10/Nov/2015
122
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015
123
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015
124
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015
125
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015
mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga apakah akan menggunakan atau tidak akan
keuntungan secara sosial. Dengan demikian menggunakan produk tertentu. Semakin CSR
keberlangsungan usaha tersebut dapat dalam perusahaan diimplementasikan, semakin
berlangsung dengan baik dan secara tidak terwujud citra positif perusahaan di mata
langsung akan mencegah konflik yang masyarakat karena perusahaan berhasil
merugikan. melakukan kontribusi terhadap masyarakat
Manfaat adanya CSR melibatkan pihak-pihak demi memenuhi kebutuhan utama masyarakat,
yang berkepentingan baik pihak internal khususnya masyarakat yang berkekurangan dan
maupun eksternal yang terdiri atas perusahaan, yang membutuhkan hasil produk buatan
masyarakat, dan pemerintah.Bagi perusahaan, perusahaan tersebut. Tujuan lainCSRselain agar
manfaat adanya CSR adalah membangun citra dapat dipercaya oleh pelanggan adalah agar
positif perusahaan di mata masyarakat dan perusahaan lebih dapat memperhatikan hasil
pemerintah sehingga perusahaan dapat produk buatan perusahaan tersebut, serta
menunjukkan bentuk-bentuk tanggung jawab perusahaan harus memperhatikan keselamatan
sosial perusahaan yang diimplementasikan oleh dan keamanan konsumen ketika mereka
perusahaan tersebut.Bagi masyarakat, manfaat menggunakan produk tersebut karena
CSR adalah kepentingan masyarakat dapat perusahaan mempunyai rasa tanggung jawab
terakomodasi oleh perusahaan.Selain itu, sosial yang besar atas keselamatan dan
manfaat lainnya bagi masyarakat adalah keamanan pelanggan atau masyarakat.
memperat hubungan masyarakat dengan Ada beberapa macam strategi yang
perusahaan dalam situasi win-win digunakan oleh suatu perusahaan dalam
solution.ManfaatCSR bagi pemerintah adalah pengelolaan tanggung jawab sosial perusahaan
memiliki partner dalam menjalankan misi sosial yaitu terdiri atas:
dan misi pemerintah dalam hal tanggung jawab 1. Strategi reaktif, yaitu strategi di mana
sosial yang di masa depannya pemerintah juga kegiatan bisnis yang melakukan strategi
mempunyai peran ikut serta dalam reaktif dalam tanggung jawab sosial
mengakomodasi masyarakat dalam memenuhi cenderung menolak dan menghindarkan
kebutuhannya, terutama kebutuhan mutlak diri dari tanggung jawab sosialnya.
dan kebutuhan primer. 2. Strategi defensif, yaitu strategi yang
Tujuan adanya CSR adalah agar perusahaan dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan
dapat membagi kegiatan yang dilakukan sesuai dengaan penggunaan jalur hukum untuk
dengan norma-norma moral dan etika.Dengan mengindarkan diri atau menolak tanggung
perusahaan membagi kegiatan yang dilakukan jawab sosial.
sesuai dengan norma-norma moral dan etika, 3. Strategi akomodatif, yaitu tanggung jawab
perusahaan dapat menciptakan produk yang sosial yang dijalankan oleh perusahaan
mampu memenuhi kebutuhan para karena adanya tuntutan dari masyarakat
penggunanya. Selain agar perusahaan mampu dan lingkungan sekitarnya.
membagi kegiatan sesuai dengan norma moral 4. Strategi proaktif, yaitu strategi di mana
dan etika, CSR juga mempunyai tujuan agar perusahaan memandang bahwa tanggung
perusahaan dapat menyediakan informasi dan jawab sosial merupakan bagian dari
melakukan promosi yang jujur dan benar tanggung jawab untuk memuaskan
mengenai produk yang dihasilkan. Pada stakeholders, serta membangun citra positif
perusahaan manufaktur, CSR merupakan perusahaan bila stakholdersterpuaskan.
elemen yang sangat penting karena dengan Selanjutnya akan dibahas mengenai
adanya CSR, perusahaan memberikan bagaimana CSR dan implikasinya terhadap iklim
informasi mengenai komposisi, manfaat, penanaman modal di Indonesia. Penanaman
tanggal kadaluwarsa produk, kemungkinan efek modal dalam UUPM No. 25 Tahun 2007, Pasal
samping, cara penggunaan yang tepat, 1 angka 1 dinyatakan bahwa Penanaman modal
kuantitas, mutu, dan harga dalam kemasan adalah segala bentuk kegiatan menanam
produknya untuk memungkinkan konsumen modal, baik oleh penanam modal dalam negeri
dapat mengambil keputusan yang rasional maupun penanam modal asing untuk
126
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015
melakukan usaha di wilayah negara Republik penanaman modal untuk tetap menciptakan
Indonesia. hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai
Kehadiran UUPM NO. 25 Tahun 2007 dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya
tentang Penanaman Modal diharapkan, mampu masyarakat setempat.5
memberikan angin segar kepada investor dan Semua perusahaan wajib melakukan
memberikan iklim investasi yang tanggung jawab sosial perusahaan bagi
menggairahkan. Kenyamanan dan ketertarikan masyarakat sekitar, terutama perusahaan yang
investor asing terutama apabila terciptanya memberikan dampak yang besar seperti
sebuah kepastian hukum dan jaminan adanya perusahaa tambang, sejalan dengan hal
keselamatan dan kenyamanan terhadap modal tersebut diatas, maka dalam arahan Investasi
yang ditanamkan. Secara garis besar tujuan telah ditetapkan arah dan kebijaksanaan bidang
dari dikeluarkannya UU PM tentunya usaha pertambangan yang diarahkan pada
disamping memberikan kepastian hukum juga pemanfaatan sebesar-besarnya kesejahteraan
adanya transparansi dan tidak membeda- rakyat.6
bedakan serta memberikan perlakuan yang Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman
sama kepada investor dalam dan luar negeri. Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud
Dengan adanya kepastian hukum dan dengan “tanggung jawab sosial perusahaan”
jaminan kenyamanan serta keamanan terhadap adalah tanggung jawab yang melekat pada
investor, tentunya akan meningkatkan daya setiap perusahaan penanaman modal untuk
saing Indonesia di pasar global yang merosot tetap menciptakan hubungan yang serasi,
sejak terjadinya krisis moneter. Berkaitan seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
dengan hal tersebut, penanaman modal harus norma, dan budaya masyarakat setempat
menjadi bagian dari penyelenggaraan “.7Pasal 1 angka 3 UUPT , tangung jawab sosial
perekonomian nasional dan ditempatkan dan lingkungan adalah komitmen perseroan
sebagai upaya untuk menigkatkan untuk berperan serta dalam pembangunan
pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
lapangan kerja, meningkatkan pembangunan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
ekonomi berkelanjutan, meningkatkan bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, komunitas setempat maupun masyarakat pada
mendorong pembangunan ekonomi umumnya.
kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan Dari pengertian-pengertian CSR tampak
masyarakat dalam suatu sistem perekonomian belum adanya keseragaman ataupun
yang berdaya saing. persamaan persepsi dan pandangan mengenai
CSR. Terlihat dari ketentuan dalam UUPM dan
B. Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial UUPT, melihat tanggung jawab sosial pada titik
Perusahaan bagi Masayarakat dan pandang yang berbeda. UUPM lebih
Lingkungan Sekitar menekankan CSR sebagai upaya perusahaan
Penerapan kewajiban CSR sebabagaimana untuk menciptakan harmonisasi dengan
diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang lingkungan di mana ia beroperasi. Sedangkan
Penanaman Modal , Pasal 15 huruf b UUPT justru mencoba memisahkan antara
menyebutkan “Setiap penanam modal tanggung jawab sosial dengan tanggung jawab
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab lingkungan.UUPM bertolak dari konsep
sosial perusahaan”. Jika tidak dilakukan maka tanggung jawab perusahaan pada aspek
dapat diberikan sanksi administrasi berupa ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom
peringatan tertulis, pembatasan kegiatan line). Namun demikian keduanya mempunyai
usaha, pembekuan, hingga pencabutan tujuan yang sama mengarah pada CSR sebagai
kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman
5
modal (Pasal 34 ayat (1) UU No. 25 Tahun Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang No. 25
2007). Sedangkan yang dimaksud “tanggung Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
6
jawab sosial perusahaan” adalah tanggung AminuddinIlmar, Hukum Penanaman Modal, Kencana,
jawab yang melekat pada setiap perusahaan Jakarta, 2007, Halaman 114.
7
Penjelasan Pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal.
127
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015
128
Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam, Politik Hukum, PTIK, Jakarta, 2011.
AminuddinIlmar, Hukum Penananam Modal di
Indonesia, Kencana, Jakarta, 2007.
129