Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gilang Permata

Prodi : Ekonomi Syariah

Nim : 2060202017

Latar Belakang

Zakat adalah suatu hal yang penting di agama islam, dia bukan hanya membentuk kesalehan
pribadi tetapi membentuk juga kesalehan sosial. Maka dari itu zakat sering di sebut ibadah
maliyah ijtima'iyah. Artinya adalah ibadah yang di lakukan oleh sesama manusia sehingga zakat
harus dijalankan dan diterapkan dalam kehidupan ekonomi masyarakat sebagai rahmat bagi
umat manusia. Selain itu zakat juga merupakan suatu rukun islam, hal ini membuat zakat wajib
dijalankan bagi seluruh umat islam yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan untuk
mereka yang berhak menerimanya.

Didalam agama islam zakat telah diatur persoalannya baik itu dari segi makna, hikmah, tujuan,
dan juga pengelolaan, pemungutan, serta penyalurannya. Secara historis sejak zaman nabi dan
juga pemerintahan islam lainnya zakat menjadi persoalan yang sangat penting untuk diatur.
Sehingga seiring dengan berkembangnya pemikiran di kalangan umat islam timbulah peraturan
peraturan yang mengatur tentang zakat. Di indonesia sendiri zakat diatur dalam undang undang
no 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Dengan adanya peraturan tersebut membuat
masyarakat berharap zakat dapat lebih efektif dalam segi pengambilan serta
pendistribusiannya.

Zakat didistribusikan kepada para mustahik yang berhak menerimanya yang berperan sebagai
pendukung peningkatan ekonomi para mustahik jika dikonsumsikan pada kegiatan produktif.
Pedayagunaan zakat produktif memiliki konsep yang sangat cermat dari segi perencaan dan
pelaksanaan, contohnya seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidak adaan dan kurangnya
modal kerja, dan kurangnya lapangan kerja.

Pengembangan zakat secara produktif yaitu dengan cara di jadikannya dana zakat sebagai
modal usaha, pemberdayaan ekonomi mustahik, dan membantu fakir miskin dapat
menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir
miskin akan mendapatkan penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha
serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung.

Zakat akan lebih optimal jika dikelola oleh pemerintah atau lembaga yang ahli dalam
bidangnya. Di indonesia terdapat lemabaga pengelola zakat yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). LAZ dan BAZNAS berperan sebagai organisasi yang
terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat. Mereka tidak
memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta
pelatihan tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut
memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri.

BAZNAS memiliki beberapa kantor yang tersebar dibeberapa daerah. Hal ini bertujuan agar
pengumpulan dan pendistribusian zakat lebih maksimal, terutama untuk masyarakat yang
berada di daerah daerah terpencil atau kota kota kecil. Salah satu kantor yang di miliki yaitu di
daerah Kota Banjar. Menjamurnya lembaga lembaga amil zakat, infak dan shadaqah
menandakan bahwa kesadaran masyarakat mengenai kewajiban zakat, kesadaran untuk
berinfak shadaqah mulai tumbuh.

BAZNAS Banjar diawasi langsung oleh pemerintah Kota Banjar. Pemerintah Kota Banjar
menjadikan zakat, infak dan shadaqah sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan.
Sebagaimana diatur dalam peraturan daerah Kota Banjar no 6 tahun 2008 tentang pengelolaan
zakat, infak dan shadaqah. Selain itu ada juga intruksi Walikota Banjar no 1 tahun 2022 tentang
optimalisasi pengumpulan infak shadaqah se-Kota Banjar.

Besarnya potensi zakat, infak dan shadaqah di Kota Banjar mendorong pemerintah agar
BAZNAS Banjar untuk terus mensosialisasikan zakat, infaq, dan shadaqah kepada masyarakat
agar tumbuh kesadaran dan rasa kecintaan didiri masyarakat untuk berzakat, berinfak dan
bershadaqah. Karena manfaatnya akan du rasakan oleh masyarakat dan hasilnya akan di
salurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kebijakan pemerintah tentang zakat dengan
judul: "Efektivitas Kebijakan Pemerintah Kota Banjar Dalam Menangani Kemiskinan melalui
Zakat, Infak, Dan Shadaqah.

Anda mungkin juga menyukai