menjadi lebih efektif.

Dalam prakteknya, sistem izin yang bisa diperdagangkan adalah yang condong
berorientasi pada pasar. Setelah beberapa tahun di rekomendasikan oleh para ekonom,
sistem ini masih dalam tahap awal pengembangan. Contoh meliputi program di
Canada untuk substansi yang merusak ozone dan program di Denmark untuk emisi
karbon dioksida. Banyak dari evolusi dalam sistem ijin yang bisa diperdagangkan
terjadi di AS pada level negara bagian dan federal. Dalam usaha untuk menghadapi
efek buruk dari hujan asam, Amandemen UU Udara bersih 1990 membuat program
trading berbasis allowance untuk kontrol emisi sulfur dioksida.

KESIMPULAN

Setiap instrumen memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, tidak ada yang
sempurna. Proses pasar sebaiknya dilakukan secara internal, mengoreksi persoalan
pasar dengan menggunakan campur tangan pihak ketiga akan menimbulkan bahaya.
Tentu, tidak semua instrumen berbasis pasar sesuai dengan persoalan lingkungan
yang ada. Sifat persoalan dan konteks pasar harus lebih dulu diketahui sebelum
kebijakan bisa diimplementasikan dengan sukses. Persoalan lingkungan itu kompleks.
Demikian, pasar sekarang ini rumit dan dinamis. Namun, mulai terkumpul bukti yang
menghubungkan keduanya adalah langkah dasar untuk menuju penemuan solusi.

Ringkasan
- Pendekatan pasar pada kontrol polusi menggunakan insentif ekonomi dan
mekanisme harga untuk mencapai standard lingkungan dengan mandate
pemerintah.

8
- Kategori utama dari instrumen berbasis pasar adalah beban polusi, subsidi,
sistem deposit/ronde, dan sistem trading ijin polusi
- Beban polusi adalah fee yang bervariasi dengan kuantitas polutan yang
dilepaskan. Ini bisa diimplementasikan sebagai fee efluen atau emisi, beban
produk, beban user, atau beban administrasi
- Pajak Pigouvian adalah sebuah beban unit pada produk pembangkit polusi
sama dengan MEC pada level output
- Beban emisi adalah fee yang ditarik langsung pada rilis polutan aktual.
Dengan pilihan abating, pembayaran fee ini, atau penggunaan beragam
teknologi abatement, pembayaranfee ini, atau penggunaan bauran teknologi
abatement dan pembayaran pajak, poluter pemaksimal profit akan memilih
strategi yang paling efisien biaya
- Ketika multi polluter menghadap standard abadement tertentu, beban emisi
menghasilkan alokasi efektif biaya dari tanggung jawab abatement dimana
level MAC untuk semua sumber sama
- Subsidi peralatan abatement bertujuan mereduksi biaya abatement
- Jika subdidi sama dengan MEB pada level efisien produksi, ini disebut subsidi
Pigouvian
- Subsidi reduksi polusi per unit membayar poluter untuk abatement biaya lebih
dari beberapa level yang sudah ditentukan
- Sebuah sistem deposit/refund menentukan baban di depan untuk dibayar untuk
kerusakan polusi potensial dan kemudian merefund beban untuk
mengembalikan produk untuk pembuangan yang tepat atau daur ulang.
Deposit ini ditujukan untuk menangkap MEC dari pembuangan yang tidak
tepat, dan refund ini memberikan insentif untuk membuang atau mendaur
ulang limbah.
- Sistem trading ijin polusi melibatkan penerbitan hak polusi yang bisa
diperdagangkan berdasarkan tujuan lingkungan obyektif. Mengikuti insentif
natural, poluter akan membeli hak ini atau melakukan abatement, yang mana
yang menjadi alternatif yang murah.

Anda mungkin juga menyukai