LANDASAN TEORI
entitas dengan tetap memerhatikan setiap unsur dan komponennya telah sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku. Setiap entitas juga harus bertanggung jawab
entitas terhadap para pengguna laporan keuangan dan penilaian kinerja entitas
pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
entitas. Sehubungan dengah hal tersebut, penyajian secara wajar dan kepatuhan
terhadap oleh manajemen entitas juga diatur dalam PSAK 1 (2014) yang
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Penyajian yang wajar tersebut
mensyaratkan penyajian transaksi yang jujur, peristiwa terkait transaksi lainnya dan
kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan
dan beban yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
11
12
catatan atas laporan keuangan adalah membantu para pengguna laporan keuangan
satunya menurut Biswan & Mahrus (2020) adalah materiality (materialitas) disebut
(dalam Deviarti, 2012) yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan
seperti biaya pencegahan, biaya pendeteksian, biaya kegagalan internal dan biaya
kegagalan eksternal. Semua biaya tersebut perusahaan disebut dana CSR dan
Tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR sebagai bagian dari
memanfaatkan sumber daya alam pada kegiatan usaha dan operasional, bukan
hanya terhadap pemegang saham namun juga terhadap lingkungan dan sosial yang
daya yang dikeluarkan entitas yang kewajarannya sesuai dengan aturan dan prinsip
akuntansi yang berlaku serta perusahaan harus memiliki kualitas pelaporan laporan
salah satu bagian dari bentuk tanggung jawab lingkungan dan sosial akibat ikut
serta mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam, maka pembebanan biaya
Hidayat, 2013).
dari bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan CSR merupakan bagian dari
pelaporan setiap biaya-biaya atau sumber daya yang dikeluarkan entitas sesuai
dengan aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku dan memiliki kualitas pelaporan
penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan PSAK 57 sebagai standar akuntansi
jawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan (Rukmana, 2020). Pada pasal 74
bara sebagai salah satu industri yang ikut berpartisipasi dalam mengelola dan
tanggung jawab lingkungan dan sosial. Penggunaan sumber daya alam oleh
Berhubungan dengan hal itu, pada UU No. 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat ke-3
yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen
Aturan dan ketentuan mengenai sanksi CSR kemudian dibahas dalam UUPT
yang menyebutkan bahwa bagi perusahaan yang tidak melaksanakan CSR akan
dikenakan sanksi. Sanksi yang dimaksud bukan saja sanksi yang dikenakan karena
aturan-aturan di bidang sosial yang berlaku (Widjaja & Yeremia, 2008). Sanksi
lainnya yaitu pada UU No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal menetapkan
usaha, pembekuan, atau pencabutan izin usaha. Begitu juga dengan UU No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa CSR bukan hanya
dan sosial dan pasal 74 ayat (3) UU ini juga mengatur sanksi bagi PT yang tidak
2021).
kembali) di wilayah tambang atau wilayah yang berdekatan dengan tambang yang
Tidak hanya selama kegiatan penambangan saja, namun ketika kegiatan usaha
alam dan sosial masyarakat di seluruh wilayah sekitar penambangan (Rizki dan
Firmansyah, 2021).
Regulasi lainnya seperti pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 78 Tahun 2010
Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) No. 26 Tahun 2018 dijelaskan
pertambangan mineral dan batu bara. Regulasi ini sebagai pedoman bagi
terkait reklamasi dan pasca tambang. Regulasi ini juga dapat disebut sebagai
Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) agar
tahun; program pascatambang; dan penempatan saldo jaminan berupa rekening atau
sumber daya perusahaan atau arus kas keluar dan mengetahui keuntungan dari
terbaik melalui pengukuran yang menekankan pada data angka untuk tata kelola
perusahaan yang baik di mana hal tersebut bertujuan agar perusahaan memenuhi
dilakukan.
Tidak hanya itu, Menurut The Ministry of Environment (dalam Deviarti, 2012)
yaitu internal dan eksternal. Fungsi internal digunakan oleh perusahaan untuk
bisnis, investor, dan masyarakat lokal. Tujuan publikasi dari akuntansi lingkungan
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan juga atas kegiatan
mengidentifikasi sifat dari provisi itu sendiri. Hal ini menentukan layak atau
tidaknya provisi tersebut diakui dan dicatat ke dalam laporan keuangan. Berikut
2. Provisi adalah liabilitas yang keterjadiannya belum pasti baik dari segi
andal;
5. Provisi berbeda dari liabilitas lain seperti utang usaha dan akrual. Letak
kewajiban di mana peristiwa atau kejadiannya telah terjadi sebelumnya dan untuk
ekonomik.
sama halnya dengan kriteria sebagai liabilitas oleh provisi seperti telah diuraikan
sebelumnya.
Beberapa hal atau kriteria wajib dipenuhi dalam hal pengakuan provisi sebagai
tersebut; dan
Semua kriteria tersebut harus terpenuhi jika tidak terpenuhi tidak ada
kontijensi.
masa lalu yang mengikat dapat dikenali dengan ciri-ciri yaitu adanya peraturan
jawab terhadap pihak lain melalui estimasi andal dan kemungkinan besar keluarnya
sebagai kewajiban konstruktif. Contoh kewajiban kini yang timbul akibat peristiwa
masa lalu yang mengikat, yaitu: berupa denda atau biaya pemulihan pencemaran
(instalasi minyak atau instalasi nuklir untuk memperbaiki kerusakan yang telah
apabila kondisi di mana perusahaan tersebut memiliki kewajiban kini yang bersifat
hukum dan hal tersebut dapat dilihat dari komitmen perusahaan mematuhi
peraturan hukum yang berlaku. Kewajiban kini tersebut timbul karena merupakan
isi dari PP No. 78 Tahun 2010 yang menjelaskan pemegang Izin Usaha
tahun; program pascatambang; dan penempatan saldo jaminan berupa rekening atau
perusahaan mematuhi peraturan hukum yang berlaku seperti yang telah dijelaskan
pengeluaran arus kas atau sumber daya ekonomi. Pemenuhan syarat tersebut dapat
mendatang.
23
Pemenuhan syarat lainnya adalah jika perusahaan memiliki etimasi yang dapat
mematuhi peraturan hukum yang berlaku seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
kondisi tersebut juga mempengaruhi pengakuan provisi yaitu estimasi yang andal
mengenai jumlah provisi tersebut dapat dibuat. Pemenuhan syarat tersebut dapat
diliat ketika perusahaan memenuhi peraturan hukum yang berlaku dengan membuat
rencana kerja dan anggaran biaya operasi untuk membuat rencana reklamasi dan
provisi. Perencanaan kerja dan anggaran biaya operasi tersebut merupakan kegiatan
yang mendasari bahwa perusahaan memiliki alasan untuk dapat membuat estimasi
yang andal.
estimasi terbaik dari pengeluaran dalam menyelesaikan kewajiban kini yang telah
Berdasarkan PSAK 57 (2014), jumlah estimasi terbaik tersebut tidak lepas dari
beberapa ahli independen yang menyelesaikan beberapa kasus, bukti tambahan dari
yang ada, dan resiko serta ketidakpastian lainnya. Hal ini bertujuan mencegah
membuat provisi berlebihan atau menyajikan liabilitas menjadi lebih besar sehingga
nantinya terjadinya bias dan hal tersebut berdampak pada penghasilan atau aset
Hal yang menjadi pertimbangan lainnya yaitu jika dampak nilai waktu dari uang
menggunakan nilai kini atau nilai sekaran dari jumlah pengeluaran yang
dibutuhkan. Nilai kini tersebut merupakan hasil dari tingkat pasar sebelum pajak.
provisi, namun PSAK 1 2014 mengatur penyajian provisi. Pada PSAK 1 (2014)
menyatakan bahwa penyajian provisi yang telah diakui dan diukur sebelumnya
dapat dibedakan menjadi provisi untuk imbalan kerja dan provisi lain. Mengacu
25
merupakan akun yang termasuk kriteria pengakuan provisi berdasarkan pada PSAK
dalam kriteria liabilitas dan berdasarkan pada PSAK 1 (2014) yang juga
menyatakan bahwa perusahaan yang telah mengakui adanya kewajiban atas provisi
harus menyajikan provisi tersebut dalam laporan posisi keuangan. Untuk itu,
perusahaan wajib menyajikan provisi yang telah diakui dan diukur sebelumnya
jenis provisi, entitas mengungkapkan nilai tercatat pada awal dan akhir tahun,
provisi tambahan yang dibuat selama tahun berjalan, termasuk peningkatan jumlah
provisi yang ada, jumlah yang terealiasi atau aktual (yaitu jumlah yang terjadi dan
dibebankan pada provisi), jumlah yang belum teraliasi dan dibatalkan selama tahun
berjalan, dan peningkatan nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan
perusahaan ketika mengungkapkan setiap jenis provisi pada laporan keuangan yaitu
26
keluarnya sumber daya ekonomik dan indikasi terkait ketidakpastian saat atau
mendasari estimasi peristiwa masa depan dan jumlah estimasi penggantian yang
akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset apapun yang telah diakui.