Anda di halaman 1dari 54

i

Optimalisasi ZIS
Untuk Kestabilan Perekonomian

Penulis:
Watisatul Karlina
Bekti Widyaningsih S.Kom, M.E
Hilyah Ashoumi, M.Pdi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)


Universitas KH. A. Wahab Hasbullah
2023

ii
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan


pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk
pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

iii
Optimalisasi ZIS
Untuk Kestabilan Perekonomian

Penulis:
Watisatul Karlina
Bekti Widyaningsih,S.Kom
Hilyah Ashoumi, M.Pdi

ISBN : -

Penyunting:
Watisatul Karlina

Desain sampul dan Tata letak:

Penerbit :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Redaksi :
Jl. Garuda No.9 Tambakberas
Jombang – Jawa Timur
Telp/Fax +0321-853533
Email : lppm@unwaha.ac.id
Cetakan pertama, Maret 2023

Hak cipta dilindungi undang – undang


All Rights Reserved
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk
dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang


telah memberikan anugrah dan segali kenikmatan kepada kita
semua sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini dengan
baik, Adapun judul buku ini adalah “Optimalisasi ZIS Untuk
Kestabilan Perekonomian”.
Zakat, infaq dan sedekah (ZIS) merupakan salah satu ibadah
dalam Islam untuk mencari Keridhaan Allah SWT. Dalam Islam,
selain sebagai ibadah, zakat infaq dan sedekah juga merupakan
solusi untuk mengetntaskan kemiskinan. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah badan pengelolaan zakat infaq dan sedekah
yang memiliki mekanisme pengelolaan yang baik serta memiliki
peran yang optimal dalam upaya peningkatan perekonomian pada
masyarakat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dibentuk agar
bisa memaksimalkan pengelolaan zakat dan memaksimalkan
peningkatan perekonomian.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun penulis. Semoga laporan ini memberikan
manfaat bagi para pembaca semua. Amin.

Jombang, 28 Februari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Manfaat
BAB II
ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH
A. Definisi BAZNAS
B. Definisi Zakat, Infaq, Sedekah
C. Fungsi dan Manfaat Zakat, Infaq, Sedekah
BAB III
KESTABILAN PEREKONOMIAN
A. Definisi Kestabilan Perekonomian
B. Tujuan dan Fungsi Optimalisasi
C. Hubungan Antara ZIS dan Kestabilan Ekonomi
BAB IV
OPTIMALISASI
A. Definisi Optimalisasi ZIS
B. Tujuan dan Fungsi Optimalisasi ZIS
C. Penerapan Optimalisasi Untuk ZIS
BAB V
SEPUTAR BAZNAS JOMBANG
A. Seputar BAZNAS Jombang
B. Struktur Organisasi
D. Visi Misi BAZNAS Jombang
BAB VI
OPTIMALISASI ZIS PADA BAZNAS DAERAH KABUPATEN
JOMBANG
A. Optimalisasi ZIS Pada BAZNAS Daerah Kabupaten Jombang

B. Penyaluran ZIS Pada BAZNAS Daerah Kabupaten Jombang.

C. ZIS Untuk Mensejahterakan Perekonomian Masyarakat


DAFTAR PUSTAKA.……………………………………………………………..40

vi
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia tengah memberikan perhatian


khusus guna mencapai kesejahteraan sosial. Beberapa
negara memiliki kesepakatan untuk mencapai
kesejahteraan sosial guna untuk mencapai tujuan
bersama yang mana pada saat ini hal tersebut dikenal
dengan istilah Sustainabel Development Goals (SDGs)
atau tujuan berkelanjutan. SDGs ini adalah cita-cita dan
aspirasi dunia untuk mengentaskan kemiskinan,
menaungi lingkungan dan semesta ini, dan memastikan
bahwa perdamaian dan kemakmuran didunia dapat
dinikmati oleh setiap orang. Adapun sasaran tersebut
yaitu meliputi isu perubahan iklim, inovasi, kesenjangan
ekonomi, keadilan, konsumsi berkelanjutan dan isu-isu
lainnya.
Dalam UU No. 11 Tahun 2009, tertuang
bahwasannya kesejahteraan sosial adalah syarat
terpenuhinya fasilitas materiil, sosial dan tingkat
spiritual warga negara untuk hidup layak dan mampu
berkembang. Untuk itu, program bersama masyarakat
harus segera dilaksanakan karena sinergitas antara
negara dan masyarakat sebagai salah satu parameter
kemampuan pembangunan nasional (Rohim, 2019).
Dalam Islam, zakat hadir sebagai alat untuk mencapai
kesejahteraan sosial. Instrumen zakat adalah rukun
Islam yang ketiga. Zakat dapat dipandang sebagai salah
satu sumber pendanaan untuk instrumen yang
terkandung dalam dalam Asnaf ke-8 sebagaimana
termaktub dalam Al-Qur’an, khusunya dalam Surah At-
Taubah Ayat 60 (9-60).
Oleh karena itu, setiap muslim berkewajiban
untuk menghormatinya. Hal ini menunjukkan bahwa
dana zakat akan terus dihimpun karena wajib atau
harus dipenuhi. Dengan harapan jumlah penduduk
muslim akan terus melampaui atau mengalami
1
peningkatan. Diperkirakan potensi dana zakat yang
terkumpul akan terus meningkat didalam setiap
tahunnya. Karena, sangat tentu perolehan dana zakat
yang besar tersebut diharapkan dapat turut menopang
dan mendukung pendanaan pemerintah dalam misi
pengentasan kemiskinan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Dapat kita lihat, peranan zakat sangat strategis
dalam upaya meminimalisir tingkat kemiskinan atau
pembangunan ekonomi menuju kesejahteraan. Tidak
seperti sumber pembiayaan pembangunan lainnya,
zakat tidak mempunyai efek selain bisa menimbulkan
kesenangan dan harapan menerima imbalan dari Tuhan
Yang Maha Esa. Namun, bukan berarti menutup
kemungkinan jika mekanisme zakat tidak memiliki
sistem kontrol.
Dapat dilihat, nilai strategis zakat menjadi jelas.
Pertama, zakat adalah seruan Agama atau ibadah yang
mana tercermin dari keyakinan diri sendiri. Kedua,
tidak akan pernah berhenti sumber keuangan zakat.
Artinya, membayar zakat merupakan ibadah wajib
setiap tahun atau periode tertentu atas orang lain yang
terus membayar. Tentu dana yang masuk akan terus ada
dan terkumpul. Ketiga, secara empiris zakat dapat
menciptakan retribusi sumber daya dan pemerataan
pembangunan. Selain itu dapat menghilangkan
kesenjangan sosial dan sebaliknya. (Damanhur, 2016).
Adanya peraturan Badan Amil Zakat Nasional
Republik Indonesia N0. 3 Tahun 2018 tentang
pendistribusian dan pendayagunaan zakat bahwa dalam
upaya penigkatan kesejahteraan masyarakat dan
menanggulangi kemiskinan serta peningkatan kualitas
umat. maka bentuk pendistribusian dan
pendayagunaan zakat yang dilaksanakan oleh Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS), BAZNAS Provinsi,
BAZNAS Kabupaten/Kota dan Lembaga Amil Zakat
harus dilaksanakan dengan mengacu pada syariat Islam

2
dan patut pada peraturan perundang-undangan.
Penyaluran dan pendayagunaan zakat disalurkan
kepada Mustahik yang terdiri dari 8 Asnaf dalam bentuk
konsumtif. Didalam pasal 4 pun dijelaskan penyaluran
zakat dilakukan terklarifikasi terhadap bidang
pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dakwah dan
advokasi.
Pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten
Jombang telah dilakukan beberapa upaya guna untuk
membantu menjangkau seluruh kebutuhan masyarakat
melalui serangkaian program utama yang dijalankan.
Adapun beberapa prgram tersebut diantaranya yaitu
program Jombang Prestasi (Program Pendidikan),
Jombang Berdaya (Program Ekonomi Dhuafa), Jombang
Sehat (Program Kesehatan), Jombang Lestari (Program
Dakwah Islam), dan Jombang Sinergi (Program Tanggap
Bencana).

1.2 Manfaat
Untuk mengetahui optimalisasi penyaluran
Zakat, Infaq, Sedekah Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) terhadap tingkat kesejahteraan
perekonomian Mustahik di Daerah Kabupaten
Jombang.

3
BAB 2. ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH

2.1. Difinisi BAZNAS


Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Merupakan badan resmi dan satu-satunya yang
dibentuk oleh pemerintah berdasarkan keputusan
Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan
fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq dan
sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.
Lahirnya Undang-undang Nomor 23 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin
mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang
berwenang melakukan pengelolaan zakat secara
nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan
sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang
bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui Menteri Agama. Dengan demikian,
BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab
untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan
syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan,
kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.
Keanggotaan BAZNAS terdiri dari atas 11
orang anggota yakni 8 orang dari unsur masayarakat
dan 3 orang dari unsur pemerintah (ditunjuk dari
kementrian/instansi yang berkaitan dengan
pengelolaan zakat). BAZNAS dipimpin oleh seorang
ketua dan seorang wakil ketua. Masa kerja BAZNAS
dijabat selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk
satu kali masa jabatan.
BAZNAS provinsi dibentuk oleh Menteri
Agama atas usul Gubernur setelah mendapat
pertimbangan BAZNAS. BAZNAS provinsi
bertanggungjawab kepada BAZNAS dan pemerintah
daerah provinsi.
BAZNAS Kabupaten/Kota dibentuk oleh
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementrian Agama dan atas usul Bupati atau walikota

4
setelah mendapat pertimbangan BAZNAS. BAZNAS
Kabupaten/Kota bertanggungjawab kepada BAZNAS
Provinsi dan pemerintah Daerah kabupaten/kota
Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) adalah satuan
organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk
membantu pengumpulan zakat. Hasil pengumpulan
zakat oleh UPZ wajib disetorkan ke BAZNAS, BAZNAS
Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota. UPZ yang
dibentuk oleh BAZNAS, diantaranya :
1. Lembaga negara
2. Kementrian/ lembaga pemerintah non
kementrian
3. Badan Usaha Milik Negara
4. Perusahaan swasta nasional/asing
5. Kantor-kantor perwakilan negara
asing/lembaga asing
6. Masjid negara
2.2. Visi-Misi BAZNAS
Adapun Visi BAZNAS, yaitu :
“Menjadi lembaga utama menyejahterakan ummat”
Sedangkan Misi BAZNAS, diantaranya :
1. Membangun BAZNAS yang kuat, terpercaya dan
modern sebagai lembaga pemerintah non-
struktural yang berwenang dalam pengelolaan
zakat
2. Memaksimalkan literasi zakat nasional dan
peningkatan pengumpulan ZIS-DSKL secara
masif dan terkukur
3. Memaksimalkan pendistribusian dan
pendayagunaan ZIS-DSKL untuk mengentaskan
kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan ummat
dan mengurangi kesnjangan sosial
4. Memperkuat kompetensi, profesionalisme,
integritas dan kesejahteraan amil zakat nasional
secara berkelanjutan

5
5. Modernisasi dan digitalisasi pengelolaan zakat
nasional dengan sistem manajemen berbasis
data yang kokoh dan terukur
6. Memperkuat sistem perencanaan, pengendalian,
pelaporan, pertanggungjawaban dan koordinasi
pengelolaan zakat secara nasional
7. Membangun kemitraan antara muzakki dan
mustahik dengan semangat tolong-menolong
dalam kebaikan dan ketakwaan
8. Meningkatkan sinergi dan kolaborasi seluruh
pemangku kepentingan terkait untuk
pembangunan zakat nasional, dan
9. Berperan aktif dan menjadi referensi bagi
gerakan zakat dunia
2.3. Tujuan BAZNAS
Adapun tujuan-tujuan BAZNAS, diantaranya :
1. Terwujudnya BAZNAS sebagai lembaga
pengelola zakat yang kuat, terpercaya dan
modern
2. Terwujudnya pengumpulan zakat nasional yang
optimal
3. Terwujudnya penyaluran ZIS-DSKL yang efektif
dalam pengentasan kemiskinan, peningkatan
kesejahteraan ummat, dan pengurangan
kesenjangan sosial
4. Terwujudnya profesi amil zakat nasional yang
kompeten, berintegritas, dan sejahtera
5. Terwujudnya sistem manajemen dan basis data
pengelolaan zakat nasional yang mengadopsi
tekhnologi mutakhir
6. Terwujudnya perencanaaan, pengendalian,
pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan
zakat dengan kelola yang baik dan terstandar
7. Terwujudnya hubungan saling tolong-menolong
dalam kebaikan dan ketaqwaan antara muzakki

6
dan mustahik
8. Terwujudnya sinergi dan kolaborasi seluruh
pemangku kepentingan terkait dalam
pembangunan zakat nasional
9. Terwujudnya Indonesia sebagai center of
excellence pengelolaan zakat dunia
2.4. Sasaran BAZNAS
Sasaran BAZNAS, meliputi :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada
muzakki, mustahik dan stakeholder lainnya
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
menunaikan zakat melalui OPZ resmi
3. Meningkatkan pertumbuhan pengumpulan zakat
nasional
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada
mustahik dan penerima manfaat ZIS-DSKL
5. Meningkatkan manfaat ZIS-DSKL dalam upaya
pengentasan kemiskinan, peningkatan
kesejahteraan ummat dan mengurangi
kesenjangan sosial
6. Meningkatkan kualitas dan pelaksanaan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKK-NI)
sektor zakat
7. Mendorong pembentukan dan pengembangan
asosiasi profesi amil zakat Indonesia
8. Membangun merit system dalam pengelolaan
SDM amil zakat pada OPZ
9. Mengembangkan sistem manajemen dan basis
data pengelolaan zakat nasional
10. Memperkuat infrastruktur teknologi informasi
dalam menunjang operasional pelayanan
BAZNAS dan LAZ
11. Memperkuat basis data muzakki, mustahik dan
amil zakat nasional
12. Memperkuat riset untuk pengembangan produk
dan kebijakan pengelolaan zakat secara nasional

7
13. Mengembangkan sistem perencanaan zakat
nasional dengan tata kelola yang baik dan
terstandar
14. Mengembangkan sistem pelaporan dan
pertanggungjawaban pengelolaan zakat nasional
dengan tata kelola yang baik dan terstandar
15. Mengembangkan program partisipasi muzakki
dan mustahik dalam pengelolaan zakat
16. Mengembangkan sinergi dan kolaborasi OPZ
dalam sosialisasi dan edukasi zakat nasional
17. Mengembangkan sinergi dan kolaborasi OPZ
dalam pendistribusian dan pendayagunaan zakat
nasional
18. Mengembangkan sinergi dan kolaborasi
pengelolaan zakat nasional dengan
pemerintahan daerah
19. Mengembangkan sinergi dan kolaborasi
pengeloaan zakat nasional dengan pihak swasta
dan lembaga non-pemerintah
20. Meningkatkan pengakuan masyarakat dunia atas
pengelolaan zakat Indonesia
2.4. Indikator Sasaran BAZNAS
Sedangkan Indikator sasaran BAZNAS, yaitu :
1. Opini kantor akuntan publik atas laporan
keuangan
2. Sertifikasi sistem manajemen ISO 9001 (Mutu),
27001 (Keamanan Informasi), 37001 (Anti-
Penyuapan), 45001 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja), 31000 (Resiko) dan 19600 (Kepatuhan)
3. Opini Auditor Kesesuaian Syariah
4. Nilai laporan akuntabilitas dan kinerja
5. Jumlah penghargaan pemerintah dan publik atas
kinerja BAZNAS
6. Nilai dalam laporan implementasi keterbukaan
informasi publik
7. Pertumbuhan jumlah muzakki secara nasional

8
8. Rasio komplain/keluhan muzakki/donatur yang
tidak tertangani berbading transasksi donasi
9. Rasio angka pengelolaan zakat pada OPZ resmi
dan praktik informal
10. Pengukuran literasi zakat pada audien nasional
11. Jumlah rupiah pengumpulan ZIS-DSKL secara
nasional
12. Rasio pengumpulan zakat atas potensi zakat
nasional
13. Jumlah desa/kelurahan yang menjadi area tetap
program pendistribusian dan pendayagunaan
ZIS-DSKL pada seluruh OPZ
14. Jumlah mustahik dan penerima manfaat
langsung (Jiwa dan Keluarga)
15. Jumlah mustahik dan penerima manfaat yang
menjadi donatur infaq dan muzakki
16. Pengukuran dampak zakat terhadap kondisi dan
angka kemiskinan dan kesnjangan sosial
17. Pengukuran dampak zakat terhadap kualitas
kesehatan mustahik dan penerima manfaat
18. Pengukuran dampak zakat terhadap kualitas
pendidikan mustahik dan penerima manfaat
19. Pengukuran dampak zakat terhadap kualitas
pendapatan hasil usaha mustahik dan penerima
manfaat
20. Rasio OPZ yang dapat menerbitkan laporan kaji
dampak program penyaluran zakat dalam upaya
pengentasan kemiskinan, peningkatan
kesejahteraan ummat dan pengurangan
kesenjangan sosial
21. Pengesahan SKK-NI sektor zakat
22. Jumlah amil zakat yang tersertifikasi
23. Jumlah lembaga sertifikasi profesi yang
menyelenggarakan sertifikasi SKK-NI sektor
zakat
24. Rasio pimpinan OPZ yang tersertifikasi

9
25. Asosiasi profesi amil zakat Indonesia
26. Jumlah SDM amil zakat yang terdaftar dalam
asosiasi profesi amil zakat
27. Komite etik profesi amil zakat nasional
28. Jumlah kasus pelanggaran kode etik
29. Amil zakat terdaftar sebagai profesi pada
kementrian ketenagakerjaan
30. Rasio OPZ yang memiliki struktur dan skala upah
yang disahkan
31. Rasio turn-over amil zakat
32. Jumlah OPZ yang memenuhi kelengkapan SOP
minimum
33. Sistem manajemen dan basis data pengelolaan
zakat secara nasional dan terintegrasi
34. Databse transaksi (pengumpulan dan
penyaluran) zakat nasional
35. Rasio penggunaan sistem oleh seluruh OPZ
36. Rasio penggunaan sistem customer relationship
management dalam pelayanan muzakki dan
mustahik
37. Rasio OPZ dengan laporan keuangan dan kinerja
berbasis sistem
38. Rasio fasilitas dan akses tekhnologi informasi
pada seluruh OPZ
39. Database amil zakat nasional
40. Jumlah publikasi pengelolaan zakat dalam jurnal
yang terindeks
41. Jumlah BAZNAS daerah RKAT yang disahkan
42. Jumlah OPZ yang memiliki rencana strategis
43. Nilai evaluasi pencapaian rencana strategis
pengelolaan zakat nasional
44. Jumlah program pengelolaan zakat pada OPZ
yang masuk dalam rencana pembangunan
nasional atau daerah
45. Jumlah OPZ yang tersertifikasi sistem
manajemen ISO 27001 (Keamanan Informasi),

10
OSO 9001 (Mutu), IS0 37001 (Anti Penyuapan)
46. Jumlah OPZ yang dapat menerbitkan laporan
audit internal sistem manajemen terstandar
47. Jumlah LAZ resmi
48. Jumlah pelanggaran administrasi dan/atau
pidana pengelolaan zakat
49. Opini auditor kepatuhan syariah atas OPZ
50. Jumlah OPZ yang menyerahkan laporan kinerja
51. Rasio jumlah Infaqatausedekah atas agregat
pengumpulan ZIS-DSKL
52. Jumlah program partisipasi dari muzakki dan
mustahik dalam pengelolaan zakat
53. Jumlah program sinergi dan kolaborasi dalam
sosialisasi dan edukasi zakat diantara OPZ
54. Nilai rata-rata dukungan APBN dan APBD pada
OPZ
55. Jumlah kerjasama program OPZ dengan pihak
swasta dan lembaga non-pemerintah
56. Peran strategis Indonesia dalam Wordl Zakat
Forum
57. Jumlah penghargaan internasional atas
pengelolaan zakat indonesia
58. Jumlah kerjasama program OPZ dengan lembaga
internasional
2.5. Definisi ZIS
Zakat berasal dari kata ‫ زكى‬yang bermakna
bertambah dan berkembang. Zakat menurut bahasa
beararti nama’ (Kesuburan, tumbuh dan berkembang),
thaharah (Kesucian), barakah (keberkahan) dan tazkiyah,
tathhir (mengsucikan jiwa dan harta).
Zakat diharapkan akan mendatangkan kesuburan
dan tumbuhnya pahala-pahala dari amal ini. Juga
diharapkan akan mensucikan jiwa-jiwa orang yang telah
berzakat (Muzakki) dan harta yang telah dizakati menjadi
suci dari hal-hal yang mengotori dari segala sesuatu yang
Syubhat. Rasulullah SAW bersabda :

11
Harta tidak berkurang karena sedekah (zakat),
dan sedekah tidak diterima dari pengkhianatan
(Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan syariat Islam).
(HR. Muslim)
Zakat juga dinamakan bersih (Thaharah), karena
dengan membayar zakat harta dari seoarang yang
berzakat menjadi bersih dari kotoran dan dosa yang
menyertainya, yang disebabkan oleh harta yang dimiliki
tersebut, adanya hak-hak orang lain menempel padanya.
Maka, apabila tidak dikeluarkan zakatnya, harta tersebut
mengandung hak-hak orang lain yang apabila kita
menggunakannya atau memakannya berarti telah
memakan harta orang lain dan itu hukumnya Haram.
Zakat juga dapat bermakna kemenangan (As-
Shalah), sebagaimana Firman Allah SWT : ‫َق ْد أ ْفلَ َح َمنْ َت َزكى‬
“Telah beruntung orang-orang yang berzakat
(membersihkan jiwanya)”. Secara syariat zakat kadang-
kadang disebutkan didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
dengan sebutah Shadaqah, dan Shadaqah disebut dengan
zakat. Sehingga ia berbeda dari sisi kata-kata, namun
tetap meiliki makna yang sama.
Sedangkan zakat ditinjau dari istilah adalah kadar
harta yang wajib dikeluarkan dan telah ditetapkan Allah
SWT kepada setiap muslim yang mampu untuk mencapai
keridaan Allah SWT, dan memiliki fungsi untuk
membersihkan jiwa orang yang berzakat dan
membebaskan beban orang yang membutuhkan.
Zakat memilki banyak hikmah yang dapat
menghubungkan seseorang dengan masyarakat sekitar,
bahkan kepada Allah. Diantaranya :
a. Menolong, mambangun dan membina
kaum dhu’afa dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya
b. Menghindarkan kaum dhu’afa dari
prasangka iri hati, dengki dan benci dari
orang-orang yang berkecukupan dan
mewah yang ada disekitarnya.
12
c. Dapat menyatukan, menyamaratakan
umat dengan memunculkan adanya rasa
tanggungjawab dalam membantu
saudara-saudaranya yang membutuhkan
uluran tangan.
d. Dapat membersihkan diri dari dosa
dengan berakhlaq mulia seperti sifat
murah hati, kemanusiaan serta
menghilangkan sifat kikirdan serakah.
e. Mewujudkan tatanan masyarakat yang
rukun, damai, harmonis dan sejahtera
hingga terciptalah sebuah masyarakat
madani yang baldatun tayyibatun wa
rabbun ghafur
2.6. Definisi Infaq
Kata Infaq berasal dari kata Anfaqo-yunfiqu,
yang memiliki arti membelanjakan atau membiayai. Arti
Infaq menjadi khusus ketika dikaitkan dengan upaua
realisasi perintah-perintah Allah. Dengan demikian Infaq
hanya berkaitan dengan atau hanya dalam bentuk materi
saja. Adapun hukum Infaq ada yang wajib (termasuk
zakat, nadzar), ada Infaq Sunnah, Mubah bahkan ada
yang haram. Dalam hal ini Infaq hanya berkaitan dengan
materi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Infaq
adalah mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan
non zakat. Sedangkan menurut terminologi syari’at, Infaq
berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam.
Oleh karena itu, Infaq berbeda dengan zakat.
Infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang
ditentukan secara hukum. Infaq juga tidak harus
diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada
siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang
miskin, atau orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
Dengan demikian, pengertian Infaq adalah pengeluaran
13
suka rela yang dilakukan seseorang. Allah memberi
kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis
harta, berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan. Setiap
kali ia memperoleh rezeki sebanyak yang ia kehendaki.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Infaq itu bisa diberikan kepada siapa saja yang
artinya mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu.
Sedangkan menurut istilah syari’at, infaq adalah
mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam
islam untuk kepentingan umum dan juga bisa diberikan
kepada sahabat terdekat, kedua orang tua dan kerabat-
kerabat terdekat lainnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa infaq adalah
mengeluarkan harta yang mencakup harta benda yang
dimiliki dan bukan zakat. Infaq ada yang wajib dan ada
juga yang sunnah. Infaq wajib diantaranya, zakat, kafarat,
nadzar dan lain-lain. Sedangkan infaq sunnah
diantaranya infaq kepada fakir miskin sesama muslim,
infaq bencana alam, infaq kemanusiaan dan lain-lain.
Terkait dengan infaq ini, Rasulullah SAW bersabda dalam
hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada
Malaikat yang senantiasa berdoa setiap pagi dan sore :
“Yaa Allah SWT berilah orang yang berinfaq, gantinya.
Dan berkata yang lain : “Yaa Allah jadikanlah orang yang
menahan infaq, kehancuran”
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa
infaq berasal dari bahasa arab, namun telah di
Indonesiakan dan berarti pemberian (Sumbangan) harta
dan sebagainya untuk kebaikan. Dalam bahasa Arab
Infaq. Akar kata yang berarti sesuatu yang habis. Dalam
Al-Munjid, dikatakan bahwa infaq boleh juga berarti dua
lubang atau berpura-pura
Secara hukum, Infaq terbagi menjadi empat
macam, yaitu Mubah, Wajib, Haram dan Sunnah.
a. Infaq Mubah yaitu mengeluarkan harta
untuk hal-hal yang mubah seperti dalam
usaha atau perdagangan
14
b. Infaq Wajib, mengeluarkan harta untuk
hal-hal yang wajib seperti dalam
pembayaran maskawin, menafkahi istri
dan keluarga dan nazar.
c. Infaq haram, mengeluarkan harta untuk
perkara haram seperti infaqnya orang
kafir untuk menghalangi syiar Islam
d. Infaq sunnah, mengeluarkan harta
dengan niatan sedekah. Infaq jenis ini
ada 2 macam. Yaitu infaq untuk jihad dan
infaq kepada yang membutuhkan
2.6. Definisi Sedekah
Secara etimologis, kata shadaqah berasal dari
bahasa arab Ash-Shadaqah. Pada awal pertumbuhan
islam, Shadaqah diartikan dengan pmberian yang
disunnahkan (Shadaqah Sunnah). Sedangkan scara
terminologi shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa
ada tukarannya karena mengharapkan pahala dari Allah
SWT. Shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-
orang fakir, orang yang membutuhkan ataupun pihak-
pihak lain yang berhak menerima shadaqah tanpa
disertai imbalan.
Shadaqah dakam bahasa indonesia sering
dituliskan sedekah, yang mana memiliki makna yang
lebih luas lagi daripada zakat dan infaq. Sedekah
merupakan salah satu kewajiban yang dilakukan oleh
seorang muslim yang telah berlebihan hartaanya.
Sedekah adalah hak Allah SWT berupa harta yang
diberikan oleh seseorang yang kaya kepada yang berhak
menerimanya yaitu fakir dan miskin. Harta itu disebut
dengan sedekah karena didalamnya terkandung berkah
penyucian jiwa, pengembangan dengan kebaikan-
kebaikan dan harapan untuk mendapat. Hal itu
disebabkan asal kata sedekah adalah Al-Shadaqah yang
berarti tumbuh, suci dan berkah.
Disamping sedekah wajib ada juga sedekah
sunnah dan dianjurkan untuk dikeluarkan kapan saja.
15
Hal ini disebabkan karena anjurn dari al-qur’an dan as-
sunnah untuk mengeluarkan sedekah tidaklah terikat.
Mengeluarkan sedekah pada setiap saat yang merupakan
perbuatan sunnah dilakukan menurut ijma’ ulama dan
islam mengajak manusia untuk berkorban harta,
memberikan drongan kepadanya dengan gaya bahasa
yang mengikat hati, membangkitkan semangat jiwa dan
menanamkan nilai-nilai kebaikan didalam hati. Sedekah
disunnahkan bagi orang yang memiliki kelebihan harta,
yaitu dari biaya untuk dirinya sendiri dan biaya dari
oarang-orang yang yang dinafkahkan apabila seseorang
memberikan sedekah sehingga orang-orang yang
dinafkahkan menjadi kekurangan, maka ia berdosa.
Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW :
“Telah bercerita kepada kami Muhammad bin
Kasir, telah mengabarkan kepada Kami Sufyan, telah
bercerita kepada Kami Abu Ishak dari Wahab Bin Jabir
Hawani dari Abdullah bi Amru berkata. telah bersabda
Rasulullah SAW cukuplah seseorang dinilai berdosa
apabila ia menyia-nyiakan oang-orang yang harus
dinafkahkan”.
Sedekah sendiri mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya:
1. Membuka Pintu Rezeki
Manfaat sedekah yang pertama adalah membuka
pintu rezeki. Rasulullah bersabda dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Baihaqi, “Kurangi (bawalah)
rezekimu (dari Allah) dengan bersedekah.” Hal ini
juga diriwayatkan dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Muslim, “Hai anak Adam, belanjakan
(belanjakan hartamu), aku akan memberi nafkah
untukmu.”

2. Menyembuhkan Penyakit
Rasulullah SAW bersabda, “Bentengi hartamu dengan
zakat, obati orang sakit (dari kalanganmu) dengan
sedekah dan siapkan doa-doa untuk menghadapi
16
datangnya bencana”. (HR. Ath-Thabrani).
Artinya dengan melakukan sesuatu yang positif,
seperti bersedekah, maka akan meningkatkan daya
tahan tubuh (imunitas tubuh). Sehingga tubuh lebih
kuat melawan penyakit.

3. Penghapus Dosa
Siapa sangka, manusia tidak pernah lepas dari yang
namanya dosa. Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air
memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi). Sedekah
merupakan cara mudah yang disediakan oleh Allah
dalam rangka menghapuskan perbuatan dosa yang
telah dilakukan. Kamu cukup tersenyum, itu
termasuk sedekah. Karena senyuman adalah salah
satu sedekah termudah yang bisa kamu sebarkan
dengan mengukir garis senyum di bibir.

4. Umur Panjang
Manfaat sedekah untuk kelangsungan hidup Anda
adalah dapat memperpanjang umur Anda. Nabi SAW
bersabda, “Sesungguhnya amal seorang muslim
dapat menambah umurnya, dapat mencegah
kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan
menghilangkan dari dirinya kesombongan,
kemiskinan dan harga diri”. (Diriwayatkan oleh
Thabrani).

5. Terhindar dari marabahaya


Manfaat sedekah selanjutnya adalah sebagai penolak
bala, pahala, penahan musibah, dan kejahatan serta
rezeki yang dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Cepatlah bersedekah.
Karena musibah dan musibah tidak bisa mendahului
sedekah.” Itulah salah satu manfaat sedekah
sebagaimana janji Allah SWT dalam Alquran:
“Barangsiapa yang mau memberikan pinjaman
17
kepada Allah, maka pinjaman yang baik, maka Allah
akan melipatgandakan pembayaran kepadanya
dengan berlipat-lipat.” (QS. Al-Baqarah: 245).
Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Infaq dan
sedekah merupkan bagian dari zakat yang memiliki
tujuan yang sama yaitu mensejahterakan umat.
Ketiganya, memiliki peran dan fungsi yang sama yaitu
untuk muzakki, dan mustahik. Hanya saja yang menjadi
pembedanya yaitu orang yang menerimanya. Kalau zakat
terbatas hanya pada 8 asnaf saja. Sedangkan infaq dan
sedekah boleh kepada siapa saja termasuk 8 asnaf
tersebut. Zakat wajib dikeluarkan setelah harta kita
mencapai nishabnya sedangkan infaq dan sedekah bisa
dikeluarkan kapan saja.

2.7. Fungsi dan Manfaat Zakat, Infaq, Sedekah


Penyaluran Zakat, Infaq dan Sedekah memiliki
fungsi dan manfaat bagi ummat, diantaranya :
1. Pemberdayaan UMKM
2. Pemberdayaan da’i dan
Mubaligh
3. Beasiswa
4. Bantuan kesehatan
5. Tanggap bencana

18
BAB 3. KESTABILAN PEREKONOMIAN

3.1 Definisi Kestabilan Ekonomi


Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan
perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan,
terkendali dan berkesinambungan. Artinya,
pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang
dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang
tersedia. Kebijakan moneter dapat dilakukan ketika
terjadi ketidakstabilan tingkat harga. Ketidakstabilan
ini terjadi ketika jumlah uang yang beredar tidak
seimbang dengan jumlah barang. Ada kalanya harga
naik atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan
harga dapat memengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat.
Jika jumlah uang beredar seimbang dengan
jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan
stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, perusahaan akan
mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan
adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan
pekerjaan baru atau perluasan usaha berarti
meningkatkan kesempatan kerja.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
mengatakan prospek ekonomi Indonesia akan
membaik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan
stabilitas yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan akan terus
meningkat hingga mencapai kisaran 5,0-5,4%. Inflasi
tahun 2022 tetap terkendali pada kisaran sasaran
3,5+1% dengan tekanan harga yang terjaga dari sisi
permintaan, volatile food dan administered prices,
ekspektasi inflasi, dan nilai tukar Rupiah yang stabil.
Defisit transaksi berjalan 2023 akan turun menjadi
sekitar 2,5% dari PDB dengan langkah-langkah
pengendalian impor serta peningkatan ekspor dan
pariwisata. Fungsi intermediasi perbankan dan
pembiayaan ekonomi dari pasar modal akan terus

19
ditingkatkan. Pertumbuhan kredit pada tahun 2022
diprediksi mencapai 10-12%, sedangkan pertumbuhan
DPK perbankan mencapai 8-10% dengan likuiditas
yang terjaga. Dalam jangka menengah, pertumbuhan
ekonomi tahun 2025 diproyeksikan akan lebih tinggi
lagi mencapai kisaran 5,5-6,1%, dan defisit transaksi
berjalan akan menurun hingga di bawah 2% PDB. Hal
itu disampaikan dalam Rapat Tahunan Bank Indonesia
(PTBI) 2022.
Rapat Tahunan Bank Indonesia ini
diselenggarakan secara rutin setiap akhir tahun untuk
menyampaikan pandangan Bank Indonesia terhadap
kondisi ekonomi terkini, tantangan dan prospek ke
depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia. Rapat
tersebut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia,
Joko Widodo, Pimpinan Lembaga Negara, Menteri
Kabinet Kerja, Gubernur Kepala Daerah, pimpinan
perbankan dan korporasi non bank, akademisi,
pemerhati ekonomi, serta perwakilan sejumlah
lembaga internasional. Tema yang diangkat dalam PTBI
2020 adalah “Sinergi untuk Ketahanan dan
Pertumbuhan”.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI
menyampaikan apresiasinya atas langkah Bank
Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi,
khususnya stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah
ketidakpastian ekonomi global. Kebijakan Bank
Indonesia tersebut dipandang tidak hanya
menunjukkan ketegasan dalam menjaga stabilitas nilai
tukar Rupiah, tetapi juga mampu memberikan persepsi
positif pelaku pasar.
Dalam sambutannya, Gubernur BI
menyampaikan bahwa sinergi menjadi kunci untuk
dapat memperkuat ketahanan dalam menghadapi
pengaruh rambatan global dan menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi menuju negara maju yang
sejahtera. Di tengah perkembangan ekonomi global
yang kurang kondusif, kinerja perekonomian Indonesia
20
tahun 2021 cukup baik dengan stabilitas yang terjaga
dan momentum pertumbuhan yang berkelanjutan.
Bank Indonesia memandang ada tiga pelajaran penting
dari perjalanan ekonomi 2021 yang dapat dipetik untuk
memperkuat sinergi dalam memperkuat ketahanan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan di tengah
kondisi ekonomi global yang masih kurang kondusif.
Pertama, stabilitas dan ketahanan ekonomi perlu terus
diperkuat. Kedua, daya saing dan produktivitas harus
terus ditingkatkan untuk mendorong momentum
pertumbuhan ke tingkat yang lebih tinggi. Ketiga,
sinergi kebijakan antar otoritas menjadi kunci dalam
upaya memperkuat struktur perekonomian nasional.
Dengan kondisi perekonomian global yang
belum kondusif, bauran kebijakan Bank Indonesia yang
telah dilaksanakan pada tahun 2020 akan semakin
diperkuat pada tahun 2022. Untuk itu, terdapat 7
(tujuh) area kebijakan yang akan ditempuh oleh Bank
Indonesia. Pertama, kebijakan moneter akan tetap
difokuskan pada stabilitas terutama pengendalian
inflasi pada sasaran 3,5+1% dan stabilitas nilai tukar
Rupiah sesuai fundamentalnya. Stance kebijakan
moneter yang pre-emptive dan forward-the-curve akan
dipertahankan pada tahun 2022. Kedua, kebijakan
makroprudensial yang akomodatif akan ditempuh
untuk mendorong intermediasi perbankan dalam
pembiayaan ekonomi termasuk menjaga ketahanan
sistem keuangan dengan memperkuat pengawasan
sistemik bank-bank besar dan korporasi.
Ketiga, kebijakan sistem pembayaran akan
terus dikembangkan untuk kelancaran, efisiensi, dan
keamanan transaksi pembayaran nontunai dan tunai,
termasuk dalam mendukung ekonomi dan keuangan
digital. Keempat, percepatan pendalaman pasar
keuangan terus didorong untuk mendukung efektivitas
kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi
yang lebih luas serta terus berpartisipasi aktif dalam
inovasi berbagai instrumen pembiayaan untuk
21
pembangunan infrastruktur ke depan. Kelima,
mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan
syariah, baik melalui program Bank Indonesia maupun
sebagai bagian dari program Komite Nasional
Keuangan Syariah (KNKS). Keenam, memperluas
pengembangan UMKM dengan fokus pada
pengendalian inflasi dan penurunan defisit transaksi
berjalan. Ketujuh, kebijakan internasional diarahkan
untuk memperkuat persepsi positif terhadap Indonesia
dan berperan aktif dalam perumusan kebijakan di
berbagai lembaga internasional.
Bank Indonesia juga akan semakin
memperkuat sinergi bauran kebijakan ekonomi
nasional dengan Pemerintah, OJK, dan otoritas lainnya.
Sinergi bauran kebijakan akan diarahkan pada
pengendalian inflasi, perbaikan struktur ekonomi,
stabilitas sistem keuangan, percepatan pendalaman
pasar keuangan, dan ekosistem ekonomi dan keuangan
digital.
Dalam rangka penyelenggaraan PTBI, Bank
Indonesia memberikan penghargaan apresiasi tahun
2021 kepada 40 (empat puluh) pelaku ekonomi dari 14
(empat belas) kategori yang terdiri dari korporasi,
individu, perbankan dan klaster. Penghargaan ini
diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kinerja terbaik
pelaku ekonomi, serta mencerminkan sinergi antara
Bank Indonesia dan pelaku ekonomi yang bersama
Pemerintah, OJK, dan LPS berupaya mewujudkan
stabilitas makroekonomi, serta memfasilitasi
percepatan pertumbuhan ekonomi secara sehat. dan
cara berkelanjutan. Terlampir penerima penghargaan
Bank Indonesia tahun 2021

3.2. Tujuan dan Manfaat Optimalisasi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Tahun 2012, Optimalisasi berasal dari kata optimal yang
berarti baik, menjadikan paling tinggi, pengoptimalan
proses, cara, perbuatan mengoptimalkan (menjadikan
22
paling baik, paling tinggi dan sebagainya). Sehingga
Optimalisasi adalah suatu tindakan, proses atau
metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah
desain, sistem atau keputusan) menjadi lebih sempurna,
fungsional dan lebih efektif.
Sedangkan menurut Machfud Sidik berkaitan
dengan optimalisasi merupakan suatu tindakan atau
kegiatan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan.
Maka, dapat diambil kesimpulan bahwasannya
Optimalisasi adalah suatu proses, melaksanakan
program yang telah direncanakan dengan terencana
guna mencapai tujuan atau target sehingga dapat
meningkatkan kinerja secara optimal.
Setelah mengetahu makna optimalisasi yaitu
mengoptimalkan apa yang sudah ada. Maka tujuan dari
optimalisasi, diantaranya :
1. Memperoleh hasil lebih baik
2. Tidak perlu menambah modal atau dana
3. Menghemat waktu
4. Memanfaatkan sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang sudah ada
5. Mempercepat selesainya pekerjaan
Sedangkan manfaat dari melakukan
optimalisasi, yaitu :
1. Mengatasi masalah dari dalam, artinya
permasalahan bisa selesai dengan
memanfaatkan dengan maksimal apa yang
bisa dilakukan dan apa yang kita punya
2. Pengambilan keputusan, artinya melalui
optimalisasi kita akan mendapatkan
beberapa informasi penting terkait
sebuah masalah. Hal ini dapat digunakan
oleh para stakeholder untuk mengatasi
sebuah masalah dengan baik dan cepat.
Dengan begitu semua proses yang
terhambat segera bisa teratasi
3. Menghemat sumber daya, yang mana
23
mengingat optimalisasi adalah sebuah
proses untuk melakukan kegiatan dengan
seefisien mungkin dengan hasil yang
optimal, maka hal yang dilakukan dengan
menghemat sumber daya dan sumber
dana yang ada.
3.3 Hubungan Antara ZIS Dan Kestabilan Ekonomi
Setelah mengetahui terkait definisi Zakat,
Infaq , Sedekah dan Kestabilan Ekonomi. Yang mana ZIS
merupakan suatu kewajiban yang memang harus
dipenuhi oleh seluruh ummat muslim, maka ZIS
memang memiliki hubungan atau keterkaitan terhadap
kestabilan perekonomian.
Berdasarkan pengalaman dan hasil dari
beberapa penelitian , penyaluran ZIS memang
membawa dampak yang positif terhadap kestabilan
ekonomi. Penyaluran ZIS juga dapat memberdayakan
suatu perekonomian dan juga dapat menurunkan
tingkat kemiskinan. Karena ZIS merupakan filantropi
Islam yang didasarkan kepada sebuah kesadaran umat
islam untuk menjalankan sunah seperti Infaq dan
sedekah ataupun kewajiban untuk membayar zakat,
guna untuk mencapai kesejahteraan didunia maupun
kelak nanti diakhirat.
Pendayagunaan melalui zakat produktif
memiliki pengaruh terhadap meningkatnya pendapatan
Mustahik, dimana dengan adanya peningkatan
pendapatan , mustahik dapat perlahan mendorong
turunnya tingkat kemiskinan.
Pada BAZNAS telah memiliki program yang
mana program tersebut fokus terhadap masalah terkait
pemberdayaan masyarakat melalui bantuan biaya
modal dan alat kerja serta dibidang keagamaan lainnya.
Dimana dengan penyaluran ZIS yang bertahap dan
tepat sasaran diharapkan akan memberikan pendapatan
dan pekerjaan yang lebih layak sehingga dapat
meningkatkan standar hidup masyarakat dan akan

24
mepngaruhi terhadap turunnya tingkat kemiskinan,
khusunya di Indonesia.
Penyaluran dana ZIS memang tidak dapat
menyelesaikan masalah ekonomi secara keseluruhan.
Namun, dampak dari penyaluran tersebut yang tepat
sasaran dapat mengurangi kesenjangan sosial dalam
jangka panjang. Yang mana salah satu syarat untuk
memaksimalkan dana ZIS serta untuk mencapai
manajemen ZIS yang baik, maka pendistribusian dan
penerapan yang dilakukan harus baik. Zakat, Infaq
maupun sedekah merupakan salah satu instrumen yang
membantu pemerintah dalam hal menanggulangi
masalah ekonomi

25
BAB 4. OPTIMALISASI

4.1 Optimalisasi ZIS

Satu hal yang perlu kita sadari bersama bahwa


pelaksanaan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) terutama zakat
bukanlah semata-mata diserahkan kepada kesadaran
muzakki, akan tetapi tanggungjawab memungut dan
mendistribusikannya yang dilakukan oleh ‘Amilin.
Zakat bukan hanya sekedar memberikan bantuan
yang bersifat konsumtif kepada para Mustahik, akan tetapi
lebih jauh dari itu untuk meningkatkan kualitas hidup para
mustahik, terutama fakir miskin. Karena itu, optimalisasi
pengumpulan dan pendayagunaan ZIS adalah pada
peningkatan profesionalisme kerja (kesungguhan) dari
amil zakat, sehingga menjadi amil zakat yang amanah, jujur
dan kapabel dalam melaksanakan tugas-tugas ke’amilan.
Sarana dan prasaran kerja harus dipersiapkan secara
memadai, demikian pula para petugsnya dilatih secara
baik.
Pada sisi pengumpulan, banyak aspek yang harus
dilakukan. Seperti aspek penyuluhan. Aspek ini menduduki
fungsi kunci untuk keberhasilan pengumpulan ZIS. Karena
itu, setiap saran harus dimanfaatkan secara optimal. Mulai
dari medium khutbah jum’at, majelis taklim, surat kabar,
majalah, melihat secara langsung penyaluran dan
pendayagunaan ZIS, bisa juga dalam bentuk gambar,
potret, tayangan televisi dan sebagainya.
Itu semua akan menumbuhkan kepercayan
kepada para muzakki. Brosur-brosur yang sifatnya praktis
yang berisikan tentang al-amwal az-zakawiyah dan cara
penghitungannya, akan sangat membantu untuk sosialisasi
ZIS in. Aspek lainnya yang juga penting adalah
pengumpulan dan pengolahan data muzakki dilingkungan
masing-masing. Setelah data terkumpul, tentu perlu diolah
sebaik-baiknya untuk keperluan klasifikasi, komunikasi,
korenpondensi, pencocokan, penagihan dan keperluan
lainnya.
26
Demikian pula tempat-tempat penyetoran ZIS
dipersiapkan sedemikian rupa, mungkin bisa bekerja sama
dengan BPRS atau BMT yang mana untuk saat ini sudah
mulai tumbuh dan berkembang diberbagai tempat.
Terakhir, pada sisi pengumpulan perlu dipersiapkan
formulir peneriman pembayaran zakat yang baku, yang
memudahkan pengontrolannya. Aspek pencatatan setoran
dan pembayaran yang mudah dan transparan ini termasuk
bagian yang penting dan perlu mendapatkan perhatian
4.2. Tujuan dan Fungsi Optimalisasi ZIS

Program pemberdayaan Zakat, Infak, dan


Sedekah (ZIS) bagi masyarakat kurang mampu merupakan
salah satu program yang telah berjalan. Program bantuan
modal usaha ini bertujuan untuk membantu mustahiq yang
kurang mampu dari segi ekonomi sehingga mampu
mengangkat mustahiq dari garis kemiskinan, tidak hanya
itu tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan potensi
diri dan juga memberikan motivasi bagi mustahiq.
Pemberdayaan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS)
didorong dan disalurkan melalui program bantuan modal
usaha yang dinilai lebih menjanjikan dalam memenuhi dan
mencapai tujuan pengelolaan ZIS. Pemanfaatan zakat,
infak, dan sedekah disalurkan dalam bentuk modal kepada
mustahiq untuk dapat membantu mustahiq dalam
memenuhi kebutuhannya secara terus menerus,
mengurangi pengangguran dan dapat mengurangi angka
kemiskinan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan apa yang menjadi tujuan
bahwa tujuan pemberdayaan Zakat, Infaq, dan Sedekah
(ZIS) adalah untuk mengentaskan kemiskinan dengan
berbagai program yang dilakukan.
Dalam keputusan menteri agama tentang
pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2011 pasal 29 yang
menyebutkan tata cara dana Zakat dan Infaq usaha
produktif adalah sebagai berikut: 1) Melakukan Studi
27
Kelayakan; 2) Menentukan jenis usaha; 3) Melaksanakan
bimbingan dan konseling; 4) Melakukan pemantauan,
pengendalian dan pengawasan; 5) Melakukan Evaluasi;
dan 5) Membuat laporan.
Dalam menjalankan proses pendayagunaan
Zakat, Infak, dan Sedekah, telah dilakukan beberapa
tahapan dan cara mengoptimalkan apa yang telah dilaukan,
dengan segala kekurangan dan segala keterbatasan yang
dimiliki, berusaha untuk dapat membantu mustahiq dalam
hal keuangan ekonomi agar tetap dapat berkembang,
bertahan mandiri dan memenuhi kebutuhan keluarga yaitu
dengan berusaha menggali potensi yang ada pada diri
mereka.
Jika tujuan utama zakat adalah untuk
mengentaskan mereka dari kemiskinan atau mengubah
status mereka dari mustahiq menjadi muzakki, maka
tujuan utama ini akan sulit tercapai, karena pola
distribusinya kurang tepat. Dalam pemberdayaan harus
berdaya guna untuk mencapai kemaslahatan bagi umat,
yaitu dengan mengembangkan zakat yang produktif.
Pendayagunaan secara produktif dilakukan
dengan menjadikan zakat sebagai modal usaha yang
nantinya akan membantu pemberdayaan ekonomi
mustahiq sehingga kaum fakir (mustahiq) dapat
menjalankan dan membiayai hidupnya secara konsisten.
Dengan dana tersebut kaum fakir (mustahiq) akan
memperoleh pendapatan, meningkatkan usaha,
memperluas usahanya dan dapat menyisihkan
pendapatannya untuk ditabung dan dibelanjakan.
Program ini tidak hanya memberikan bantuan
modal usaha begitu saja, untuk memperoleh dana
produktif yaitu program bantuan modal usaha, pelamar
harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Pendayagunaan zakat, infak dan sedekah yang
disalurkan melalui program bantuan modal usaha

28
merupakan ide yang tepat. Melihat situasi ekonomi yang
kurang menguntungkan sehingga bertambahnya
kemiskinan dan pengangguran. Dengan memberikan
bantuan permodalan diharapkan mustahiq mampu
membuka usaha dan mengembangkan usahanya guna
meningkatkan perekonomian dan mengangkat mustahiq
dari garis kemiskinan.
4.3.Macam-macam Penerapan Optimalisasi Untuk ZIS
Suatu lembaga yakni Badan Amil Zakat Nasional
didalam mengelola dan menghimpun optimalisasi dana ZIS
yaitu dengan menyelenggarakan berbagai macam fungsi.
Diantaranya seperti :
1. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat
2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat
3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan pengelolaan zakat
Didalam pasal 6 Undang-undang nomor 23 Tahun
2011 Diatas lalu diperjelas lagi kedalam pasal 13 Ayat 2
dalam peraturan pemerintah nomor 14 Tahun 2014 yaitu :
dalam melaksanakan tugasnya, BAZ ataupun LAZ
melaksanakan fungsi untuk melakukan :
1. Perencanaan, pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat
2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat
3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan

29
BAB 5 SEPUTAR BAZNAS KABUPATEN JOMBANG

5.1. Seputar BAZNAS Jombang

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan


badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh
pemerintah berdasarkan keputusan Presiden RI No. 8
Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun
dana dan menyalurkan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)
pada tingkat nasional. Lahirnya Undang-undang Nomor 23
Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat semakin
mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga pengelola
zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS
dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural
yang bersifat mandiri dan bertanggungjawab kepada
Presiden melalui Menteri Agama. BAZNAS bersama
pemerintah bertanggungjawab untuk mengawal
pengelolaan zakat yang berasaskan : syariat Islam,
Amanah, Kemanfaatan, Keadilan, Kepastian Hukum,
Terintegrasi dan Akuntabilitas
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kapbupaten Jombang terletak di Jlan Arief Rahman Hakim
Kelurahan Jombatan Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang, yang bertepatan di Gedung Islamic Center Lantai
2 (Kantor Sekretariat Masjid Agung).

5.2.Visi dan Misi


Adapun Visi Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kabupaten Jombang, yaitu :
“Anggun dalam budi pekerti, Unggul dalam
prestasi, Terampil dalam Amali.”
Adapun Misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kabupaten Jombang, yaitu :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara efektif dan efisien, sehingga siswa
dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya

30
2. Menumbuhkembangkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT serta Akhlaq
yang berbasis Nahdliyin
3. Menambah semangat keunggulan secara
intensif kepada seluruh warga
5.3.Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Jombang
Susunan kepengurusan Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kabupaten Jombang periode 2020-2025, yaitu :
Ketua : Didin Achmad Sholahudin
Wakil Ketua 1 : Achmad Zaenuri
Wakil Ketua 2 : Siroju Rosidin
Wakil Ketua 3 : Siti Maslahah
Wakil Ketua 4 : Sugeng Santoso
Sekretaris : M. Luqman Hakim
Wakil Sekretaris : Yuli Masindatul Bariroh
Bendahara : Milla Ummil Habibah
Wakil Bendahara : Anita Harmayanti
Devisi Penghimpunan Dana :
1. M. Hanafi
2. M. Mansyur Abidin
Devisi Pendistribusian dan Pendayagunaan
1. Lilis Purwanto (Kesehatan)
2. Imma Rahmawati Ulfa (Pendidikan)
3. M. Asep Irwan (Ekonomi)
4. Khoirotul Maghfiroh (Dakwah Islam)
5. M. Malik Ibrahim (Tanggap Bencana)
Devisi Perencanaan Keuangan dan Pelaporan
1. Nurus Saadah
2. Ida Sukarsih
3. Nurfiana Yasmine
Devisi Administrasi dan Umum
1. Iin Nuraini
2. Devina Ayu Lestari

31
Devisi Media, Humas dan IT
1. Rahmat Sularso Nh
2. Ali Murtado
3. Ahmad Fatoni
4. Qowwiyudin
5. Megif Timor Setiawan

32
BAB 6. OPTIMALISASI ZIS PADA BAZNAS DAERAH KAB. JOMBANG

6.1 Optimalisasi ZIS Pada BAZNAS Daerah Kabupaten Jombang

Optimalisasi pendistribusian dana zakat, infaq dan


sedekah merupakan bentuk upaya yang dilakukan oleh para
Muzakki di BAZNAS Kabupaten Jombang untuk dapat dengan
baik mampu menyalurkan dana yng terkumpul untuk
diserahkan kepada umat Islam yang berhak untuk
menerimanya. Adapun tujuan pendistribusian ini untuk
meningkatkan kesejahteraan yang merata bagi umat islam
yang berhak menerima zakat sesuai dengan ketentuan dalam
hukum Islam.
Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam
yang wajib dipenuhi oleh setiap muslim. Secara keseluruhan,
kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Islam untuk zakat
ini meliputi dua macam, yaitu zakat fitrah dan zakat maal.
Pada tahun kedua Hijriyah, Allah SWT. Wajib bagi umat Islam
untuk membayar zakat fitrah setiap bulan Ramadhan. Jumlah
zakat ini adalah satu sha' kurma, tepung, keju lunak atau
kismis; atau setengah sha' gandum untuk setiap Muslim, baik
budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan, muda
atau tua, dan dibayarkan sebelum shalat Idul Fitri. Setelah
melihat perkembangan ekonomi umat Islam yang cukup
stabil, tahap selanjutnya adalah Allah SWT. Mewajibkan zakat
maal (harta) pada tahun kesembilan Hijriyah. Namun,
sebagian besar ulama hadits cenderung berpendapat bahwa
zakat maal wajib dilakukan sebelum tahun kesembilan
hijriyah.
Dalam hal ini Maulana Abul Hassan dalam bukunya
yang berjudul Empat Rukun Islam menyatakan bahwa wajib
zakat maal setelah peristiwa hijrah dan dalam waktu lima
tahun sesudahnya. Zakat adalah salah satu sektor utama
dalam perekonomian di setiap negara Muslim. Sebagai rukun
Islam yang ketiga, membayar zakat merupakan kewajiban

33
bagi setiap muslim yang memenuhi syarat untuk mensucikan
hartanya dengan menyalurkannya kepada mustahik
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Zakat merupakan
kewajiban setiap muslim yang mampu membayarnya dan
diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya.
Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber
dana potensial yang dapat digunakan untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat. (Ramzi, 2015).
Zakat berfungsi sebagai penyedia dana bagi
mustahik dalam memenuhi kebutuhannya, dan juga berperan
sebagai penyeimbang perekonomian Indonesia. Dari aspek
spiritual, zakat merupakan salah satu bentuk penyucian jiwa
dari sifat kikir dan cinta harta serta mencegah orang dari
kemalasan. Sifat kikir atau menahan harta juga dapat
menimbulkan kerusakan di muka bumi. Bisa diibaratkan
seperti harta karun seperti air, semakin cepat air mengalir
semakin baik, dan jika air berhenti maka akan menjadi keruh.
Oleh karena itu, semakin cepat kekayaan mengalir (berputar),
semakin baik bagi perekonomian masyarakat. Sebaliknya,
menahan aset dan mencegahnya dikembangkan atau
disalurkan dapat mengakibatkan kekeruhan ekonomi
masyarakat. Dari aspek sosial, zakat berperan dalam
menciptakan harmonisasi kondisi sosial masyarakat.
Dari segi ekonomi, zakat bermanfaat untuk
menghindari terjadinya penumpukan harta, oleh karena itu
harta tersebut harus didistribusikan secara lebih adil dan
merata. Ajaran Islam terkait zakat tidak hanya menunjukkan
kepedulian Islam terhadap golongan mustahik yang lemah,
tetapi juga dimensi ketaatan bagi yang menunaikannya. Hal
ini disebutkan dalam firman Allah surah Al-Baqarah ayat 04: 3
“Dan dirikanlah shalat, bayarlah zakat dan rukuklah orang-
orang yang rukuk”. Zakat merupakan salah satu rukun Islam
yang bersifat religius dan sosial yang kewajibannya sering
dibarengi dengan kewajiban shalat. Firman Allah SWT dalam
surat At-Taubah ayat: 103 “Ambillah zakat dari sebagian harta

34
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka serta mendoakan mereka. Sungguh doa-
doamu (menjadi) ketenangan hati bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Selain zakat, Islam
juga menganjurkan ibadah sunnah dalam membagi harta
sesuai dengan kemampuan yaitu infak dan sedekah. Kata
Infak merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab anfaqa-
yunfiqu yang berarti membelanjakan atau membiayai. Kata
infak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti memberi
atau menyumbangkan harta dan sebagainya untuk tujuan
yang baik. Infak terutama jika dikaitkan dengan upaya
mewujudkan perintah Allah. Salah satu firman Allah yang
memerintahkan untuk berinfaq adalah Qs. Al-Baqarah ayat
267 “Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk lalu membelanjakannya,
padahal kamu sendiri tidak ingin mengambilnya kecuali
dengan menyipitkan mata. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji.”
Sedekah, secara bahasa berasal dari kata sadaqa
yang berarti benar. Tersirat dari kata ini bahwa orang yang
bersedekah adalah orang yang imannya benar. Dalam
terminologi syariat pengertian dan hukum sedekah sama
dengan 4 infak, hanya saja sedekah tidak hanya digunakan
untuk materi saja, tetapi menyangkut semua kegiatan
kebaikan, yang dilakukan oleh seorang mukmin. Dzikir,
dakwah, membaca tasbih, tahmid, tahlil, membaca Al-Qur'an
termasuk sedekah. Dalam terminologi syariah, infak berarti
mengeluarkan atau memberikan sebagian penghasilan untuk
suatu kepentingan yang diperintahkan oleh ajaran Islam.
Besarnya infaq tidak ditentukan (QS. Ali-Imran: 134 ;
Ath-Thalaq: 07) dan target pemanfaatannya tidak ditentukan
secara spesifik (QS. Al-Baqarah: 215). Infak memiliki sasaran
yang sangat luas untuk semua kepentingan pembangunan

35
umat. Berbelanja adalah ciri utama orang beriman dan
bertakwa (QS. Al-Baqarah: 3; Ali-Imran: 134), ciri orang
beriman yang benar-benar beriman dengan imannya (QS. Al-
Anfal: 3-4), dan ciri orang mukmin yang mengharapkan
keuntungan yang kekal dan abadi (QS. Faathir: 29). Infaq
menyuburkan dan mengembangkan harta (QS. Al-Baqarah:
261). Menolak menafkahkan sama dengan menjatuhkan diri
pada kebinasaan dan kehancuran (QS. Al-Baqarah: 195).
Zakat harus dikelola secara kelembagaan sesuai dengan
syariat Islam. UU no. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat diberlakukan untuk menggantikan undang-undang
nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat yang sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat. Pengelolaan zakat adalah kegiatan
merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
Didalam kesuksesan pelaksanaan pendistribusian
dan zakat, infaq dan sedekah ini sangat tergantung kepada
ketelitian, keuletan dan ketepatan pengidentifikasian
terhadap siapa saja yang berhak untuk menerima penyaluran
dana dari BAZNAS Kabupaten Jombang. Para tenaga atau
sumber daya manusia yang ada dikantor BAZNAS harus
kreatif, inovatif serta mampu mengidentifikasi target sasaran
area. Dengan adanya dukungan managemen pengelolaan dana
zakat yang fungsional baik dari sisi pengumpulan dana,
pendistribusian dan pemberdayaan umat dalam pemanfaatan
dana zakat harus sesuai dengan Visi dan Misi BAZNAS
Kabupaten Jombang.
Pengelolaan dan pendistribusian dapat berjalan
dengan maksimal bila petugas zakat (‘Amil) memiliki
integritas, kredibilatas, professional, kualitas kinerja dan jasa
serta memiliki kejujuran, dan amanah dalam menjalankan
tugas dan fungsinya di BAZNAS Kabupaten Jombang.
Upaya atau strategi yang diterapkan dalam
pengelolaan dana zakat, infaq dan sedekah sangatlah potensi

36
untuk perekonomian umat islam. Yang mana sasarannya
terdiri dari berbagai kalangan yang bermacam-macam tingkat
perekonomiannya.
Pendistribusian Zakat, infaq dan sedekah ini
merupakan bentuk pemberdayaan dana umat islam. Yang
mana salah satu dari tujuan tersebut yaitu daapt merubah
kondisi perekonomian seseorang yang awalnya Mustahik
(penerima Zakat) kelak kemudian bisa menjadi Muzakki
(Pembayar Zakat).
6.2. Penyaluran ZIS Pada BAZNAS Daerah Kabupaten
Jombang
Penyaluran dana zakat, infaq dan sedekah yang ada
di daerah Kabupaten Jombang merupaakan inti dari upaya
penghumipunan dana zakat. Upaya optimalisasi ZIS sebagai
amal sosial perlu mengkordinir penyaluran zakat kearah
model produktif daripada konsumtif. Yang mana dalam
implementasinya, model penyaluran ZIS diarahkan kepada
sektor pembangunan ekonomi dengan harapan hasilnya
dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan para Mustahik.
Penyaluran dana Zakat, Infaq dan Sedekah
merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh BAZNAS
Kabupaten Jombang. Mengingat dana tersebut merupakan
dana milik orang banyak yang diperuntukkan kepada fakir
miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya
berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan tujuan
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat fakir-
miskin tersebut.
Pernyataan MUI tentang cara pemberian zakat
untuk fakir miskin yang mana dinyatakan bahwa zakat dapat
diberikan dengan cara lain. Bila ia bisa berdagang, diberi
modal dagang yang diperkiranakan bahwa keuntungannya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bila ia bisa
bekerja, diberi alat-alat pekerjaannya.
Dengan menyalurkan dana zakat, infaq dan sedekah
kepada fakir miskin yang memiliki usaha maka dapat

37
dilakukan pengembangan usaha kecil menengah, karena
pengembangan usaha ini merupakan salah satu cara untuk
mengentaskan kemiskinan masyarakat serta kestabilan
perekonomian.
BAZNAS Kabupaten Jombang memiliki beberapa
program-program yang sudah berjalan dalam mengelola
penyaluran dana zakat, infaq dan sedekah yang diperoleh.
Adapun program-program yang telah berjalan tersebut,
diantaranya :
1. JOMBANG PRESTASI (Program Pendidikan).
Merupakan bantuan program yang berorientasi
kepada pendidikan dengan memberikan beasiswa
bagi siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan
tinggi negeri.
2. JOMBANG BERDAYA (Program Ekonomi Dhu’afa).
Merupakan satu program yang dibuat untuk
membantu dalam hal mengembangkan usaha
masyarakat dengan cara memberikan bantuan modal
bergulir bagi usaha mikro kecil.
3. JOMBANG SEHAT (Program Kesehatan). Merupakan
program yang berorientasi kepada masalah kesehatan
dengan menangani unti kesehatan klinik, melayani
dan membantu kaum dhu’afa, pengobatan gratis, dan
mengadakan sunnat massal
4. JOMBANG LESTARI (Program Dakwah Islam).
Merupakan program pembinaan kepada masyarakat
mengenai dakwah-dakwah islam
5. JOMBANG SINERGI (Program Tanggap Bencana).
Merupakan program yang memberikan bantuan
kepada individu dan keluarga miskin untuk
sesaat/konsumtif, bantuan kepada lembaga/ormas
Islam, dan bantuan atas musibah atau bencana alam
seperti kebakaran, banjir, gempa bumi, tanah longsor
dan lain-lain.
Selain program-program diatas, BAZNAS

38
Kabupaten Jombang juga menyiapkan beberapa bentuk paket
bantuan yang tujuannya untuk mempermudah masyarakat
dalam menyalurkan dana zakat, infaq dan sedekahnya melalui
BAZNAS. Adapun jenis-jenis paket tersebut yang sudah
berjalan di BAZNAS Kabupaten Jombang adalah :
- Paket untuk orang Jompo
- Paket untuk anak yatim
- Paket Beasiswa
- Paket untuk Renovasi/Bedah Rumah
- Paket untuk Klinik Dhu’afa
Model penyaluran dana zakat, infaq dan sedekah
yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Jombang pada
dasarnya sudah baik. Untuk dana Zakat BAZNAS Kabupaten
Jombang sudah menyalurkannya kepada yang berhak seperti
Fakir Miskin, Sabilillah, Gharim, Mu’aalaf dan Ibnu Sabil.
Sedangkan untuk dana Infaq dan Sedekah penyalurannya
dilakukan kepada Musholla/Majid, bantuan Konsumtif,
bantuan Produktif, dan bantuan untuk
penyuluhan/pembinaan dan sosialisasi.
Selain itu penyaluran penggalian dana zakat, infaq
dan sedekah yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten
Jombang juga beragam dengan berbagai paket dan program
yang ditawarkan. Maka dapat memilih paket atau proram
sesuai dengan yang diinginkan.
Maka, penyaluran dana zakat, infaq dan sedekah
pada BAZNAS Kabupaten Jombang saat ini bisa dikatan lebih
baik dari pada tahun-tahun sebelumnya.

6.3.ZIS Untuk Mensejahterakan Perekonomian Masyarakat


Kinerja BAZNAS Kabupaten Jombang dalam
menyalurkan dana zakat berupa konsumtif dan produktif
sesuai dengan konsep Islam berdasarkan QS. At-Tauba ayat
60, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan mustahik.
Misalnya penggunaan dana zakat yang diterapkan oleh
BAZNAS Kabupaten Jombang berupa program Pusyar to

39
mustahik agar mustahik peserta program terhindar dari dosa
riba.
Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,
BAZNAS Kabupaten Jombang telah mempunyai perencanaan
yang baik dalam menjalankan fungsinya dengan
mengupayakan penyaluran zakat, infaq dan sedekah dalam
kestabilan perekonomian.
Pengelolaan dana dan penyaluran ZIS pada BAZNAS
Jombang direalisasikan dengan 2 pengembangan, yaitu :
1. Pengembangan Ekonomi Dengan Bantuan
Konsumtif
Bantuan konsumtif adalah bantuan
langsung yang diberikan kepada para masyarakat
pra sejahtera (Mustahiq) yang berhak
menerimanya (bantuan kaum dhu’afa/fakir
miskin)
Bantuan konsumtif yang diberikan oleh BAZNAS
Kabupaten Jombang dengan nominal tertentu
memiliki manfaat yang besar. Dengan penyaluran
ini mustahiq dapat menggunakannya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan dapat
mengurangi persoalan ekonomi seperti
kemiskinan
2. Pengembangan Ekonomi dengan bantuan Produktif
BAZNAS Kabupaten Jombang dalam
menjalankan fungsi penanggulangan kemiskinan
dengan bantuan produktif telah memiliki program
pengembangan ekonomi bagi mustahiq yaitu
dengan bantuan usaha bergulir.
Usaha tersebut diadakan dengan tujuan
yaitu untuk melatih mustahiq agar dapat mandiri
dan bertanggung jawab atas bantuan yang
diperolehnya. Selain itu juga diharapkan untuk
mewujudkan pemerataan pendapatan dikalangan
mesyarakat sehingga hal ini dapat mengurangi

40
kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bagi
para mustahiq.

Bapak Dididn Sirojuddin sendiri memberikan


pandangan bahwa dana ZIS juga memberikan dampak positif
menuju mustahik, namun untuk bergerak menuju
kesejahteraan membutuhkan proses dan waktu yang tidak
sebentar instan.
Dengan demikian pendayagunaan zakat oleh
BAZNAS Kabupaten Jombang diklasifikasikan mampu
membantu memecahkan masalah yang dihadapi mustahik,
salah satunya dengan diarahkan untuk mengembangkan
usaha yang dimiliki sehingga diharapkan kedepannya mampu
menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar, dan berdampak
pada pemberdayaan masyarakat, dengan tujuan jangka
panjang pengentasan kemiskinan dalam meningkatkan
kesejahteraan, khususnya mustahik di Kabupaten Jombang.
Penyaluran yang dilakukan oleh BAZNAS
Kabupaten Jombang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga
listrik menarik muzakki, melalui buletin tahunan dan
pelaporan keuangan yang akuntabel, maka muzakki dapat
mengetahui ke mana dana zakat disalurkan dan kepada siapa
penerima dana zakat tersebut. Dan para muzakki diharapkan
menyadari bahwa dalam hartanya ada hak-haknya mereka
yang membutuhkan. Secara tidak langsung para muzakki
menyadari hal itu memiliki kewajiban untuk mengeluarkan
zakat.
Itulah salah satu cara BAZNAS Kabupaten
Jombang untuk menarik minat dan meningkatkan kesadaran
para muzakki untuk membayar zakatnya.
Dalam mengukur dampak distribusi, penulis
menggunakan metode yang sangat sederhana yaitu dengan
mewawancarai BAZNAS Kabupaten Jombang dan dengan lihat
data mustahik yang telah menerima dana zakat dari BAZNAS
Kabupaten Jombang serta melihat adanya perubahan kondisi

41
atau pendapatan mustahik setelah mendapat bantuan zakat.
Penyaluran zakat yang telah dipaparkan di atas
tentu sedikit banyak memberikan dampak bagi penerima atau
mustahik.

Berikut Rincian - rincian kegiatandan


penyaluran zakat, infaq, sedekah pada BAZNAS Daerah
Kabupaten Jombang pada Tahun 2022, diantaranya meliputi :
1. Januari
- Bantuan gizi rutin bulanan yang diberikan kepada
anak dhu’afa berkebutuhan khusus. Sebagian anak
memperoleh terapi khusus seminggu sekali.
- Banjir yang terjadi didesa Jatigedong kecamatan
ploso selama beberapa hari akibat meluapnya
aliran sungai karena intensitas curah hujan
meninggi membuat BAZNAS Kabupaten Jombang
memberikan bantuan
- Bantuan untuk korban bencana angin puting beliung
di Dusun Mojogulung desa Karang Mojo
Kecamatan Plandaan yang merusak kurang lebih
11 rumah
2. Maret
- Program Breeding Domba dengan sistem bergulir,
diterima oleh keluarga besar SMP Negeri 1
Bandarkedungmulyo. Sebagai bentuk apresiasi
karena menjadi menyumbang Infaq tertinggi
untuk tingkat sekolah. Ada 5 penerima manfaat
yang memperoleh bantuan program. Berupa 1
indukan jantan, 2 indukan betina , kandang
panggung
- Taman Baca Masyarakat (TBM) berbasis Musholla.
Target program adalah sebagai sarana syiar
dakwah serta menumbuhkan minat baca warga
sekitar musholla khususnya anak-anak.
3. April

42
- Pemberian kado Ramadhan 1443H untuk anak
yatim dhuafa. Program ini rutin diberikan setiap
bulan Ramadhan dengan sinergi bersama
sejumlah lembaga dan Komunitas Di Kabupaten
Jombang
- Program Vaksin Covid dosis 3, bekerjasama dengan
dinas kesehatan. Waktunya dibulan Ramadhan
seusai sholat tarawih, memperoleh sambutan
hangat warga Jombang. Total penerimaan manfaat
yang ikut serta adalah 325 orang.
- BAZNAS bersama komunitas Muslimah pengusaha
(Talisha) Kabupaten Jombang menggelar
santunan Yatim dan dongeng ceria mampu
menghibur anak yatim/piatu. Kegiatan ini sembari
menunggu berbuka puasa Ramadhan. Diikuti oleh
50 anak yatim/piatu yang masing-masing
memperoleh kado Ramadhan Rp. 250.000 Plus
uang saku.
4. Mei
- Program Ekonomi dengan target peserta adalah
pegiat UMKM. Ada 100 penerima manfaat yang
ikut pelatihan dengan tujuan agar mampu
memasarkan produk usahanya melalui sarana
media sosial
- Bakti sosial yang dilakukan di wilayah terluar di
Kabupaten Jombang yakni desa Banyuasin
Kecamatan Ngsuikan. Sejumlah kegiatan yang
dilakukan adalah pemerikasaan kesehatan umum,
mata dan bantuan sembako untuk warga, serta
kegiatan dongeng, edu game dan bantuan sepatu
yang ditujukan kepada anak-anak.
5. Juni
- Bakti sosial ke Dusun Kedung Dendeng Desa
Rapahombo Kecamatan Plandaan. Kegiatan yang
dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan umum

43
dan mata, pembagian sembako dan sepatu unutuk
anak-anak
- Kegiatan TBM kreatif merupakan pengembangan
dari TBM BAZNAS Kabupaten Jombang yang
berada disejumlah kecamatan di Jombang. Anak-
anak sekitar TBM diajak untuk mendengarkan
dongeng sekaligus membuat aneka ragam piranti
ramah lingkungan berbahan dasar kardus.
Dilakukan di 14 titik Taman Baca Masyarakat
(TBM) binaan BAZNAS
- Silaturahmi Wakil Ketua BAZNAS RI colonel CAJ
(Purn) DRS. Nur Chamdani Ke Bupati Jombang Hj.
Munjidah Wahab dalam rangka untk memberi
motivasi dan upaya meningkatkan kinerja
BAZNAS Kabupaten Jombang.
6. Juli
- Penandatanganan kerjasama beasiswa Kartu
Indonesia Pintar(KIP) untuk mahasiswa
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah dengan
BAZNAS Kabupaten Jombang
- Bekerja sama dengan dinas pertanian membantu
petani dengan memberikan perlindungan asuransi
yakni, bantuan asuaransi untuk tanam padi
(AUTP). Ini adalah langkah preventif, agar petani
tidak rugi jika mengalami gagal panen.
- Berbagi hewan Qurban pada peringatan Hari Raya
Idul Adha 1443H dengan target penerima
manfaat diwilayah kecamatan Ngusikan dan Kudu
7. Agustus
- Pelatihan guru TK terpencil di Jombang. Tidak hanya
sekedar meningkatkan kapasitas seorang guru,
melainkan juga memotivasi agar mengedepankan
kualitas pendidikan meskipun jauh dari pusat
kota.
- Bantuan paket sembako kepada Legiun Veteran

44
Republik Indonesia (LVRI) dalam rangka
peringatan kemerdekaan RI ke-77 Tahun.
Program ini dilakukan setiap tahun sebagai
bentuk apresiasi positif atas perjuangan para
veteran.
- Sedekah Akbar dalam rangka peringatan Tahun Baru
Islam 1444H. Program ini terselenggara berkat
kerjasama dengan Forum Silaturahim (FORSIL)
LAZ SE Kabupaten Jombang bertempat di Masjid
Agung Baitul Mukminin Jombang.
8. September
- Rapat koordinasi daerah BAZNAS sejawa timur guna
mengkonsolidasikan program yang disusun oleh
masing-masing BAZNAS. Selangkah dengan itu
dijadikan kesempatan bertukar pemikiran
maupun menguraikan permasalahan yang
dihadapi BAZNAS disetiap Kota/Kabupaten
- Tim BAZNAS mengambil obat untuk khitan Cinta
disejumlah apotek yang mendukung kegiatan
tersebut sebanyak 18 aptek turut mensukseskan
acara khitan Cinta dengan mendonasikan berbagai
macam obat serta alat kesehatan.
9. Oktober
- Penerima bedah rumah dari BAZNAS total dana
mencapai 15.000.000 yang nantinya digunakan
untuk merenovasi rumah agar lebihlayak huni.
Bantuan BAZNAS provinsi Jawa Timur sebesar
12.500.000 dan BAZNAS Jmobang 2.500.00
- Penyerahan Beasiswa Jombang Prestasi kepada 20
Mahasantri Ma’had Aly dari Mambaul Ma’arif
Denanyar dan Darul Ulum Peterongan.
10. November
- Monitoring progres rehabilitasi bedah rumah. Ini
dilakukan untuk memastikan bahwa proses
pembangunannya sesuai dengan perencanaan dan

45
dana yang telah disepakati. Tptal penerima
manfaat ditahun 2022 ada 30 orang.
- Pencairan tahap 2 dari alokasi anggaran yang
diberikan sebesar 15 juta
11. Desember
- Pelatihan Kewirausahaan dengan penerima manfaat
adalah para pegiat UMKM. Diawali dengan
penandatanganan MoU antara BAZNAS Kabupaten
Jombang dengan STIE PGRI Dewantara dan
Universitas Darul Ulum dengan tujuan
mensupport dan membantu kinerja
pengembangan UMKM. Pelatihan ini ditargetkan
menghasilkan 5 UMKM yang bisa mandiri dan
menjadi role model untuk diduplikasi.

46
DAFTAR PUSTAKA

Amin Saiful, “Optimalisasi Dana ZIS Pada LAZISNU Kecamatan


Ampel Kabupaten Boyolali”, Az-Zarqa’, Jurnal Hukum
Bisnis Islam, Vol 11, No.2, Desember 2019

Ani Mardiantasari, “Peranan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) Dalam


Upaya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Kota
Metro”, DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum, Vol 17
Nomor 1 Juli 2019

Al-Zibari, Amir Said, “Tanya Jawab Seputar Zakat” Zufar Bawazir,


Jakarta Timur, Akbar Media, 2011

Didin Hafidhuddin, Anwar, “Dakwah Aktual”, Gema Insani Press,


Agustus 1998

Elizar Sinambela, Fitriani, “Analisis Model Penyaluran Dana ZIS


Pada Baznas Sumatera Utara”, ICAF UMY, 2016

Fitria Intan, Azhari , “Optimalisasi Pendistribusian Dana Zakat,


Infaq dan Sedekah (ZIS) Badan Amil Zakat
Nasional(BAZNAS) Kabupaten Asahan”, Jurnal Masharif
al-Syariah: jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah,
7,3,2022

Humaira Ira, Dina Islamiyati, “Pengaruh ZIS Dan Faktor Makro


Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia”,
Jurnal Ekonomi/Volume XXV, No. 01 Maret 2020

Karimah, “Pengaruh Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) dan Indeks


Pembangunan Indonesia (IPM) Dan Pengangguran
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh dan
Jawa Barat Tahun 2015-2019”,

Zulkifli, “Panduan Praktis Memahami Zakat, Shadaqah, Wakaf dan


Pajak”, Kalimedia, November

Kaleidoskop, “Kaleidoskop 2022 bersegera Sempurnakan Ibadah”

47

Anda mungkin juga menyukai