Anda di halaman 1dari 3

Nama :Vista Ayu Nurjuniarti

NIM :17103080076

Mata Kuliah :Filsafat Hukum Islam

Dosen Pengampu :Dr.Moh.Tamtowi M,Ag

A. Praktik Zakat
Saya mengambil praktik zakat di Masjid kota palembang (Masjid Darrul Jannah) ,pada
bulan romadhon sebelum mengelola zakat para amil melakukan musyawarah terlebih
dahulu, terkait bagaimana pengelolaan akan dilakukan. Dalam pelaksanaan nya amil
menerima dan mengambil dari para muzakki .diMasjid Darrul jannah memberikan
informasi mengenai penerimaan pembayaran zakat dengan cara memasang spanduk
didepan masjid ynag telah dilakukan dari tahun ketahun.Pendistribusian zakat fitrah
panitia amil zakat memberikan kupon kepada mustahik.Disini panitia mempercayakan
kepada ketua RT untuk menentukan siapa yang berhak menerima zakat, karena yang
lebih tahu keadaan si mustahik. Dan pendistribusian zakat mal digunakan untuk keperluan
masjid.karena tidak terlalu banyak.
B. Kerangka berfikir

Jika kita lihat di Indonesia ini masyarakatnya mayoritas muslim, jika kita bayangkan pasti
pendapatan dari zakat ini juga besar sekali, tetapi mengapa tidak berdampak pada jangka
panjang manfaat zakat itu, zakat yang besar itu memang sudah didistribusikan kepada
yang berhak menerima zakat, tetapi memang kenyataan nya hanya untuk konsumtif saja.
Jadi menurut saya manajemen zakat untuk sekarang belum tepat dimana pendistribusian
zakat hanya untuk kebutuhan konsumtif sesaat, memang pada saat zakat itu diterima oleh
mustahik kebutuhan tercukupi untuk beberapa bulan bahkan hanya beberapa hari, juga
partisipasi pemerintah kurang tegas dalam menanggapi pengelolan zakat ini, memang
sudah ada Undang-Undang nya namun itu hanya sebagai regulasi saja.Pengetahuan
masyarakat tentang zakat yang masih minimum. Saya mengambil esensi dari kerengka
berfikir maqoshid dimana konsepnya hifzu din(melindungi agama), hifzu
nafs(melindungi jiwa), hifzu aql(melindungi pikiran), hifzu mal(melindungi harta), dan
hifzu nasab (melindungi keturunan) , bisa kita ambil bahwa mengeluarkan zakat ini
adalah utnuk melindungi agama , jangan sampai perintah agama ini diselewengkan,
jangan sampai agama ini punah, jika dihati para muzakki yang seharusnya wajib
mengeluarkan zakat tetapi dia tidak mengeluarkan zakat, maka dia menyelewengkan
agama, selanjutnya melindungi harta ini merupakan intinya, orang kaya atau seorang
muzakki yang mengeluarkan zakat sesungguhnya dia telah memelihara hartanya, muzaaki
akan merasakan hikmahnya setelah mengeluarkan zakat, menjaga harta juga bentuk
pencegahan dari segala perbuatan yang menodai harta, misalnya penipuan, pencurian,
monopoli dan lainnya. Kesulitan yang dihadapi mustahik setidaknya dapat diminimalisir
dengan adanya zakat ini, kemaslahatan akan terasa jika zakat dikelola dengan baik,
karena memang zakat ini adalah syariat maka harus mempunyai hikmah kemaslahatan
bagi umat.Jadi jelas bahwa hukum itu dibuat mempunyai tujuan , sehingga jikia hukum
itu tidak mempunyai tujuan, maka sama saja dengan membebankansesuatu yang tidak
dapat dilakukan.Kewajiban zakat merupakan suatu kewajiban yang tidak hanya
berhubungan dengan amal ibadah mahdah saja, melainkan merupakan amal sosial yang
berkaitan dengan masyarakat luas, jadi disini ada dua kewajiban , kewajiban kepada Allas
SWT, dan kewajiban kepada sesama manusia.

C. Usulan (Konsep Baru yang fungsional dan produktif)


Seperti yang saya katakan diatas bahwa manfaat zakat bagi mustahik hanya dirasakan
sesaat saja seperti pengelolaan zakat di masjid darrul jannah, dimana disini kita perlu
berfikir bagaimana caranya agar harta zakat itu bisa dirasakan manfaatya dalam jangka
panjang. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya secara produktif kreatif .Upaya-
upaya untuk mewujudkan keadilan sosial dalam upaya mengentaskan kemisinan. Seperti
misalnya BAZNAS atau LAZ harus menguayakan pengelolaan zakat, baik zakat fitrah
maupun zakat fitrah secara maksimal dan produktif. Dana zakat yangada di BAZNAS
dikelola secara produktif terlebih dahulu, nah dikelola secara produktif ini misalnya
digunakan dalam usaha-usaha atau umkm, yang mempunya harapan dengan adanya usaha
yang dikembangkan bisa didapat pundi-pundi dana yang bisa digunakan untuk
kemakmuran mustahik, sehingga dana zakat bisa bertambah dan berkembang. Jika dana
zakat yang banyak itu hanya diberikan dalam bentuk konsumtif saja kepada mereka yang
berhak menerima, maka sudah dipastikan kemiskinan tidak aka pernah bisa diminimalisir,
apalagi dihilangkan. Jikan upaya-upaya produktif diatas belum memungkinkan untuk
dilakukan secara maksimal, maka dana zakat yang ada dibagi menjadi dua, satu bagian
dekelola secara konsumtif dan satu bagian lagi dikelola secaa produktif. Dana zakat itu
dijadika modal dalam usaha produktif. Modal pokok dari dana zakat tersebut tetap utuh
dan setiap tahunnya akan bertambah seiring dengan para muzakki yang mengeluarkan
zakatnya. Bahkan usaha tadi yang mengelola bisa dari mustahik langsung, sehingga para
mustahik selain berha menerima zakat, dia juga berhak mendapatkan upah dari hasil
kerjanya. Jadi pemberdyaan yang dilakukan tidak hanya dari dana nya saja tapi juga
memberdayakan manusianya. Tentu upaya-upya ini harus disosialisasikan terlibh dahulu,
dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat yang ada sehingga mereka benar-benar
paham maksud daru upaya-upaya itu, sehingga tidak ad salah paham diantara masyaratat
dengan pengelola dana zakat.

Anda mungkin juga menyukai