Anda di halaman 1dari 14

AT-TAUZI’ : Jurnal Ekonomi Islam Vol 19 No 2 : Desember 2019

Optimalisasi Pengelolaan Zakat untuk Kesejahteraan Umat


(Studi Kasus pada Badan Amil Zakat Nasional Daerah Istimewa
Yogyakarta)

Oleh:
Nunung Nurlaela
Nindya Ayu Zulkarnain

STEI Hamfara Yogyakarta

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis optimalisasi zakat di Daerah Istimewa Amil Zakat
Yogyakarta (BAZNAS DIY) berdasarkan bagaimana strategi BAZNAS DIY dalam memaksimalkan
pengelolaan potensi zakat dan bagaimana efektivitas distribusi zakat di BAZNAS DIY dalam
membantu kesejahteraan umat. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder yang bersumber dari BAZNAS DIY. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1. Strategi BAZNAS dalam memaksimalkan manajemen zakat, yaitu
strategi dalam publikasi zakat, misalnya sosialisasi tentang manajemen zakat, konseling publik,
pendisiplinan kartu NPWZ (Nomor Pajak Wajib Zakat) 2. Mengoptimalkan pengumpulan dan
Distribusi zakat di DIY dapat dipengaruhi oleh tiga faktor penting yaitu potensi zakat yang
dimiliki oleh masyarakat, besarnya potensi dana zakat yang diserap oleh BAZNAS DIY, dan
keberhasilan distribusi, tetapi berhasil atau tidaknya pengumpulan zakat dan pemanfaatan
zakat hanya dilakukan oleh lembaga pengelola zakat. Implikasi penelitian ilmiah, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam pengembangan masyarakat untuk
kesadaran di masyarakat untuk mengeluarkan zakat pada BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta
untuk penghasilan yang berasal dari segala bentuk profesi.

Kata kunci: Optimalisasi Pengelolaan Zakat, Kesejahteraan Masyarakat

ABSTRACT
This study aims to analyze the optimization of zakat at the Yogyakarta Special Region Amil Zakat
Agency (BAZNAS DIY) based on how the BAZNAS DIY strategy in maximizing the management
of zakat potential and how the effectiveness of the distribution of zakat in BAZNAS DIY in
helping the welfare of the Ummah. This research is descriptive qualitative. The data of this
research are primary data and secondary data sourced from BAZNAS DIY. The results of this
study indicate that: 1. BAZNAS strategy in maximizing zakat management, namely the strategy
in zakat publication, for example, socialization on zakat management, public counseling,
disciplining NPWZ cards (Zakat Obligatory Tax Number) 2. Optimizing the collection and
distribution of zakat in DIY can be influenced by three factors important is the potential of zakat
owned by the public, the amount of potential zakat funds absorbed by BAZNAS DIY, and the
success of distribution, but whether or not successful in collecting zakat and utilization of zakat
is carried out only by zakat management institutions. Scientific research implications, the
results of this study is expected to be a reference in community development for awareness in
the community to issue zakat on the Special Region of Yogyakarta BAZNAS for income derived
from all forms of professions.

Keywords: Optimization of Zakat Management, Community Welfare

94
A. PENDAHULUAN beruntung seperti memberikan santunan
kepada orang miskin, fakir, yatim, dan
Zakat merupakan salah satu rukun
kepada sesama manusia lainya yang
Islam, tujuan utama dari zakat yaitu
membutuhkan. Ini dapat dijadikan
meningkatkan kesejahteraan ummat dan
sebuah bukti akan sebuah potensi yang
untuk mengurangi kesenjangan yang
dimiliki umat 3 Islam, mengenai prinsip
terjadi pada masyarakat agar dapat
pembangunan perekonomian yang
tercapai secara maksimal, maka dari itu
memperhatikan kepedulian akan kondisi
dibutuhkan suatu organisasi untuk
sosial.
mengelola zakat, yang dapat mengatur
dan mendistribusikan zakat secara adil BAZNAS dibentuk melalui Peratur-
dan merata. Hal inilah yang kemudian an Presiden Republik Indonesia Nomor
menjadi dasar berdirinya berbagai 8 Tahun 2001 tentang Badan Amil Zakat
organisasi pengelola zakat di berbagai Nasional. Dalam kelembagaannya,
negara, termasuk Indonesia. BAZNAS terdiri dari BAZNAS Pusat,
BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS
Untuk itu, salah satu cara
Kabupaten/Kota. Salah satu BAZNAS di
pengelolaan zakat yang efektif adalah
tingkat provinsi adalah BAZNAS DIY
dengan adanya program terarah sebagai
yang menjalankan fungsi pengelolaan
tindak lanjut dari penyaluran zakat
zakat di lingkup Daerah Istimewa
tersebut. Untuk mencapai pembangunan
Yogyakarta.
perekonomian yang baik, pemerintah
indonesia perlu mengoptimalkan potensi BAZNAS adalah Badan Amil Zakat
pengelolaan zakat dan sumber daya Nasional Provinsi Daerah Istimewa
manusianya. Hal ini perlu diperhatikan Yogyakarta, BAZNAS dibentuk bertujuan
karena pembangunan ekonomi yang untuk meningkatkan kualitas
baik, haruslah disesuaikan dengan manajemen dalam pengelolaan zakat,
karakter dan potensi dari suatu memudahkan pelayanan kepada muzaki
masyarakat untuk mencapai keberhasil- dan mustahik. Selama ini Badan Amil
an dalam suatu pembangunan. Dan Zakat Nasional Daerah Istimewa
masyarakat muslim sebagai masyarakat Yogyakarta hanya menghimpun dana
mayoritas di Indonesia, memiliki potensi zakat dari kalangan pegawai negeri,
yang cukup besar untuk dimanfaatkan karyawan BUMN/BUMD atau perusaha-
sebagai sarana mencapai optimalisasi an swasta tapi belum banyak masyarakat
pembangunan.1 yang antusias untuk mengeluarkan
zakatnya di BAZNAS sehingga penghim-
Potensi pengembangan pekonomi-
punan dana belum bisa dikatakan
an umat Islam tercermin dengan baik
optimal.
pada ajaran Islam baik dari Al–Qur’an
maupun Hadist. Keduanya memiliki Di Indonesia, zakat diatur secara
perhatian besar dalam membangun khusus pengelolaanya pada Undang
kesejahteraan ekonomi umat. Hal ini Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
terbukti dari anjuran Islam untuk Pengelolaan Zakat. Zakat adalah harta
membantu sesama manusia yang kurang yang wajib dikeluarkan seseorang atau
badan usaha untuk diberikan kepada
1 Prayitno, Budi. ‚Optimalisasi Pengelolaan Zakat di yang berhak menerimanya sesuai
Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)‛. Thesis
Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. dengan syariat Islam. Menurut Undang–

95
undang tersebut terdapat 2 (dua) badan siaan yang dapat berkembang sesuai
yang berhak mengelola zakat antara lain, dengan perkembangan umat
yang pertama Badan Amil Zakat yang manusia.
dikelola pemerintah dan kedua Lembaga Sesuai firman Allah dalam Surat
Amil Zakat yang dikelola masyarakat. At-Taubah Ayat 60, “Sesungguhnya
Dalam konteks kehidupan bernegara 2 zakat-zakat itu, hanyalah untuk
(dua) lembaga pengelola zakat ini orang-orang fakir, orang-orang
sangatlah berperan penting dalam miskin, pengurus-pengurus zakat,
melaksanakan pengelolaan dana zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya,
keduanya merupakan lembaga penting untuk (memerdekakan) budak, orang-
yang akan menentukan keberhasilan orang yang berutan, untuk jalan Allah
dari pengelolaan potensi ekonomi dan orang-orang yang sedang dalam
masyarakat Indonesia dan berperan perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan
penting untuk mewujudkan syiar agama yang diwajibkan Allah dan Allah
islam. Sehingga dua lembaga ini Maha Mengetahui lagi Maha Bijak-
diharapkan mampu mengembangkan sana.” Berikut ini adalah delapan
agar tujuan utama pengelolaan zakat golongan yang berhak menerima
dapat tercapai.2 zakat:3
a. Fakir
B. TINJAUAN PUSTAKA Orang fakir (orang melarat) yaitu
1. Zakat orang yang tidak memiliki harta
Zakat merupakan kewajiban dan tidak mempunyai tenaga
utama bagi umat Islam yang telah untuk menutupi kebutuhan
ditetapkan dalam Alqur’an, Sunah dirinya dan keluarganya.
nabi, dan ijma’ para ulama. Di mana b. Miskin
zakat adalah salah satu rukun Islam Orang miskin berlainan dengan
yang selalu di sebutkan sejajar orang fakir, ia mempunyai peng-
dengan shalat. Zakat merupakan hasilan dan pekerjaan tapi dalam
salah satu rukun Islam, dan menjadi keadaan kekurangan, tidak
salah satu unsur pokok bagi tegaknya mencukupi untuk menutupi
syariat Islam. Oleh sebab itu hukum kebutuhan dirinya dan keluarga-
zakat adalah wajib (fardhu) atas nya.
setiap muslim yang telah memenuhi c. Amil
syarat-syarat tertentu. Zakat terma- Amil zakat (panitia zakat), orang
suk dalam kategori ibadah (seperti yang dipilih oleh imam untuk
shalat, haji, dan puasa) yang telah mengumpulkan dan membagikan
diatur secara rinci dan paten zakat kepada golongan yang
berdasarkan Al-Qur'an dan As
berhak menerimanya.
Sunnah, sekaligus merupakan amal
d. Muallaf
sosial kemasyarakatan dan kemanu-

2 Prayitno, Budi. ‚Optimalisasi Pengelolaan Zakat di


Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)‛. Thesis
Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. 3 Www.zakat.or.id

95
Muallaf yaitu orang yang baru masyarakat dengan menjunjung
masuk Islam dan belum mantap tinggi hak dan kewajiban asasi
imannya. manusia sesuai dengan Pancasila.4
e. Hamba Sahaya Dalam konteks kenegaraan,
Yaitu hamba sahaya (budak) yang kesejahteraan digunakan dalam
ingin memerdekakan dirinya dari rangka menunjukkan bahwa
majikannya dengan tebusan uang. pemerintahannya menyediakan
pelayanan-pelayanan social secara
f. Gharimin
luas kepada warga negaranya.
Gharimin adalah orang yang
Negara kesejahteraan diartikan
berhutang karena untuk
sebagai sebuah proyek sosialis
kepentingan pribadi yang bukan
democrat yang dihasilkan oleh
maksiat dan tidak sanggup
perjuangan orang-orang kelas
membayarnya.
pekerja untuk menciptakan masya-
g. Fi sabilillah (Al mujahidin)
rakat yang adil. Ide negara
Fisabilillah adalah orang yang
kesejahteraan barat ini dianggap
berjuang di jalan Allah (sabilillah)
sebagai perubahan yang dilakukan
tanpa gaji dan imbalan demi
oleh sistem kapitalis menuju kepada
membela dan mempertahankan
aspirasi yang dibawa dalam sistem
Islam dan kaum muslimin.
sosialis.5
h. Ibnu Sabil (Musafir) 3. Optimalisasi
Ibnu Sabil merupakan musafir Optimalisasi adalah hasil yang
yang sedang dalam perjalanan dicapai sesuai dengan keinginan, jadi
(ibnu sabil) yang bukan bertujuan optimalisasi merupakan pencapaian
maksiat di rantau, lalu mengalami hasil sesuai harapan secara efektif
kesulitan, dan kesengsaraan dan efisien. Optimalisasi berasal dari
dalam perjalanannya. kata optimal yang berarti terbaik,
tertinggi. Optimalisasi banyak juga
2. Kesejahteraan diartikan sebagai ukuran dimana
Kesejahteraan oleh sebagian semua kebutuhan dapat dipenuhi
masyarakat selalu dikaitkan dengan dari kegiatan-kegiatan yang
konsep kualitas hidup. Undang- dilaksanakan.6 Optimalisasi adalah
undang Nomor 13 tahun 1998 ukuran yang menyebabkan
tentang Kesejahteraan sebagai suatu tercapainya tujuan. Secara umum
tata kehidupan dan penghidupan optimalisasi adalah pencarian nilai
sosial baik material maupun spiritual terbaik dari yang tersedia dari
yang diliputi rasa keselamatan, beberapa fungsi yang diberikan pada
kesusilaan, dan ketentraman lahir suatu konteks.
batin yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk C. METODELOGI PENELITIAN
mengadakan pemenuhan jasmani,
rohani, dan social yang sebaik- 4 Adi Fahrudin, pengantar, 44
5 Adi Fahrudin, pengantar, 85
baiknya bagi diri, keluarga, serta 6 Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka.

96
1. Jenis Penelitian terkait kasus optimalisasi
Jenis penelitian ini adalah pengelolaan zakat. Oleh karena itu
kualitatif deskriptif, penelitian penelitian ini dilakukan melalui cara
kualitatif adalah penelitian yang mengembangkan suatu kerangka
bermaksud untuk memahami feno- kerja deskriptif untuk
mena tentang apa yang dialami oleh mengorganisasikan kasus-kasus
subjek penelitian misalnya perilaku, terkait optimalisasi pengelolaan
persepsi, motivasi, tindakan dan lain- zakat. Yakni prosedur penelitian
lain secara holistic dan dengan cara yang menghasilkan data deskriptif
deskripsi dalam bentuk kata-kata berbentuk kata-kata tertulis, lisan
dan bahasa, pada suatu konteks dari orang-orang atau perilaku yang
khusus yang alamiah dan dengan diamati, yang menunjukkan berbagai
memanfaatkan berbagai metode fakta yang ada dan dilihat selama
alamiah.7 Penelitian deskriptif adalah penelitian berlangsung.
menentukan dan melaporkan keada- 2. Jenis dan Sumber Data
an yang ada menurut kenyataannya, Data Kualitatif adalah
dengan mengukurnya. Penelitian serangkaian observasi di mana tiap
deskriptif mengumpulkan data observasi yang terdapat dalam
supaya dapat menguji hipotesis yang sampel (atau populasi) tergolong
diajukan atau untuk menjawab pada salah satu kemungkinannya
pertanyaan mengenai keadaan/ tidak dapat dinyatakan dalam angka-
status dari subyek yang sedang angka atau diperoleh dari hasil
dipelajari. Penelitian deskriptif hanya wawancara dengan kepala bagian
melaporkan keadaan yang sesung- pengelolaan, pendistribusian zakat
guhnya ada. Penelitian deskriptif serta informasi-informasi yang
yang tipikal ialah untuk mengetahui diperoleh dari pihak lain yang
sikap, pendapat (opini), informasi berkaitan dengan masalah yang
demografi, keadaan, dan prosedur. diteliti. Bila dilihat dari sumber
Data deskriptif biasanya datanya maka pengumpulan data
dikumpulkan dengan cara survei dalam penelitian ini dapat
kuisioner, wawancara, observasi, menggunakan: 9

atau kombinasi dari metode-metode a. Sumber Primer


ini.8 Sebagaimana disampaikan di Sumber primer adalah sumber
muka, maka penelitian ini termasuk data yang langsung memberikan
penelitian deskriptif. Sehingga data kepada pengumpul data.
metode atau cara dalam penelitian Sumber data primer dalam
ini dapat dinyatakan sebagai penelitian ini diperoleh langsung
penelitian kualitatif deskriptif. dari BAZNAS DIY yaitu data yang
Penelitian ini bersifat studi kasus, berkaitan dengan optimalisasi
pengelolaan zakat
7 Sugiyono.(2007).metode penelitian pendidikan
pendeketan kuantitatif,kualitatif, dan R& D.
Bandung:ALFABETA 9 Sugiyono.(2007). Metode penelitian pendidikan
8 Soehardi Sigit (1999). Pengantar Metodologi pendekatan kuantitatif,kualitatif,R&D.
Pendekatan Praktek. Rineka: Cipta Jakarta. Bandung:ALFABETA.

97
b. Sumber Sekunder menerus sampai tuntas, sehingga
Sumber Sekunder merupakan datanya jenuh. Ukuran kejenuhan
sumber yang tidak langsung data ditandai dengan tidak
memberikan data kepada diperolehnya lagi data atau informasi
pengumpul data, misalnya lewat baru. Aktivitas dalam analisis
orang lain atau lewat dokumen.10 meliputi reduksi data (data
Sumber data sekunder yang reduction), penyajian data (data
digunakan dalam penelitian ini display) serta Penarikan kesimpulan
yaitu jurnal-jurnal, buku-buku dan verifikasi (conclusion drawing
yang membahas mengenai Zakat /verification).12
dan Kesejahteraan.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
4. Metode Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data
diperoleh dari berbagai sumber,
dengan menggunakan teknik
Gambar 1. Komponen Analisis Data Model
pengumpulan data yang bermacam-
Interaktif (Interactive Model)
macam (trianggulasi), dan dilakukan
secara terus menerus sampai
Gambar 1 Menunjukkan bagaimana
datanya jenuh. Dengan pengamatan
model analisis interaktif dilakukan,
yang terus menerus tersebut
yakni sebagai berikut:13
mengakibatkan variasi data tinggi
a. Pengumpulan data, dilakukan
sekali. Data yang diperoleh umumnya
dengan cara pengumpulan data-
adalah data kualitatif (walaupun
data dari sumber triangulasi:
tidak menolak data kuantitatif),
dokumen-dokumen, wawancara,
sehingga teknik analisis data yang
dan observasi yang berkaitan
digunakan belum ada polanya yang
dengan penelitian.
jelas. Oleh karena itu sering
b. Reduksi data, artinya proses
mengalami kesulitan dalam
pemilihan dan penyederhanaan
melakukan analisis.11 Teknik analisis
data-data kasar yang muncul dari
data yang digunakan dalam
catatan-catatan tertulis. Reduksi
penelitian ini adalah analisis data
data dilakukan dengan cara
kualitatif model interaktif Milles dan
membuat ringkasan dan
Huberman(1984), mengemukakan
mengkode data yang diperoleh
bahwa aktivitas dalam analisis data
dari pengumpulan dokumen-
kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus

10 Ibid 12 Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative


11 Sugiyono.(2007).metode penelitian pendidikan Data Analysis. London: Sage Publication
pendeketan kuantitatif,kualitatif, dan R& D. 13 Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative
Bandung:ALFABETA Data Analysis. London: Sage Publication

98
dokumen yang berkaitan dengan mengecek balik kredibilitas informa-
penelitian. si yang diperoleh melalui waktu dan
c. Penyajian data, dilakukan dengan alat yang berbeda dalam penelitian.
menggambarkan keadaan sesuai Hal itu dapat dicapai dengan jalan:
dengan data yang sudah (1) membandingkan data hasil
direduksi dan disajikan dalam pengamatan dengan data hasil
laporan yang sistematis dan wawancara; (2) membandingkan apa
mudah dipahami. yang dikatakan orang di depan
d. Menarik kesimpulan. Pada tahap publik dengan apa yang dikatakan-
ini peneliti menarik kesimpulan nya secara pribadi; (3) memban-
terhadap data yang sudah dingkan apa yang dikatakan orang-
direduksi dalam laporan dengan orang tentang situasi penelitian
cara membandingkan, menghu- dengan apa yang dikatakannya
bungkan, dan memilih data yang sepanjang waktu; (4) membanding-
mengarah pada pemecahan kan keadaan dan perspektif
masalah, dan mampu menjawab seseorang dengan berbagai pendapat
permasalahan serta tujuan yang dan pandangan orang seperti rakyat
ingin dicapai. biasa, orang yang berpendidikan
5. Pemeriksaan Keabsahan Data menengah atau tinggi, orang berada,
Hasil penelitian dinyatakan benar orang pemerintahan; (5) memban-
manakala data yang digunakan ada dingkan hasil wawancara dengan isi
keterjaminan kebenarannya. Penja- suatu dokumen yang berkaitan.
minan kebenaran data ini dalam
penelitian kualitatif disebut uji D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
keabsahan. Uji keabsahan dilakukan 1. Strategi Badan Amil Zakat
melalui teknik pemeriksaan. Dalam Nasional Daerah Istimewa
penelitian ini digunakan teknis Yogyakarta dalam memaksimal-
pemeriksaan keabsahan data kan pengelolaan zakat.
triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan Mengenai strategi pengelolaan
keabsahan data yang memanfaatkan zakat, berhasil atau tidaknya sangat
sesuatu yang lain diluar data itu tergantung pada amil zakat yang
untuk keperluan pengecekan atau mengelola zakat tersebut. Untuk
sebagai pembanding data itu.14 menghadapi kesulitan dalam
Definisi tersebut mengisyaratkan pengelolaan zakat BAZNAS Daerah
adanya “tri” atau tiga siku/sisi Istimewa Yogyakarta memiliki
pemeriksaan, yakni triangulasi strategi tersendiri yang dibagi
sumber, triangulasi metode, dan menjadi tiga bagian yakni strategi
triangulasi waktu. Dalam penelitian publikasi, strategi aksi dalam
ini menggunakan triangulasi sumber. pengelolaan zakat, dan strategi
Triangulasi dengan sumber dalam pengelolaan administrasi
berarti membandingkan dan zakat.
Strategi dalam publikasi zakat
14 Moleong, 2011, metode penelitian keabsahan data
dan triangulasi hlm.331.
yang dilakukan oleh BAZNAS Daerah

99
Istimewa Yogyakarta adalah sebagai Bermula dengan berkembangnya
berikut: Zakat Via E-Card seperti ATM
a. Sosialisasi UU No 11 Tahun 2011 (Anjungan Tunai Mandiri/Automated
Tentang Pengelolaan Zakat: Teller Machine), saat ini pembayaran
BAZNAS Daerah Istimewa Yogya- apa saja dap dilakukan via ATM dan
karta melaksanakan sosialisasi konter yang menyediakan layanan
UU No 11 Tahun 2011 Tentang mesin EDC. Kartu ATM pun semakin
Pengelolaan Zakat, kepada para populer, hingga bisa digesek di EDC
tokoh masyarakat dan para Swipe dan ditambah dengan
pegawai negri sipil di tiap kantor pengaman PIN. Seiring perkembang-
milik pemerintah. Mereka an, ATM dengan PIN ini mulai dinilai
melakukan sosialisasi dari kantor kurang praktis karena harus
ke kantor dengan sebelumnya memasukan PIN yang butuh waktu
mendapatkan surat izin atau untuk melakukannya. Di sinilah
surat edaran dari gubernur muncul konsep Uang Eloktronik atau
Daerah Istimewa Yogyakarta. E-Wallet itu. Yaitu bagaimana
b. Penyuluhan kepada masyarakat membuat alat pembayaran
Penyuluhan akan kesadaran menggunakan kartu (APMK) ini lebih
berzakat dilakukan oleh BAZNAS praktis tanpa menggunakan PIN.
kepada masyarakat umum, mulai Oleh karena itu, BAZNAS bekerja-
dari melakukan event-event sama dengan kalangan perbankan,
secara langsung melalui tim menyediakan fasilitas pembayaran
khotbah pengurus BAZNAS. melalui menu pembayaran zakat di
c. Menertibakan Kartu Nomor ATM. Masa depan, BAZNAS akan
Pokok Wajib Zakat Sebelum menertibkan Kartu Nowor Pokok
diterbitkannya Kartu Nomor Wajib Zakat (NPWZ) yang sekaligus
Pokok Wajib Zakat (NPWZ) salah dapat berfungsi sebagai Kartu Debit
satu upaya BAZNAS untuk dan ATM, serta E-Wallet. Selain
memberikan kemudahan bagi untuk pembayaran, data muzaki dan
masyarakat untuk membayarkan data history pembayaran zakat
ZIS di antaranya adalah dengan muzaki dapat diunduh kedalam kartu
konter Layanan Zakat, Infaq, dan elektronik tersebut untuk
Shodaqoh (ZIS). Tujuan dari memudahkan para muzakki dalam
pelayanan konter ini adalah agar menunaikan kewajiban zakatnya
para muzaki mendapatkan dimana saja dan kapan saja.16
pelayanan yang lebih dekat, BAZNAS merencanakan akan
mudah dan ekslusif, dengan menertibkan Nomor Pokok Wajib
membayarkan zakatnya langsung Zakat (NPWZ) pada tahun 2017, agar
kekonter dan berkonsultasi semua pegawai di Daerah Istimewa
seputar Zakat, Infaq, Shodaqoh Yogyakarta membayarkan zakatnya
(ZIS).15 di BAZNAS yang cara kerjanya

15 http://diy.baznas.go.id/zakat-via-konter/ 16 http://diy.baznas.go.id/zakat-via-e-card/

100
hampir sama dengan Nomor Pokok 1,3 M, ini sebenarnya masih
Wajib pajak (NPWP). Dari beberapa kurang jika melihat potensi zakat
strategi publikasi zakat oleh BAZNAS di Provinsi Daerah Istimewa
Daerah Istimewa Yogyakarta ini Yogyakarta yang bisa mencapai
dapat disimpulkan bahwa strategi RP 2 M.
mereka dalam hal publikasi sudah c. Keberhasilan dari distribusi dan
bagus. Apalagi dengan adanya pendayagunaan zakat yang
rencana penerbitan NPWZ tersebut dilakukan oleh lembaga pengelola
sehingga mau tidak mau para zakat. Pemberian bantuan modal
pegawai yang ada di Yogyakarta ini usaha secara perorangan
harus membayarkan zakatnya di Badan Amil Zakat Nasional Provinsi
BAZNAS. Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
2. Optimalisasi Pengumpulan & memenuhi tuntunan dari Undang-
Pendistribusian Zakat DI BAZNAS undang Nomor 23 Tahun 2011 ini
Daerah Istimewa Yogyakarta telah memiliki beberapa program
Untuk Kesejahteran Umat. pendayagunaan untuk memberdaya-
Melihat pengoptimalan zakat kan perekonomian Mustahik. Melalui
maka hal sangat pokok adalah usaha perekonomian produktif, dan
dengan melihat bagaimana strategi program lainnya. Program pember-
pengelolaan zakat dapat berpenga- dayaan diharapkan untuk membantu
ruh dalam tiga faktor penting: mustahiq dapat memiliki usaha
a. Potensi zakat yang dimiliki mandiri yang dapat digunakan untuk
masyarakat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Pengurus BAZNAS Daerah Badan Amil Zakat Nasional
Istimewa Yogyakarta diharapkan Provinsi Daerah Istimewa Yogya-
mampu memaksimalkan zakat karta sendiri Badan Amil Zakat
sebab bila dikelola dengan Nasional sendiri telah melakukan
maksimal bisa potensi zakat di beberapa keberhasilan dalam
Daerah Istimewa Yogyakarta bisa memberdayakan program perekono-
mencapai Rp 2 M pertahun.17 mian mustahiq menjadi lebih
Jumlah berasal dari zakat profesi produktif bahkan beberapa Mustahiq
dan zakat dari pihak swasta yang tersebut saat ini telah berubah peran
berdomisili Daerah Istimewa menjadi salah seorang Muzakki yang
Yogyakarta. rutin membayarkan zakat dan
b. Jumlah potensi dana zakat yang shadaqahnya di BAZNAS.
terserap oleh BAZNAS Daerah Dari hasil wawancara langsung
Istimewa Yogyakarta. Saat ini dengan mustahik penerima dana
BAZNAS Daerah Istimewa pinjaman dana zakat melalui Baitul
Yogyakarta telah mengumpulkan Qiradh Badan dan bantuan renovasi
zakat sebanyak kurang lebih Rp masjid Badan Amil Zakat Nasional
Provinsi Daerah Istimewa Yogya-
17 Hasil wawancara Narasumber staff Badan Amil
Zakat Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta, 2
Agustus 2017

101
karta, maka diperoleh keterangan bangun dari pemberian dana
dari mereka di antaranya.18 zakat Baitul Qiradh BAZNAS.
Salah seorang diantaranya ibu 2) Pelatihan (proses latihan atau
Sutartinah yang tinggal di Kaliman- training) dimana setiap orang
jung Ambarketawang Gamping yang ingin mendirikan usaha atau
Sleman. Sejak Februari 2015 – wirausahaan perlu adanya
Oktober 2017 di mana beliau pelatihan. Dari pelatihan tersebut
diberikan bantuan modal dari Baitul Baitul Qiradh BAZNAS mencoba
Qiradh untuk membuka usaha kantin, untuk mengajak para mustahik-
ibu Sutartinah mendapatkan bantuan nya datang ke pameran-pameran
dana sebesar Rp 2.400.000. dan seminar-seminar tentang
Ibu Sukarti, pedagang gorengan usaha-usaha kecil yang diadakan
keliling, sebelum mendapatkan oleh kementrian koperasi.19
pinjaman dana ibu Sukarti tidak 3) Pembayaran Sistem Menabung,
mempunyai penghasilan. Kemudian misalnya Baitul Qiradh BAZNAS
untuk menambah penghasilan dan memberikan modal usaha
membantu keluarga Ibu Sukarti sebesar Rp. 1.000.000 kepada
meminjam dana Baitul Qiradh mustahik yang akan mendirikan
BAZNAS sebesar Rp 2.400.000. usaha, mereka diberi waktu
Maksud dan tujuan dilaksanakan- selama 10 bulan untuk mengem-
nya pembinaan mustahik. Bantuan balikan uang ke Baitul Qiradh
modal usaha Ekonomi produktif ini BAZNAS, jadi setiap 1 bulan, para
dapat mengelola harta dan usahanya mustahik menyetorkan uang
dengan baik sesuai ajaran Islam, kepada Baitul Qiradh BAZNAS
kedua meningkatnya pengetahuan sebesar Rp.100.000 sampai 10
kewirausahaan dan pengembangan- bulan. sehingga meringankan
nya, ketiga mampu menerapkan beban para mustahik setiap
keterampilan-keterampilan bulannya, mereka diwajibkan
kewirausahaan mereka keempat untuk menabung untuk
mampu beradaptasi, berinovasi, mengembalikan uang kepada
memiliki jiwa usaha dalam Baitul Qiradh BAZNAS. Dan ketika
menghadapi persaingan pasar usaha. uang tersebut terkumpul sebesar
Pemberdayaan dana zakat melalui Rp. 1.000.000 selama 10 bulan
program dana produktif yang maka uang tersebut akan
dilakukan oleh Baitul Qiradh BAZNAS dikembalikan lagi kepada
adalah dengan cara sebagai berikut: mustahik jika suatu saat mereka
1) Pendampingan yang dilakukan memerlukan uang untuk
oleh Baitul Qiradh BAZNAS mengembangkan usaha mereka.20
kepada para mustahiknya adalah
memberikan solusi jenis usaha
apa saja yang akan mereka 19 Hasil wawancara oleh Ibu Sukarti pada tanggal 13
Oktober 2017
20 Hasil wawancara Narasumber staff Badan Amil
18 Wawancara dengan mustahik BAZNAS DIY yang Zakat Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta, 2
dilakukan 13 Oktober 2017. agustus 2017

102
Maka dari itu dengan adanya Hikmah sendiri sudah bisa
pemberdayaan dana zakat digunakan.21

melalui program dana produktif, Dari uraian diatas jelas bahwa


telah banyak memberikan pendistribusian dana zakat lebih
dampak positif bagi para sangat efektif dengan adanya
mustahik yang ingin mendirikan BAZNAS, sehingga BAZNAS sendiri
usaha kecil. berperan dalam memberdayakan
Dari data di atas, menunjukkan ekonomi masyarakat yang mandiri
hampir semua kondisi mustahik khususnya masyarakat islam.
yang mendapat pinjaman dana Untuk melihat optimalisasi
zakat produktif dari Baitul Qirad pengumpulan dan pendistribusian
membaik, jadi distribusi zakat zakat dapat dilihat dari gambar 2
yang diberikan oleh Badan Amil dibawah ini:
Zakat Nasional (BAZNAS)
Provinsi Daerah Istimewa Chart Title
Yogyakarta sebagai sampel 3.000.000.000
penelitian ini bisa dikatakan 2.000.000.000
berperan dalam meningkatkan 1.000.000.000
kesejahteraan umat
0
4) Bantuan Sarana dan pra sarana 2017 2016 2015
Untuk mengembangkan pendaya-
PENGUMPULAN PENDISTRIBUSIAN
gunaan zakat secara maksimal,
maka perlu adanya suatu Gambar 2. optimalisasi pengumpul-
program seperti bantuan sarana an dan pendistribusian zakat
dan pra sarana di bidang ibadah Sumber: Hasil Pengumpulan dan
antara lain: Pendistribusian BAZNAS DIY (2015-
5) Bantuan untuk pendirian dan 2017)

pembangunan Masjid atau Data di atas menunjukkan pada


Musholah tahun 2017 BAZNAS DIY mengalami
6) Bantuan Operasional untuk penurunan sebesar Rp 696.363.671
Masjid atau Musholah Juta pada pengumpulan zakat
Salah satu masjid yang dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp
diberikan bantuan dana dari Badan 1.010.533.182 M sedangkan pada
Amil Zakat Nasional Provinsi Daerah tahun 2016 mengalami peningkatan
Istimewa Yogyakarta adalah Masjid sebesar Rp 1.944.658.881 M. Hal ini
Al Hikmah di Kembaran RT 7 juga berpengaruh terhadap
Tamantirto Kasihan Bantul sebesar pendistribusian dari hasil pengum-
Rp 4.000.000,- pada Februari 2015 pulan zakat yaitu, pada tahun 2015
dari bantuan yang diberikan Badan sebesar Rp 797.353.200 Juta, pada
Amil Zakat Nasional Provinsi Daerah tahun 2016 mengalami peningkatan
Istimewa Yogyakarta Masjid Al yang signifikan sebesar Rp

21 Hasil wawacara dengan Takmir Masjid AL HIkmah


pada tanggal 13 Oktober 2017

103
1.084.699.906 M dan pada tahun Daerah Istimewa Yogyakarta
2017 BAZNAS DIY mengalami menggunakan beberapa strategi
penurunan baik dari pengumpulan untuk memaksimalkan pengelola-
dan berpengaruh pada pendistri- an dalam potensi zakat. Strategi
busiannya yang hanya sebesar Rp pertama yang dilakukan BAZNAS
136.396.054 Juta. Provinsi Daerah Istimewa Yogya-
Akan tetapi, dalam hal ini karta yakni, dengan mengadakan
penulis mencoba memahami dan sosialisasi kepada masyarakat
menganalisis distribusi zakat Badan tentang manfaat dan kewajiban
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) membayar zakat khususnya para
Provinsi Daerah Istimewa aparat sipil Negara karena dalam
Yogyakarta, antara lain: hal ini Baznas Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta masih
Tabel 5.1 Pendistribusian Zakat
memaksimalkan zakat profesi.
No Pendistribusian Jumlah Mustahik
Strategi kedua adalah penyuluhan
1 Beasiswa 24 kepada masyarakat tentang
2 Dhuafa 13
kesadaran dalam berzakat,
3 Zakat produktif 47
sedangkan strategi yang ketiga
4 Renovasi masjid 56
adalah dengan cara menertibkan
5 Bantuan syiar 132
Kartu Nomor Pokok Wajib Zakat
6 DIY peduli 33
(NPWZ) agar memberikan
Jumlah 305
kemudahan bagi masyarakat
Sumber: BAZNAS Daerah Istimewa
untuk menunaikan kewajiban
Yogyakarta Tahun 2016
zakat dimana saja dan kapan saja.
Dari laporan jumlah mustahik b. Optimalisasi pengumpulan dan
dan laporan pada pengumpulan serta pendistribusian zakat untuk
pendistribusian di atas dapat kesejahteraan umat dilihat dari
dianalisa bahwa tujuan zakat sebagai strategi dalam pengelolaan zakat-
alat untuk kesejahteraan umat atau nya yaitu dengan 3 faktor yaitu,
masyarakat hampir dilaksanakan pertama, melihat potensi zakat
walaupun belum maksimal. karena yang dimiliki oleh masyarakat
jumlah penduduk miskin di Daerah sebab jika BAZNAS Daerah
Istimewa Yogyakarta sebesar kurang Istimewa Yogyakarta mampu
lebih 537 jiwa22. Sehingga dari memaksimalkan zakat yang
analisis dapat disimpulkan bahwa dikelola, kedua, jumlah potensi
BAZNAS masih terus berupaya untuk dana zakat yang terserap oleh
mensejahterakan masyarakat Daerah BAZNAS Daerah Istimewa
Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta masih kurang optimal
E. Penutup dalam melakukan pengumpulan
1. Kesimpulan dana zakat karena potensi yang
a. Memaksimalkam pengelolaan bisa dimaksimalkan di Provinsi
potensi zakat BAZNAS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bisa
mencapai Rp 2M. dan ketiga,
22 www.Bps.Di.Yogyakarta.go.id

104
2. Saran Berita Resmi Statistik No.66/07/Th.XX, 17
a. Bagi BAZNAS Provinsi Daerah Juli 2017
Istimewa Yogyakarta sebaiknya Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian
memiliki akun resmi yang khusus Kuantitatif. Jakarta : Kencana
menampilkan keterbukaan Dahlan Abdul Azis (ed), Ensiklopedi Hukum
BAZNAS yang bisa diakses oleh Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
masyarakat dan BAZNAS sebisa Hoeve, Cet. I, 1996, hlm. 716-717.
mungkin mengoptimalkan dalam Djamal Do’a, Pengelolaan Zakat Oleh Negara
pengumpulan dan pendistribusi- Untuk Memerangi Kemiskinan, Jakarta:
an zakat sehingga dapat memban- Korpus, Cet.1, hlm. 76.
tu mensejahterakan masyarakat Divisi Riset Pusat Kajian Strategis, BAZNAS,
Daerah Istimewa Yogyakarta.. Perhitungan Indeks Zakat Nasional,
b. Masyarakat agar mempunyai hlm.26
kesadaran untuk mengeluarkan Drs. Moh. Rifai,et.al., Kifayatul Akhyar, Alih
zakat kepada BAZNAS atas Bahasa, Semarang: hlm. 114.
penghasilan yang diperoleh. Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian,
Sehingga dengan adanya Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
kesadaran yang tinggi dari Hasan Aedy, Teori dan Aplikasi Ekonomi
masyarakat diharapkan harta Pembangunan Perspektif Islam Sebuah
yang terkumpul dari zakat bisa Studi Komparasi (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2011), 112
meningkat dan bisa mengurangi
jumlah penduduk atau garis Mahmudi, 2009. Manajemen Keuangan
Daerah. Yogyakarta
kemiskinan di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Mohammad daud Ali, Sistem Ekonomi Islam
zakat dan wakaf, (Jakarta : UI Press,
1988), hlm.90.
F. DAFTAR PUSTAKA
Munawir Syadzali, et. al, Zakat dan Pajak,
Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 1991,
Sosial (Bandung: Refika Aditama, Cet ke 2, hlm 160.
2012),8.
Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus,
Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. Ekonomi Edisi kedua belas jilid I
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. (Jakarta peneribit erlangga, 1989), 29-
A.Rahman Zainuddin “Zakat Implikasinya 30
pada Pemerataan” dalam Budhy Prayitno, Budi. ‚Optimalisasi Pengelolaan
Munawar-Rachman (Ed), Kontekstuali- Zakat di Badan Amil Zakat Daerah
sasi Doktrin Islam dalam Sejarah, (BAZDA)‛. Thesis Universitas
(Jakarta: Yayasan Paramadina, 1994), Diponegoro, Semarang, 2008.
Cet.ke- 1,hlm.437.
Sahal Mahfudz, Nuansa Fiqh Sosial,
Ali Yafie. Menggagas Fith Sosial (Bandung, Yogyakarta: LKIS, tth, hlm. 152.
1994), hlm.231.
Saleh Al Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta:
Al-Zuhayly, Wahbah, 2000. Zakat Kajian Gema Insani, 2006), h: 244
Berbagai Mahzab, PT. Remaja
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 3, (Bandung: PT
Azwar S. 2000. Sikap Manusia Teori dan Al Maarif, 1982), h:193
Pengukurannya. Edisi ke 2. Cetakan IV.
Yogyakarta.

105
Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman,
1001 Masalah Dan Solusinya, (Jakarta:
Pustaka Cerdas Zakat, 2003), h: 12
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 1994), h:193
Soehardi Sigit (1999). Pengantar Metodologi
Pendekatan Praktek. Rineka: Cipta
Jakarta.
Sugiyono.(2007), Metode penelitian pendi-
dikan pendeketan kuantitatif, kualitatif,
dan R& D. Bandung:ALFABETA
Wahbah Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai
Madzhab, terj. Bandung: Rosda Karya,
2004, hlm. 2.
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum
Bahasa Indonesia (Jakarta:balai
pustaka,1999)
www.Bps.Di.Yogyakarta.go.id
Www.go-baznas.go.id
Yusuf al-Qardhawi, Al-Ibadah fil-Islam (
Beirut : Muassasah Risalah, 1993 ),
hlm 235

106

Anda mungkin juga menyukai