Anda di halaman 1dari 4

Nama : TINA DWILESTARI

NIM/Prodi : 2060202035/ Ekonomi Syariah


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian

Masyarakat ialah suatu kelompok yang hidup bersama disuatu wilayah,


terbentuk melalui interaksi antar individu. Hal ini mencakup berbagai aspek kehidupan
seperti interaksi sosial, ekonomi, politik, budaya dan norma-norma serta nilai yang
membentuk cara hidup bersama. Masyarakat menurut pandangan Islam adalah suatu
masyarakat terbentuk melalui aqidah dan syariat Islam dengan menjadikan AlQur' an
dan Hadis sebagai pedoman hidupnya yang memiliki rasa persaudaraan yang solid, cinta
kasih yang mendalam atas sesama warganya meskipun mereka berbeda kelas, suku, ras
maupun golongan. Islam juga mendorong pembentukan masyarakat yang adil, di mana
hak-hak individu dihormati dan kesejahteraan bersama diperjuangkan. Agama Islam
menempati peringkat ke-dua dari daftar agama dengan umat pengikut terbanyak didunia
tahun 2023 dengan jumlah ±1,8 miliar. Berdasarkan data Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, Indonesia
adalah negara dengan mayoritas muslim, sebanyak 236,53 juta jiwa atau sekitar 86,88%
dari total jumlah penduduk di Indonesia memeluk agama islam. Hal ini tentu menjadi
peluang untuk menanggulangi kemiskinan yang ada di Indonesia yang saat ini angka
kemiskinan masih tinggi, diperoleh data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah
penduduk miskin pada Maret tahun 2023 mencapai 9,36% atau 25,90 juta orang.
Islam memberikan kemudahan bagi umatnya untuk membelanjakan hartanya
melalui Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS). Banyaknya manfaat dan hal positif didapat bila
menunaikan Zakat, Infaq dan Sedekah. Salah satunya mensucikan harta, mensucikan
jiwa dari sifat kikir dan dapat membantu mengentaskan kemiskinan (Alvin,2023).
Dengan jumlah umat muslim yang begitu banyak di Indonesia diharapkan mampu
mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia melalui zakat infaq dan sedekah.
Potensi zakat, infaq, sedekah dan wakaf (ziswaf) terus mengalami kenaikan pada 2019
dana ziswaf terkumpul sebanyak 10,6 triliun, pada 2020 mencapai 12,5 triliun. Dan
pada tahun 2021 estimasi pengumpulan dana ziswaf dapat naik hingga 19,77 triliun. Hal
ini menandakan bahwa pengumpulan dana ziswaf terus meningkat setiap tahunnya.
Namun jumlah ziswaf yang terkumpul belum seberapa dibandingkan potensi ziswaf
yang mencapai angka 327,6 triliun (Rosana 2021).
Yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan Zakat, Infaq,
dan Sedekah (ZIS) pada tingkat nasional adalah Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah
berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001. Baznas ini lembaga pemerintah
non struktural yang menerima dan menyalurkan zakat & infak dari muzaki untuk
mustahik yang membutuhkan. Regulasinya yaitu Undang - Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Dalam rangka penyelenggaraan administrasi zakat pada tingkat provinsi dan
kabupaten/kota, dibentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota. Baznas di
setiap provinsi, kabupaten/kota melaksanakan tanggung jawab dan fungsi ditempatnya
masing-masing. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS Provinsi dan
BAZNAS kabupaten/kota dapat membentuk UPZ di lingkungan lembaga pemerintah,
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Daerah, Badan Usaha Swasta, dll. Unit
Pengumpul Zakat yang selanjutnya disebut UPZ adalah unit organisasi yang dibentuk
oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan Zakat. Ketua Badan Amil Zakat
Nasional Nomor 25 tahun 2018 memutuskan dalam melaksanakan tugas membantu
BAZNAS, UPZ memiliki beberapa fungsi yaitu; Pertama, sosialisasi dan edukasi zakat
pada masing-masing institusi yang menaungi UPZ secara terencana dan terjadwal.
Kedua, pendataan dan layanan muzakki pada masing-masing institusi yang menaungi
UPZ. Ketiga, penyerahan Nomor Pokok Wajib Zakat (BSZ) yang diterbitkan oleh
BAZNAS, BAZNAS Provinsi atau BAZNAS kepada muzakki dan institusi masing-
masing, setiap UPZ harus mendata siapa muzakki yang ada dalam lingkup kerjanya.
Keempat, mengumpulkan zakat di institusinya. Kelima, penyusunan RKAT UPZ untuk
program pengumpulan dan tugas pembantuan pendistribusian harta zakat BAZNAS.
Keenam, penyusunan laporan kegiaatan, tata kelola UPZ. Adapun beberapa Regulasi
upz; Keputusan Ketua BAZNAS Nomor 013 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pengelolaan Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) Badan Amil Zakat Nasional. Instruksi
Presiden Nomor 003 Tahun 2014 Tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat Di
Kementrian/Lembaga. Perbaznas Nomor 002 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan
Tata Kerja Unit Pengumpul Zakat. Keputusan Ketua BAZNAS Nomor 025 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pengelolaan Unit Pengumpul Zakat BAZNAS
Salah satu tugas dari UPZ yaitu melakukan evaluasi atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya, evaluasi ini meliput tentang kepuasan atas pelayanan yang telah diberikan.
Masyarakat sebagai subjek layanan tidak suka lagi dengan pelayanan yang berbelitbelit,
lama dan beresiko akibat rantai birokrasi yang panjang. Masyarakat menghendaki
kesegaran pelayanan, sekaligus mampu memahami kebutuhan dan keinginan yang
terpenuhi dalam waktu yang relatif singkat.(Cendana Kusuma, 2019). Berhasil atau
tidaknya suatu UPZ tidak hanya dilihat dari berapa banyak dana yang disalurkan, tetapi
di ukur juga dari seberapa puas masyarakat yang dilayaninya. Kepuasan warga negara
adalah tujuan akhir pemerintah dengan pelayanan publik, yang merupakan indikator
keberhasilan tata kelola pemerintahan. (Lamsal & Kumar Gupta, 2021). Pengukuran
kepuasan pelanggan merupakan hal yang seharusnya dilakukan suatu organisasi
pelayanan publik secara periodik, peningkatan kinerja pada atribut yang tepat akan
membawa dampak positif yaitu meningkatnya kepuasan pengguna pelayanan publik
(Wibowo & Nuryanto, 2022).
Penelitian ini dilakukan di Banjar Patroman tepatnya di Desa Mekarsari,
berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di
Kota Banjar tahun 2022 ialah 206.457. Kota Banjar Patroman baru mengesahkan dan
melantik pengurus UPZ ditahun 2021. Sebelum pandemi, tingkat kemiskinan di Kota
Banjar sebesar 5.5%, terkecil di Jawa Barat, namun setelah pandemi mengakibatkan
naiknya tingkat kemiskinan di Kota Banjar menjadi 6.7%, diharapkan dengan adanya
UPZ dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan masyarakat dapat lebih mudah
melakukan pengumpulan baik zakat maupun infaq dan sedekah di wilayah Kecamatan,
Desa dan Kelurahan setiap bulanya akan meningkat. Artinya semakin warga memahami
perihal zakat untuk dikumpulkan ke Baznas maka permasalahan semakin banyak warga
miskin di Kota Banjar yang dapat di bantu secara merata.
Sebagai unit penyelenggara pelayanan dituntut untuk memenuhii harapan dalam
melakukan perbaikan pelayanan. Melalui pengukuran kepuasan masyarakat, merupakan
langkah strategis untuk memperbaiki mutu pelayanan publik. Pengukuran kepuasan
masyarakat merupakan komponen penting dalam menyediakan pelayanan yang
diberikan oleh UPZ untuk menggambarkan efektiftifitas dan efesiensi kinerja pelayanan
UPZ di Desa Mekarsari. Apabila masyarakat tidak puas terhadap pelayanan tersebut
dapat dipastikan bahwa diperlukan peningkatan layanan untuk meningkatkan tingkat
kepercayaan masyarakat kepada UPZ Desa Mekarsari. menciptakan kepuasan
pelanggan, maka kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya hubungan
antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis dan terciptanya loyalitas
pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth)
yang menguntungkan bagi perusahaan(Prihastono, 2012).
Studi terkait dengan tingkat kepuasan masyarakat (Muhammad Alvin
Nugraha,2023)melakukan Penelitian "Analisis Pengaruh Kepuasan, Transparansi Dan
Akuntabilitas Terhadap Loyalitas Membayar Infaq Dan Sedekah (Studi Pada Lembaga
Pengelola Zakat “PAY&DoIT” Kota Jakarta)" hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
variabel kepuasan dan transparansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
donatur. Sedangkan variabel akuntabilitas berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap loyalitas donatur.
(Mustikasari,Hanim W,Mardiana S,Haryadi Y,Nurrahman A,Kirana
C.L,Shafwan Z.A, 2023) melakukan Penelitian "Analisis Kepuasan Mustahik Terhadap
Pelayanan Badan Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bandung" hasil penelitiannya
menunjukkan Indeks kepuasan Mustahik terhadap BAZNAS Kota Bandung “Sangat
Baik”. Hampir semua indikator pengukuran kepuasan mustahik mendapat skor di atas
4,00 atau baik sekali.
Peneliti melakukan penelitian yang menyandang judul sesuai dengan uraian
sebelumnya "Analisis Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Unit Pengumpul Zakat
(UPZ) di Desa Mekarsari Kota Banjar".

Anda mungkin juga menyukai