Anda di halaman 1dari 8

Vol.2 No.

10 Maret 2022 3303


……………………………………………………………………………………………………...
ANALISIS DANA ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI MODAL USAHA MIKRO PADA
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)
PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh
Nazariyah Lubis1, Alistraja Dison Silalahi2, Ova Novi Irama3
1,2,3
Jurusan Akuntansi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Jl. Garu II No. 52 Medan, (061) 7867044
Email: 1nazariyahlubis018@gmail.com , 2alistraja.disonsilalahi0@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dana zakat produktif terhadap perkembangan
ekonomi mustahik di BAZNAS. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini memandang representasi informan terwakili oleh
kualitas informasi yang diberikan oleh informan yang dilibatkan pada penelitian ini. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan menggunakan teknik
pengumpulan data secara langsung melalui wawancara. Sampel dalam penelitian ini adalah
penerima dana zakat produktif di BAZNAS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua
kondisi ekonomi mustahik setelah mendapatkan dana zakat produktif dari BAZNAS membaik
bahkan ada yang mengalami kemajuan dan hanya beberapa orang saja yang kondisi ekonominya
cukup. Penyaluran dana zakat produktif dari BAZNAS dikatakan dapat mempengaruhi
perkembangan mustahik. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan mustahik yaitu
pendapatan yang dimiliki mustahik apakah meningkat atau tidak setelah mendapatkan dana
bantuan zakat produktif.
Kata Kunci: Zakat Produktif, Usaha Mikro, Badan Amil Zakat Nasional

PENDAHULUAN kecil ini ditengah masalah krisis global yang


Kemiskinan menjadi permasalahan bagi terjadi pada tahun 2008. UMKM ini masih
negara hingga saat ini yang masih belum dapat mampu bertahan akan usaha yang dijalankan
teratasi. Salah satu penyebabnya adalah adanya dan mampu memainkan fungsi penyelamatan di
ketimpangan distribusi pendapatan. Bentuk beberapa sub-sektor (Nikmah.dkk, 2014). [2]
pemerataan pendapatan yang dapat dilakukan Keberadaan usaha mikro hendaknya dapat
adalah dengan mendistribusikan pendapatan memberikan kontribusi yang cukup baik
dari masyarakat golongan mampu kepada yang terhadap masalah kemiskinan dan
tidak mampu. Salah satu sisi ajaran Islam pengangguran. Pembangunan dan pertumbuhan
sebagai upaya dalam pemerataan pendapatan mikro merupakan salah satu penggerak yang
adalah Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) sangat penting bagi perkembangan dan
(Wardayanti,2015).[1] pertumbuhan suatu negara. Sektor ekonomi di
Pertumbuhan perekonomian suatu negara indonesia merupakan sektor yang banyak
menjadi salah satu indikator meningkatnya kontribusinya terhadap penciptaan lapangan
kesejahteraan suatu bangsa. Salah satu yang kerja. Saat ini permasalahan yang dihadapi oleh
menjadi tulang punggung perekonomian negara pelaku usaha mikro yaitu dalam mengakses
Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil dan modal (Wulansari,2014).[3]
Menengah (UMKM). Hal ini ditunjukkan UMKM memegang peranan penting
dengan mampu bertahannya industri usaha dalam perekonomian Indonesia karena menjadi

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3304 Vol.2 No.10 Maret 2022
………………………………………………………………………………………………………
ujung tombak industri nasional dan menyerap pranata keagamaan yang bertujuan untuk
banyak tenaga kerja. Pada tahun 2010, jumlah meningkatkan keadilan dan kesejahteraan
pelaku UMKM berjumlah 51,3 juta (99,99%), masyarakat dalam meningkatkan daya guna dan
kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar Rp. hasil guna sesuai dengan syariat Islam. Maka
2.609,4 triliun atau (55,6%), nilai investasi dengan adanya masalah tersebut perlu adanya
UMKM cukup signifikan yaitu Rp. 640,4 perencanaan yang dapat mengembangkan zakat
triliun (52,9%), dan menyerap tenaga kerja tersebut. Dengan berkembangnya usaha kecil
terbanyak, yaitu 90,9 juta pekerja (97,1%) menengah dengan modal yang berasal dari
(BPS, 2011). zakat, akan menyerap tenaga kerja dan
Pengelolaan zakat yang dilakukan secara berkembangnya usaha para mustahik. Hal ini
optimal dan professional oleh masyarakat dan berarti angka pengangguran bisa dikurangi,
pemerintah adalah salah satu instrumen yang berkurangnya angka pengangguran akan
digunakan sebagai sumber dana yang dapat berdampak pada meningkatnya daya beli
dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat masyarakat terhadap suatu produk barang
terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan ataupun jasa, meningkatnya daya beli
mengurangi kesenjangan sosial. Mengingat masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan
banyaknya warga muslim yang ada di produksi, pertumbuhan sektor produksi inilah
Indonesia, bisa menggambarkan betapa yang akan menjadi salah satu indikator adanya
besarnya potensi zakat yang dikeluarkan oleh pertumbuhan ekonomi.
masyarakat muslim yang telah mencapai nishab Penanggulangan sosial ekonomi,
dan menyalurkan zakatnya pada Lembaga/ menjadi bahan kajian yang selalu menarik di
Badan Amil Zakat yang terpercaya. ranah akademik. Dalam pencapaian prioritas
Adapun pada Badan Amil Zakat Nasional nasional untuk menanggulangi kemiskinan,
Provinsi Sumatera Utara, akad yang digunakan sinstrumen ZIS (zakat, infaq dan shadaqah) ke
adalah akad hibah yang artinya pemberian depan dituntut untuk semakin berperan dalam
secara cuma-cuma kepada mustahik dengan mengentaskan kemiskinan dan membawa
menyalurkan pemberian dana bergulir tanpa kesejahteraan kepada masyarakat banyak.
bunga melalui 5 (Lima) Baznas kabupaten/kota Sampai sekarang harus diakui pengumpulan
se-Sumatera Utara sebesar Rp 500 juta. zakat belum maksimal di negara kita. Seperti
Masing-masing kabupaten/kota menerima Rp hal yang disampaikan oleh Direktur
100 juta untuk disalurkan kepada masyarakat Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama
yang membutuhkan. Dimana salah satunya menyampaikan bahwa potensi zakat pada tahun
ketua BAZNAS Deli Serdang pada acara 2016 sebesar Rp. 217 triliun per tahun, belum
penyaluran dana bergulir selama 10 bulan tanpa lagi jika ditambah dengan infaq, shadaqah dan
bunga di 5 (Lima) kabupaten/kota, demikian wakaf. Pada kenyataannya saat ini baru tergali
juga zakat produktif dari baznas kabupaten deli sebesar Rp 3,7 triliun per tahun, ini menunjukan
serdang kepada pedagang ekonomi lemah bahwa dana zakat yang berhasil dihimpun dari
sebagai modal bagi menjalankan usahanya masyarakat masih jauh dari potensi yang
(Sumut.baznas.go.id,2020).[4] sebenarnya. Hal ini disebabkan belum
Zakat sendiri diatur dalam UU Nomor 23 efektifnya lembaga zakat yang menyangkut
tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat aspek pengumpulan, administrasi,
menggantikan Undang-Undang sebelumnya pendistribusian, monitoring serta evaluasinya.
yaitu Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Namun kita bersyukur hingga saat ini dana
tentang Pengelolaan zakat yang sudah tidak zakat yang terhimpun telah mampu membantu
sesuai dengan perkembangan kebutuhan lebih dari 2,8 juta mustahik atau lebih dari 9%
hukum dalam masyarakat. Hal ini merupakan orang miskin di Indonesia. Maka bisa
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.10 Maret 2022 3305
……………………………………………………………………………………………………...
dibayangkan seandainya zakat yang terhimpun 2. Bagaimanakah dampak penyaluran dana
sampai 10,30, atau 50 persen, niscaya akan zakat produktif terhadap peningkatan
menjadi kekuatan yang signifikan untuk ekonomi mustahik?
mengatasi masalah kemiskinan dan akan Adapun yang menjadi tujuan penelitian
banyak memberikan kesejahteraan kepada ini adalah:
masyarakat di tanah air Realisasi penerimaan 1. Untuk mengetahui mekanisme Badan Amil
zakat yang masih rendah dibandingkan Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi
potensinya, serta masih terkonsentrasi pada Sumatera Utara dalam menyalurkan dana
satu jenis zakat fitrah, mengindikasikan bahwa zakat.
terdapat permasalahan- permasalahan yang 2. Untuk mengetahui perkembangan
menyebabkan seorang muslim yang telah ekonomi mustahik pada Badan Amil Zakat
mempunyai harta yang cukup untuk wajib zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Sumatera
tidak patuh dalam dalam berzakat. Utara melalui dana zakat produktif.
Tabel 1.Penyaluran Zakat Produktif Tahun
2016-2017 LANDASAN TEORI
1. Zakat
Menurut terminologi, zakat bermakna
sejumlah harta tertentu yang diberikan kepada
golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu.
Harta tertentu artinya hanya harta yang telah
ditentukan saja yang harus dikeluarkan
zakatnya, dan telah memenuhi syarat yang
Sumber: Baznas Kota Medan
sudah ditentukan (Mansyur Huda, 2012).[5]
Dalam rangka merevitalisasi ZIS, maka
Sedangkan menurut terminology (syara’)
ZIS dijadikan sebagai sarana untuk melakukan
zakat adalah sebuah aktifitas (ibadah)
pemberdayaan ekonomi umat melalui
mengeluarkan sebagian harta atau bahan
pengembangan usaha-usaha yang produktif.
makanan utama sesuai dengan ketentuan syariat
Hal ini bertujuan agar kegiatan ekonomi
yang diberikan kepada orang-orang tertentu,
mustrahiq dapat tumbuh dan berkembang
pada waktu tertentu dengan kadar tertentu.
sekaligus dapat meningkatkan perekonomian
2. Peranan Zakat Terhadap Keseimbangan
masyarakat terutama bagi pengembangan
Perekonomian
usaha-usaha mikro. Pemanfaatan dana zakat
Zakat sebagai penyeimbang
produktif mempunyai konsep perencanaan dan
perekonomian tidak dapat berjalan tanpa
pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji
kontrol. Harus diperlukan adanya mekanisme
penyebab kemiskinan yang bersumber dari
transfer pendapatan dari kelompok sejahtera
ketidakadaan modal kerja, kekurangan
kepada kelompok pra-sejahtera. Dalam hal ini,
lapangan kerja, tingkat pendidikan, serta
Islam telah mengenalkan prinsip zakat yang
kurangnya etos kerja.
dapat difungsikan sebagai alat untuk
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
meridribusikan pendapatan. Dalam perspektif
penulis mencoba merumuskan masalah agar
ekonomi syariah, secara makro keseimbangan
penelitian yang dilakukan lebih terarah dan
distribusi pendapatan dan kekayaan dapat
mencapai hasil yang diterapkan. Adapun
ditinjau pada tiga aspek, yaitu pre-production
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
distribution, post-production
1. Bagaimanakah mekanisme penyaluran
distribution dan redistribution.
zakat untuk perkembangan ekonomi yang
a. Pre-production Distribution
dilakukan Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Provinsi Sumatera Utara?
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3306 Vol.2 No.10 Maret 2022
………………………………………………………………………………………………………
Yaitu distribusi barang dan jasa sebelum memberikan dana bergulir kepada para
produksi. Untuk menilai apakah sebuah mustahik yang produktif. Mustahik dipinjami
negara mempunyai arah kebijakan modal dan diharuskan melaporkan dan
miningkatkan pendapatan kelompok miskin mempertanggung jawabkan penggunaan modal
(mendistribusikan pendapatan untuk rakyat kerja itu dalam waktu yang telah ditentukan,
miskin), dapat dilihat pada struktur dengan kewajiban mengembalikan modal
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara usahanya secara angsuran. Dana zakat yang
(APBN). disalurkan ke arah produktif ini harus di tangani
b. Post-production Distribution oleh lembaga (bukan perorangan) yang mampi
Yaitu distribusi barang dan jasa setelah melkukan pembinaan, pendampingan, dan
produksi. Terkait dengan barang dan jasa monitoring kepada para mustahik yang sedang
yang telah diproduksi dengan reward yang melakukan kegiatan usaha agar dapat berjalan
diterima oleh masing-masing faktor dengan baik (Fitriani, 2015).[6]
produksi, seperti modal dan tenaga kerja Definisi zakat produktif akan menjadi
sesuai dengan kontribusi masing-masing, lebih mudah dipahami jika diartikan
baik melalui mekanisme pasar maupun berdasarkan suku kata yang membentuknya.
intenvensi pemerintah. Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-
c. Redistribution yazku-zakah. Oleh karena kata dasar zakat
Yaitu mekanisme pendistribusian adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh,
kekayaan. Mekanisme ini didasari atas motif bersih, baik, dan bertambah (Riadi,2014).[7]
baik adanya ancaman maupun iming- 4. Usaha Mikro
iming balasan yang akan diterima bila Usaha mikro kecil dan menengah pada
mengerjakannya. Misal Allah mengancam setiap negara memiliki definisi yang berbeda-
akan mengalungkan harta bagi mereka yang beda antara satu negara ke negara lainnya.
bakhil tercantum dalam QS Ali Imran:180 Ukuran sebuah usaha biasanya dinilai dari
yang berbunyi artinya: “Sekali-kali banyaknya jumlah pekerja, modal, besaran
janganlah orang-orang yang bakhil asset tetap dan bergerak, perputaran penjualan
dengan harta yang Allah berikan kepada setiap tahunnya, dan sebagainya. Sebagian
mereka dari karunia-Nya menyangka, kelompok negara menyebutkan bahwa usaha
bahwa kebakhilan itu adalah buruk bagi berskala kecil apabila mempekerjakan kurang
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu akan dari 50 orang dan pemiliknya sekaligus menjadi
dikalungkan di lehernya kelak pada hari manajer usahanya (Bank Indonesia, 2016).[8]
kiamat…..”, dan kemudiam Allah akan Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
memberikan ganjaran (reward) bagi orang 2008 tentang UMKM, dalam pasal 1 usaha
yang menafkahkan hartanya dijalan Allah mikro didefinisikan sebagai usaha produktif
sebanyak 700 kali lipat seoperti yang yang memenuhi kriteria usaha mikro
tercantum dalam QS Al Baqarah:261 yang sebagaimana diatur dalam undang-undang
berbunyi artinya: “Perumpamaan (nafkah tersebut. Sedangkan usaha kecil adalah usaha
yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah dilakukan oleh perorangan atau badan usaha
adalah serupa dengan sebutir benih yang yang bukan merupakan anak perusahaan atau
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bukan cabang dari perusahaan yang dimiliki,
bulir seratus biji. ……”. dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
3. Zakat Produktif maupun tidak langsung dari usaha menengah
Zakat prduktif merupakan pemanfaatan atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
zakat sebagai modal usaha produktif dengan
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.10 Maret 2022 3307
……………………………………………………………………………………………………...
kecil sebagaimana dimaksud oleh undang- Jenis data yang digunakan dalam
undang tersebut. penelitian ini adalah dengan menggunakan data
5. Modal Usaha kualitatif, yaitu informasi yang diterima dari
Modal usaha menurut kamus besar informan berupa wawancara, dengan demikian
bahasa indonesia dalam Listyawan Ardi data adalah kalimat yang merupakan pendapat
Nugraha (2011:9) “Modal usaha adalah uang informan. Penelitian ini memandang
yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk representasi informan terwakili oleh kualitas
berdagang,melepas uang, dan sebagainya:harta informasi yang diberikan oleh informan yang
benda (uang,barang, dan sebagainya) yang dilibatkan pada penelitian ini. Adapun sumber
dapat di gunakan untuk menghasilkan sesuatu data yang digunakan dalam penelitian ini
yang menambah kekayaan.”[9] Modal dalam adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
pengertian ini dapat di interpretasikan sebagai dari hasil pengamatan langsung terhadap objek
sejumlah uang yang di gunakan dalam penelitian yaitu bagaimana akuntabilitas
menjalankan kegiataan-kegiatan bisnis. pengelolaan keuangan pada Badan Amil Zakat
Dalam konsep ekonomi islam modal Nasional Sumatra Utara dan hal pendukung
merupakan semua harta yang bernilai dalam lainnya, baik melalui wawanara dan
pandangan syar’i, yang aktivitas manusia ikut dokumentasi dengan nadzir dan bendahara.
berperan serta dalam usaha produksinya dengan Teknik pengumpulan data yang digunakan
tujuan pengembangan. penulis dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi dan penelitian lapangan yang
METODE PENELITIAN meliputi observasi dan wawancara.
Penelitian ini dilakukan di BAZNAS
Provinsi Sumatera Utara Kota Medan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
berlokasi di Jl. Rumah Sakit H. No.47 Medan, BAZNAS Provinsi Sumatera Utara
Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang adalah Institusi resmi pengelola zakat yang
Sumatera Utara 20371. Metode penelitian yang dibentuk pemerintah daerah Provinsi Sumatera
digunakan adalah metode kualitatif yaitu Utara berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011 yang
penelitian yang lebih menekankan pada aspek menggantikan UU No. 38 Tahun 1999 tentang
pemahaman yang mendalam terhadap suatu pengeloaan zakat. Bertanggungjawab kepada
permasalahan, bersifat deskriftif dan cenderung BAZNAS Pusat dan Pemerintah Daerah
menggunakan analisis yang lebih Provinsi. Kehadiran BAZNAS Provinsi
mengutamakan proses dan makna. Penelitian Sumatera Utara yang dulunya BAZDASU
ini dimulai dengan mengumpulkan data, dimana kepengurusannya ditetapkan
wawancara, mempelajari, menggamati dan berdasarkan keputusan Gubernur Provinsi
menganalisis dokumen-dokumen yang Sumatera Utara Nomor :
berhubungan dengan objek penelitian dan 188.44/530/KPTS/2010 tanggal 31 Agustus
diakhiri dengan kesimpulan. 2010 Tentang Sususnan Pengurus BAZDASU
Subjek dalam penelitian ini adalah Badan periode 2012-2013 merupakan mitra
Amil Zakat Nasional Provinsi Sumatra Utara. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah: dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
1. Penerima yaitu mustahik. Dimana mustahik masyarakat, meningkatkan daya guna dan hasil
adalah orang yang diberikan bantuan guna zakat sesuai dengan syariat islam.
penyaluran dana zakat produktif. Sebelumnya tahun 2000 organisasi ini
2. Pengelola yaitu BAZNAS yang dimana bernama BAZDASU dimana pada tahun 2011
sebagai terkait pelaksanaan program dikukuhkan dan diganti dengan nama
penyaluran dana zakat. BAZNAS SU. Hal ini berdasarkan Surat

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3308 Vol.2 No.10 Maret 2022
………………………………………………………………………………………………………
Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: benar membutuhkan dan tidak mampu lagi
188.44/263/KPTS/2014 tanggal 10 April 2014, mengembalikan uang zakat tersebut.
tentang susunan pengurus BAZNAS SU Sedangkan Akad Qardhul Hasan, tambahan
periode 2013-2016 dan UU Nomor 23 Tahun modal/modal bergulir yang diberikan kepada
2011, pasal 14 ayat (1) tentang pengelolaan mustahik , dimana mustahik nanti akan
zakat, dalam melaksanakam tugas administrasi mengembalikan dana zakat tersebut BAZNAS
dan teknis pengumpulan dan pendayagunaan, tanpa adanya tambahan dan ada jaminannya.
maka BAZNAS dibantu oleh Sekretariat. Jangka waktu untuk pengembaliannya adalah 1
Berdasarkan wawancara yang telah tahun atau 10 kali bayar. Modal yang telah
dilakukan penulis kepada Bapak Musaddad dikembalikan kepada BAZNAS akan
Lubis selaku ketua bidang pendistribusian zakat digulirkan kembali kepada mustahik yang
di BAZNAS Provinsi Sumatera Utara pada memerlukan.Usaha-usaha yang mendapatkan
tanggal 30 Januari 2021, beliau mengatakan bantuan modal dari zakat produktif adalah
bahwa pendistribusian zakat produktif di berupa usaha Kuliner, Olahan, Jasa. Mustahik
BAZNAS sudah dilakukan dalam 10 tahun yang ingin mendapat bantuan modal dari zakat
terakhir. Pendistribusian zakat produktif di produktif harus mengajukan surat permohonan
BAZNAS Provinsi Sumatera Utara terlebih dahulu dengan melengkapi berkas-
berdasarkan delapan golongan asnaf yang telah berkas yang diminta oleh BAZNAS.
ditetapkan dalam Al-Quran yakni fakir, miskin, Untuk pendistribusian zakat produktif,
amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah dan ibnu kita akan memproses permohonan yang
sabil. Namun dalam penyalurannya mayoritas diajukan masyarakat ke BAZNAS dan
dananya lebih terkonsenterasi kepada fakir kemudian akan dilakukan survei kelayakan
miskin dengan penyaluran secara konsumtif untuk menjadi mustahik. Setelah dilakukan
dan produktif. Pendistribusian zakat produktif survei akan dilakukan rapat antar pengurus
untuk saat ini masih kita utamakan masyarakat apakah permohonan tersebut disetujui atau
muslim miskin yang mempunyai usaha tidak. Peyaluran dana zakat ini akan
berjalan, biasanya kita memberikan tambahan disesuaikan dengan kebutuhan mustahik yang
modal sekitar Rp.500.000 - Rp. 5.000.000 didasarkan pada hasil survei, juga dipengaruhi
sesuai dengan jenis usaha yang mereka jalankan oleh tingkat kelayakan kehidupan calon
dalam bentuk tunai, ada juga yang dalam mustahik tersebut sehingga dana yang telah
bentuk alat misalnya Becak. Kriteria mustahik disalurkan sesuai dengan kebutuhan mustahik
yang mendapatkan dana zakat produktif nantinya. Jika pihak pengurus sudah
biasanya ada yang berbentuk kelompok menyetujuinya, maka mustahik bisa datang
berbasis Mesjid dan ada juga yang berbentuk langsung ke BAZNAS untuk menerima dana
perorangan. zakat tersebut. Untuk calon mustahik yang
Lebih lanjut, Bapak Musaddad Lubis tidak mampu akan kita distribusikan zakat
menjelaskan bahwa pendistribusian zakat dengan akad hibah, sedangkan kalau untuk
produktif pada BAZNAS Sumatera Utara calon mustahik yang membutuhkan dana untuk
menggunakan akad Hibah dan Qardhul hasan. tambahan modal usahanya kita distribusikan
Akad Hibah berarti dana zakat produktif yang zakat dengan akad qardhul. Metode yang
diberikan kepada mustahik diberikan begitu digunakan BAZNAS dalam menyalurkan dana
saja tanpa adanya pengembalian atau zakat dilakukan dengan menggunakan metode
pembayaran kembali oleh mustahik kepada menyalurkan secara langsung dan metode
BAZNAS Sumatera Utara. Zakat dengan akad menyalurkan secara tidak langsung.
hibah ini diberikan kepada mustahik yang Untuk mustahik penerima dana zakat
mengelola usaha kecil-kecilan yang benar- produktif di BAZNAS Provinsi Sumatera Utara
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.10 Maret 2022 3309
……………………………………………………………………………………………………...
yang terdaftar pada BAZNAS Provinsi Salah satu faktor yang mempengaruhi
Sumatera Utara pada tahun 2019 berjumlah 10 perkembangan mustahik yaitu pendapatan yang
orang dan 2020 berjumlah 9 orang dimiliki mustahik apakah meningkat atau tidak
Tabel 2. Data Mustahik Penerima Dana setelah mendapatkan dana bantuan zakat
Zakat Produktif 2019 produktif.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mekanisme praktik pendistribusian zakat
produktif pada BAZNAS Sumatera Utara
sudah berjalan selama 10 tahun ini. Sasaran
utama dalam pendistribusian zakat produktif
pada BAZNAS Sumatera Utara adalah
masyarakat muslim miskin yang mempunyai
usaha berjalan, baik itu berjualan, jasa,
Tabel 3. Data Mustahik Penerima Dana olahan, dan usaha kecil-kecilan lainnya.
Zakat Produktif 2020 Dalam pendistribusian zakat produktif
BAZNAS Sumatera Utara menggunakan
akad hibah dimana dana zakat yang
didistribusikan kepada mustahik diberikan
secara cuma-cuma tanpa dikembalikan lagi
oleh mustahik, tetapi BAZNAS Sumatera
Utara sudah memulai menggunakan akad
qardhul hasan. Calon mustahik yang ingin
mendapatkan zakat produktif harus
mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada BAZNAS Sumatera Utara dengan
melengkapi persyaratan yang diberikan oleh
BAZNAS Sumatera Utara. Kemudian
permohonan yang masuk akan diproses oleh
Sumber : Baznas Provinsi Sumatera Utara
BAZNAS dilanjutkan dengan melakukan
survei kepada usaha yang sedang dikelola
Perkembangan ekonomi mustahik dapat
oleh mustahik baik itu survei secara
dilihat dari beberapa faktor yang dapat
langsung maupun tidak langsung. Dalam
mempengaruhi. Dalam mengukur seberapa
pendistribusian zakat produktif ini
besar perkembangan ekonomi mustahik,
didistribusikan kepada perorangan maupun
penulis hanya menggunakan cara yang sangat
secara kelompok berbasis Mesjid. Besaran
sederhana yaitu dengan melihat data-data
dana yang didistribusikan kisara
mustahik yang menerima dana zakat produktif
Rp.500.000-Rp.5.000.000 sebagai modal
BAZNAS Provinsi Sumatera Utara, melakukan
tambahan untuk mengembangkan usaha
wawancara kepada mustahik, dan melihat
mustahik.
kondisi atau pendapatan mustahik setelah
2. Zajat sebagai sumber dana yang potensial
menerima zakat produktif. Setelah melakukan
untuk kesejahteraan umat. Salah satu tujuan
wawancara dan data-data lalu penulis
zakat adalah mengubah mustahik menjadi
menganalisa sesuai dengan kondisi mustahik.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3310 Vol.2 No.10 Maret 2022
………………………………………………………………………………………………………
seorang mustahik. Implikasi zakat produktif DAFTAR PUSTAKA
terhadap mustahik BAZNAS Sumatera [1] Wardayanti, Siti Maria dan Siska Putri
Utara sebagai salah satu lembaga amil zakat Imaroh, 2015, Analisis Pengendalian Intern
masih belum sepenuhnya mampu mengubah COSO Pada Pengelolaan Dana Zakat, Infaq
mustahik menjadi seorang muzakki. Status dam Shadaqah (ZIS) , Journal of Social and
mustahik baru mampu berubah menjadi Science Religion Vol.22 hal 227-238.
muktafi (orang yang mampu memenuhi [2] Nikmah, Choirin, et. al. (2014). Analisis
kebutuhannya sendiri) dan munfiq (orang Implikasi Pembiayaan Syariah pada
yang berinfaq). Hal ini salah satunya Pedagang Kecil di Pasar Tanjung Jember.
disebabkan masih sedikitnya jumlah dana Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi.
zakat yang dialokasikan untuk zakat Volume 1.
produktif dan kurangnya pemahaman [3] Wulansari, Dwi, Sintha. 2014. Analisis
mustahik tentang dana zakat produktif. Peran Zakat Produktif terhadap
Saran Perkembangan Usaha MikroMustahik
Berdasarkan hasil penelitian dan Penerima Zakat (Studi Kasus Rumah Zakat
kesimpulan yang telah disajikan maka Kota Semarang). Skripsi Mahasiswa FEB
selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran UNDIP Semarang.
yang kiranya dapat memberikan manfaat [4] https://pid.baznas.go.id/sumatera-utara/
kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil [5] Mansyur Huda. Syubahat Seputar Zakat,
penelitian ini. Adapun saran-saran yang dapat Solo:Tinta Medina, 2012.
disampaikan adalah sebagai berikut: [6] Fitriani, I. R. (2015). Pola Distribusi Dalam
1. Untuk BAZNAS Sumatera Utara, sebaiknya Upaya Meningkatkan Kesejahteraan
lebih menambah proporsi alokasi dana untuk Jama’ah Majelis Taklim Al-Hidayah
pendistribusian zakat produktif. Dalam Rejosari Gunung Pati (Studi Kasus Baznas
pendistribusian zakat produktif lebih banyak Provinsi Jawa Tengah). Semarang: UIN
menggunakan akad qardhul hasan agar dana Walisongo.
zakat dapat digulirkan kepada mustahik [7] Riyadi, Agus.”Menejemen pengolahan
yang lain yang membutuhkan dan supaya zakat produktif. IQTISHADIAH jurnal
mustahik lebih bertanggungjawab dalam kajian ekonomi dan bisnis islam 7, no.2
menggunakan dana zakat yang diberikan. (november 2014):335-56.
Kemudian agar pemanfaatan dana zakat [8] Indonesia, B. (2016). Profil Bisnis Usaha
lebih maksimal maka sebaiknya mustahik Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
perlu diberikan pemahaman lebih lanjut [9] Ardi Nugroho, Listyawan. 2011. Pengaruh
mengenai zakat produktif dan bagaimana Modal Usaha. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pengelolaannya serta pihak BAZNAS
Sumatera Utara tetap melakukan
pendampingan dan pengawasan.
2. Bagi para mustahik, yang mendapatkan dana
zakat produktif hendaknya menggunakan
dana zakat tersebut dengan baik,
menjalankan usahanya dengan sungguh-
sungguh, sehingga pihak BAZNAS masih
tetap percaya dengan mustahik dan keadaan
mustahik lebih baik serta statusnya dapat
berubah menjadi seorang muzakki.

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai