BAB I
PENDAHULUAN
atau wadah sebagai pengelola zakat, yakni BAZ (Badan Amil Zakat)
Indonesiaantaralain:1)semangatmenyadarkanumat
melayanisecara profesional(spiritofprofessionalservices),3)
gunaan.
PEBS-FEUI (2011)menyimpulkansetidaknyaada
a. Isu Kontekstual
dikarenakanmayoritaspenduduknyaberagamaIslam.
pendudukyangwajibmengeluarkanzakatmaalditampilkan
Tabel1.EstimasiPendudukyangWajibBerzakat
PendudukyangWajibZaka TotalPenduduk
Tahun
t Maal Indonesia
2011 95,643,555 244,808,254
2012 96,635,791 248,037,853
2013 96,632,204 251,268,276
2014 99,967,101 254,454,778
2015 100,133,823 257,563,815
Sumber:StatistikIndonesia2012-2016(BPS),
PendudukberdasarkanAgama(Kemenag, 2013) World
Development Indicator (World Bank, 2016). Data diolah
5
wajib zakat namun peningkatan potensi ini belum seiring dengan banyaknya dana
yang dihimpun oleh lembaga amil zakat. Hasil riset Baznas dan Fakultas Ekonomi
nasionalmencapaiangka3,40%dariPDB,atausekitarRp217triliun.Namun,danazakat
yangdapatdihimpun olehBAZNASdanLembaga
AmilZakat(LAZ)masihsangatrendah,yaitubaru1%daripotensiyangada,atausekitar
Rp2,6triliun(MajalahZakatedisiMei-Juni2013).
Dari hasil riset tersebut dapat dilihat bahwa masih ada 99% potensizakat
nasionalyangbelumterserapolehlembagapengelolazakat. BAZNASdanLAZsebagai
utama,namunLAZjugaharusberupayakerasuntukmempertahankan paramuzakki
yangtelahmembayarzakatnyamelaluiLembagaAmilZakat(LAZ).
Potensi kenaikan zakat ini dapat dilihat juga dari meningkatnya pendapatan
mencerminkanbesaranpendapatanperkapitadiIndonesiaperiode2011-2015. Dapat
2011 21,867.70
2012 24,658.70
2013 26,527.00
2014 28,890.80
2015 31,360.30
Sumber : Statistik Indonesia 2012-2016 (BPS)
Secara keseluruhandapatdiproyeksikanbahwapotensipenerimaanzakatdi
mengalami peningkatan setiap tahun dan juga pendapatan per kapita yang
Gambar1PerbandinganPotensidan
RealisasiPenerimaanZakat
namunnilainyakurangdari1%daribesaranpotensizakatsepanjangperiode2011-
2015.HaliniselarasdenganpendapatKhamisdkk(2014)yang menyatakanbahwa
terbesardidunia,denganhampir87.5%pendudukMuslim. Ketimpanganantara
potensidanrealisasizakatberkisarpada0.06%padatahun2011,0.068%padatahun
2012,0.075%padatahun2013,0.089%padatahun2014,dan0,09%padatahun 2015.
bahwamasihbanyakmuzakidiIndonesiayang membayarkanzakatnyatanpamelalui
lembagazakat,namunlangsung kepadamustahiqsehinggahaltersebutmenyebabkan
Infoz2011:21,Huda danSawarjuwono:2013).Rendahnyakepercayaanmasyarakat
besaranpotensizakatdannominalzakatyangditerima.Profesionalismelembaga
zakatdanhasilpengelolaanzakatyang tidakterpublikasikepadamasyarakatluas
institusipengelola zakat.
mutupelayanandalamhaltransparansipengelolaan,sosialisasi,dan administrasi,
melaluilembaga tersebutdandampaknyaakandapatmeningkatkankepatuhan
lembagazakat,pendayagunaanzakatakanlebihoptimaljikadibandingkandengan
akan kewajiban zakat. Salah satu penyebab rendahnya zakat yang dihimpun
zakattidakhanyamenekankankepada
aspekkeagamaan.MukhlisdanBeik(2013)menyatakanbahwa kepatuhanseseorang
pemahaman tentang ilmu agama dan juga tentang pahala dan dosa, namun juga
tentang kepeduliansosialdankepuasaandiri.Sehinggasetiapmuzakkiseharusnya
diberikanedukasitentangpentingnyamembayarzakatdarisegispiritual,ekonomi
harus dikembalikan untuk kepentingan sosial ekonomi umat Islam. Ajaran asli
dampaknya pada umat. Kemauan dan loyalitas umat perlu diangkat ke dasar
menjadi fenomena yang semakin signifikan dalam beberapa tahun terakhir Amin,
(2016); Larsson & Viitaoja, (2017); Wu, (2011), dan pengalaman layanan
2014; Wu, 2011), yang nantinya akan berdampak pada kepuasan dan loyalitas
mereka Thakur, 2016; Zeithaml et al, 2012). Namun, untuk mencapai hasil yang
penghimpunan dana zakatnamun pada tahun ini masih nol persen. Pada 2017,
sekitar 5% dana yang dihimpun sudah melalui layanan digital. Memasuki 2018,
rakyat.com 2020).
11
peningkatan kualitas hidup kesejahteraan. Hal ini akan membuat lembaga zakat
b. Isu Konseptual
hubungan pelanggan (CRM) tradisional dan aplikasi pasar bisnis elektronik yang
Khosa, 2014; Harrigan, Ramsey dan Ibbotson, 2012; Keshvari, 2012; Kim- Soon
dan Zulkifli, 2012; Salehi et al., 2015). Teknologi berbasis web menggunakan
dan membuat taktik untuk mendorong loyalitas. (Ata dan Toker, 2012).
Cheung dan Lau, 2013; Tauni, Khan, Durrani dan Aslam,2014). Teknologi
Kűster, Vila dan Canales, 2016), karena mereka adalah platform interaksi
berbasis web antara institusi dan pelanggan mereka (Abdulfattah, 2012; Grover,
2011). Oleh karena itu, fitur yang membentuk e-CRM tetap penting untuk
mempertahankan loyalitas. Fitur-fitur ini termasuk situs web konkret atau alat
dapat diwujudkan melalui Internet tanpa e-CRM yang efektif, dan untuk berhasil,
membutuhkan komitmen, pola pikir yang benar, dan etos CRM strategis yang
Beberapa peneliti (Ata dan Toker, 2012; Azila dan Noor, 2011; Salehi et
al., 2015) telah menyarankan bahwa banyak keuntungan bisnis yang diperoleh
Ada banyak literatur yang menunjukkan bukti bahwa sikap adalah variabel
(1991), penelitian ini menemukan bahwa terdapat beberapa bukti empiris yang
mendukung hubungan antara sikap terhadap perilaku dan niat untuk melakukan
bukti empiris yang mendukung pengaruh sikap terhadap perilaku terhadap niat
Baldwin, & Wearing (2003), Ghosh & Crain (1995), Kasipillai dan Hijattullah
(2006), Marti, Wanjohi dan Magutu (2010) , Loo, MacKerchar dan Handsford
13
(2010), Natrah (2011), Randlane (2012), dan Trivedi, Shehata dan Mestelman,
(2005).
Studi oleh Hite (1988), Niemirowski, Pauline (2003), Ghosh & Crain
(1995), Kasipillai dan Hijattullah (2006), Marti, Wanjohi dan Magutu (2010),
Loo, MacKerchar dan Handsford (2010), Randlane (2012) , dan Trivedi, Shehata
kepatuhan. Namun, mereka berbeda dalam hal definisi sikap. Loo, MacKerchar
& Handsford (2010) dan Randlane (2012) mendefinisikan sikap sebagai sikap
Dalam konteks zakat, Raedah et.al (2011) menunjukkan bahwa sikap tidak
zakat di kalangan pegawai negeri di Kedah. Temuan ini didukung oleh Zainol
(2008) yang menemukan bahwa variabel sikap antara lain kelompok rujukan
kepatuhan zakat.
(Morgan & Hunt, 1994; Anderson & Weitz, 1989). Dengan cara yang sama,
(Kumar et al., 1995; Ganesan, 1994; Anderson& Weitz, 1989). Jadi, diharapkan;
perilaku pembayaran (Ahmad et al., 2005; Nor, Wahid, dan nor(,2004; Idris dan
Ayob, 2002) dan hukum dan kepatuhan (Idris, Ali, dan Ali, 2003; Ahmad,
(2004). Namun, ternyata hanya sedikit penelitian yang meneliti kinerja lembaga
zakat. Noor et al., (2005) fokus pada kinerja penghimpunan dan penyaluran
Zakat. Nor Ghani, Mariani, Jaafar dan Nahid (2001) dan Ahmad et al., (2005)
melakukan studi tentang privatisasi dan kinerja lembaga zakat. Norazlina dan
Abdul Rahim (2013) fokus pada efisiensi penyelenggaraan zakat dalam konteks
Malaysia. Beberapa fokus pada perilaku kepatuhan (Saad 2012, Saad dan Haniffa
2014; Zainol 2009, Zulkifi dan Sanep 2011, Kamil 2002). Namun pembahasan
(Anderson & Costello, 2009). Ini didukung oleh Tiliouine et al. (2009) yang
perilaku berisiko. Temuan ini ditemukan oleh Steven Eric Krauss et al. (2005)
Demikian pula Paus & Raihana (2010) meneliti peran religiusitas. Studi
yang sama dalam mempromosikan perilaku baik dan mencegah perilaku buruk.
melakukan perilaku tertentu (Kamil et al., 2012). Temuan ini dibantah oleh
Kurpis, Beqiri, & Helgeson (2008) yang mempelajari hubungan antara komitmen
untuk perbaikan diri moral, religiusitas, pengenalan masalah etika, dan niat.
bidang termasuk kepatuhan pajak. Studi semacam itu termasuk Kamil (2002),
Torgler (2003), Zainol (2008), Hairunnizam (2012), Kamil et al. (2012), Nur
Barizah & Hafiz Majdi (2010), Mohd Rizal, Mohd Rusyidi dan Wan Fadillah
(2013), Ram Al Jaffri (2010), Mohd Rahim dkk. (2011), Kamil, Zainol dan Ram
(2011), Kamil, Zainol dan Ram (2012), Raihana (2012) dan Raihana (2013).
pendapatan. Temuan ini didukung oleh Nur Barizah & Hafiz Majdi (2010) yang
kepatuhan berzakat.
Temuan ini juga didukung oleh Raihana (2012) yang menemukan bahwa
yang mempengaruhi kepatuhan pajak sukarela tetapi tidak pada kepatuhan pajak
yang ditegakkan. Dukungan lebih lanjut dari temuan ini diberikan oleh Mohd
Rizal, Mohd Rusyidi dan Wan Fadillah (2013) yang menemukan bahwa
menemukan bahwa ada korelasi yang kuat antara religiusitas dan moral pajak
penelitian ini menemukan bahwa pemilik bisnis yang sangat religius juga lebih
peran penting dalam perilaku kepatuhan zakat. Temuan ini lebih jauh didukung
oleh Kamil, Zainol dan Ram (2011) yang menunjukkan bahwa religiusitas
17
kalangan pemilik usaha. Namun temuan ini dibantah oleh Kamil (2002) yang
pada pegawai negeri di negara bagian Kedah. Namun, Zainol (2008) menemukan
positif dengan niat berperilaku kepatuhan zakat. Namun menurut Ram Al Jaffri
mereka untuk kepuasan pelanggan dan dengan cara ini perusahaan dapat
memangkas biaya. Shih (2004) dan Wixdom dan Todd (2005) meneliti faktor-
dalam konteks online; Devaraj et al., (2002) berpendapat bahwa kegunaan dan
kemudahan penggunaan belanja online, diikuti oleh biaya ekonomi yang rendah
menemukan bahwa kurangnya hubungan antara fitur E-CRM dan hasilnya dapat
E-CRM yang harus tersedia di situs web dapat menyebabkan pengecer mengisi
18
halaman web dengan fitur sebanyak mungkin dan mereka dapat menghabiskan
banyak uang untuk fitur yang tidak penting atau tidak relevan bagi pelanggan.
c. Isu Metodologikal
salah satu faktor signifikan yang berhubungan positif dengan niat berperilaku
Demikian pula Paus & Raihana (2010) meneliti peran religiusitas. Studi
yang sama dalam mempromosikan perilaku baik dan mencegah perilaku buruk.
Namun temuan ini dibantah oleh Kamil (2002) yang menemukan bahwa
di negara bagian Kedah. Kurpis, et.al (2008) yang mempelajari hubungan antara
komitmen untuk perbaikan diri moral, religiusitas, pengenalan masalah etika, dan
bahwa religiusitas bukanlah prediktor yang baik pada persepsi pentingnya etika,
pengaruh relegiusitas pada niat menggunakan lembaga amil zakat, dimana yang
& Raihana (2010) namun dibantah olehKamil (2002) yang menemukan bahwa
masalah etika, dan niat. Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
persepsi pentingnya etika, pengenalan masalah etika, dan niat perilaku etis.
finansial, waktu kenyamanan, dan psikologis yang jauh lebih besar daripada
pembeli berat dan sedang. Pavlou (2003) menemukan bahwa ketika subjek
dapat merasakan kontrol yang lebih besar atas transaksi online, yang dapat
hasil dari ketidakpastian yang berkaitan dengan potensi atau hubungan yang ada
perilaku yang dirasakan. Menurut Ajzen (1991), kontrol perilaku yang dirasakan
muncul dari keyakinan kontrol yang menangani sumber daya dan peluang yang
beberapapertanyaanpenelitian, yaitu :
Religiosity?
dimoderasi religiosity
terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan Bank di Kenya dengan tiga variable
Nilai keaslian dan kebaruan penelitian ini terdapat pada kajian peran
pada lembaga amil zakat, walaupun sebelumnya ada riset yang menguji tentang
relegiusitas pada lembaga amil zakat namun masih ada perbedaan hasil.
1. Hasilpenelitianinidiharapkandapatdijadikanbahanrujukanbagiakademisi
danpenelitiselanjutnyadalam melakukanpenelitian-penelitianlanjutanyang
2. Penelitianinijugadiharapkandapatmemberikankontribusipraktikalagar
3. Penelitianinidiharapkandapatmemberikankontribusiuntukmengembangkan
BAB II
teori pertukaran social, yang mulai banyak didiskusikan dan diteliti pada tahun
24
1980an. Bisa dikatakan sebagai difinisi paling awal dikemukan oleh Berry (1983)
dalam Morgan dan Hunt (1994) bahwa relationship marketing merupakan strategi
mitra lain dengan keuntungan dapat terwujud dari masing –masing pihak terkait.
kehidupan, baik ritual maupun sosial. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi
fungsi, dan peran Islam dalam mengatur hubungan manusia dalam kehidupan
kemampuan dan keahlian ekonomi dan sosial mereka (Hasan, 2014). Ekonomi
dan tatanan sosial juga ada di lembaga keuangan Islam dalam transaksi ekonomi
menjelaskan bahwa bisnis dapat membangun hubungan dengan satu atau beberapa
jenis ikatan, yaitu ikatan keuangan, ikatan sosial, dan ikatan struktural (Zeithaml,
2013).
proses, lintas fungsi dan menciptakan nilai bagi pembeli dan penjual, serta sarana
untuk mencapai kinerja keuangan yang unggul (Lambert, 2004; Boulding et al.,
2005; Payne and Frow, 2005; Bohling et al., 2006). Zablah et al., (2004)
mendefinisikan CRM sebagai strategi aspek yang sangat luas, filosofi, dan
data. Bruhn (2003) menunjukkan bahwa, CRM harus dicapai selama siklus hidup
pelanggan.
tujuan utama CRM adalah akuisisi dan retensi pelanggan. Fayerman (2002)
mendukung proses front-office, mis. staf di call center; 2) CRM Analitik dibangun
nilai saham untuk kedua belah pihak. Organisasi yang mengadopsi CRM dapat
banyak manfaat dari implementasi CRM. Manfaat umumnya biaya lebih rendah
profitabilitas pelanggan.
mereka menghemat waktu dan uang serta menerima informasi yang lebih baik dan
perlakuan khusus (Kassanoff, 2000). Lebih lanjut, terlepas dari saluran atau
layanan yang konsisten dan efisien yang sama. Creighton, 2000). Lebih lanjut,
preferensi, keluhan, dan data lainnya, sehingga mereka dapat lebih mengantisipasi
pelanggan.
dan fokus pada perubahan dramatis dan mendasar. Dengan demikian, CRM adalah
berikut :
1. Faktor Teknologi
keuangan, operasi, logistik, dan sumber daya manusia dengan titik sentuh
Internet, email, penjualan, surat langsung, operasi pemasaran jarak jauh, pusat
panggilan, iklan, faks, toko, dan kios. Titik sentuh ini dikendalikan oleh sistem
dengan komunikasi khusus yang tepat waktu dan efektif serta memberikan nilai
Dorongan menuju teknologi CRM yang lebih baik adalah hasil alami
dari pencarian oleh bisnis untuk produktivitas dan efisiensi yang lebih besar dalam
2. Proses Bisnis
28
CRM adalah model bisnis yang berpusat pada perusahaan dan berpusat
pada pelanggan yang harus dibangun di sekitar pelanggan. Ini adalah upaya
berkelanjutan yang membutuhkan pendesainan ulang proses bisnis inti mulai dari
bisnis yang dihadapi pelanggan yang ada bekerja, kemudian perusahaan perlu
mendesain ulang atau mengganti proses yang rusak atau tidak optimal dengan
yang telah dibuat dan / atau disepakati secara internal ( Goldenberg, 2002)
3. Orang
CRM yang berhasil, itu adalah masing-masing karyawan yang merupakan blok
dan perubahan yang akan terjadi (Chen dan Popovich, 2003). Rekayasa ulang
model bisnis yang berfokus pada pelanggan membutuhkan perubahan budaya dan
pergi; yang lain akan kehilangan posisi dalam model bisnis baru. Implementasi
CRM yang sukses berarti bahwa beberapa pekerjaan akan berubah secara
4. Manajemen
inovasi online dan memastikan pengiriman manfaat yang dijanjikan. Ini harus
dan penyelarasan visi dan tujuan bisnis (Galbreat dan Rogers, 1999).
Menurut Turban et al. (2010: 398), e-CRM adalah suatu istilah yang
memiliki segala informasi mengenai pelanggan dan dapat diakses oleh semua
sehingga mengharuskan CRM dan e-CRM untuk selalu terintegrasi antara yang
dan bagi pengunjung yang berminat terhadap produk yang tersedia dapat
dengan biaya yang rendah dan dapat menyediakan web page untuk kelompok
pelanggan kecil.
Dengan adanya e-CRM ini membuat pekerjaan perusahaan lebih efektif dan
efisien. Dari adanya e-CRM ini juga membuat perusahaan lebih dekat dengan
pelanggannya dalam arti mempunyai nilai lebih yang membuat hubungan jangka
31
pembelian.
targeting).
cross-sell
asked question atau FAQ, telepon dan dukungan chat) yang dapat
atau callback.
32
menggunakan media berbeda sebagai bagian dari proses pembelian dan siklus
pelanggan.
Groppel Klien,2001).
konsumen . Ini termasuk pengguna teknologi baru bagi konsumen serta variable
tindakan atau prilaku dan norma subyektif (the subjective norm) yang ada
tertentu. TRA sering dijadikan sebagai teori dasar yang penting bagi
ini merupakan keterbatasan dari TRA, karena pada praktiknya prilaku itu
atau lingkungan.
Dalam Islam, merupakan tugas wajib bagi Muslim kaya untuk melakukan
keluarganya. Zakat diberikan kepada orang miskin dan melarat untuk membantu
mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan. Namun, orang harus
diberikan zakat jika mereka merasa membutuhkan, bahkan jika mereka memiliki
kebutuhan yang lebih banyak lagi. Mereka harus diberikan dari zakat setelah
memenuhi kebutuhan fakir miskin dan orang miskin (Korayem dan Mashhour,
2014). Sejak zakat merupakan salah satu rukun Islam, komunitas Muslim global
a. Al-Baqarah : 43
Artinya: “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-
b. At-Taubah : 103
Artinya: ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
c. Al-Baqarah : 267
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
Selain dasar hukum Al- Qur’an terdapat hadis dari Ibnu abbas ra., bahwa
Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a., sesungguhnya rasulullah telah mengutus Mu’adz
(ajaklah) mereka untuk mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
lima waktu dalam sehari semalam. Jika hal ini telah mereka taati,
meraka.”
negara yang bersangkutan atau jumlah uang yang setara dengan harga
makanan.
kekayaan atau harta yang dimiliki oleh individu Muslim atau organisasi
pajak) dan Haul (satu Muslim Hijriah tahun kalender). Zakat al-mal
Dapat zakat al-mal terkait dengan uang yang disimpan, sedangkan zakat
al-fitr adalah dibayar oleh kepala rumah tangga atas nama anggota
masing negara dan menggunakan persentase lebih besar dari hasil zakat untuk
yang lebih adil. Program ini harus fokus pada konsep pembangunan sosial dan
CRM, dan dengan meningkatnya penetrasi global internet, e-CRM telah menjadi
alat komunikasi yang lebih populer dan platform pembangunan hubungan (Lam et
al., 2013). Oleh karena itu, banyak organisasi tertarik untuk menyebarkan
keberhasilan organisasi (Chess Media Group dan Lieberman, 2010; Yun dan
komitmen, prinsip CRM, strategis dan pola pikir yang benar agar bisa berhasil
memberikan dukungan kepada pelanggan yang berharga untuk tetap loyal, karena
juga dapat mengakses pelanggan internasional baru dan menyita data berharga
yang penting untuk daya saing dan pangsa pasar perusahaan (Harrigan, Ramsey
dan Ibbotson, 2008). Azila dan Noor (2011) menyatakan bahwa hubungan antara
e-CRM dan loyalitas pelanggan berarti bahwa semakin banyak pelanggan puas,
mereka mengulangi pembelian dan sebarkan informasi positif dari mulut ke mulut
demikian, loyalitas akan terus memainkan peran penting dalam daya saing dan
(Gorondutse, Hilman dan Nasidi, 2014; Hayes, 2008; Khan dan Fasih, 2014;
Olupot dan Kituyi, 2013) yang telah menyarankan bahwa e-CRM berdampak pada
dan e-loyal pada pembeli online pada berbagai tahap siklus transaksi berpendapat
serupa oleh Abdulfattah (2012) menyelidiki efek dari berbagai fitur e-CRM pada
berbagai tahapan siklus transaksi, pada kepuasan pelanggan di situs web bank.
Alim dan Ozuem (2014) menyimpulkan bahwa e-CRM efektif dalam memperkuat
2. Attitude
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap berkembang secara wajar dari
kepercayaan yang dipegang orang-orang tentang objek sikap. Dalam kasus sikap
hasil tertentu. Selain itu, Baron dan Bryne (2000) menyatakan bahwa sikap
adalah faktor penting untuk dipelajari karena sikap merupakan pengaruh yang
kuat pada pemikiran sosial dan dianggap memiliki dampak yang signifikan
40
antara sikap dan niat. Organisasi, sikap, kesadaran dan pengetahuan adalah faktor
yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap sikap dan faktor kesadaran
yang mempengaruhi niat. Fishbein, M., dan Ajzen I, (1975), membuktikan bahwa
sikap terdiri dari dua komponen yang terdiri dari keyakinan terhadap suatu
perilaku dan probabilitas output jika perilaku tersebut diberlakukan. Hal ini
hubungan antara sikap dan perilaku kepatuhan pembayaran zakat. Raedah et al.
faktor yang paling penting dan memberikan pengaruh yang signifikan pada niat
untuk membayar zakat di kalangan akademisi. Pandangan ini juga didukung oleh
temuan Nizam et al. (2011) yang menyatakan bahwa variabel sikap terhadap
kepatuhan zakat mengacu pada keadaan kesiapan mental dan fisik bagi pembayar
zakat untuk membayar zakat ke lembaga zakat, yang dipilih secara sah sesuai
dengan hukum.
3. Trust
41
layanan, dan 2) perhatian minat pelanggan (Singh & Sirdeshmukh, 2000). Chu
didasarkan pada penilaian sifat kepribadian orang lain. Ada beberapa definisi
seseorang (Gefen, Karahanna, & Straub, 2003). Menurut McKinney, Yoon, &
(misalnya, kualitas web), teknologi, dan interaksi (misalnya , e-forum). Kim et al.
sebelumnya dari kepercayaan elektronik. Sebuah studi oleh Kao & Lin (2016),
yang bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kepercayaan dan
Beberapa penulis (Ribbink et al., 2004; Ghane, Fathian, & Gholamian, 2011) telah
mengklaim bahwa e-trust tidak hanya memiliki dampak langsung pada e-loyalty,
4. Religiosity
Menurut Glock dan Strak (dalam Sari, Yunita dkk 2012:312) Religiusitas
komitmen adalah sesuatu hal yang perlu dipahami secara menyeluruh, sehingga
yaitu al-din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-din berarti undang-undang
hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti menguasai,
tunduk, patuh. Sedangkan dari kata religi berarti mengumpulkan atau membaca.
yang telah dihayati individu dalam hati, diartikan seberapa jauh pengetahuan
seberapa kokoh keyakinan, dan seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah, serta
penghayatan atas agama yang dianutnya dalam bentuk sosial dan aktivitas yang
diartikan sebagai perilaku yang tahu dan mau dengan sadar menerima dan
43
menjadikan seseorang disebut sebagai orang yang beragama, dan bukan sekedar
akidah, syari’ah dan akhlak. Atau dengan ungkapan lain: iman, islam dan ihsan.
Bila semua unsur di atas telah dimiliki oleh seseorang, maka dapat dikatakan
agama itu dalam diri individu. Religiustass adalah kedalaman seseorang dalam
dimensi yang bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual
(beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh
sebagai amoderator dalam hubungan antara sikap dan niat untuk membayar Zakat
dan juga antara norma subjektif dan niat untuk membayar Zakat. Ini karena Zakat
bukan hanya alat yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial,
paksaan reisno dalam agama (Ali, 2004). Selain itu, di Indonesia, hukum agama
dapat dibuat tetapi tidak dapat ditegakkan karena itu adalah negara multi agama di
mana setiap orang memiliki kebebasan untuk bergabung, berlatih dan keluar dari
agama apa pun atas kehendaknya sendiri. Oleh karena itu, untuk menguji niat
keagamaan) adalah salah satu motivasi utama dan penentu niat untuk
melaksanakan tugas keagamaan seperti zakat. Dalam Islam, niat seseorang untuk
5. Risk Percevied
45
dampak dari resiko itu sendiri. Adapun Pennings dkk. (2002) menyatakan
dua hal, yaitu: sikap terhadap resiko (risk attitude), dan persepsi terhadap
kecenderungan umum dari konsumen dalam mengambil resiko dengan cara yang
attitude is nothing more than a descriptive label for the shape of the utility
sebuah rangkaian dari menghindari resiko (risk avoiding) sampai mencari resiko
dengan kehati-hatian.
6. E-zakat Usage
Portal e-zakat dikembangkan sejak 2002 dan saat ini sistem telah mencapai
versi ketiganya. Sistem online e-zakat berfungsi sebagai pusat terpadu bagi
zakat mereka, dan juga melacak pembayaran zakat mereka. Sistem e-zakat
portal. Keuntungan dari suatu sistem termasuk sistem pembayaran yang mudah
melalui jaringan tanpa pergi ke loket zakat untuk memperbarui pembayaran zakat,
menghemat waktu dan energi serta ketersediaannya selama 24 jam sehari (Ahmad
dkk, 2014). FPX pertama kali digunakan oleh Lembaga Zakat Selangor dan
Indonesia, juga untuk menguji sejauh mana pemanfaatan e-zakat online di antara
7. Satisfaction
47
topik analisis yang penting, menjadi faktor kunci dalam bersaing dengan pesaing
dan mencapai keberhasilan di pasar (Anderson & Srinivasan, 2003; Cox & Dale,
2001; Zeglat et al., 2016). Namun, ini adalah konsep yang sulit untuk
didefinisikan, karena banyak interaksi dengan variabel lain. Namun demikian, hal
itu dapat dianggap sebagai sikap afektif, mempengaruhi perilaku pengguna dan
dengan layanan mandiri berbasis web dalam tiga dimensi, termasuk sistem,
dengan situs web. Dalam sebuah studi tentang konsumen online, Lin (2009)
menemukan bahwa efisiensi pengriman dan desain situs web memiliki dampak
maka upaya-upaya menyampai kepuasan akan berbeda dan tugas pemasar adalah
dilihat. Kepuasan terhadap situs jual beli bergantung pada pemenuhan kebutuhan
menurut Oliver (dalam Srinivasan, et al. (2002) adalah keadaan psikologis yang
dihasilkan ketika seorang pelanggan puas dimana ia tidak lagi mencari alternatif
lain selain website yang digunakan saat itu. Saat pelanggan tidak puas, maka ia
akan mencari alternatif lain dan akan menjadi peluang bagi pesaing untuk
8. Loyalitas Pelanggan
Loyalitasdapatdifahamisebagaisebuahkonsepyangmenekankan pada
runtutanpembeliaDay et.al. (1969)
danOlson(1970).Jikapengertianloyalitaspelangganmenekankan pada
runtutanpembelian, proporsipembelian, ataudapatjugaprobabilitas pembelian,
hal ini lebih bersifat operasional,bukannyateoritis. Tentunyadata panel
diperlukan untukmengukurkonsep-konsep
sepertiitu.Untukmemperkuatpemahaman
substansialtentangloyalitasdiperlukantinjauansecarateoritistentangkonsepitu
yang juga ditujukan untuk memperkuat basis pemahaman dalam
penelitian. Pengertian loyalitaspelangganyangdidasarkan
padapendekatankeperilakuan(behaviouralapproach)itumasihbelum memadai
untukmenjelaskanbagaimanadan
mengapaloyalitasmerekdikembangkandan/ataudimodifikasi.
Pembelian melintasi Lini Produk: Pelanggan yang loyal akan membeli lini
produk lain dari perusahaan.
Rujuk Orang Lain: Pelanggan setia akan merekomendasikan atau merujuk
orang lain.
Kekebalan: Konsumen yang loyal akan menolak untuk membeli produk
pesaing.
Loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam
untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa
terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan
concondition and requires that the act of purchase occurs no less than two
times”. Artinya bahwa seorang pelanggan dapat dikatakan setia atau loyal apabila
kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam
yang biasanya pelanggan menjadi setia lebih dulu pada aspek kognitifnya,
kemudian pada aspek afektif, dan akhirnya pada aspek konatif. Ketiga aspek
tersebut sejalan meskipun tidak semua kasus menbgalami hal yang sama, berikut
lebih banyak terfokus pada tiga faktor, yaitu ketidakpuasaan dengan merek
yang ada, persuasi dari pelanggan merek lain, dan upaya pada produk lain.
sesuatu. Niat merupakan fungsi dari niat sebelumnya (pada masa sebelum
konsumsi) dan sikap pada masa setelah konsumsi. Maka loyalitas konatif
melakukan pembelian.
Dari beberapa teori yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan
untuk berlangganan atau melakukan pembelian ulang minimal dua kali terhadap
loyalitas pelanggan Menurut (Tjiptono, 2005) adalah (1) kepuasan, (2) kualitas
51
sebagai berikut:
1. Kepuasan konsumen
kenyataan yang konsumen terima atau rasakan. Jika apa yang diterima oleh
akan merasa tidak puas. Jika pelanggan puas, mereka cenderung untuk
2. Kualitas Produk
Salah satu faktor penting yang dapat membuat konsumen puas adalah
kualitas produk yang mereka terima. Kualitas produk ini akan berpengaruh
akan meningkat.
Citra hanya dapat diperoleh melalui suatu yang memerlukan waktu kadang
cukup lama, namun, citra dapat hilang pula dalam sekejap. Para pakar
pemasaran sepakat bahwa citra merek yang positif akan semakin penting
yang loyal, begitu juga perubahan harga yang tidak layak. Loyalitas muncul ketika
konsumen beranggapan bahwa harga yang harus dibayar sesuai dengan kualitas
hanya didasarkan pada reputasi ini saja. Karakteristik personal yang diadopsi oleh
kelebihan merek tertentu tidak akan berarti jika produk dari merek tersebut tidak
mudah didapatkan dan susah diakses, meragukan bagi konsumen untuk membeli
merek tersebut.
d. Pelayanan
kualitas tidak lebih baik dari pesaingnya yang menawarkan harga rendah dapat
Menurut Loudon dan Bitta (dalam Lutitary 2008) secara umum loyalitas
dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia dan tingkat pendidikan.
a. Usia
53
keputusan.
b. Tingkat pendidikan
terbujuk.
menggunakan alat teknologi media sosial atau aplikasi website. Harrigan dan
Choudhury (2012) dalam Paliouras dan Siakas (2017) menyatakan bahwa hasil
pemberdayaan (empowerment).
tersebut tidak menyebabkan perbedaan yang lebih signifikan daripada hanya fitur
e-CRM dan CS. Analisis lain mengungkapkan kurangnya efek mediasi potensial
tampaknya secara umum didukung dengan baik dalam literatur, yang memandang
kecil kemungkinannya bahwa pembelian akan dilakukan. Oliver dan Linda (1981)
antara pelanggan dan penyedia layanan telah membuat proses pemesanan yang
kesempatan layanan 24 jam sehari 7 kali dalam seminggu dan 365 hari dalam
bahwa internet dapat memberikan informasi yang berguna tentang produk dan
layanan dari suatu organisasi kepada pelanggan saat ini dan yang potensial.
fitur di mana pengunjung situs web dapat membeli layanan atau produk online.
misalnya, kartu kredit, cash on delivery dan cash elektronik. Dimana fitur
Bearden dan Teel (1983), Oliver dan Swan (1989) berpendapat bahwa
pembelian. Feinberg et al. (2002) penyediaan kolom keluhan dari situs web, yang
keluhan mereka, sementara Feinberg et al. (2002) dan Khalifa dan Shen (2005)
2.7.2. Pengaruh Trustpada attitude, trust pada e-zakat yang di moderasi oleh
Religiosity
adalah penentu kepatuhan perilaku yang sangat kuat. Sebagai contoh, Saad dan
variabel paling penting yang berkorelasi dengan konstruk sikap telah berlangsung
Temuan dari hasil tersebut mengklaim bahwa sikap dan norma subjektif
58
hasil penelitian ini. Oleh karena itu, lembaga zakat harus mengambil tindakan dan
keagamaan) merupakan salah satu motivasi utama dan penentu niat untuk
memenuhi kewajiban zakat mereka ke lembaga zakat ketika mereka percaya dana
zakat juga dapat membantu meningkatkan mata pencaharian penerima zakat dan
bahwa kepercayaan dari pembayar zakat pada proses pengumpulan dan distribusi
zakat yang dilakukan oleh lembaga zakat adalah penting untuk meningkatkan
kepribadian.Greenedkk (1997)
penelitiannyabahwasikapseseorang terhadap
penelitian ini.
lembaga zakat (Eza Ellany & Mohd Rizal, 2011). Menurut (Kamil & Ahmad
kepentingan yang memiliki tingkat kepuasan tinggi pada distribusi zakat akan
berkontribusi pada kepercayaan yang lebih besar pada lembaga zakat dan
sebaliknya.
Kepuasanpelangganmerupakankuncidalammenciptakanloyalitaspelangg
(1999), loyalitas pelanggan tidak hanya meningkatkan nilai dalam bisnis, tetapi
juga dapat menarik pelanggan baru (Beerli dkk., 2004). Pada jangka pendek,
merupakan motif utama konsistensi bisnis, karena dengan ke- untungan maka
roda perputaran bisnis dari variasi produk dan jasa yang ditawarkan maupun
profitabel,yaknipelangganbersediamembayarharga
lebihtinggi,penyediaanlayananyanglebihmurahdan bersedia
lagi atau melakukan pembelian kembali produk/ layanan yang dipilih secara
Pelanggan yang puas membentuk dasar dari setiap bisnis yang sukses
dan dari mulut ke mulut yang positif. Berdasarkan teori dan hasil penelitian,
2.7Desain penelitian.
E-CRM
Risk perceived
Pre Service
H1
At Service H2 Attitude H5 E-Zakat usage H6 Satisfaction H7 Loyalty
H3
Post Service
H4 H4a
Religiosity
Trust
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DesainPenelitian
dari variabel dan mengungkap tentang penyebab dari satu atau lebih masalah
adalah survey dengan kuisioner. Metode ini merupakan metode pengumpulan data
dari sebuah sampel yang diambil dari sebuah populasi dan menggunakan
hipotesis.
penelitian. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua
orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel
bagian yang terpilih dari populasi, atau dengan kata lain beberapa elemen dari
66
pengambilan sampel yang tidak berdasarkan probabilitas atau tidak dimana setiap
orang memiliki kesempatan yang sama untuk di pilih sebagai sampel penelitian,
yang didasarkan oleh faktor kebetulan dan kemudahan yang dijumpai pada subjek
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel tidak sama atau tidak di
ketahui. Teknik sampling yang dipakai adalah purposive sampling dimana orang-
orang atau peristiwa tertentu dipilih dengan segaja untuk memberikan informasi
penting yang tidak dapat diperoleh dari pihak lain (Maxwell, 1996).
aplikasi e-zakat dan memiliki kreteria : 1) tahu aktivitas aplikasi e-zakat; 2)tahu
dan mengenal produk atau jasa perusahaan pelaku aplikasi e-zakat; 3) memiliki
karena bersesuaian dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menguji efek E-CRM
dan Loyality. Pengukuran e-zakat Usage menjadi factor utama dalam menentukan
Ukuran sampel yang digunakan pada riset ini sebesar 400 responden.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
atau media social yang bias disebut media daring serta menggunakan media luring
internet dan data pembayar zakat yang pernah dan sedang menggunakan e-zakat.
3.4 InstrumenPenelitian
Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui dua cara, yaitu riset
3.5 VariabelPenelitian
Pada penelitian ini vareabel yang terikat dalam penelitian ini adalah attitude
(Y1) , usage intention e-zakat (Y2), Satisfaction (Y3),dan Loyalty (Y4). Variable
bebas dalam penelitian ini adalah E-CRM (X1), dan trust (X2). Variable moderasi
Variabel /
Instrumen Pengukuran Skala Pengukuran
Sub Dimensi Instrumen Pengukuran Asli
Hasil Translasi
variabel
E-CRM Web desing 1. The mobile phone 1. Situs web e-zakat Skala Interval
Pre-service didefinisikan disini website has an attractive memiliki tampilan (1-7) :
sebagai tampilan appearance. yang menarik. 1. Sangat sangat
2. The mobile phone 2. Situs web e-zakat tidak setuju
gambar, dan
website uses good menggunakan 2. Sangat tidak
informasi yang colour combinations. kombinasi warna yang setuju
disajikan di situs 3. The mobile phone baik. 3. Tidak Setuju
web e-zakat website is easy to use. 3. Situs web e-zakat 4. Cukup setuju
4. The mobile phone mudah digunakan. 5. Setuju
website is always up and 4. Situs web e-zakat 6. Sangat setuju
accessible. selalu siap dan dapat 7. Sangat sangat
5. Web pages load quickly diakses. setuju
on the mobile phone 5. Halaman web e-zakat
website.(Wang and Liao memuat dengan cepat
(2007) Liu et al., (2008) di situs web ponsel.
Search 1. I could search easily for 1. Saya dapat dengan Skala Interval
Capabilities information on the mudah mencari (1-7) :
didefinisikan mobile phone website. informasi di situs e- 1. Sangat sangat
Program yang 2. The website provides webzakat. tidak setuju
memungkinkan sufficient facilities for 2. Situs web e-zakat 2. Sangat tidak
konsumen searching menyediakan fasilitas setuju
mengunjungi situs, products/services. yang memadai untuk 3. Tidak Setuju
dan melakukan 3. It took me little effort to mencari produk / 4. Cukup setuju
transaksi. find the information I layanan 5. Setuju
needed. 3. Butuh sedikit usaha 6. Sangat setuju
4. The information untuk menemukan 7. Sangat sangat
searching system on this informasi yang saya setuju
mobile phone website is butuhkan.
4. Sistem pencarian
fast and
informasi di situs web
convenient.Flavian et al., e-zakat ini cepat dan
(2005) Wang and Liao nyaman
(2007) Liu et al., (2008)
Loyalty 1. The mobile phone website 1. Situs web e-zakat Skala Interval
Programme offers attractive cash menawarkan (1-7) :
program yang rebates for any purchase pembayaran zakat 1. Sangat sangat
memungkinkan (e.g. cash back, cash in tidak setuju
melalui online.
dengan cepat advance …). 2. Sangat tidak
pelanggan 2. The mobile phone website 2. Situs webe-zakat setuju
mendapatkan offers an attractive points menawarkan fitur- 3. Tidak Setuju
informasi yang redemption scheme for fiturpembayaran 4. Cukup setuju
diinginkan any purchase (e.g. free 3. Situs web e-zakat 5. Setuju
minutes, free texts ….). menawarkan 6. Sangat setuju
3. The mobile phone website pembayaran yang Sangat sangat
offers attractive coupons setuju
menarik
for any purchase.
4. The mobile phone website 4. Situs web e-zakat
offers attractive gifts for menawarkan program
any purchase. yang menarik untuk
pembayaran
69
Bhattacherjee (2001)
Loon et al., (2009)
E-CRM Security/Privacy 1. I feel safe completing 1. Saya merasa aman Skala Interval
At-service Didefinisikan transactions on this menyelesaikan transaksi (1-7) :
kemampuannya mobile phone website. di situs web e-zakat ini. 1. Sangat sangat
untuk melindungi 2. My personal information 2. Informasi pribadi saya tidak setuju
informasi pribadi feels safe on this mobile terasa aman di situs web 2. Sangat tidak
pembeli dari phone web- site. e-zakat ini. setuju
penggunaan 3. The mobile phone 3. Situs web e-zakat hanya 3. Tidak Setuju
aplikasi E-zakat website charges only the membebankan biaya 4. Cukup setuju
usage agreed amount of money. sejumlah uang yang 5. Setuju
4. The mobile phone disepakati. 6. Sangat setuju
website demonstrates its 4. Situs web e-zakat 7.Sangat sangat
concern about menunjukkan setuju
consumers’ privacy. Liu keprihatinannya tentang
et al., (2008) ,Kim et al., konsumen
(2008)
Payment Methods 1. The mobile phone 1. Situs web ponsel Skala Interval
Didefinisikan website has various memiliki berbagai opsi (1-7) :
pilihan system payment options (online pembayaran 1. Sangat sangat
pembayaran pada card payment, cash on (pembayaran kartu tidak setuju
delivery, etc) online, pembayaran 2. Sangat tidak
aplikasi E-zakat
2. I accept the payment tunai, dll) setuju
options provided by the 2. Saya menerima opsi 3. Tidak Setuju
mobile phone website. pembayaran yang 4. Cukup setuju
3. The mobile phone disediakan oleh situs 5. Setuju
website offers web e-zakat. 6. Sangat setuju
convenient payment 3. Situs web e-zakat 7. Sangat sangat
procedures. Liu et al., menawarkan prosedur setuju
(2008) Wang and Liao pembayaran yang
(2007. mudah
Order Tracking 1. The mobile phone 1. Situs web e-zakat Skala Interval
Didefinisikankema website responds to merespons keluhan / (1-7) :
mpuan system complaints/ enquiries pertanyaan dengan 1. Sangat sangat
quickly. tidak setuju
melacak historical cepat
2. The mobile phone 2. Sangat tidak
transaksi pengguna website provides 2. Situs web e-zakat setuju
aplikasi e-zakat adequate FAQ services. menyediakan layanan 3. Tidak Setuju
3. The mobile phone yang memadai. 4. Cukup setuju
70
Customer Suppor 1. The mobile phone website 1. Situs web ponsel Skala Interval
Didefinisikan responds to complaints/ merespons keluhan / (1-7) :
dukungan enquiries quickly. pertanyaan dengan 1. Sangat sangat
2. The mobile phone website cepat. tidak setuju
pengguna aplikasi
provides adequate FAQ 2. Situs web e-zakat 2. Sangat tidak
E-zakat untuk services. menyediakan layanan setuju
menggunakan 3. The mobile phone website yang memadai. 3. Tidak Setuju
produk pada responds to requests 3. Situs web e-zakat 4. Cukup setuju
aplikasi E-zakat promptly. merespons permintaan 5. Setuju
4. The mobile phone dengan segera. 6. Sangat setuju
website provides a good 4. Situs webe-zakat 7. Sangat sangat
after-sales service Simons menyediakan layanan setuju
et al., (2009) Wang and purna jual yang baik,
Liao (2007) Simons
Attitude Attitude di 1. It is good for me to pay 1. Baik bagi saya untuk Skala Interval
definisikan untuk Zakat. membayar Zakat secara (1-7) :
prilaku yang 2. It is my priority to pay online 1. Sangat sangat
Zakat. 2. Merupakan prioritas tidak setuju
berhubungan
3. I like to pay zakat saya untuk membayar 2. Sangat tidak
dengan zakat pada 4. IamhappytopayZakatwhen Zakat secara online setuju
E-zakat somany others are not 3. Saya suka membayar 3. Tidak Setuju
paying.,Idris & Ayob zakat dengan online 4. Cukup setuju
(2001). 4. Saya senang membayar 5. Setuju
Zakat ketika banyak 6. Sangat setuju
orang lain tidak 7. Sangat sangat
membayar setuju
Trust Trust didefinisikan 1. I trust this brand 1. Kepercayaan kepada Skala Interval
untuk membangun 2. I rely on this brand lembaga (1-7) :
dan 3. This is an honest brand 2. Saya mengandalkan 1. Sangat sangat
4. This brand is safe. tidak setuju
mempertahankan lebaga ini
(Chaudhuri and Holbrook, 2. Sangat tidak
hubungan yang 2001) 3. Kepercayaan pada setuju
kuat antara program-program yang 3. Tidak Setuju
electroniccustomer disediakan lembaga 4. Cukup setuju
relation 4. Kepercayaan pada 5. Setuju
management (e- informasi 6. Sangat setuju
CRM) dan 7. Sangat sangat
setuju
pelanggan.
Re
Religiosity
DidefinisikaRReligiosity 1. Regulartyoffer compulsory 1. Melaksanakan sholat Skala Interval
didefinisikan prayer wajib (1-7) :
2. Fast during the month of 2. Puasa selama bulan 1. Sangat sangat
persepsi orang
Ramadhan Ramadhan tidak setuju
terhadap 3. Pay Zakat as prescribed 3. Membayar zakat sesuai 2. Sangat tidak
agamanya, criteria ketentuan setuju
menunjukkan 4. Always avid sin 4. Selalu menghindari dosa 3. Tidak Setuju
sejauh mana 5. Follow Islamic commands 5. Ikuti perintah Islam 4. Cukup setuju
71
Usage Intention e- 1. I plan to attend future 1. Saya berniat untuk Skala Interval
Usage zakatdidefinisikan performance at this menyalurkan zakat (1-7) :
Intention E- pelanggan yang theater melalui e-zakat 1. Sangat sangat
2. I pland to subscribe to tidak setuju
72
zakat melakukan this theater in the 2. Saya berniat untuk 2. Sangat tidak
pembayaran zakat future selalu menyalurkan setuju
melalui aplikasi e- 3. I would consider zakat menggunakan e- 3. Tidak Setuju
donating my time or 4. Cukup setuju
zakat zakat
money to this theatre. 3. 5. Setuju
Saya berniat 6. Sangat setuju
(Zeit et al. (1996) mempertimbangkan 7. Sangat sangat
Gabriano and Jonshon menyalurkan zakat setuju
(1999) menggunakan e-zakat
Satisfaction satisfaction 1. Iam satisfied with 1. Saya puas dengan Skala Interval
didefinisikan untuk theexperienceofusing pengalaman (1-7) :
persepsi yang SNSsIam pleased with t menggunakan e-zakat 1. Sangat sangat
2. he experienceofusing 2. Saya senang dengan tidak setuju
menyenangkan
SNSs pengalaman 2. Sangat tidak
dari pelanggan 3. My decisiontouseSNSs menggunakan e-zakat setuju
dalam e-zakat wasawise one 3. Keputusan saya untuk 3. Tidak Setuju
4. My feelingwith using menggunakane-zakat 4. Cukup setuju
SNSs wasgood.( IliasO. adalah keputusan yang 5. Setuju
Pappas 2020) bijaksana 6. Sangat setuju
4. Perasaan saya 7. Sangat sangat
dengan setuju
menggunakan e-
zakat bagus
Loyalty Loyalty 1. Intent to use the 1.Niat untuk menggunakan Skala Interval
didefinisikan institution zakat in the e-zakat di masa depan (1-7) :
kemauan para future 2. Niat untuk 1. Sangat sangat
2. Intent to recommend the merekomendasikan e- tidak setuju
wajib zakat untuk
institution zakat 2. Sangat tidak
membayar zakat 3. want to continue tobe the 3.Ingin terus menggunakan setuju
secara intens client the institution. e-zakat 3. Tidak Setuju
(terus-menerus), (Chaudhuri and 4. Cukup setuju
Holbrook, 2001) 5. Setuju
6. Sangat setuju
7. Sangat sangat
setuju
atau tidak.
responden. Jawaban terdiri dari tujuh pilihan, yakni: Sangat Sangat Setuju
73
(SSS), Sangat Setuju (SS), Setuju (S),Cukup Setuju (CS), Tidak Setuju
(TS), Sangat Tidak Setuju (STS), dan Sangat Sangat Tidak Setuju (SSTS).
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep (Hartono,
kesesuaian antara alat ukur atau instrumen penelitian dengan teori (Malhotra,
penelitian yang menunjukkan stabilitas dan konsistensi suatu alat ukur atau
indikator yang mengukur suatu konsep atau konstruk dan berguna untuk
khususnya jika instrumen menggunakan skala Likert atau interval dan untuk
menilai konsistensi internal dari suatu instrumen yang memiliki skor dan skala
respon yang berbeda (Klinger et.al, 2000). Hartono (2008) menyatakan bahwa
koefisien Cronbach’s Alpha digunakan karena varian dan kovarian dari masing-
74
ditunjukkan dari nilai koefisien Cronbach’s Alpha: yaitu 1) jika nilainya melebihi
0,70, maka dikatakan reliabilitas tinggi, dan 2) nilai antara 0,50 – 0,60
berbasis kovarian, dengan aplikasi Lisrel versi 8.80. SEM berbasis kovarian
dengan PLS (Partial Least Square), yaitu terutama ketepatan prediksi model,
pengukuran model fit dapat tersedia dengan baik, dan perbedaan antara matriks
SEM berbasis kovarian juga dikenal dengan analisis struktur kovarian dan
atau analisis variabel laten, yang menggunakan aplikasi software Lisrel atau
AMOS (Hair et al., 2010). Beberapa perbedaan yang mendasar SEM berbasis
variabel ganda. Dengan kata lain, SEM memeriksa hubungan secara simultan
antar konstruk laten (variabel yang tidak dapat diukur). Masing-masing konstruk
laten diukur oleh satu atau lebih variabel manivestasi atau indikator. Konstruk
75
laten dapat berfungsi sebagai variabel eksogen (independen) dan vaiabel endogen
yaitu 1) tahap pengukuran model fit atau kecocokan model penelitian dengan data
hipotesis berdasarkan model estimasi SEM. Pendekatan dua tahap ini digunakan
perubahan pada muatan indikator atau dimensi, kesalahan pengukuran, dan varian
Tabel 3.2 Perbandingan SEM Berbasis Kovarian dan PLS (Diadopsi dari
Chin dan Newsted, 1999)
parameter prediksi
Kompleksitas Model Kompleksitas kecil hingga Kompleksitas Besar (contoh:
moderat (contoh: lebih 100 konstruk dan 1000
rendah dari 100 indikator). indikator)
Ukuran Sampel Secara ideal mendasarkan Kekuatan analisis
pada analisis kekuatan model mendasarkan pada porsi
spesifik. Rekomendasi: model dengan sejumlah besar
minimal berkisar dari 200 prediktor. Rekomendasi:
hingga 800. minimal berkisar 30 hingga
100 kasus
Tipe Optimalisasi Iteraktif secara global Interaktif secara lokal
Test Signifikansi Tersedia Hanya dengan simulasi,
validitas terbatas
Ketersediaan Goodness of GOF model tersedia dengan Sedang dalam diskusi dan
Fit Model (GOF) jelas dikembangkan
Sumber: Urbach dan Ahlemann (2010).
Model penelitian dikatakan fit jika memenuhi indikator indeks model fit,
terdiri dari 3 jenis indeks, yaitu 1) Absolute Fit, 2) Incremental Fit, 3) Parsimony
Fit. Indeks Absolute Fit, merupakan indeks model fit yang paling mendasar, untuk
2010). Indeks Absolute Fit secara umum diukur dengan chi-square (X2 atau
RMR (root mean square residual), dan RMSEA (root mean square of
dengan NFI (normed fit index) serta CFI (comparative fit index) dan Parsimony
berbagai model alternatif atau modifikasi model penelitian jika ada berdasarkan
model SEM (Hair et al., 2010). Indeks Incremental Fit dikatakan fit jika ada
peningkatan dalam model fit dengan estimasi berbagai indikator pada suatu
konstruk yang saling berkaitan erat (Hair et al., 2010). Indeks Parsimony Fit
mengukur model fit yang lebih baik atau memperbaiki model fit dengan model
77
yang lebih sederhana. Indikator pengukuran indeks model fit dapat dilihat pada
tabel 3.3. chi-square (X2 atau CMIN) merupakan pengukuran kecocokan model
(model fit) statistik fundamental, yang diharapkan nilai ini relatif kecil dan
Nilai statistik X2 atau CMINrelatif kecil dan derajat bebas relatif besar
berarti secara statistik tidak ada perbedaan signifikan antara dua matriks kovarian,
sehingga teori yang diusulkan dalam hipotesis terdukung bahwa ada kesesuaian
antara model dan data yang sebenarnya digunakan dalam model penelitian.
indeks pengukuran model fit, yang juga paling banyak digunakan karena indeks
ini menghitung rasio indeks chi-squareterhadap derajat bebasnya. Hasil indeks ini
dalam model SEM jika menunjukkan nilai ≤ 5,00 dikatakan dalam kategori baik.
(Wheaton et al., 1977 dalam Arbuckle, 2009). Berarti, secara statistik ada
menghasilkan model fit secara statistik yang sensitif terhadap ukuran sampel
karena efek jumlah sampel pada distribusi penyampelan. Jika nilai indeks GFI
berada di atas 0,90, model penelitian dikatakan dalam kategori baik, tetapi
beberapa penelitian lain berpendapat bahwa nilai indeks GFI di atas 0,95
lebih baik (Hair et al., 2010). Nilai di atas standar demikian menunjukkan bahwa
indeks model fit absolut, yang mencerminkan nilai rata-rata residu dalam
atau skala kovarian indikator (Hair et al., 2010). Nilai indeks RMR pada
penelitian ini dikatakan dalam kategori baik, jika nilainya berada di bawah 0,05
model SEM.
pengukuran model fit yang paling banyak digunakan, yang bertujuan untuk
dengan jumlah variabel atau indikator yang diamati besar. Jika nilai indeks
RMSEA berada ≤ 0,07, maka indeks ini dalam kategori baik, walaupun ada
standar indeks RMSEA berada ≤ 0,08, tergantung dari penggunaan jumlah sampel
dan jumlah indikator yang diukur. Penelitian ini menggunakan standar RMSEA ≤
0,07 karena jumlah sampel yang digunakan dalam model penelitian ini di atas
500 dan jumlah variabel atau indikator yang terukur di atas 30 (Hair et al., 2010).
Jika nilai indeks RMSEA ini sebesar 0,00, berarti indeks ini dalam kategori
NFI (normed fit index) merupakan salah satu indeks Incremental Fit asli
yang menggambarkan rasio perbedaan nilai chi-square (X2) model fit dan model
nulldibagi dengan nilai chi-square (X2) untuk model null (Hair et al., 2010). Nilai
indeks ini berada di atas 0,95, dikatakan dalam kategori baik. Berarti, model
79
estimasi parameter pada model SEM ini tepat dalam mengestimasi kesesuaian
yang merupakan versi perbaikan atas indeks NFI. Indeks ini juga paling banyak
digunakan diantara indeks yang paling banyak digunakan. Nilai indeks ini berada
dalam kategori fit sempurna, jika bernilai indeks 1,000, melebihi standar 0,95,
walaupun pendapat lain mengusulkan di atas 0,90 dikatakan baik (Hair et al.,
2010). Jika nilai indeks ini mendekati nilai 1,000, dikatakan dalam kategori sangat
baik (Arbuckle, 2009). Nilai indeks ini mengimplikasikan bahwa model estimasi
parameter pada model SEM ini sangat tepat dalam mengestimasi kesesuaian
kompleksitas model, dengan menyesuaikan nilai indeks GFI melalui rasio derajat
bebas yang digunakan dalam model terhadap total derajat bebas yang tersedia.
Nilai AFGI seharusnya lebih rendah dari nilai GFI dan sebaiknya mendekati nilai
1,000 atau di atas 0,90, dikatakan dalam kategori baik (Hair et al., 2010). Nilai
indeks ini menunjukkan bahwa model estimasi parameter pada model SEM tepat
Gerbing (1998)
Degrees of freedom (DF) Besar Hair et al (2010); Anderson dan
Gerbing (1998)
Normed Chi-square (X2/df; ≤ 5,00 Wheaton et al (1977 dalam
atau CMIN/DF) Arbuckle, 2009)
GFI > 0,90 Hair et al (2010)
RMR < 0,05 Byrne (2001); Browne dan Cudeck
(1993)
RMSEA < 0,07 Hair et al (2010); Arbuckle (2009)
Incremental Fit
NFI > 0,95 Hair et al (2010)
CFI > 0,95 Hair et al (2010)
Parsimony Fit
AGFI > 0,90 Hair et al (2010)
pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
PS RP ζ3
γ3
AS EZU Sfn Lty
γ2 Atd
γ5 γ6 γ7
PS γ1
γ4,1 γ4.2
Trs Rgy
Keterangan :