Anda di halaman 1dari 5

Problem Set 7

Raihan Mufid Rufiano


21/477191/EK/23445
1. Gambar sebuah kurva penawaran dan permintaan untuk menjelsakan efek dari
eksternalitas negatif yang terjadi akibat dari sebuah proses produksi dari suatu
perusahaan!
Biaya sosial
Harga Batubara
Penawaran (biaya pribadi)

Biaya degradasi lingkungan

Optimum

Keseimbangan privat

Permintaan (nilai pribadi)

Jumlah Batubara
Q Optimum Q Pasar

Misalkan dalam kasus pasar batubara, kondisi permintaan dan penawaran tecermin
dalam kurva di atas. Untuk setiap unit barubara yang diproduksi, ada sejumlah karbon
dan limbah yang dapat mencemari lingkungan sehingga mengakibatkan degradasi
lingkungan. Hal ini akan menimbulkan eksternalitas negatif. Akibat eksternalitas ini,
biaya produksi batu bara bagi masyarakat akan lebih besar daripada biaya pribadi
produsen batubara ditambah dengan biaya orang lain yang menerima pengaruh negatif
dari degradasi lingkungan itu. Kurva biaya sosial berada di atas kurva penawaran
karena memperhitungkan biaya eksternal yang dibebankan kepada masyarakat oleh
produsen batubara. Selisih antara kedua kurva ini mencerminkan biaya degradasi
lingkungan yang dihasilkan.

Titik silang kurva permintaan dengan kurva biaya sosial menentukan jumlah
optimum batubara dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan. Di bawah tingkat
prudksi ini, nilai batubara bagi konsumen lebih besar daripada biaya sosial
produksinya.

Jumlah Q optimum lebih kecil daripada Q pasar sehingga menimbulkan


ketidakefisienan. Hal ini disebabkan karena titik keseimbangan pasar hanya
mencerminkan biatya produksi swasta. Dalam titik keseimbangan pasar, konsumen
marginal menilai bahwa batu bara lebih kecil daripada biaya sosial produksinya.
Artinya, di titik Q pasar, kurva permintaan berada di bawah kurva biaya sosial. Oleh
karena itu, menurunkan produksi dan konsumsi batubara di bawah tingkat
keseimbangan pasar meningkatkan kesejahteraan ekonomi total.

2. Apa itu corrective taxes? Mengapa ekonom lebih suka menggunakan hal ini untuk
regulasi sebagai langkah untuk melindungi lingkungan dairi polusi? Beri 2 contoh dari
corrective taxes yang sudah diaplikasikan oleh pemerintah kita!
Corrective taxes atau pajak pigovian adalah pajak yang diberlakukan untuk
memperbaiki dampak-dampak dari suatu eksternalitas negatif. Ekonom lebih suka
menggunakan kebijakan ini karena pajak menurunkan tingkat polusi lingkungan lebih
efisien daripada kebijakan command and control policy. Kebijakan command and
control policy mewajibkan masing-masing pabrik untuk menurunkan tingkat polusi
dalam jumlah yang sama, tetapi pengurangan yang sama tidak serta merta merupakan
cara termurah untuk membersihkan udara. Besar kemungkinan bahwa pabrik
alumunium dapat menurunkan tingkat polusi dengan biaya lebih kecil daripada biaya
pabrik batubara. Jika demikian, pabrik alumunium dapat merespons kebijakan pajak itu
dengan menurunkan tingkat polusi secara substansia agar terhindar dari pajak,
sedangkan pabrik batubara merespons dengan sedikit menurunkn tingkat polusi dan
membayar pajak.
Intinya, pajak akan memaksa perusahaan untuk menghasilkan polusi sedikit
mungkin agar pajak yang mereka bayar juga menjadi sedikit.
Contoh aplikasi dari pajak pigovian yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia
adalah:
• Pajak Rokok
Pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
pemerintah pusat (Pasal 1 UU PDRD). Pemungutan pajak rokok menjadi
kewenangan pemerintah daearah tingkat I atau pemerintah provinsi (Pasal 2
ayat 1 UU PDRD). Pajak rokok ini dikenakan atas konsumsi rokok baik berupa
sigaret, cerutu, maupun rokok daun. Namun, untuk rokok yang tidak kena cukai,
tidak dikenakan pajak rokok. Ketentuan mengenai rokok yang tidak dikenakan
cukai tercantum dalam Pasal 26 UU.No.39/2007 tentang cukai. Adapun yang
menjadi subjek pajak rokok adalah konsumen rokok. Sementara itu, pihak yang
ditetapkan sebagai wajib pajak rokok adalah pengusaha pabrik rokok/produsen
dan importir rokok yang memiliki izin berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang
Kena Cukai (Pasal 27 ayat (1) dan (2) UU PDRD). 1
Adanya pajak rokok dapat mengurangi polusi udara akibat dari asap rokok
tersebut sehingga kebijakan corrective taxes sangat dianjurkan untuk diterapkan
atas hal ini.
• Pajak Kendaraan Bermotor
Kebijakan ini diberlakukan bagi Wajib Pajak yang memiliki kendaraan
bermotor dengan dibuktikannya kepemilikan STNK. Kebijakan ini
diberlakukan agar dapat mengurangi minat masyarakat untuk membeli
kendaraan bermotor dan beralih menggunakan tarsnportasi publik. Semakin
banyak kendaraan bermotor yang digunakan oleh masyarakat maka ini akan
menimbulkan polusi udara, terlebih bagi kendaraan yang bahan bakarnya
berbasis solar. Adanya corrective taxes terhadap kendaraan bermotor dapat
menekan dampak negatif tersebut.

Dalam perkembangannya, pemerintah baru-baru ini meluncurkan kebijakan


Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Dalam UU HPP,
rencananya tahun depan akan diberlaukan pajak karbon. Hal ini adalah salah satu
penerapan corrective taxes untuk mengurangi polusi udara.

3. Sejalan dengan komitmen pemerintah kita untuk berperan aktif dalam mitigasi iklim
yang krisis, menteri lingknungan akan merancang kebijakan untuk mengurangi
penggunaan plastik dalam pusat perbelanjaan. Dengan membandingkan dua alternatif
di bawah ini, kebijakan mana yang lebih efektif?
a) Memberi diskon sebesar 2000 rupiah untuk pembeli yang membawa tas kemasan
mereka sendiri
b) Menerapkan pajak sebesar 2000 rupiah bagi pembeli yang meminta kemasan plastik
dari supermarket.

Merujuk kepada daya keefektifan antara kebijakan pajak pigovian versus command
and control policy, ekonom sepakat bahwa kebijakan pajak pigovian lebih efektif
diterapkan untuk menekan dampak eksternalitas negatif. Jika saya analogikan 2
alternatif kebijakan yang akan dipilih oleh kementerian lingkungan tersebut, maka saya

1
Asosiasi Tax Center Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia. (2021). Apa itu Pajak Rokok? Diakses 5 November
2021, dari https://atpetsi.or.id/apa-itu-pajak-rokok
akan memilih alternatif b) yakni menerapkan pajak sebesar 2000 rupiah bagi pembeli
yang meminta kemasan plastik dari supermarket. Kebijakan ini akan membuat pembeli
enggan untuk mengeluarkan biaya walau hanya sebesar 2000 rupiah atas pembeliannya
tersebut. Secara psikologis, seseorang lebih memilih untuk tidak mau mengorbankan
uangnya daripada menerima sejumlah uang walaupun pada kenyataannya jumlah
nominal yang akan dikorbankan/diterimanya tersebut adalah sama besarnya sehingga
kebijakan b) menurut saya akan lebih efektif dalam rangka untuk mitigasi kekrisisan
iklim.

4. Misalkan pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan tradable permits untuk


beberapa bentuk dari polusi.
a) Apakah hal ini akan penting bagi efisiensi ekonomi apabila pemerintah melelang
izin ini?
Misalkan, pemerintah menerapkan peraturan dan mewajibkan masing-masing
perusahaan untuk menurunkan tingkat polusinya hingga 500 ton air limbah per
tahun. Suatu ketika, setelah peraturan tersebut berlaku, ada dua perusahaan yang
mengajukan penawaran kepada pemerintah. Misalkan perusahaan a hendak
menaikkan emisi air limbahnya sebanyak 250 ton. Perusahaan b setuju untuk
menurunkan emisi air limbahnya dalam jumlah yang sama jika perusahaan a
membayar 100 juta rupiah.

Dari sudut pandang efisiensi ekonomi, mengizinkan untuk melelang izin ini
merupakan kebijakan yang baik. 2Pelelangan ini harus menguntungkan kedu
apemilik perusahaan karena mereka menyapakatinya secara sukarela. Kemudian,
pelelangan ini tidak memiliki pengaruh eksternal karena tingkat polusinya tidak
berubah. Dengan demikian, kesejahteraan sosial meningkat jika perusahaan b
diizinkan untuk menjual hak polusinya kepada perusahaan a.

b) Jika pemerintah memilih untuk melelang izin ini, apakah alokasi izin di antara
perusahaan penting untuk hal efisiensi? Jelaskan!
Alokasi izin di antara perusahaan penting untuk hal efisiensi. Jika pemerintah
menerapkan kebijakan ini, maka pemerintah telah menciptakan sumber daya langka
baru yakni izin polusi. Pasar untuk izin ini pun akan berkembang dan pasar itu akan
diatur oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Invisible hand akan memastikan

2
Mankiw, Gregory N. (2019). Principles of Economis (9th Ed). Boston: Cengage, hlm. 197
bahwa pasar baru ini akan mengalokasikan hak polusi secara efisien. Perusahaan-
perusahaan yang harus mengeluarkan biaya yang tinggi agar dapat menurunkan
biaya polusi akan bersedia untuk membayar berapa pun harga izin polusi sedangkan
perusahaan yang hanya mengeluarkan biaya yang rendah agar dapat menurunkan
biaya polusi lebih memilih untuk menjual semua izin polusi yang dimiliki.
Manfaat memperbolehkan pelelangan ini adalah bahwa alokasi izin polusi di
antara perusahaan tidak berpengaruh dari sudut pandang efisiensi ekonomi. Hal ini
dapat dibuktikan dengan Teorema Coase. Perusahaan-perusahaan yang dengan
mudah dapat menurunkan polusi akan bersedia untuk menjual seluruh izin yang
mereka dapatkan sedangkan perusahaan-perusahaan yang dengan susah untuk
menurunkan polusinya bersedia untuk membeli seluruh izin yang mereka perlukan.
Selama ada pasar bebas untuk hak polusi, alokasi akan efisien bagaimana pun alokasi
awalnya.

Daftar Pustaka
Asosiasi Tax Center Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia. (2021). Apa itu Pajak Rokok?
Diakses 5 November 2021, dari https://atpetsi.or.id/apa-itu-pajak-rokok
Mankiw, Gregory N. (2019). Principles of Economis (9th Ed). Boston: Cengage.

Anda mungkin juga menyukai