Anda di halaman 1dari 21

SEMINAR PROPOSAL

POLITIK ANGGARAN KOTA PEMATANG SIANTAR SETELAH


PEMAKZULAN
TAHUN 2023

Noctaven Michael Symoon Sianturi (200906061)

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

Dr. Faisal Andri Mahrawa, S.IP., M.Si. Saipul Bahri, S.IP., M.Sos
Latar Belakang

Politik anggaran merupakan bagian dari pelaksanaan tata kelola keuangan yang terdapat
dalam Pasal 3 UU No.17 Thn 2003 yang menjelaskan sebagai berikut. Keuangan Negara
dikelola secara tertib, taat pada perundang-undangan efisien, ekonomis, efektif, transparan
dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. Ketentuan
perundang-undangan tersebut secara limitatif telah meletakan siklus pengelolan keuangan
negara/daerah yang dimulai dari Perencanaan, Pembahasan, Pengesahan, Penatausahaan,
Pengawasan dan Pertanggungjawaban. Dalam penyusunan anggaran daearah terdapat proses
politik di dalamnya. Proses politik yang terjadi dalam penyusunan anggaran dapat terjadi
baik secara vertikal dan horizontal.
Latar Belakang
Di era demokrasi saat ini, sering terjadi konflik di antara lembaga. Konflik ini terjadi karena
peran penting masing-masing lembaga dalam menjalankan fungsinya. Adanya pemakzulan
eksekutif dari legislatif merupakan salah satu konflik yang terjadi. Pemakzulan merupakan
konsep yang di anut karena adanya seorang pemimpin yang sudah tidak sejalan dengan UUD
dan wewenangnya sebagai seorang pemimpin. Pemakzulan di Indonesia pernah terjadi kepada
seorang presiden yakni Soekarno dan Gus dur.
Latar Belakang
Pemakzulan di kota pematang siantar telah dilakukan setidaknya dua kali dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir. Pemakzulan di lemparkan oleh DPRD kota pematang siantar
pertama kali terjadi pada tahun 2020 kepada wali kota pematang siantar Hefriansyah
Noor. Tahun 2023, DPRD kota pematang siantar Kembali lagi melakukan pemakzulan
kepada walikotanya Kembali dr. Susanti Dewayani. Pelemparan pemakzulan terjadi pada
20 Maret tahun 2023 pada rapat paripurna.

Namun hal unik pada pelemparan tahun 2023 kali ini ialah adanya kenaikan APBD pada
2023, dimana hal ini bisa saja terjadi karena mengingat Kembali terjadi nya kasus
pemakzulan dengan alokasi anggaran yang dipakai pada tahun 2020 namun malah
membuat rugi, tapi kali ini APBD sudah ditetapkan dengan adanya kenaikan dari tahun
sebelumnya. Pada penelitian ini akan membahas bagaimana pengalokasian anggaran
terkait adanya pemakzulan di kota pematang siantar Tahun 2023 dengan APBD yang
sudah ditentukan tersebut.
Rumusan Masalah

• Bagaimana Relevansi Kenaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


Tahun 2023 setelah terjadinya pemakzulan pada tahun 2020?

• Bagaimana Pengambilan Alokasi dana Ketika terjadinya pelemparan


Pemakzulan oleh DPRD kepada Walikota Pematang Siantar tahun 2023?
Batasan Masalah

Adapun Batasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana relevansi kenaikan
anggaran APBD tahun 2023 setelah terjadinya pemakzulan pada tahun 2020, serta
bagaimana pengambilan alokasi dana Ketika terjadinya pelemparan pemakzulan oleh
DPRD kepada Walikota Pematang Siantar.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa relevanasi kenaikan angagran APBD Tahun 2023 setelah terjadi
pemakzulan tahun 2020.
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengambilan Alokasi dana Ketika terjadinya pelemparan
Pemakzulan oleh DPRD kepada Walikota Pematang Siantar.
Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis, Secara teoritis diharapkan akan memberikan gambaran terkait


mengenai probabilitas dalam pelemparan pemakzulan yang secara tidak langsung
dapat berhubungan dengan kenaikan APBD, sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kerugian dalam pengalokasian dana APBD yang telah di tetapkan.

2. Manfaat Praktis, Secara praktis penelitian ini diharapkan bagi DPRD agar lebih
kompeten dalam melakukan pemakzulan dengan mencari detail permasalahan agar
tidak terjadi pemborosan anggaran di masa yang akan datang.
Studi Terdahulu

Analisis Konflik Antara Kepala Daerah Dengan Dewan Perwakilan Rakyat


Daerah (DPRD) DKI Dalam Penetapan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) Tahun 2015.

Penetilian ini memaparkan bahwa, DPRD DKI dan juga Kepala daerah
mengalami konflik tentang tidak adanya transparansi dana Anggaran Pendaptan
Belanja Daerah (APBD), sehingga membuat satu sama lain saling
menyalahkan. Tindakan ini menjadi serius karena setelah peneliti menuliskan
adanya sindikat korupsi yang dilakukan pada kelompok kelompok tertentu
serta individu dengan memanfaatkan wewenang yang ada untuk memperkaya
masing masing. Kemudian pemerintah pusat membuat tim penelitian untuk
menyelidiki kasus ini agar permasalahan konflik tersebut dapat terselesaikan
antara DPRD DKI dengan Kepala Daerah pada penetapan APBD Tahun 2015.
Kewenangan Impeachment Oleh DPRD Terhadap Kepala Daerah.

Penelitian ini memaparkan bahwa, kewenangan impeachment terhadap Kepala


Daerah ada pada DPRD yang merupakan hak dari perwakilan rakyat. Hal ini
tertuang pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 menyatakan bahwa
rakyat daerah bersama dengan komite nasional daerah menjadi badan perwakilan
yang merupakan cikal bakal DPRD. Dengan berlandaskan UU yang jelas, DPRD
juga harus mencari cacat dari kepala daerah dalam melakukan impeachment
sehingga dapat memperkuat alasan impeachment baik dari UU yang berlaku serta
kinerja lapangan yang dilakukan Kepala Daerah. Penelitian ini menggunakan
medote analisis dengan menggabung kan sumber skunder dan menjelaskan
dengan detail dari setiap sumber yang diterima.
Disharmonisasi Relasi Antara Kepala Daerah DAN DPRD Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Periode 2016- 2021 di Kabupaten
Jember Provinsi Jawa Timur.

Penelitian ini memaparkan bahwa relasi yang buruk antara Bupati Jember periode
2016-2021 dengan DPRD Kabupaten Jember berdampak pada munculnya imbas yang
dirasakan oleh masyarakat Jember secara menyeluruh dan mempengaruhi kualitas
penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Jember. Dalam pembahasan kebijakan
anggaran, ditemukan tiga pola interaksi antara legislatif dan eksekutif, yaitu dominasi,
akomodasi, dan kompromi. Namun, dominasi menjadi pola interaksi yang dominan
dalam pembahasan kebijakan anggaran. Penelitian ini memiliki kebaruan ilmiah
karena menggabungkan kajian mengenai etika politik dengan relasi antara Kepala
Daerah dan DPRD yang masih minim dikaji, terutama terkait fenomena
disharmonisasi relasi antar keduanya.
Kerangka Teori dan Konsep
Politik Anggaran

Anggaran merupakan instrumen kebijakan yang dimiliki oleh Pemerintah untuk


menggambarkan pernyataan komprehensif tentang prioritas negara. Anggaran juga
mempunyai pengertian sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial. Jadi,
anggaran jelas menjelaskan apa yang pemerintah lakukan dengan memberikan
sumber daya yang terbatas, menyiratkan pilihan di antara berbagai macam
pengeluaran yang mungkin untuk melaksanakan program yang dibiayai pemerintah,
menyiratkan keseimbangan, dan membutuhkan proses pengambilan keputusan yang
berbeda. Penganggaran adalah tahap yang sangat penting karena anggaran yang tidak
efektif dan tidak berfokus pada kinerja dapat menggagalkan perencanaan yang telah
dibuat. Oleh karena itu, mereka yang membuat kebijakan anggaran harus memahami
bahwa tujuan penganggaran adalah untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat
dan berdasarkan kinerja
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Dalam Prespektif
Politik Anggaran

APBD merupakan bentuk dari politik anggaran untuk merumuskan,


menetapkan, hingga menjalankan program kerja yang telah di tentukan
kemudian mengevaluasi hasil program kerja tersebut. APBD dalam perspektif
politik anggaran pada kajian ini adalah pengalokasian sumber daya terbatas
dalam membiayai program kerja yang telah disusun dalam satu tahun periode
anggaran dengan melihat peran dan pola perilaku aktor yang terlibat dalam
proses penyusunan anggaran daerah sehingga dapat membentuk jaringan dan
menyusun strategi dalam memasukan kepentingannya terhadap APBD.
Politik Kelembagaan / Institusi Politik

Kelembagaan atau Institusi di butuhkan dalam menjalankan sebuah pemeritnahan.


Institusi yang bersifat politik membuat sebuah Lembaga Bergerak sesuai dengan dasar
dan tujuan yang jelas. Institusi politik adalah organisasi formal dengan tujuan politik
yang memiliki identitas hukum, hak istimewa (kapasitas), dan tugas (batasan) di bawah
hukum. Institusi politik terbentuk untuk tujuan tertentu atau berkembang dari sebuah
respons terhadap suatu kebutuhan, terlepas dari niat sadar orang-orang yang terlibat.
Tujuan dari institusi politik adalah menyediakan kerangka di mana keputusan dibuat,
masalah dibentuk, dan diselesaikan. Dampak keberadaan dari institusi politik adalah
membentuk norma norma perilaku, harapan, mempromosikan stabilitas, dan
memungkinkan komitmen jangka panjang. Bentuk institusi politik dapat bersifat formal
(misalnya, hukum, aturan, dan hierarki) atau informal (misalnya, agama, kebudayaan
tertentu).
Konflik Politik

Konflik politik merupakan salah satu bentuk konflik sosial, dimana keduanya memiliki ciri-
ciri mirip, hanya yang membedakan konflik sosial dan politik adalah kata politik yang
membawa konotasi tertentu bagi sitilah konflik politik, yakni mempunyai keterkaitan
dengan negara/ pemerintah, para pejabat politik/pemerintahan, dan kebijakan. Konflik
terjadi bukan hanya dengan masyarakat kepada pemerintahan (secara vertikal), namun juga
terjadi antar pemerintahan (horizontal). Konflik yang terjadi merupakan salah satu kegiatan
politik yang terjadi akibat adanya perselisihan dan kepentingan antar individu maupun
kelompok.
Metode Penelitian

Metode Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Creswell (1998) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia. Fokus dari penelitian kualitatif ini adalah untuk mendapatkan
pemahaman tentang kondisi konteks melalui penjelasan menyeluruh dan mendalam tentang
kondisi dalam politik anggaran di instasi Pemerintahan. Fakta yang dikumpulkan dan
ditulis dalam laporan penelitian kualitatif dapat berupa kata-kata tertulis atau secara lisan
melalui wawancara object yang diteliti. Ini akan sesuai dengan penelitian yang akan saya
lakukan yang akan mengangkat tentang Politik Anggaran Kota Pematang Siantar Setelah
Pemakzulan 2023.
Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini
Peneliti harus menjelaskan subjek, fenomena, atau lingkungan sosial yang akan ditulis.
Artinya adalah data dan fakta yang dikumpulkan dalam bentuk kata atau gambar
daripada angka. Untuk mendukung apa yang ditulis dalam laporan penelitian kualitatif,
harus membuat kutipan dari data (fakta) yang ditemukan di lapangan.
Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kota Pematang Siantar Sumatera Utara.
Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Pematang Siantar yang beralamat di jalan Jl. H. Adam Malik No.1, Proklamasi, Kec.
Siantar Bar., Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian kualitatif ini ialah,
pengumpulan data dengan cara Observasi serta Wawancara sebagai data primer, dan
dokumentasi sebagai data sekunder dalam mendukung penelitian ini. Wawancara
merupakan komunikasi ataupun interaksi dalam pengambilan data serta
pengumpulan informasi dengan cara bertanya jawab dengan informan kepada
peneliti.
Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses memeriksa atau menyususun sacara sistematis data yang diperoleh
dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses ini akan melakukan pemilihan yang
penting dan yang tidak penting. Dalam penelitian kualitatif deskriptif Teknik analisis data
yang digunakan sesuai dengan yang di kemukakan Milles dan Huberman, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan yang terakhir penarikan kesimpulan. Penjelasan tahapan sebagai berikut:

• Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, penyerderhanaan informasi data kasar yang di peroleh
melalui wawancara dan observasi di lapangan agar mendapatkan kesimpulan. Proses ini akan
dilakukan terus menerus selama penelitian berlangsung.
• Penyajian Data
Bentuk penyajian data kualitatif dalam penelitian ini berupa teks naratif berbentuk
catatancatatan tertulis. Penyajian data berbentuk sekumpulan informasi akan memberi
kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.
• Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah tahap terkahir dalam analisis data dengan mendapatkan
kesimpulan sesuai dengan Langkah-Langkah pengumpumpulan data, penyususnan data secara
terstruktur dan melakukan penarikan kesimpulan untuk bisa menjawab hasil penelitian.
Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis menjabarkan tulisannya ke dalam 4 bab, yaitu sebagai berikut:

• BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan yang terdiri dari sub-sub bab, yaitu latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori maupun konsep, dan metodologi penelitian serta
sistematika penelitian.

• BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN


Bab ini berisikan gambaran lokasi penelitian sebagai sumber penelitian studi analisis yaitu Politik Anggaran Kota
Pematang Siantar Setelah Pemakzulan 2023.

• BAB III POLITIK ANGGARAN KOTA PEMATANG SIANTAR SETELAH PEMAKZULAN 2023.
Bab ini membahas mengenai bagaimana Relevansi Kenaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun
2023 setelah terjadinya pemakzulan pada tahun 2020.

• BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian sebagai hasil dari skripsi penelitian yang telah di bahas.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai