Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH ZAKAT TERHADAP PEREKONOMIAN

MASYARAKAT JAWA TIMUR

(Tinjauan Index Zakat Nasional)

Disusun Oleh :

SHOFIYUL FAJAR MUHAMMAD

IIT MAZIDAH

NUR HAYATI

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

TEMU ILMIAH REGIONAL (TEMILREG)

FoSSEI JATIM

2020
2
PENGARUH ZAKAT TERHADAP PEREKONOMIAN
MASYARAKAT JAWA TIMUR

(TINJAUAN INDEK ZAKAT NASIONAL)

Shofiyul Fajar Muhammad1, Iit Mazidah2, Nur Hayati3,


1
Universitas KH. Abdul Wahab Hasbullah
Email :shofiyulfajar97@gmail.com
2
Universitas KH. Abdul Wahab Hasbullah
Email :iitmazidah03@gmail.com
3
Universitas KH. Abdul Wahab Hasbullah
Email :nurhayati09081998@gmail.com

Abstrak

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di


dunia, dengan potensi ini Indonesia mempunya potensi yang besar
dibidang perzakatan, Pengaruh zakat dalam perekonomian yang tercermin
dalam indicator makro seperti pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan
ketimpangan merupakan suatu bagian dari system kerja makro ekonomi
islami. Konsep ekonomi makro islami menekankan bahwa kekayaan dan
pendapatan harus terdistribusikan secara merata, sehingga diharapkan
peningkatan PDRB tidak boleh hanya terpusat di kelompok kaya saja,
tetapi harus menyentuh masyarakat dengan tingkat kemiskinan absolut.
Idealnya kenaikan PDRB harus diikuti dengan pengurangan jumlah
kemiskinan dan ketimpangan. Pengaruh zakat dalam perekonomian dapat
meningkatkan kapasitas dan daya beli mustahik, mendorong investasi
dengan pengurangan akumulasi modal yang tidak produktif, sehingga
secara agregat akan meningkatkan produktifitas yang berimbas pada
penyerapan tenagakerja serta pendapatan negara dari pajak korporasi.
Pengaruh zakat terhadap konsumsi agregat dapat dijelaskan melalui fungsi

3
konsumsi makro. Fungsi konsumsi makro islami diturunkan dari fungsi
konsumsi mikro dua agen dalam ekonomi pada masyarakat muslim yaitu
pembayar zakat (muzakki) dan penerima zakat (mustahik). Sample dalam
penelitian ini dikumpulkan berdasarkan wilayah provinsi Jawa Timur.
Khusus data pengumpulan zakat, infak, dan sedekah, maka data yang akan
dianalisis merupakan akumulasi pengumpulan zakat dari BAZNAS per
wilayah provinsi Jawa Timur. Dengan sample data tersebut, kajian akan
melihat pengaruh dana zakat terhadap indicator kesejahteraan ekonomi
wilayah Jawa Timur seperti PDRB riil, kemiskinan dan ketimpangan. Dari
hasil regresi yang telah diuji maka dapat diambil kesimpulan bahwa zakat
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian masyarakat
Jawa Timur
Keywords : Indeks Zakat Nasional, BPS, PDRB Jatim

4
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………... 6
B. Identifikasi Masalah………………………………………... 8
C. Tujuan Studi………………………………………………… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Zakat dan Ekonomi Makro……………..………….. 9


B. Indek Zakat Nasional……………………………………….. 12

BAB III METODE PENELITIANS

A. Metode Analisis dan Pengumpulan Data…………………… 13


B. Model dan Devisi Operasional Variabel…………………….. 14
C. Jenis dan Sumber Data……………………………………… 17
D. TeknikAnalisis Data………………………………………… 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………..... 29

BAB V PENUTUP..................................................………………. 32

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 33

5
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia masuk ke dalam 10 negara yang tergolong memiliki
kekuatan ekonomi terbesar di dunia, dan sebagai negara yang memiliki
penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Dengan potensi tersebut
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang perzakatan.
Dalam kajian IZN menyebutkan bahwa potensi zakat di Indonesia
nilainya di atas 200 Triliun, dengan jumlah potensi zakat yang cukup
besar tersebut, besar kemungkinan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia jika zakat di kelola dan di alokasikan dengan
baik. 1
Zakat merupakan salah satu kewajiban yg melekat pada diri
seorang muslim dengan syarat dan ketentuan khusus yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT. Keistimewaan zakat terletak pada dampak
ekonomi yang dapat meringankan beban masyarakat. Dampak mikro
zakat hanya mencakup individu muslim yang membayar zakat bahwa
setiap harta yang dizakatkan akan mendapat kanpahala dan akan dilipat
gandakan oleh Allah SWT. Sedangkan, dampak makro zakat mencakup
pergerakan distribusi kekayaan yang adil dan merata, sehingga
memberikan pengaruh positif bagi perekonomian secara keseluruhan
khususnya pada wilayah jawa timur.
Konsep ekonomi makro islami menekankan bahwa kekayaan dan
pendapatan harus terdistribusikan secara merata, sehingga diharapkan
peningkatan PDB tidak boleh hanya terpusat di kelompok kaya saja,
tetapi harus menyentuh masyarakat dengan tingkat kemiskinan absolut.
Idealnya kenaikan PDB harus diikuti dengan pengurangan jumlah
kemiskinan dan ketimpangan, agar kualitas pertumbuhan ekonomi bisa

1
Kaji dampak zakat 2019 “Outlook Zakat Indonesia 2020 ” IJAZ (Journal). Dikutip dari
www.puskasbaznas.com

6
dirasakan oleh semua lapisan masyarkat. Oleh sebab itu, kehadiran
zakat harus menjadi control untuk peningkatkan PDB melalui
peningkatan konsumsi dan investasi serta menjadi control untuk
pemerataan PDB secaraadil dan merata untuk menanggulangi masalah
kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia.(Azam, Iqbal, &
Tayyab,2014a).2
Pengaruh zakat dalam perekonomian dapat meningkatkan
kapasitas dan daya beli mustahik, mendorong investasi dengan
pengurangan akumulasi modal yang tidak produktif, sehingga secara
agregat akan meningkatkan produktifitas yang berimbas pada
penyerapan tenagakerja serta pendapatan negara dari pajak korporasi.
Dalam konteks pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS, zakat
di salurkan dalam bentuk bantuan konsumtif dan bantuan produktif.
Bantuan konsumtif diharapkan akan meningkatkan konsumsi mustahik
secara agregat. Sedangkan bantuan produktif diharapkan akan
meningkatkan kapasitas Produksi mustahik dan pada akhirnya akan
meningkatkan output nasional yang tergambar dalam Produk Domestik
Bruto (PDB). Dengan demikian, secara umum zakat akan memberikan
dampak positif pada pertumbuhan PDB.(Maksum, 2018).
Faktanya, potensi zakat di Jawa Timur tersebut belum terealisasi
dengan optimal, sehingga zakat belum menjadi salah satu indicator
utama pengukuran kesejahteraan diwilayah Jawa Timur secara umum.
Zakat saat ini dinilai belum mampu menjadi salah satu alternative
kebijakan yang dapat mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan
secarasignifikan di Jawa Timur, sehingga belum tergambar pengaruh
zakat terhadap perekonomian dan kesejateraan social di Jawa Timur.
Terbukti belum adanya official research dari pemerintah yang
membuktikan bahwa zakat berpengaruh terhadap perekonomian,
penurunan kemiskinan dan ketimpangan. Oleh karenaitu, perlu
dilakukan penelitian untuk menguji dan membuktikan pengaruh zakat

2
Kaji dampak zakat 2019 “Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Makro IndonesiaI”
IJAZ (Journal). Dikutip dari www.puskasbaznas.com

7
terhadap perekonomian, kemiskinan dan ketimpangan di wilayah Jawa
Timur.

B. Identifikasi Masalah
Berikut adalah masalah yang digambarkan berdasarkan uraian
latar belakang masalah:

1. Apakah zakat memiliki pengaruh signifikan terhadap


perekonomian di wilayah Jawa Timur?

2. Apakah zakat telah memiliki pengaruh signifikan terhadap


penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur?

C. Tujuan Studi
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, berikut
tujuan penelitian yang akan dilakukan:

1. Untuk melihat pengaruh zakat terhadap perekonomian di Jawa


Timur.

2. Untuk melihat pengaruh zakat terhadap angka kemiskinan di Jawa


Timur

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Zakat dan Ekonomi Makro


Pengaruh zakat dalam perekonomian yang tercermin dalam indicator
makro seperti pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan
merupakan suatu bagian dari system kerja makro ekonomi islami. Prinsip
dasar dalam system makro ekonomi islam adalah tauhid dan persaudaraan
yang berarti seluruh sumberdaya di alam semesta pada dasarnya milik
Allah SWT dan tugas manusia adalah menggunakannya pada jalan yang
benar sesuai dengan Al-Quran, Sunnah, dan Ijtihad. Dalam system makro
ekonomi islami, zakat dapat memengaruhi beberapa hal seperti (a) sarana
produksi non- produktif, (b) alokasi kekayaan produktif di antara berbagai
pilihan penggunaan, (c) alokasi pendapatan antara konsumsi dan tabungan,
(d) alokasi tabungan antara untuk penggunaan produktif dan barang
mewah tahan lama, dan (e) distribusi kembali kekayaan jangka panjang
(Kahf,1997b).
Zakat sebagai salah satu tiang agama merupakan sebuah instrumen
yang sangat penting dalam menstimulus ekonomi dan mewujudkan
pemerataan pendapatan. Sirkulasi uang melalui zakat akan meningkatkan
permintaan keseluruhan terhadap barang dan jasa yang pada akhirnya akan
menumbuhkan aktivitas ekonomi secara menyeluruh dan membuka
lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenagakerja (Azam, Iqbal, &
Tayyab, 2014b).3
Zakat memiliki pengaruh terhadap tiga indikatorya itu konsumsi
agregat, investasi agregat, dan penawaran agregat. Dalam kerangka
Keynesian, dari adanya penurunan marginal prospensity to consume,
suntikan dana zakat akan meningkatkan konsumsi dan mengurangi
tabungan.
Pengaruh zakat terhadap konsumsi didasarkan pada empat factor
yaitu:
3
Kaji dampak zakat 2019 “Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Makro IndonesiaI”
IJAZ (Journal). Dikutip dari www.puskasbaznas.com

9
1. Adanya perbedaan nilai marginal prospensity to consume antara
golongan kaya dengan golongan miskin.
2. Jumlah golongan miskin sebagai penerima zakat cukup banyak.

3. Besarnya dana zakat yang disalurkan kepada golongan miskin

4. Metode pendistribusian zakat yang digunakan seperti bantuan uang


tunai atau barang (barang konsumsi atau barang modal).

Pengaruh zakat terhadap konsumsi agregat dapat dijelaskan melalui


fungsi konsumsi makro. Fungsi konsumsi makro islami diturunkan dari
fungsi konsumsi mikro dua agen dalam ekonomi pada masyarakat muslim
yaitu pembayar zakat (muzakki) dan penerima zakat (mustahik). Fungsi ini
bekerja melalui peningkatan konsumsi penerima zakat dengan adanya
penurunan konsumsi pembayar zakat dalam satu fungsi konsumsi agregat
seluruh masyarakat yang bergantung pada kemiringan (slope) tambahan
kecenderungan untuk mengonsumsi (marginal prospensity to consume)
dari dua agen ini. Secara berkelanjutan, implementasi zakat yang diiringi
dengan konsep konsumsi yang tidak berlebihan dan larangan perilaku
pemborosan akan menghasilkan nilai rerata kecenderungan untuk
mengonsumsi (average prospensity to consume) yang lebih rendah pada
masyarakatini (Khan,1986).
Perbedaan kemiringan marginal prospensity to consume dijelaskan
dalam Metwally (1983) yang berpendapat bahwa penyaluran zakat dapat
meningkatkan konsumsi agregat dikarenakan tambahan kecenderungan
untuk mengonsumsi (marginal prospensity to consume) sipembayar zakat
lebih rendah dibandingkan si penerima zakat. Hal ini menegaskan bahwa
penyaluran zakat memiliki peran dalam penentuan pendapatan nasional,
yakni semakin tinggi pengeluaran zakat maka akan semakin tinggi pula
keseimbangan output (Yusoff, 2010).
Studi lain menunjukkan bahwa pengaruh zakat terhadap konsumsi
masih belum dapat dipastikan. Efek zakat dapat bersifat netral bahkan
tidak jelas karena adanya efek kontradiksi pada pendapatansi kaya dan si
miskin jika tidak mengontrol fungsi konsumsi agregat Keynesian.

10
Argumen ini ditingkatkan dengan menambah perintah jelas bahwa dengan
membantu mereka yang membutuhkan dan miskin akan meningkatkan
konsumsi materil mereka (Iqbal, 1985).
Pada model ekonomi, pendistribusian modal dalamsistem transfer
Islam yakni zakat akan memiliki pengaruh pada konsumsi dan produksi.
Zakat dianggap sebagai jenis pajak kekayaan yang spesifik dengan tujuan
pertumbuhan melalui distribusi kembali produktivitas (Choudhury &
Malik, 1992). Artinya zakat produktif secara berkelanjutan akan
meningkatkan kapasitas produktif dari penerima zakat yang selanjutnya
meningkatkan produktivitas rata-rata dan factor payment di dalam
mekanisme prinsip kerja dan produktivitas. 4
Zakat bekerja dengan prinsip “kerja dan produktivitas” melalui efek
zakat dalam mengurangi pengangguran sukarela dan struktural yang
mengarah pada peningkatan produktivitas, tingkat penyerapan tenaga kerja
yang lebih tinggi, dan utilitas produksi serta pertumbuhan ekonomi. Zakat
juga bekerja di bawah prinsip pemerataan modal dengan cara
menghasilkan transferpayment dan distribusi kembali untuk transformasi
produktif jangka panjang bagi kelompok spesifik yang membutuhkan
(Choudhury,1992).
Sebuah perekonomian yang proporsi barang investasinya lebih besar
dibandingkan dengan barang konsumsi akan mencapai pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini berarti penyaluran zakat sebagai
instrument distribusi pendapatan khususnya penyaluran zakat produktif
akan meningkatkan perekonomian melalui transmisi tabungan dan
investasi.
Zakat juga dapat berperan sebagai counter cyclical policy yang dapat
menstabilkan perekonomian saat fluktuasi siklus bisnis berlangsung
(Ahmed, Iqbal, & Khan, 1983). Tahir (1989) memperkenalkan zakat
dalam model makro ekonomi islami yang berfokus pada penentuan output
agregat dengan mempertimbangkan derajat ketimpangan dalam

4
Kaji dampak zakat 2019 “Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Makro IndonesiaI”
IJAZ (Journal). Dikutip dari www.puskasbaznas.com

11
lingkungan ekonomi islami. Dalam modelnya, tingkat keseimbangan
output, pendapatan, dan ketimpangan dalam ekonomi islami bergantung
terhadap tingkat pengeluaran otonomus, distribusi pendapatan antara si
kaya dan si miskin, dan aliran zakat terkait output dan kekayaan. 5

B. Pengelolaan Zakat Untuk Mengurangi Tingkat Kemiskinan di Jawa


Timur
Di Provinsi Jawa Timur indikator kemiskinan menunjukkan adanya
pengurangan jumlah penduduk miskin yang diukur berdasarkan garis
kemiskinan. Setelah dilakukan intervensi zakat menunjukkan peningkatan
yang baik dalam mengurangi tingkat kedalaman kemiskinan dan tingkat
keparahan kemiskinan. Dinilai dengan IKB dampak zakat terhadap
mustahik berdasarkan dari garis kemiskinan dan makanan menurun dari
jumlah di tahun sebelumnya. 6
Agar zakat yang diberikan dapat memberikan dampak yang lebih
maksimal kepada mustahik maka perlu dilakukan beberapa berbaikan.
Pertama, perbaikan pada sektor kesehatan dan pendidikan, misalnya
mengadakan kegiatan pengobatan gratis kepada mustahik dan mengadakan
pelatihan keterampilan gratis kepada para pemuda sebagai bekal persipan
terjun di dunia kerja guna mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi.
Agar dapat menurunkan angka kemiskinan yang cukup signifikan, kedua
sektor ini harus menjadi perhatian lebih di Provinsi Jawa Timur.

5
Kaji dampak zakat 2019 “Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Makro IndonesiaI”
IJAZ (Journal). Dikutip dari www.puskasbaznas.com
6
Kaji dampak zakat 2019 “Potret Pengelolaan Zakat untuk Menurunkan Tingkat
Kemiskinan di Indonesia Wilayah I” IJAZ (Journal). Dikutip dari
www.puskasbaznas.com

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Analisis dan Pengolahan Data


Kajian ini merupakan penelitian yang menggunakan analisis
kuantitatif data panel. Data panel yang digunakan terdiridari 29 kabupaten
dan 9 kota yang ada di Jawa Timur, dengan frekuensi pengumpulan zakat
tahunan selama periode 2018 - 2019. Sample data pengumpulan zakat
pada kajian ini hanya mencakup BAZNAS kabupaten/ kota per wilayah
provinsi.

Tabel1.1 Sample BAZNAS Wilayah Provinsi Jawa Timur7

No Kabupaten No Kabupaten
1. Bangkalan 7. Trenggalek
2. Banyuwangi 8. Tulungagung
3. Pacitan 9. Malang
4. Bojonegoro 10. Nganjuk
5. Lumajang 11. Ngawi
6. Kediri 12. Pasuruan
Sumber: PUSKAS BAZNAS RI

Sample dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan wilayah


provinsi Jawa Timur. Khusus data pengumpulan zakat, infak, dan sedekah,
maka data yang akan dianalisis merupakan akumulasi pengumpulan zakat
dari BAZNAS per wilayah provinsi Jawa Timur.
Dengan sample data tersebut, kajian akan melihat pengaruh dana
zakat terhadap indicator kesejahteraan ekonomi wilayah Jawa Timur
seperti PDRB riil, kemiskinan dan ketimpangan. Teknik analisis data panel

7
Kaji dampak zakat 2019 “Potret Pengelolaan Zakat untuk Menurunkan Tingkat
Kemiskinan di Indonesia Wilayah I” IJAZ (Journal). Dikutip dari www.puskasbaznas.com

13
yang digunakan dalam kajian ini adalah fixedeffect model dan variabel
relevan yang digunakan dalam kajian ini antaralain yaitu :

1. Dana zakat,infak,sedekah(ZIS).

2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga.


3. Pembentukan modal tetap domestik bruto.

4. Pengangguran.

5. Jumlah simpanan masyarakat, dan

6. PDRB riil.

B. Model dan Definisi Operasional Variabel

1. Spesikikasi Model
Model pengujian empiris yang digunakan dalam menentukan
pengaruh zakat terhadap perekonomian di wilayah Jawa Timur ada 3
model, yaitu :

a) Model Zakat terhadap PDRB Riil


Pembentukan model zakat dan PDRB riil mengadopsi model
Choudhury (1992) yang menggunakan pendekatan pengeluaran
dalam menjelaskan hubungan zakat dan pendapatan Daerah Jatim.
Namun, hanya variabel investasi yang dilibatkan sebagai variabel
kontrol dengan pertimbangan multikolinearitas antara variabel
konsumsi dan variabel belanja pemerintah.

𝑙𝑛 (𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑅𝑖𝑖𝑙) 𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑙𝑛 (𝑍𝐼𝑆) 𝑖𝑡 + 𝛽2𝑙𝑛 (𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖) 𝑖𝑡 + 𝑎𝑖


+ 𝑢𝑖𝑡

Keterangan :

𝑙𝑛(𝑃𝐷𝑅𝐵𝑅𝑖𝑖𝑙 )𝑖𝑡 : PDRB atas dasar harga konstan dalam logaritma


natural pada provinsi i dan waktu t

𝑙𝑛(𝑍𝐼𝑆)𝑖𝑡 : Pengumpulan ZIS dalam logaritma natural pada provinsi i


dan waktu t

𝑙𝑛(𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖)𝑖𝑡 : Pembentukan modal tetap domestik bruto dalam

14
logaritma natural pada provinsi i dan waktu t

𝑎𝑖 : province fixed effect / unobserved province effect

𝑢𝑖𝑡 : idiosyncratic error / time-varying error

Hipotesis Awal
Pengumpulan zakat, infak, dan sedekah oleh BAZNAS berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan PDRB riil di Jawa Timur

b) Model zakat terhadap kemiskinan

𝑙𝑛(𝐾𝑒𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛)𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑙𝑛(𝑍𝐼𝑆)𝑖𝑡 + 𝛽2𝑙𝑛(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ


𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘)𝑖𝑡 +

𝛽3𝑙𝑛(𝑘𝑒𝑡𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)𝑖𝑡 + 𝑎𝑖 + 𝑢𝑖𝑡

Keterangan :

𝑙𝑛(𝐾𝑒𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛)𝑖𝑡 : Jumlah penduduk miskin dalam logaritma


natural pada provinsi i dan waktu t

𝑙𝑛(𝑍𝐼𝑆)𝑖𝑡 : Pengumpulan ZIS dalam logaritma natural pada


provinsi i dan waktu t

𝑙𝑛(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘)𝑖𝑡 : Jumlah penduduk dalam logaritma


natural pada provinsi i dan waktu t

𝑙𝑛(𝑘𝑒𝑡𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)𝑖𝑡 : Nilai indeks gini dalam logaritma natural


pada provinsi i dan waktu t

𝑎𝑖 : province fixed effect / unobserved province effect

𝑢𝑖𝑡 : idiosyncratic error / time-varying error

Hipotesis Awal

i. Zakat, infak, dan sedekah yang dikelola oleh BAZNAS diduga

15
berpengaruh dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di Jawa

Timur.

ii. Laju pertumbuhan penduduk diduga berpengaruh positif terhadap

bertambahnya jumlah penduduk miskin di Jawa timur.

iii. Indeks Gini diduga berpengaruh positif terhadap meningkatnya

jumlah penduduk miskin di Jawa Timur.

c) Model Zakat terhadap Ketimpangan

𝑙𝑛(𝐾𝑒𝑡𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑙𝑛(𝑍𝐼𝑆)𝑖𝑡 +
𝛽2𝑙𝑛(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛)𝑖𝑡 + 𝛽3𝑙𝑛(𝑃𝐷𝑅𝐵𝑅𝑖𝑖𝑙 )𝑖𝑡 + 𝛽4𝑙𝑛(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘)𝑖𝑡 + 𝑎𝑖 + 𝑢𝑖𝑡

Keterangan :

𝑙𝑛(𝑘𝑒𝑡𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)𝑖𝑡 : Nilai indeks gini dalam logaritma natural


pada provinsi i dan waktu t

𝑙𝑛(𝑍𝐼𝑆)𝑖𝑡 : Pengumpulan ZIS dalam logaritma natural pada


provinsi i dan waktu t

𝑙𝑛(𝑃𝐷𝑅𝐵𝑅𝑖𝑖𝑙 )𝑖𝑡 : PDRB atas dasar harga konstan dalam


logaritma natural pada provinsi i dan waktu t

𝑙𝑛(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘)𝑖𝑡 : Jumlah penduduk dalam logaritma


natural pada provinsi i dan waktu t

𝑎𝑖 : province fixed effect / unobserved province effect

𝑢𝑖𝑡 : idiosyncratic error / time-varying error

Hipotesis Awal:

i. Zakat, infak, dan sedekah yang dikelola oleh BAZNAS diduga

16
berpengaruh dalam memperkecil gap ketimpangan di Jawa Timur.

ii. PDRB riil provinsi diduga berpengaruh dalam menurunkan

ketimpangan di Jawa Timur.

iii. Pertumbuhan jumlah penduduk diduga akan meningkatkan

ketimpangan di Jawa Timur.

2. Definisi Operasional Variabel

a) Zakat, Infak, Sedekah (ZIS)

Dana ZIS yang dimaksud dalam kajian ini adalah dana pengumpulan

ZIS pada tahun 2018 - 2019 di 29 kabupaten di Jawa Timur yang

dilakukan oleh BAZNAS kabupaten/kota dalam cakupan wilayah

provinsi. Dana pengumpulan ini termasuk di dalamnya zakat, infak

dan sedekah yang terkumpul dari muzakki perorangan dan muzakki

badan usaha. Penggunaan dana Pengumpulan ZIS didasarkan pada

asumsi bahwa zakat yang dikumpulkan sama dengan zakat yang

disalurkan.

b) Pengangguran

Pengangguran yang dimaksud dalam hal ini adalah pengangguran

terbuka, yakni yang merupakan bagian dari angkatan kerja yang

tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi yang belum

pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja) atau

sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak pernah

mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan

pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tapi belum

mulai bekerja.

17
c) Jumlah penduduk

Variabel jumlah penduduk menunjukkan jumlah penduduk yang ada

di setiap kabupaten di Jawa Timur. Penduduk diartikan sebagai

semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik

Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang

berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

d) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil

Variabel PDRB riil yang dimaksud dalam kajian ini adalah PDRB

atas dasar harga konstan 2010 menurut pengeluaran. PDB pada

dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan

jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi. PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah

barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang

berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar dalam hal ini tahun

2010.

e) Kemiskinan

Variabel kemiskinan didapatkan dari jumlah penduduk miskin

menurut provinsi. Badan Pusat Statistik dalam menggunakan konsep

kemampuan memenuhi kebutuhan dasar sebagai dasar pengukuran

kemiskinan. Melalui pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan

dasar makanan dan bukan makanan (sandang, perumahan,

pendidikan, dan kesehatan) yang diukur dari sisi pengeluaran.

18
f) Ketimpangan

Variabel ketimpangan dalam penelitian ini menggunakan nilai indeks

gini pada setiap provinsi. Indeks gini menunjukkan ukuran

ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan)

yang nilainya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu

(ketimpangan yang sempurna).

3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang sudah disediakan oleh institusi tertentu dan

tidak perlu dikumpulkan oleh penulis. Data dikumpulkan melalui

metode telaah pustaka yaitu proses literatur dari sumber data sekunder

yang terkait dengan topik yang dibahas diidentifikasi untuk kemudian

dievaluasi keterkaitannya dengan topik yang dibahas dan

didokumentasikan dalam karya tulis tersebut.

Tabel 1.2 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Deskripsi Satuan Sumber


Dana BAZNAS,
ZIS Jutaan Rupiah
pengumpulan ZIS diolah
Pengangguran BPS, diolah
Pengangguran Orang
Terbuka
Jumlah penduduk Orang BPS,diolah
Jumlah
berdasarkan
Penduduk
Provinsi
PDRB atas dasar Jutaan Rupiah BPS, diolah
PDRB Riil harga konstan
2010 menurut

19
Pengeluaran

Jumlah penduduk BPS, diolah


Kemiskinan Orang
Miskin
Nilai indeks gini BPS,
Ketimpangan Angka
diolah

Sumber: Berbagai literatur penelitian

4. Teknis dan analisis data


Teknik analisis data yang digunakan dalam riset kajian ini dimulai dari

pemilihan model regresi data panel kemudian dilanjutkan dengan uji

asumsi klasik dan diakhiri dengan interpretasi hasil.

a) Analisis Regresi Data Panel

Penggunaan data panel didasarkan pada beberapa keunggulan

yang dimiliki oleh jenis data ini seperti yang dikemukakan oleh

Baltagi (2005) dalam Gujarati dan Porter (2009), yaitu:

i. Mampu mengontrol dan menangkap adanya heterogenitas

individu karena observasi seperti individu, perusahaan, atau

negara dianggap heterogen. Data cross section dan time

series tidak mampu mengatasi heterogentitas dari individu

sehingga berpeluang menimbulkan bias pada hasil estimasi.

ii. Data panel menyajikan informasi data yang lebih lengkap

karena menggabungkan data cross section dan time series

sehingga lebih bervariasi, informatif, dan rendahnya

20
kolinearitas yang akan menghasilkan derajat kebebasan

(degree of freedom) yang lebih besar.

iii. Lebih mampu dalam mengidentifikasi dan mengukur suatu

efek yang tidak dapat dideteksi oleh data cross section dan

time series.

iv. Tepat digunakan dalam penelitian yang datanya bersifat

dinamis karena membandingkan situasi individu tertentu

pada periode satu dengan periode yang lainnya.

v. Lebih dapat diterapkan apabila model lebih kompleks.

Pada dasarnya terdapat tiga teknik dalam model regresi data

panel. Tiga teknik tersebut adalah pendekatan efek biasa atau

kuadrat terkecil (common effects/pooled least square),

pendekatan efek tetap atau kuadrat terkecil dengan dummy (fixed

effects/least square dummy variable), dan pendekatan efek acak

(random effects).

1. Common Effect Model

Pendekatan efek biasa (common effect) tidak memperhatikan dari

dimensi waktu maupun individu serta mengasumsikan perilaku

data antar cross section sama dalam berbagai periode waktu

sehingga dapat dikatakan model ini sama seperti metode Ordinary

Least Square (OLS) yang menggunakan kuadrat kecil biasa.

Model ini sering tidak pernah digunakan dalam analisis data panel

karena memungkinkan terjadinya bias dan disebabkan oleh tidak

21
adanya perbedaan pada perilaku data, namun tetap digunakan

sebagai pembanding dari pemilihan kedua model lainnya.

Persamaan dalam common effects dapat dituliskan sebagai

berikut:

1) 𝑦𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1𝑋𝑖𝑡 + 𝑢𝑖𝑡

2) i = 1, 2, … , N

3) t = 1, 2, … , T

N merupakan jumlah individu cross section dan T adalah jumlah

periode waktu. Nantinya akan dapat dihasilkan persamaan N+T

dimana T merupakan persamaan cross section dan sebanyak N

merupakan persamaan time series.

2. Fixed Effect Model

Fixed effect menguji hubungan antara variabel penjelas dengan

variabel dependen dalam sebuah entitas. Setiap entitas memiliki

karakteristik individualnya masing-masing yang dapat/tidak dapat

memengaruhi variabel penjelas. Saat menggunakan pendekatan

FE, diasumsikan bahwa yang melekat dalam individual dapat

berdampak atau menyebabkan bias pada variabel penjelas dan

diperlukan kontrol atas kondisi ini.

FE akan menghilangkan efek dari karakteristik time invariant ini.

Terdapat tiga pendekatan dalam fixed effect model yaitu first

differenced, time-demeaned (within transformation), dan least

square dummy variable (LSDV). Pendekatan yang sering

22
digunakan adalah LSDV yaitu cara estimasi yang menggunakan

dummy variable (variabel boneka) agar intersepnya berbeda

untuk setiap subjek, namun slope setiap subjek tidak berubah

seiring dengan waktu (Gujarati, 2012).

3. Random Effect Model

Pendekatan efek acak (random effect) disebut juga model

komponen eror (error components model/ECM) karena antar

individu maupun antar periode waktu memiliki parameter yang

berbeda dan dimasukkan ke dalam eror. Dalam model ini,

intersep pada setiap individu tidak sama yang juga merupakan

variabel acak atau stokastik. Model ini mempunyai lebih dari satu

komponen eror, yaitu komponen error cross section atau spesifik

individual (𝜀𝑖) dan komponen eror gabungan time series dan cross

section (𝑢𝑖𝑡).Adapun asumsi-asumsi yang biasa dipakai dalam

model random effects adalah sebagai berikut:

1) 𝜀𝑖~ 𝑁(0, 𝜎2)


𝜀

2) 𝑢𝑖𝑡~ 𝑁(0, 𝜎2)


𝑢

3) 𝐸(𝜀𝑖𝑢𝑖𝑡) = 0 ; 𝐸(𝜀𝑖 𝜀𝑗) = 0 (𝑖 ≠ 𝑗)

4) 𝐸(𝑢𝑖𝑡𝑢𝑖𝑠) = 𝐸(𝑢𝑖𝑗𝑢𝑖𝑗) = 𝐸(𝑢𝑖𝑡𝑢𝑗𝑠) = 0 (𝑖 ≠ 𝑗; 𝑡 ≠ 𝑠)

Pada persamaan diatas ditunjukkan bahwa komponen error

individual tidak berkolerasi satu dengan yang lain dan tidak

adanya autokorelasi antar unit baik cross section maupun time

series.

23
b) Uji Pemilihan Model Data Panel

Untuk menentukan model yang tepat dari 3 model data panel

yang ada yaitu common effect, fixed effect, dan random effect,

maka diperlukan suatu pengujian dengan menggunakan 3 alat uji

yaitu uji Chow, uji Hausman, dan uji Lagrange Multiplier (LM).

1. Uji Chow

Chow (1960) mengembangkan pengujian untuk menentukan

apakah paramater dari satu grup data sama dengan grup data

yang lain atau apakah suatu data dapat dipool. Secara

sederhana, uji chow digunakan untuk menentukan model

regresi panel antara common effect atau pooled least square

dengan fixed effect. Berikut adalah cara menarik kesimpulan

dari hasil uji chow.

H0: Common Effects atau Pooled Least Square

Ha: Fixed Effects

Pada uji ini, dilakukan perbandingan perhitungan F- statistik

dengan F-tabel yang berguna untuk melihat

diterima atau tidak diterimanya hipotesis di atas, apabila F

hitung > F tabel, maka H0 tidak diterima, sehingga model

yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect dan

begitu juga sebaliknya jika F hitung < F tabel, maka H0

diterima, berarti model yang tepat digunakan adalah common

24
effect atau pooled least square.

2. Uji Hausman

Hausman (1978) menawarkan teknik pengujian dalam

memilih model regresi panel antara model fixed effect dengan

model random effect. Langkah dalam menarik kesimpulan uji

Hausman dimulai dari:

H0: Random Effects

Ha: Fixed Effects

Uji Hausman menggunakan perhitungan distribusi chi-

squares (X2) dengan degree of freedom (df) sebanyak jumlah

variabel independen (k). Jika nilai statistik Hausman > nilai

kritisnya, maka H0 tidak diterima berarti model yang lebih

tepat adalah fixed effects. Begitu pula sebaliknya apanila

nilai statistik Hausman

< nilai kritisnya, maka H0 diterima berarti model yang tepat

digunakan adalah model random effects.

3. Uji Breusch

Uji Breusch Pagan Lagranger Multiplier (LM Test) Breusch

& Pagan (1980) mengembangkan pengujian signifikansi

random efffect pada residual dari metode OLS. Uji LM

bertujuan untuk memilih dari dua model yaitu common effect

dan random effect. Langkah untuk menarik kesimpulan dari

25
hasil uji LM adalah sebagai berikut:

H0: Common Effects

Ha: Random Effects

Sama seperti Uji Hausman, Uji LM menggunakan

perhitungan distribusi chi-squares (X2) dengan degree of

freedom (df) sebanyak jumlah variabel independen. Jika nilai

LM statistik > nilai kritis statistik chi-square, maka H0 tidak

diterima yang artinya model yang tepat adalah random effects

begitu pula sebaliknya apabila nilai LM statistik > nilai kritis

statistik chi-square, maka H0 diterima berarti model yang

tepat adalah common effects.

4. Uji Asumsi Klasik

i. Uji Heteroskasitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk melihat

apakah varians eror akan konstan yang bergantung pada

variabel penjelas. Heteroskedastisitas menunjukkan

bahwa asumsi homoskedastis tidak terpenuhi yang

terjadi saat varians dari eror berubah antar segmen yang

berbeda dalam populasi. Segmen ini ditentukan dari nilai

yang berbeda dalam variabel penjelas (Wooldridge,

2015).

Akibat dari terjadinya heteroskedastisitas adalah terjadi

perubahan pada variabel-variabel terikat yang

26
mengakibatkan errornya berubah, dengan kata lain bila

variabel terikatnya bertambah maka nantinya kesalahan

juga akan bertambah (Gujarati & Porter, 2009). Dalam

uji heteroskedastisitas, hipotesisnya adalah sebagai

berikut:

H0: Tidak ada masalah heteroskedastisitas

Ha: Ada masalah heteroskedastisitas

Apabila hasil dari pengujian ini H0 tidak diterima, maka

artinya terdapat masalah heteroskedastisitas pada model

yang digunakan. Begitu pula sebaliknya, apabila

H0 tidak tidak diterima, maka tidak ada masalah

heteroskedastisitas (homoskedastis).

ii. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk mengetahui

hubungan antara beberapa atau variabel-variabel

independen yang terdapat pada model regresi. Model

regresi dikatakan baik apabila tidak terdapat hubungan

linear pada variabel independen satu dengan yang lain.

Berikut terdapat beberapa cara untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas dalam suatu model regresi (Widarjono,

2013):

 Nilai R yang tinggi tetapi hanya terdapat sedikit

variabel independen yang signifikan.

 Korelasi parsial antarvariabel independen. Apabila

27
koefisien korelasi cukup tinggi maka diduga terdapat

multikolinearitas di dalam model regresi. Begitu

pula sebaliknya, apabila koefisien korelasi relatif

rendah, maka diduga model tidak mengandung unsur

multikolinearitas.

 Nilai Variance Inflation Factor (VIF) di bawah 10

menunjukkan bahwa model terbebas dari

multikolinearitas (Wooldridge, 2015).

28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Sampel Pengumpulan Zakat


Table 1.3
Model Summaryb

Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Change Statistics


l Square the Estimate R Square F Change df1 df2 Sig. F
Change Change

1 .645a .416 .082 1.68424 .416 1.245 4 7 .374

a. Predictors: (Constant), pelaporan, pengelolaan, penghimpunan, penyaluran


b. Dependent Variable: pdrb

Hasil dari output diatas maka nilai dari R Square ialah 0,416. Maka dapat
disimpulkan bahwa pengaruh dari nilai R Square sebesar 41,6%, sedangkan
untuk pengaruh dari nilai X sebesar 58,4% .
( e = 100% - R2= 100% - 41,6% = 58,4%)
Ini berarti kemampuan variable dependen mampu dirunkan sebesar 41,6%
oleh variable independen. Sisanya sebesar 58,4% dipengaruhi oleh factor
lain.

Table 1.4
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 14.123 4 3.531 1.245 .374b

1 Residual 19.857 7 2.837

Total 33.980 11

a. Dependent Variable: PDRB


b. Predictors: (Constant), Pelaporan, Pengelolaan, Penghimpunan, Penyaluran

Pada table ini terdapat nilai F hitung 1,245 dengan probabilitas sebesar
0,374. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak
dapat digunakan untuk memprediksi pendapat PDRB. Atau dapat dikatan
bahwa dana zakat yang disalurkan berpengaruh terhadap perekonomian
masyarakat Jawa Timur namun tidak signifikan.

29
Table 1.5
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. 95.0% Confidence Correlations Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients Interval for B

B Std. Beta Lower Upper Zero- Partial Part Tolerance VIF


Error Bound Bound order

(Constant) 8.473 4.971 1.704 .132 -3.282 20.228


Penghimpuna
.870 1.181 .237 .737 .485 -1.921 3.662 .115 .268 .213 .809 1.236
n
1
pengelolaan -5.101 3.626 -.485 -1.407 .202 -13.676 3.473 -.561 -.469 -.406 .702 1.424
penyaluran -5.051 7.433 -.298 -.680 .519 -22.627 12.524 -.282 -.249 -.196 .433 2.310

pelaporan 1.648 2.140 .280 .770 .466 -3.413 6.710 .114 .279 .223 .632 1.581

a. Dependent Variable: pdrb

Dari hasil dari table diatas maka selanjutnya dilakukan uji parsial terhadap
masing-masing variable yaitu:
1. Uji t
Hasil dari output diatas maka nilai dari x1 t hitungnya 0,737 dan nilai
signifikannya sebesar 0,485 > 0,05 dari nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa penghimpunan dana zakat tidak berpengaruh
secara signifikan. Nilai x2 t hitung -1,407 dan nilai signifikannya
sebesar 0,202 > 0,05 dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan dana zakat tidak berbengaruh secara signifikan. Nilai
dari x3 t hitung -0,680 dan nilai signifikannya sebesar 0,519 > 0,05
dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran dana zakat
tidak berpengaruh secara signifikan.
2. Uji beta
Hasil dari output diatas nilai beta x1 sebesar 0,237, nilai beta x2
sebesar -0,485, nilai beta x3 sebesar -0,298. Nilai yang paling besar
ialah penghimpunan, maka yang paling berpengaruh terhadap
pengaruh perekonomian ialah penghimpunan dana zakat karena
dalam uji beta nilai negative tidak dipegang namun yang dicari nilai
yang paling besar.

30
3. Koefisien variable X (penghimpunan, pengelolaan, penyaluran, dan
pelaporan)
(Y = 8.473 + 0,870 x1 – 5,101 x2 – 5.051 + e)
Dari hasil output diatas dapat disimpulkan bahwa nilai koefisiensinya
sebesar 8,473. Untuk nilai pengaruh dari penghimpunan dana zakat
sebesar 0,870. Pengaruh dari pengelolaan dana zakat sebesar -5.101.
dan untuk pengaruh dari penyaluran dana zakat sebesar -5,051. Maka
dapat dikatakan bahwa variable X tidak berpengaruh signifikan
terhadap PDRB.

31
BAB V
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari hasil regresi yang telah diuji maka dapat diambil
kesimpulan bahwa zakat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
perekonomian masyarakat Jawa Timur. Terkait sedikitnya penerimaan
zakat dapat disimpulkan bahwa masyarakat Jawa Timur dianggap
standart perekonomian masyarakat Jawa Timur di atas rata-rata. Untuk
penyaluran yang sedikit dapat disimpulkan bahwa masyarakat Jawa
Timur perekonomiannya dianggap diatas rata-rata dikarenakan tidak
mau lagi menerimanya. Dan untuk tingkat penerimaan zakat dan
perekonomian masyarakat Jawa Timur dianggap sudah tinggi bila
mereka sadar untuk mengeluarkan zakat dan pentingnya zakat bagi
masyarakat kurang mampu.

B. Saran
Cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran terkait
pengeluaran zakat masyarakat jawa timur dalam meningkatkan
perekonomian dapat dilkukan sebagai berikut :
1. Kebijakan pemerintah terkait pemotongan gaji pegawai negeri secara
langsung
2. Bekerja sama dengan badan usaha

32
Daftar Pustaka

Dikutip dari https://baznas.go.id/

Dikutip dari https://bps.go.id/

Kaji dampak zakat 2019 “Potret Pengelolaan Zakat untuk Menurunkan


Tingkat Kemiskinan di Indonesia Wilayah I” IJAZ (Journal). Dikutip dari
www.puskasbaznas.com

Kaji dampak zakat 2019 “Outlook Zakat Indonesia 2020 ” IJAZ (Journal).
Dikutip dari www.puskasbaznas.com

Kaji dampak zakat 2019 “Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Makro


IndonesiaI” IJAZ (Journal). Dikutip dari www.puskasbaznas.com

Buku Indeks Zakat Nasional Wilayah I Jawa dan Bali

33

Anda mungkin juga menyukai