Anda di halaman 1dari 8

Lex et Societatis, Vol. III/No.

10/Nov/2015

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Sosial Perusahaan secara berkelanjutan dalam


TERHADAP MASYARAKAT DI SEKITAR pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
LINGKUNGAN PERUSAHAAN1 alam yang tidak bijaksana akan berakibat
Oleh : Mentari A. Timbalino2 kerusakan lingkungan dan masyarakat.
Kata kunci: Tanggung jawab sosial, perusahaan,
Abstrak masyarakat, lingkungan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana peraturan tanggung PENDAHULUAN
jawab sosial perusahaan berdasarkan A. Latar Belakang Masalah
undang-undang yang berlaku dan bagaimana Undang-undang Penanaman Modal Nomor
pelaksanaan tanggung jawab sosial 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
perusahaan bagi masyarakat dan lingkungan adalah dapat menjawab setiap permasalahan
berdasarkan undang-undang. Dengan investor dan memberikan iklim investasi yang
menggunakan metode penelitian yuridis semakin baik. Kenyamanan dan ketertarikan
normatif, maka dapat disimpulkan: 1. investor asing terutama apabila terciptanya
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan sebuah kepastian hukum dan jaminan adanya
tindakan suka rela dari perusahaan sebagai keselamatan dan kenyamanan terhadap modal
upaya perusahaan meningkatkan kesejahteraan yang ditanamkan. Secara garis besar tujuan dari
rakyat. Meskipun CSR pada mulanya hanya dikeluarkannya Undang-undang Penanaman
merupakan gerakan moral atau etika dalam Modal tentunya disamping memberikan
berbisnis, namun komitmen berbagai kalangan kepastian hukum juga adanya transparansi dan
untuk mendorong penerapan CSR oleh tidak membeda-bedakan serta memberikan
kalangan dunia usaha terus menguat. Tanggung perlakuan yang sama kepada investor dalam
jawab sosial perusahaan atau Corporate Social dan luar negeri.
Responsibility hanya merupakan etika bisnis Dengan adanya kepastian hukum dan
yang tidak termuat dalam hukum tertulis di jaminan kenyamanan serta keamanan terhadap
Indonesia. Penerapan kewajiban tanggung investor, tentunya akan meningkatkan daya
jawab sosial perusahaan yang diatur dalam saing Indonesia di pasar global yang merosot
undang-undang nomor 25 Tahun 2007 tentang sejak terjadinya krisis moneter. Berkaitan
Penanaman Modal Pasal 15 huruf b dengan hal tersebut, penanaman modal harus
menyebutkan Setiap penanam modal menjadi bagian dari penyelenggaraan
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab perekonomian nasional dan ditempatkan
sosial perusahaan. Jika tidak dilakukan maka sebagai upaya untuk menigkatkan
dapat diberikan sanksi administrasi berupa pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan
peringatan tertulis, pembatasan kegiatan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan
usaha, pembekuan, hingga pencabutan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan
kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman kapasitas dan kemampuan teknologi nasional,
modal. 2. Penerapan Tanggung Jawab mendorong pembangunan ekonomi
Perusahaan bagi masyarakat dan Lingkungan kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan
Sekitar menjadi bagian yang tidak terpisahkan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian
dari bentuk kegiatan perusahaan. Beberapa yang berdaya saing.
kewajiban dari Tanggung JAwab Sosial Tujuan penyelenggaraan penanaman modal
Perusahaan tersebut tidak dilakukan oleh hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang
perusahaan dengan baik karena prinsip setiap yang menghambat iklim investasi dapat diatasi,
daerah penerima berbeda. Penerapan konsep antara lain melalui perbaikan koordinasi
yang tidak memperhatikan Tanggung Jawab antarinstansi Pemerintah Pusat dan Daerah,
penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian
1
hukum di bidang penanaman modal, biaya
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Muh. Hero
Soepeno, SH, MH; Kenny Wijaya, SH, MH; Oliij A. Kereh,
ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim
SH, MH usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan
100711259

122
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

faktor tersebut, diharapkan realisasi pendekatan hukum yakni dengan cara


penanaman modal akan membaik secara mengumpulkan bahan pustaka yang dinamakan
signifikan. Suasana yang diharapkan oleh dengan metode hukum Normatif atau
pembentuk UU PM, didasarkan pada semangat pengumpulan bahan hukum kepustakaan.
ingin menciptakan iklim penanaman modal
yang kondusif yang salah satu aturannya PEMBAHASAN
mengatur tentang kewajiban untuk A. Pengaturan Dasar Tanggung Jawab Sosial
menjalankan CSR.Bagi pelaku usaha (pemodal Perusahaan
baik dalam maupun asing) memiliki kewajiban Secara formal tentang Tanggung Jawab
untuk menyelenggarakan CSR baik dalam aspek Sosial Perusahaan diatur dalam Pasal 74
lingkungan, sosial maupun budaya. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Penerapan kewajiban CSR sebabagaimana Perseroan Terbatas sebagai berikut :
diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan
Penanaman Modal , Pasal 15 huruf b usahanya di bidang dan/atau berkaitan
menyebutkan “Setiap penanam modal dengan sumber daya alam wajib
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
sosial perusahaan”. Jika tidak dilakukan maka Lingkungan.
dapat diberikan sanksi administrasi berupa 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
peringatan tertulis, pembatasan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
usaha, pembekuan, hingga pencabutan merupakan kewajiban Perseroan yang
kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
modal (Pasal 34 ayat (1) UU No. 25 Tahun biaya Perseroan yang pelaksanaannya
2007). Sedangkan yang dimaksud “tanggung dilakukan dengan memperhatikan
jawab sosial perusahaan” adalah tanggung kepatutan dan kewajaran.
jawab yang melekat pada setiap perusahaan 3. Perseroan yang tidak melaksanakan
penanaman modal untuk tetap menciptakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan
dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya ketentuan peraturan perundang-undangan.
masyarakat setempat.3 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung
Untuk Indonesia, pelaksanaan CSR Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan
membutuhkan dukungan pemerintah daerah, Peraturan Pemerintah.
kepastian hukum, dan jaminan ketertiban Di dalam penjelasan resmi dengan Undang-
sosial.Maka dengan demikian perlu melakukan Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
tinjauan hukum terhadap tanggung jawab Perseroan Terbatas disebutkan bahwa ayat (1)
social perusahaan sebagai kewajiban hukum. Pasal 74 mengandung maksud:
1. Ketentuan ini bertujuan untuk tetap
B. Rumusan Masalah menciptakan hubungan Perseroan yang
1. Bagaimana peraturan tanggung jawab serasi, seimbang dan sesuai dengan
sosial perusahaan berdasarkan undang- lingkungan, nilai, norma dan budaya
undang yang berlaku? masyarakat setempat.
2. Bagaimana pelaksanaan tanggung jawab 2. Yang dimaksud dengan Perseroan yang
sosial perusahaan bagi masyarakat dan menjalankan kegiatan usahanya di bidang
lingkungan berdasarkan undang-undang? sumber daya alam adalah Perseroan yang
kegiatan usahanya mengelola dan
C. Metode Penelitian memanfaatkan sumber daya alam.
Penulisan skripsi ini ruang lingkup 3. Yang dimaksud dengan Perseroan yang
penulisannya adalah disiplin Ilmu Hukum, maka menjalankan kegiatan usahanya yang
penulisan ini merupakan bagian dari berkaitan dengan sumber daya alam adalah
Perseroan yang tidak mengelola dan tidak
memanfaatkan sumber daya alam, tetapi
3
Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

123
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

kegiatan usahanya berdampak pada fungsi ditingkatkan yaitu dengan peningkatan


kemampuan sumber daya alam. kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan
Sedangkan mengenai ayat (2) dan ayat (4) dan masalah etika.Masalah seperti perusakan
dianggap cukup jelas. Ayat (3) diberi penjelasan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap
sebagai berikut :Yang dimaksud dengan Dikenai karyawan, dan cacat produksi yang
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun
perundang-undangan adalah dikenai segala bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita
bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan utamasuratkabar.Peraturan pemerintah pada
perundang-undangan yang terkait. beberapa negara mengenailingkubngan hidup
Dari ketentuan Pasal 74 Undang-Undang dan permasalahan sosial semakin tegas, juga
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan standar dan hukum seringkali dibuat hingga
Terbatas beserta penjelasannya tersebut di atas melampaui batas kewenangan negara pembuat
dapat dimaknai bahwa : peraturan.Beberapa investor dan
1. Ketentuan tersebut “hanya” berlaku bagi perusahaammanajemen investasi telah mulai
bidang usaha yang bergerak, dan memperhatikan kebijakan CSR dari Surat
mempunyai hubungan dengan Sumber perusahaan dalam membuat keputusan
Daya Alam. Bagaimana dengan bidang investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal
usaha lain yang secara tidak langsung juga sebagai Investasi bertanggung jawab
mempunyai dampak negative kepada sosial(socially responsible investing).
lingkungan. Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi
2. Bagaimana strata usaha yang berada komunitas dapat diartikan sangat luas, namun
dalam UMKM yang jumlahnya banyak secara singkat dapat dimengerti sebagai
dengan dampak yang melebihi satu peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di
perusahaan yang berbentuk Perseroan dalam sebuah komunitas melalui berbagai
Terbatas?. upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi
Untuk itu perlu dilakukan hal-hal dan komunitas.CSR bukanlah sekedar kegiatan
sebagai berikut : amal, di mana CSR mengharuskan suatu
1. Melakukan sosialisasi membuat pedoman perusahaan dalam pengambilan keputusannya
yang lebih operasional, sehingga tidak agar dengan sungguh-sungguh
menimbulkan kesan yang secara hukum memperhitungkan akibat terhadap seluruh
menjadi diskriminatif. pemangku kepentingan (stakeholder)
2. Melakukan sosialisasi yang mendalam perusahaan, termasuk lingkungan hidup.Hal ini
kepada badan usaha sebagai pelaku usaha mengharuskan perusahaan untuk membuat
yang tidak termasuk dalam pengertian keseimbangan antara kepentingan beragam
Pasal 74 Undang-Undang Perseroan pemangku kepentingan eksternal dengan
Terbatas ikut serta secara sukarela menjaga kepentingan pemegang saham, yang
lingkungan usaha, lingkungan pelanggan merupakan salah satu pemangku kepentingan
dengan baik dan benar, mengingat jumlah internal.Begitupun dengan pemerintah tidak
mereka jauh lebih besar dengan jangkauan hanya mempermasalahkan kontrak bisnis
perusahaan yang jauh lebih luas. dengan perusahaan, sehingga setiap daerah
CSR berhubungan erat dengan harus memiliki salah satu kajian hukum
“pembangunan berkelanjutan”, di mana ada ekonomi sebagai bagian dari persoalan hukum
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam kontrak bisnis.4
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan Perusahaan tidak saja telah menjadi institusi
keputusannya tidak semata berdasarkan faktor ekonomi yang kian penting dan strategis, tetapi
keuangan, misalnya keuntungan atau deviden juga telah menjadi suatu kekuatan besar untuk
melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi perubahan sosial. Perusahaan telah menjadi
sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun alat yang dominan untuk
untuk jangka panjang.
Hal ini yang menjadi perhatian terbesar dari
4
peran perusahaan dalam masyarakat telah O. C Kaligis, Asas Kepatutan Dalam Arbitrase, Alumni,
Banding, 2009, Halaman280.

124
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

mentransformasikaniptek menjadi barang dan paksaan, melainkan tanggung jawab yang


jasa yang berdaya guna secara ekonomis dan didasari kaidah moral, komitmen sosial, dan
dalam perjalanan selanjutnya telah membuat etika bisnis yaitu suatu tuntutan mengenai
terjadinya suatu perubahan sosial yang sangat perilaku, sikap dan tindakan yang diakui,
luar biasa . sehubungan suatu jenis kegiatan usaha suatu
Pada saat yang bersamaan harapan perusahaan terkait penerapan tanggung jawab
masyarakat terhadap peran perusahaan kian sosial suatu perusahaan yang timbul dari dalam
meluas, lingkaran konsentrik tanggung jawab, perusahaan itu sendiri .Secara sederhana yang
yaitu (1) lingkaran dalam yang meliputi dimaksud dengan etika bisnis adalah suatu cara
tanggung jawab dasar, yakni fungsi ekonomi dalam melakukan kegiatan usaha dengan
berbasis efisiensi; (2) lingkaran tengah yang memperhatikan seluruh aspek yang berkaitan
mencakup tanggung jawab untuk dengan individu, perusahaan, industri dan juga
melaksanakan fungsi ekonomi dengan masyarakat. Kesemuanya ini merupakan suatu
kesadaran yang lebih dalam terhadap nilai-nilai kesatuan yang mencakup bagaimana kita
dan prioritas sosial yang dinamis, seperti upaya menjalankan usaha secara adil (fairness), sesuai
pelestarian lingkungan, memanusiakan tempat dengan hukum yang berlaku (legal) serta tidak
kerja, memperlakukan pelanggan sebaik tergantung pada kedudukani individu ataupun
mungkin; (3) lingkaran luar yang perusahaan di masyarakat.Etika bisnis dapat
menggambarkan tanggung jawab baru, yakni diartikan lebih luas dari ketentuan yang diatur
kepedulian yang lebih dalam terhadap oleh hukum, bahkan bisa merupakan standar
peningkatan kualitas lingkungan sosial, seperti yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
peduli terhadap pengangguran, kemiskinan, ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
dan penderitaan anggota masyarakat. seringkali kita temukan transaksi dan kegiatan
Corporate Social Responsibility, suatu paham yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
yang menyatakan bahwa perusahaan Tanggung jawab sosial dunia usaha
mempunyai kewajiban terhadap kelompok– dipengaruhi oleh berbagai kekuatan, yaitu
kelompok masyarakat selain dari para pemilik norma sosial dan budaya, hukum serta regulasi,
perusahaan dan di luar yang ditentukan oleh praktik dan budaya organisasi. Jadi, boleh
undang-undang. Walaupun bisnis tidak dapat dikatakan dia terbentuk karena dorongan
diharapkan 100 persen mengambil seluruh kemanfaatan, moralitas, dan keadilan.
tanggung jawab sosial yang begitu luas Fakta masyarakat ada realita kontradiktif,
permasalhannya, namun mereka tidak dapat dimana di satu pihak ada perusahaan besar
menutup mata terhadap perlunya perubahan yang aktivitas usahanya banyak diwarnai
sosial. Kerja sama yang aktif dengan intitusi dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada
pemerintah dalam berbagai level serta perusahaan besar yang berkinerja baik tanpa
dukungan dan partisipasi anggota masyarakat harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang
lewat LSM dan yang lainnya dalam mengatasi demikian diduga sangat dipengaruhi oleh
isu-isu dan realita masalah sosial di masyarakat derajat perilaku etis perusahaan, yang
merupakan suatu harapan umum dan bagian diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab
dari tanggung jawab bisnis masa kini dan yang sosial perusahaan.Perusahaan sebagai sebuah
akan datang. sistem, dalam keberlanjutan dan
Dalam perspektif usaha jangka panjang yang keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri.
harus lebih diperhatikan perusahaan adalah Perusahaan memerlukan kemitraan yang saling
kesadaran akan segudang tanggung jawab timbal balik dengan institusi lain. Perusahaan
sosial perusahaan sebagai kewajiban organisasi selain mengejar keuntungan ekonomi untuk
usaha dalam rangka untuk melindungi kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam
lingkungan dan memajukan masyarakat di untuk sumber daya olahannya dan stakeholders
mana organisasi dan pasar perusahaan berada lain untuk mencapai tujuannya. Dengan
.Tanggung jawab sosial dunia bisnis bukanlah menggunakan pendekatan tanggung jawab
bentuk tanggung jawab yang dipaksakan sosial perusahaan sebagai bagian dari pada
apalagi atas dasar tekanan, ancaman, atau etika berusaha , perusahaan tidak hanya

125
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga apakah akan menggunakan atau tidak akan
keuntungan secara sosial. Dengan demikian menggunakan produk tertentu. Semakin CSR
keberlangsungan usaha tersebut dapat dalam perusahaan diimplementasikan, semakin
berlangsung dengan baik dan secara tidak terwujud citra positif perusahaan di mata
langsung akan mencegah konflik yang masyarakat karena perusahaan berhasil
merugikan. melakukan kontribusi terhadap masyarakat
Manfaat adanya CSR melibatkan pihak-pihak demi memenuhi kebutuhan utama masyarakat,
yang berkepentingan baik pihak internal khususnya masyarakat yang berkekurangan dan
maupun eksternal yang terdiri atas perusahaan, yang membutuhkan hasil produk buatan
masyarakat, dan pemerintah.Bagi perusahaan, perusahaan tersebut. Tujuan lainCSRselain agar
manfaat adanya CSR adalah membangun citra dapat dipercaya oleh pelanggan adalah agar
positif perusahaan di mata masyarakat dan perusahaan lebih dapat memperhatikan hasil
pemerintah sehingga perusahaan dapat produk buatan perusahaan tersebut, serta
menunjukkan bentuk-bentuk tanggung jawab perusahaan harus memperhatikan keselamatan
sosial perusahaan yang diimplementasikan oleh dan keamanan konsumen ketika mereka
perusahaan tersebut.Bagi masyarakat, manfaat menggunakan produk tersebut karena
CSR adalah kepentingan masyarakat dapat perusahaan mempunyai rasa tanggung jawab
terakomodasi oleh perusahaan.Selain itu, sosial yang besar atas keselamatan dan
manfaat lainnya bagi masyarakat adalah keamanan pelanggan atau masyarakat.
memperat hubungan masyarakat dengan Ada beberapa macam strategi yang
perusahaan dalam situasi win-win digunakan oleh suatu perusahaan dalam
solution.ManfaatCSR bagi pemerintah adalah pengelolaan tanggung jawab sosial perusahaan
memiliki partner dalam menjalankan misi sosial yaitu terdiri atas:
dan misi pemerintah dalam hal tanggung jawab 1. Strategi reaktif, yaitu strategi di mana
sosial yang di masa depannya pemerintah juga kegiatan bisnis yang melakukan strategi
mempunyai peran ikut serta dalam reaktif dalam tanggung jawab sosial
mengakomodasi masyarakat dalam memenuhi cenderung menolak dan menghindarkan
kebutuhannya, terutama kebutuhan mutlak diri dari tanggung jawab sosialnya.
dan kebutuhan primer. 2. Strategi defensif, yaitu strategi yang
Tujuan adanya CSR adalah agar perusahaan dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan
dapat membagi kegiatan yang dilakukan sesuai dengaan penggunaan jalur hukum untuk
dengan norma-norma moral dan etika.Dengan mengindarkan diri atau menolak tanggung
perusahaan membagi kegiatan yang dilakukan jawab sosial.
sesuai dengan norma-norma moral dan etika, 3. Strategi akomodatif, yaitu tanggung jawab
perusahaan dapat menciptakan produk yang sosial yang dijalankan oleh perusahaan
mampu memenuhi kebutuhan para karena adanya tuntutan dari masyarakat
penggunanya. Selain agar perusahaan mampu dan lingkungan sekitarnya.
membagi kegiatan sesuai dengan norma moral 4. Strategi proaktif, yaitu strategi di mana
dan etika, CSR juga mempunyai tujuan agar perusahaan memandang bahwa tanggung
perusahaan dapat menyediakan informasi dan jawab sosial merupakan bagian dari
melakukan promosi yang jujur dan benar tanggung jawab untuk memuaskan
mengenai produk yang dihasilkan. Pada stakeholders, serta membangun citra positif
perusahaan manufaktur, CSR merupakan perusahaan bila stakholdersterpuaskan.
elemen yang sangat penting karena dengan Selanjutnya akan dibahas mengenai
adanya CSR, perusahaan memberikan bagaimana CSR dan implikasinya terhadap iklim
informasi mengenai komposisi, manfaat, penanaman modal di Indonesia. Penanaman
tanggal kadaluwarsa produk, kemungkinan efek modal dalam UUPM No. 25 Tahun 2007, Pasal
samping, cara penggunaan yang tepat, 1 angka 1 dinyatakan bahwa Penanaman modal
kuantitas, mutu, dan harga dalam kemasan adalah segala bentuk kegiatan menanam
produknya untuk memungkinkan konsumen modal, baik oleh penanam modal dalam negeri
dapat mengambil keputusan yang rasional maupun penanam modal asing untuk

126
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

melakukan usaha di wilayah negara Republik penanaman modal untuk tetap menciptakan
Indonesia. hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai
Kehadiran UUPM NO. 25 Tahun 2007 dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya
tentang Penanaman Modal diharapkan, mampu masyarakat setempat.5
memberikan angin segar kepada investor dan Semua perusahaan wajib melakukan
memberikan iklim investasi yang tanggung jawab sosial perusahaan bagi
menggairahkan. Kenyamanan dan ketertarikan masyarakat sekitar, terutama perusahaan yang
investor asing terutama apabila terciptanya memberikan dampak yang besar seperti
sebuah kepastian hukum dan jaminan adanya perusahaa tambang, sejalan dengan hal
keselamatan dan kenyamanan terhadap modal tersebut diatas, maka dalam arahan Investasi
yang ditanamkan. Secara garis besar tujuan telah ditetapkan arah dan kebijaksanaan bidang
dari dikeluarkannya UU PM tentunya usaha pertambangan yang diarahkan pada
disamping memberikan kepastian hukum juga pemanfaatan sebesar-besarnya kesejahteraan
adanya transparansi dan tidak membeda- rakyat.6
bedakan serta memberikan perlakuan yang Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman
sama kepada investor dalam dan luar negeri. Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud
Dengan adanya kepastian hukum dan dengan “tanggung jawab sosial perusahaan”
jaminan kenyamanan serta keamanan terhadap adalah tanggung jawab yang melekat pada
investor, tentunya akan meningkatkan daya setiap perusahaan penanaman modal untuk
saing Indonesia di pasar global yang merosot tetap menciptakan hubungan yang serasi,
sejak terjadinya krisis moneter. Berkaitan seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
dengan hal tersebut, penanaman modal harus norma, dan budaya masyarakat setempat
menjadi bagian dari penyelenggaraan “.7Pasal 1 angka 3 UUPT , tangung jawab sosial
perekonomian nasional dan ditempatkan dan lingkungan adalah komitmen perseroan
sebagai upaya untuk menigkatkan untuk berperan serta dalam pembangunan
pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
lapangan kerja, meningkatkan pembangunan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
ekonomi berkelanjutan, meningkatkan bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, komunitas setempat maupun masyarakat pada
mendorong pembangunan ekonomi umumnya.
kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan Dari pengertian-pengertian CSR tampak
masyarakat dalam suatu sistem perekonomian belum adanya keseragaman ataupun
yang berdaya saing. persamaan persepsi dan pandangan mengenai
CSR. Terlihat dari ketentuan dalam UUPM dan
B. Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial UUPT, melihat tanggung jawab sosial pada titik
Perusahaan bagi Masayarakat dan pandang yang berbeda. UUPM lebih
Lingkungan Sekitar menekankan CSR sebagai upaya perusahaan
Penerapan kewajiban CSR sebabagaimana untuk menciptakan harmonisasi dengan
diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang lingkungan di mana ia beroperasi. Sedangkan
Penanaman Modal , Pasal 15 huruf b UUPT justru mencoba memisahkan antara
menyebutkan “Setiap penanam modal tanggung jawab sosial dengan tanggung jawab
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab lingkungan.UUPM bertolak dari konsep
sosial perusahaan”. Jika tidak dilakukan maka tanggung jawab perusahaan pada aspek
dapat diberikan sanksi administrasi berupa ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom
peringatan tertulis, pembatasan kegiatan line). Namun demikian keduanya mempunyai
usaha, pembekuan, hingga pencabutan tujuan yang sama mengarah pada CSR sebagai
kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman
5
modal (Pasal 34 ayat (1) UU No. 25 Tahun Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang No. 25
2007). Sedangkan yang dimaksud “tanggung Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
6
jawab sosial perusahaan” adalah tanggung AminuddinIlmar, Hukum Penanaman Modal, Kencana,
jawab yang melekat pada setiap perusahaan Jakarta, 2007, Halaman 114.
7
Penjelasan Pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal.

127
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

sebuah komitmen perusahaan terhadap berdampak negatif pada pihak-pihak tertentu


pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam dalam masyarakat. Sedangkan secara positif hal
upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan ini mengandung makna bahwa perusahaan
lingkungan. harus menjalankan kegiatannya sedemikian
Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas rupa, sehingga dapat mewujudkan masyarakat
maka CSR merupakan komitmen perusahaan yang lebih baik dan sejahtera. Kondisi
terhadap kepentingan pada stakeholders dalam Indonesia masih menghendaki adanya CSR
arti luas dari sekedar kepentingan perusahaan sebagai suatu kewajiban hukum. Kesadarna
belaka. Dengan kata lain, meskipun secara akan adanya CSR masih rendah, kondisinya
moral adalah baik bahwa perusahaan maupun yang terjadi adalah belum adanya kesadaran
penanam modal mengejar keuntungan, bukan moral yang cukup dan bahkan seringkali terjadi
berarti perusahaan ataupun penanam modal suatu yang diatur saja masih ditabrak, apalagi
dibenarkan mencapai keuntungan dengan kalau tidak diatur. Karena ketaatan orang
mengorbankan kepentingan-kepentngan pihak terhadap hukum masih sangat rendah. CSR
lain yang terkait. lahir dari desakan masyarakat atas perilaku
Konteks tanggung jawab social (CSR) dalam perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab
hal ini ada kewajiban bertanggung jawab atas sosial, seperti : perusakan lingkungan,
perintah undang-undang, dan memperbaiki eksploitasi sumber daya alam, pajak, dan
atau sebaliknya memberi ganti rugi atas menindas buruh. Lalu, kebanyakan perusahaan
kerusakan apa pun yang telah ditimbulkan. juga cenderung membuat jarak dengan
Tanggung jawab social berada pada ranah masyarakat sekitar.
moral, sehingga posisinya tidak sama dengan
hokum. Moral dalam tanggung ajwab social PENUTUP
lebih mengarah pada tindakan lahiriah yang A. Kesimpulan
didasarkan sepenuhnya dari sikap batiniha, 1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
sikap inilah yang dikenal dengan moralitas yaitu merupakan tindakan suka rela dari
sikap dan perbuatan baik yang betul-betul perusahaan sebagai upaya perusahaan
tanpa pamrih.Sedangkan tanggung jawab meningkatkan kesejahteraan rakyat.
hokum lebih menekankan pada ksesuaian sikap Meskipun CSR pada mulanya hanya
lahiriah dengan aturan, meskipun tindakan merupakan gerakan moral atau etika dalam
tersbeut secara obyektif tidak salah, barangkali berbisnis, namun komitmen berbagai
baik dan sesuai dengan pandanan moral, kalangan untuk mendorong penerapan CSR
hukum, dan nilai-nilai budaya oleh kalangan dunia usaha terus menguat.
masyarakat.Namun demikian kesesuaian saja Di Indonesia perkembangan CSR juga
tidak dapat dijadikan dasar untuk menarik dituntut oleh semua pihak untuk terus
suatu kesimpulan karena tidak tahu motivasi menunjukkan aksinya, dan sebagai salah
atau maksud yang mendasarinya. satu pendorong perkembangan CSR di
Bila dikaitkan dengan teori tanggung jawab Indonesia adalah ; Pergeseran paradigma
sosial dengan aktivitas perusahaan, maka dapat dunia usaha yang tidak hanya semata-mata
dikatakan bahwa tanggung jawab sosial lebih untuk mencari keuntungan saja, melainkan
menekankan pada kepedulian perusahaan juga bersikap etis dan berperan dalam
terhadap kepentingan stakeholdersdalam arti penciptaan investasi sosial. Sebelum
luas dari pada kepedulian perusahaan terhadap lahirnya Undang-undang Penanaman
kepentingan perusahaan belaka. Dengan Modal dan Undang-undang Perseroan
demikian konsep tanggung jawab sosial lebih Terbatas yang baru, tanggung jawab sosial
menekankan pada tanggung jawab perusahaan perusahaan atau Corporate Social
atas tindakan dan kegiatan usahanya yang Responsibility hanya merupakan etika
berdampak pada orang-orang tertentu, bisnis yang tidak termuat dalam hukum
masyarakat dan lingkungan di mana tertulis di Indonesia. Penerapan kewajiban
perusahaan- perusahaan melakukan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang
usahanya sedemikian rupa, sehingga tidak diatur dalam undang-undang nomor 25

128
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian


Pasal 15 huruf b menyebutkan Setiap Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
penanam modal berkewajiban 2009.
melaksanakan tanggung jawab sosial Ferry Suranta, Penggunaan Lahan Hak Ulayat
perusahaan. Jika tidak dilakukan maka Dalam Investasi Sumber Daya Alam
dapat diberikan sanksi administrasi berupa Pertambangan di Indonesia, Gramata
peringatan tertulis, pembatasan kegiatan Publishing, Jakarta, 2012.
usaha, pembekuan, hingga pencabutan Otje Salman, Filsafat Hukum Perkembangan
kegiatan usaha dan/atau fasilitas dan Dinamika Masalah, RefikaAditama,
penanaman modal. Bandung, 2010.
2. Penerapan Tanggung Jawab Perusahaan O. C Kaligis, Asas Kepatutan Dalam Arbitrase,
bagi masyarakat dan Lingkungan Sekitar Alumni, Banding, 2009.
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Salim, Hukum Investasi di Indonesia, Rajawali
bentuk kegiatan perusahaan. Beberapa Pers, Jakarta, 2008.
kewajiban dari Tanggung JAwab Sosial Supriadi, Hukum Kehutanan dan Hukum
Perusahaan tersebut tidak dilakukan oleh Perkebunan di Indonesia, Sinar Grafika,
perusahaan dengan baik karena prinsip Jakarta, 2010.
setiap daerah penerima berbeda. Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta,
Penerapan konsep yang tidak Jakarta, 2012.
memperhatikan Tanggung Jawab Sosial Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40
Perusahaan secara berkelanjutan dalam Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25
alam yang tidak bijaksana akan berakibat Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
kerusakan lingkungan dan masyarakat. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 53/PUU-
VI/2008
B. Saran www2.gtz. de/social-standards/ english/
1. Dalam upaya menciptakan tanggung jawab glossary.htm.
sosial perusahaan yang berjalan sesuai
aturan maka perlu adanya aturan di setiap
daerah yang secara jelas dan
tegasmengaturnya, sehingga setiap
kegiatan perusahaan yang akan dimulai
maupun yang telah berjalan harus
melakukan tanggung jawab sosial
perusahaan sebagaimana mestinya sesuai
dengan peraturan yang ada.
2. Perlu adanya saksi yang tegas dalam
menyikapi persoalan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Oleh Undang-undang
yang berlaku sehingga dalam upaya
menciptakan tujuan Negara yaitu
kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
Perlu adanya sosialisasi terkait dengan
aturan bahwa Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan merupakan kewajiban setiap
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam, Politik Hukum, PTIK, Jakarta, 2011.
AminuddinIlmar, Hukum Penananam Modal di
Indonesia, Kencana, Jakarta, 2007.

129

Anda mungkin juga menyukai