Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ANALISIS KASUS AKTUAL PANCASILA


“ELEGI LEM AIBON : APBD DKI JAKARTA

YANG MENCAPAI 82 MILIAR”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Disusun Oleh:

Pinki Lemitasari (M0216067)

Siti Fatimah Azzahro (M0216077)

Hegar Gigih Febrian (M0217040)

Pregia Anugratama (M0217057)

Silmi Machmudah (M0217070)

Khonsa Azmi Afifah (M0218042)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
BAB 1

URAIAN KASUS

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2020 Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta mendapat sorotan setelah terungkapnya sejumlah anggaran yang janggal.
Diantaranya adalah anggaran pembelian lem aibon yang mencapai Rp 82,8 miliar dan pulpen
seharga Rp 123 miliar dalam APBD DKI. Temuan tersebut itu diungkap oleh Anggota DPRD
DKI Fraksi Partai Solidaritas Indonesia, William Aditya Sarana. Dia mengatakan bahwa masih
banyak temuan aneh lainnya, anggarannya besar tapi tak bisa diterima akal sehat publik

Dalam cuitannya itu dia juga menyertakan langsung tautan link APBD DKI, serta foto
rincian detail anggaran lem Aibon dari Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Jakarta Barat
untuk kegiatan Biaya Operasional Pendidikan Sekolah Dasar Negeri. Dari foto yang diunggah
William itu, terlihat anggaran lem Aibon diusulkan untuk 37.500 orang dalam kurun waktu 12
bulan dengan harga Rp 184.000. Dinas Pendidikan (Disdik) DKI sebelumnya sudah merespons
terkait anggaran Rp 82 miliar untuk pengadaan lem Aibon di SD di Jakarta Barat. Disdik
menduga ada kesalahan ketik saat menginput anggaran ke situs ABPD DKI.

Sementara itu, Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan munculnya sejumlah
anggaran aneh itu lantaran sistem e-budgeting yang digunakan DKI Jakarta belum cerdas. Beliau
menyampaikan bahwa sistem yang digunakan saat ini masih manual dalam memasukkan dan
verifikasi data. Hal itu membuat keteledoran petugas yang memasukkan data tak dapat
terkoreksi. Ia pun menyatakan akan memperbaiki sistem e-budgeting yang lebih lengkap dengan
teknologi verifikasi data, sehingga ke depannya sistem bisa menolak saat input tidak sesuai
perhitungan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya meminta satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) untuk menyisir ulang rencana anggaran 2020. Penyisiran untuk memastikan tidak
ada anggaran yang terbuang. Jangan ada pengeluaran yang tidak perlu. Kalau tidak perlu, ya
nggak usah dikeluarkan. Diberikan kepada tempat lain yang lebih penting. Apalagi ini
menyangkut hajat orang banyak, harus lebih berhati-hati dalam pengelolaannya.
BAB 2
LANDASAN TEORI

Lahirnya otonomi daerah telah memberikan kewenangan daerah untuk mengatur dan
mengurus sumber-sumber penerimaan daerah. Otonomi daerah bergulir disahkannya Undang-
undang Pemerintahan Daerah yang berlaku hingga saat ini yaitu Undang-undang No. 23 Tahun
2014. Pada Bab VI tentang “Urusan Pemerintahan” menjelaskan bahwa urusan pemerintahan
terdiri atas urusan pemerintahan absolut (yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat), urusan pemerintahan konkuren (yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi
dan Daerah Kabupaten/Kota). Dan urusan pemerintah umum (yang menjadi kewenangan
Presiden sebagai kepala Pemerintahan). Dalam aturan juga dibahas tentang desentralisasi
kekuasaan dan pelaksanaan pembiayaan pemerintah daerah, yang semuanya dibebankan kepada
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Transparansi Anggaran Daerah merupakan hal
yang sangat penting bagi Pemerintah Daerah karena menjadi ukuran sejauh mana Pemerintah
Daerah bisa mewujudkan Keterbukaan Informasi Publik dalam bidang keuangan daerah. Selain
itu juga dengan adanya transparansi anggaran daerah dapat meminimalisir tindakan menyimpang
seperti tindakan korupsi.
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan lembaga di dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu.
Dalam sistem pemerintahan, rencana keuangan atau anggaran diperlukan sebagai sebuah
instrumen yang dapat digunakan untuk mengarahkan pembangunan sosial ekonomi, menjaga
keseimbangan, menjamin kesinambungan kegiatan pemerintah, serta meningkatkan kualitas
hidup rakyat. Anggaran juga dibutuhkan karena munculnya keterbatasan sumber-sumber
pembiayaan dan tuntutan kebutuhan yang terus berkembang (Munandar, 2001). Pengelolaan
keuangan daerah dilaksanakan oleh pemegang kekuasaan pengelola keuangan daerah. Kepala
daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah dan mewakili pemerintah daerah, dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan
(Ismail, 2019).
Banyak pelayanan publik yang persyaratannya tidak diketahui secara pasti oleh warga
pengguna. Warga seringkali tidak memiliki akses terhadap informasi mengenai berbagai hal
yang terkait dengan pelayanan publik yang mereka perlukan. Penyelenggara dituntut untuk
terbuka dan menjamin akses stakeholders terhadap berbagai informasi mengenai proses
kebijakan publik, alokasi anggaran untuk pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan (Yuwono dkk, 2019). Dalam pemerintahan, digunakan
istilah sistem pengawasan untuk mengacu penggunaan istilah sistem pengendalian karena secara
formal hanya bersifat memberikan saran dan secara murni tidak memiliki hak untuk melakukan
koreksi (Fajri dkk, 2019).
Sebagaimana yang tertera dalam UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan
informasi publik yang menjamin pengguna layanan untuk mendapatkan informasi. Pemberi
layanan wajib memberikan informasi yang dapat dilihat, dibaca yang disajikan dalam berbagai
kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
secara elektronik ataupun non-elektronik.
Perwujudan nilai sila ke-4 Pancasila adalah musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi
oleh semangat kekeluargaan, sebagai warga negara Indonesia setiap manusia mempunyai
kedudukan dan kewajiban yang sama, musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur, tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah,
mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, di dalam
musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan penuh ketulusan dan tanggungjawab.
Melaksanakan sistem demokrasi yang baik, jujur, adil, transparan, dan bertanggungjawab juga
merupakan perwujudan di bidang pemerintahan negara (Rube’i, 2018).
BAB 3
ANALISIS KASUS

Tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tepat. Bagaimanapun juga, anggaran daerah
merupakan uang rakyat yang dianggarkan kembali untuk kepentingan rakyat. Tetapi mengapa
kepentingan ini tidak boleh diketahui oleh rakyat dengan mengakses proses data yang
sebenarnya? Padahal rakyat memiliki hak untuk mengetahui ini. Kenyataannya, Willian sebagai
fraksi partai PSI menjelaskan bahwa dana yang di upload kepada rakyat merupakan aggaran
yang belum pasti dan terkesan main main karena dikatakan bahwa ada data yang tertulis salah
ketik.
Pada dasarnya penyusunan anggaran daerah merupakan sesuatu yang sudah procedural
dimana sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah pemerintahan.
Dalam hal ini Lembaga yang mengurusi tentang anggaran daerah kurang kompeten dengan hal
seperti ini. Di sisi lain padahal Lembaga ini dipilih oleh rakyat dengan asumsi bahwa ini
merupakan sebuah pandangan dimana sebuah seeorang memiliki profesionalitas sesuai
bidangnya.
Hal ini merupakan langgaran dari Pancasila sila ke empat dimana proses demokrasi
merupakan asas yang transparan dan tanggung jawab secara penuh. Namun ini tidak ada
transparansi antara Lembaga dengan wakil rakyat bahkan rakyatnya sendiri. Hal ini
membuktikan bahwa ketidakjelasan transparasi dana bahkan dapat merugikan masyarakat.
Kenapa banyak orang kurang cakap untuk menjadi wakil rakyat atau yang mempunyai
kedudukan penting di pemerintahan? Seharusnya, kedudukan penting ini memebutuhkan aturan
seleksi dan syarat yang lebih spesifik agar tidak semua orang mudah mencalonkan diri menjadi
wakil rakyat dengan bekal politik yang kurang. Sehingga rakyat mendapatkan wakil rakyat yang
diharapkan.
Daftar Pustaka
Chairunnisa, N. 2019. Kisruh APBD DKI 2020: Dari Anggaran Lem Aibon Sampai Influencer.
https://metro.tempo.co/read/1266539/kisruh-apbd-dki-2020-dari-anggaran-lem-aibon-sampai-
influencer/full&view=ok. (13 November 2019)

Fajri, R.N., Djumali., Hartono, S. 2019. ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM


INFORMASI KEUANGAN, SISTEM PENGAWASAN MELEKAT DAN PRINSIP
TRANSPARANSI TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) (STUDI EMPIRIS PADA DPRD
KABUPATEN REMBANG). Jurnal Balance Vol. XVI No. 1.
Franendya, R. 2019. Viral Lem Aibon Rp 82 M di APBD DKI, Netizen Tanggapi Kocak.
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20191030111833-37-111266/viral-lem-aibon-rp-82-m-di-
apbd-dki-netizen-tanggapi-kocak (13 November 2019).

Ismail, N. 2019. KEWENANGAN DEKONSENTRASI KEPALA DAERAH DALAM


PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Gorontalo Law
Review : Volume 2 No.1.
Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja Pengawan Kerja.
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajahmada.
Rube’i, M.A,. 2018. IMPLEMENTASI SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH
HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PPKN IKIP PGRI PONTIANAK. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, Volume 2, Nomor 2.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014. Bab VI tentang Urusan
Pemerintahan Daerah.
Yuwono, S.B., Taufic, A., Harsasto, P. 2019. UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM
MENINGKATKAN TRANSPARANSI ANGGARAN DAERAH DI KOTA SEMARANG
TAHUN 2016-2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm 2.

Anda mungkin juga menyukai