SYARIAH
Penulis:
Dr. M. Dzikrul Hakim, M. Pd.I
Bekti Widyaningsih S.Kom, M.E
Mohammad Nur Habiba
ii
SanksiPelanggaranPasal113
Undang-UndangNo.28Tahun2014TentangHakCipta
1. SetiapOrangyangdengantanpahakmelakukanpelanggaran
hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalamPasal9ayat(1)hurufiuntukPenggunaanSecaraKomer
sial dipidana dengan pidana penjara paling lama
1(satu)tahundan/atau
pidanadendapalingbanyakRp100.000.000(seratus juta
rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izinPenciptaataupemegangHakCiptamelakukanpelanggar
anhakekonomiPenciptasebagaimanadimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf
f,dan/atauhurufhuntukPenggunaanSecaraKomersialdipid
anadenganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan/
ataupidanadendapalingbanyakRp500.000.000,00(limarat
usjutarupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izinPenciptaataupemegangHakCiptamelakukanpelanggar
anhakekonomiPenciptasebagaimanadimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf
e,dan/atauhurufguntukPenggunaanSecaraKomersialdipid
ana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp1.00
0.000.000,00 (satumiliarrupiah).
4. SetiapOrangyangmemenuhiunsursebagaimanadimaksudp
adaayat(3)yangdilakukandalambentukpembajakan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama10 (sepuluh)
tahun dan/atau pidana denda paling
banyakRp4.000.000.000,00(empatmiliarrupiah).
iii
MANAJEMEN STRATEGI
PEMASARAN SYARIAH
Penulis:
Dr. M. Dzikrul Hakim, M. Pd.I
Bekti Widyaningsih, S. Kom. M.E
Mohammad Nur Habiba
ISBN : -
Penyunting:
Mohammad Nur Habiba
Penerbit:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah
Redaksi:
Jl. Garuda No.9 Tambakberas
Jombang – Jawa Timur
Telp/Fax +0321-853533
Email: lppm@unwaha.ac.id
Cetakan pertama, Maret 2023
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
PENGANTAR PENULIS...................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Manfaat.............................................................................................................3
BAB II MANAJEMEN.......................................................................................4
2. 1 Definisi Manajemen...................................................................................4
2. 2 Fungsi Manajemen......................................................................................7
2. 3 Peran Strategi Manajemen Bagi
Perusahaan......................................................................................................8
vi
6.2 Pemasaran Syariah Pada KSPPS BMT
PETA........................................................................................................................43
6.3 Manfaat Pemasaran Syariah Bagi KSPPS BMT
PETA........................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................52
INDEKS.....................................................................................................54
GLOSARIUM............................................................................................55
vi
i
BAB 1 PENDAHULUAN
2
Dari latar belakang yang sudah dijelaksan di atas
tentunya penulis berpikir untuk membuat judal dari buku
ini yaitu “Manajemen Startegi Pemasaran Syariah”.
Diharapkan buku ini bisa menjadi pemahaman dan
pengetahuan bagi suatu organisasi, lembaga-lemabaga atau
instansi yang lainnya tentang pemasaran syariah.
1.2 Manfaat
Untuk mempermudah dan menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca dalam Manajemen Strategi
Pemasaran Syariah. Dan juga bermanfaat bagi perusahaan
atau lembaga yang lain untuk menerapkan Pemasaran
Syariah.
Bermanfaat juga sebagai bahan refrensi atau
rujukan untuk kajian penelitian bagi mahasswa, organisasi
atau lembaga yang lain.
3
BAB 2 MANAJEMEN
6
buku ini penulis hanya membahas tentang manajemen
pemasaran. Karena suatu pemasaran sendiri merupakan hal
yang sangat penting, bagaimana masyarakat sendiri secara
langsung bisa tahu tentang suatu organisasinya atau
lembaganya. Artinya di pemasara sendiri hal yang sangat
dasar bagi suatu perusahaan, bagaimana perusahaan itu bisa
di kenal oleh masyarakat luas lewat manajemen pemasaran.
Oleh karena itu suatu organisasi baik yang bersifat
profit oriented maupun nirlaba memerlukan konsep
manajemen yang baik untuk memajukan organisasinya atau
dalam kata lain perlunya manajer yang baik tentunya paham
akan dari ilmu manajemen. Hal ini menjadi hal yang penting
dengan alasan dua hal, yaitu, pertama, secara internal dengan
pengelola (manajer) yang baik dapat mengelola sumberdaya
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan mencapai tujuan
perusahaan secara efektif dan efisien. Adapun alasan kedua
adalah bahwa secara eksternal persaingan bisnis semakin
meningkat. Lebih-lebih kalau diingat bahwa daya saing
perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan
menghasilkan produk yang memiliki competitive advantage
sehingga kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan
dapat terjamin di masa mendatang.
7
5. Controlling: mengukur pelaksanaan sesuai dengan
tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab
penyimpangan-penyimpangan dan mengambil
tindakan-tindakan korektif dimana perlu.
9
BAB 3 PEMASARAN SYARIAH
12
manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa
menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan
status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki
sifat universal sehingga menjadi syariah humanistis
universal.
Tentunya Pemasaran syariah dengan pemasaran
konvensinal berbeda, meskipun sama-sama melakukan
pemasaran tapi disini ada yang membedakan, dapat
dijelaskan sebagai berikut (Putra & Si, 2018:22-23):
13
semata. Konsumen terkadang dirugikan dengan
dengan janji yang berbeda dengan realitas.
4. Cara pandang terhadap pesaing, dalam pemasaran
syriah setiap perusahaan dapat bersaing secara sehat
dan masing-masing punya peluang untuk berkembang
dengan baik tanpa menjatuhkan pesaingnya. Pesaing
merupakan mitra yang turut dalam menyukseskan
implementasi ekonomi syariah. Hal berbeda pada
pemasaran konvensional cenderung menganggap
pesaing sebagai pihak lawan yang harus dimatikan
karena dapat menghambat laju perusahaan.
5. Budaya kerja, budaya kerja yang harus diaplikasikan
adalah bagaimana budya kerja yang dituntunkan oleh
Rasulullah Saw. yaitu memiliki sifat kejujuran
(shiddiq), cerdas atau kompeten (fathonah),
bertanggung jawab (amanah) dan mampu
menyebarluaskan dan mengkomunikasikan aktivitas
kerja yang baik (tabligh).
Konsep Pemasaran Syariah saat ini baru berkembang
seiring berkembangnya ekonomi syariah. Beberapa
perusahaan, lembaga-lemabag, dan bank khususnya yang
berbasis syariah tentunya telah menerapkan konsep ini dan
telah mendapatkan hasil yang positif. Kedepannya diprediksi
Pemasaran Syariah atau Marketing Syariah ini akan terus
berkembang dan dipercaya masyarakat karena nilai-nilai
yang sesuai dengan apa saja yang dibutuhkan masyarakat
yaitu kejujuran.
14
Berdasarkan penjelasan di atas tentang tujuan dan
fungsi. Penulis akan berusaha menguraikan dari tujuan dan
fungsi pemasaran syariah berdasarkan refrensi yang
didapat. Berikut tujuan dari pemasaran
syariah(ArjiHarahap, 2000):
1. Sebagai Jiwa Bisnis
Binis merupakan suatu bentuk kegiatan
bermuamalah. Binis yang sehat adalah bisnis yang
berlandaskan pada etika. Pada pemasaran syariah
sendiri etika berbisnis diambil konsep dari
keteladanan sifat Rasulullah, yaitu sifat shiddiq,
amanah, fathonah, tabligh, dan istiqomah.
a. Shiddiq, artinya memiliki kejujuran dan selalu
melandasi ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan
ajaran islam.
b. Fathanah, berarti mengerti, memahami dan
menghayati secara mendalam segala hal yang terjadi dalam
tugas dan kewajiban.
c. Amanah, memiliki makna tanggungjawab dalam
melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah
ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan
prima dan ihsan (berupaya menghasilkan yang terbaik)
dalam segala hal.
d. Tabligh, artinya mengajak sekaligus memberikan
contoh kepada pihal lain untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan ajaran islam dalam setiap gerak aktivitas
ekonomi yang dilakukan sehari-hari. Tabligh yang
disampaikan dengan hikmah,sabar, argumentative dan
persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang
semakin solid dan kuat.
e. Istiqamah artinya konsisten. Hal ini memberikan
makna seorang pemasar syariah dalam praktik
pemasarannya selalu istiqamah dalam penerapan aturan
syariah. Artinya bahwa seorang pemasar syariah harus
dapat dipegang janjinya, tidak diperkenankan seorang
pemasar syariah berubah-ubah dalam memberikan janji.
2. Sebagai Perencanaan (Planning)
Dalam sebuah perusahaan perencanaan ini
adalah suatu bentuk kegiatan paling awal dari sebuah
15
proses adanya suatu program. Dalam pemasaran
syariah sendiri, adanya perencaan adalah sebuah
bentuk yang sangat penting, yang nantinya akan
berkelanjutan bagi perusahaan kedapannya.
Perencanaan menurut syariah tentunya ada berbagai
bidang di dalamnya, diantaranya:
a. Perencanaan Bidang SDM. adalah penetapan
standar perekrutan Sumber Daya Manusia.
Dalam tinjauan syariah perencanaan SDM
harus memenuhi tiga unsur yaitu kafa’ah (ahli
di bidangnya), amanah (bersungguh-sungguh
dan bertanggung jawab), memiliki etos kerja
yang tinggi (himmatul ‘amal).
b. Perencanaa Bidang Keuangan. Adalah
penetapan sumber dana dan alokasi
pengeluaran. Dalam tinjauan syariah pada
bidang ini dapat berupa penetapan syarat
kehalalan dana, baik dari sumber pemasukan
maupun alokasinya. Maka tidak direncanakan
peminjaman yang mengandung unsur riba
atau pemanfaatan dana untuk menyogok
pejabat.
c. Perencanaan Bidang Produksi. Adalah
penetapan bahan masukan produksi dan
proses yang akan dilangsungkan. Dalam
tinjaun syariah pada bidang ini adalah
bagaimana suatu produksi itu mendapatkan
bahan atau cara prosesnya itu aman dan tidak
bertentangan dengan syariah.
d. Perencanaan Bidang Pemasaran. Adalah dapat
berupa segmentasi pasar, targeting,
positioning, dan promosi. Dalam tinjauan
syariah pada bidang ini adalah bagaimana
target yang akan dicapai itu ketika melakukan
sebuah pemasaran tidak boleh ada unsur
kebohongan, penipuan ataupun penggunaan
wanita tanpa menutup aurat sempurna.
3. Sebagai Pengorganisasian
16
Pengorganisasian adalah proses kegiatan
penyusunan anggota dalam bentuk struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-
sumber, dan lingkungannya. Pemasaran syariah
memiliki fungsi sebagai pengorganisasian ini
adalah untuk melihat sebagi bahan pertimbangan
kinerja dari seorang karyawan atau pemasar.
Tentunya ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan:
a. Aspek Struktur. Pada aspek ini
diimplemtasikan pada Sumber Daya Manusia.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
tentang profesionalisme dan aqad yang akan
dikerjakan. Supaya tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
b. Aspek Tugas dan Wewenang. Pada aspek ini
diimplementasikan pada kejelasan tugas dan
wewenang dari SDM itu sendiri, berdasarkan
kesanggupan dan kemampuan masing-masing
aqad pekerjaan tersebut.
c. Aspek Hubungan. Pada aspek ini
diimplementasikan pada penetapan budaya
organisasi. Bahwa setiap interaksi antar SDM
adalah hubungan muamalah yang selalu
mengacu pada amar ma’ruf nahi mungkar.
4. Sebagai Pengarahan (Actuating)
Pengarahan merupakan tugas utama dari
fungsi kepemimpinan. Pemasaran syariah memiliki
fungsi sebagai pengarahan adalah seorang
pemimpin harus bisa menjadi seorang
pembimbing, pengarah, pemberi solusi, dan
menjadi fasilitator. Dalam tinjauan syariahnya
adalah ketika berpendapat atau berargumen harus
dengan didukung adanya dalil atau hujjah yang
kuat yang nantinya dapat memberikan motivasi
ruhiyah kepada para SDM organisasi.
5. Sebagai Pengawasan
17
Pengawasan adalah proses memonitor
aktivitas untuk memastikan aktivitas-aktivitas
tersebut diselesaikan sesuai dengan yang
direncanakan dan memperbaiki setiap deviasi yang
signifikan. Pemasaran Syariah memiliki fungsi
sebagai pengawasan adalah proses manajemen
sendiri yang mencakup penafsiran dan
pengembanga, standar pelaksanaan, pengukuran
pelaksanaan yang sebenarnya, penilaian
pelaksanaan dan tindakan perbaikan bila mana
pelaksanaan berbeda dengan rencana. Dalam
tinjauan syariah pada pengawasan tentunya ada
poin-poin yang harus diperhatikan diantaranya:
a. Ketaqwaan individu. Seluruh personel SDM
perusahaan dipastikan dan dibina agar
menjadi SDM.
b. Pengontrolan anggota. Dengan suasana
organisasi yang mencerminkan formula TEAM,
maka proses keberlangsungan organisasi
selalu akan mendapatkan pengawalan dari
para SDM-nya agar sesuai dengan arah yang
telah ditetapkan.
c. Penerapan (supremasi) aturan. Organisasi
ditegakkan dengan aturan main yang jelas dan
transparan serta-tentu saja-tidak
bertentangan dengan syariah.
Setelah menguraikan terkait fungsi dari pemasaran
syariah, tentunya dalam suatu perusahaan ada tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan pemasaran syariah adalah sejalan
dengan konsep Maqashid Syariah yaitu untuk menjaga agama,
jiwa, keturunan, harta, dan akal. Maqashid Syariah adalah
makna-makna dan tujuan-tujuan yang dipelihara oleh syara’
dalam seluruh hukumnya atau sebagian besar hukumnya,
atau juan akhir dari syariat dan rahasia-rahasia yang
diletakkan oleh syara’ pada setap hukumnya(Shidiq, 1970).
18
stakeholdernya. Konsep keadilan dalam pemasaran syariah
diharapkan mampu menjadi solusi atas permasalahan-
permasalahan di dunia bisnis saat ini. Maka dari itu
masyarakat global saat ini atau perusahaan-persahaan pada
masa sekarang ini perlu mengkaji dan mengimplementasikan
pemasaran syariah ini di dunia bisnis.
19
posisi sejajar nasabah tersebut akan diperoleh tingkat
kepuasan tersendiri dengan cara diperlakukan dengan etika
yang sesuai dengan nilai-nilai islam. Berbeda dengan
pemasaran konvensional. Pemasaran konvensional
memposisikan nasabah adalah sebagai client atau hanya
sekedar pihak kerjasama. Artinya tidak ada hubungan
secara mendalam anatara nasabah dengan pihak
perusahaan. Hanya dibutuhkan keuntungan dari nasabah
itu sendiri tanpa memperhatikan nilai-nilai dari hubungan
manusia.
Adapun minat dari seorang konsumen atau nasabah
yang tinggi terhadap suatu produk secara tidak langsung
juga menggambarkan tingkat kepuasan pelanggansehingga
menggunakan produk itu secara terus menerus. Seperti
contoh Lembaga Keuangan Bank Syariah melayani
kebutuhan keuangan dari nasabah muslim maupun non
muslim. Karena non muslim sendiri mempercayai nilai etis
yang diterapkan oleh Bank syariah dengan melakukan
konsep pemasaran syariah. Tidak hanya lembaga keuangan
saja yang bisa menerapkan konsep pemasaran syariah.
Tetapi perusahaan-perusahaan yang lain bisa menggunakan
konsep pemasaran syariah ini.
Nilai etis dalam pemasaran syariah menjadi kunci
keberhasilan komunikasi dalam rangka mengetahui
ekspetasi pelanggan terhadap produk suatu perusahaan.
Oleh karena itu setiap orang yang terlibat dalam bagian
pemasaran dan penjualan menghadapi sebuah tekanan
yang lebih etis jika dibandingkan dengan bagi-bagian yang
lain. Karena bagian tersebut menghasilkan pendapatan
untuk perusahaan sehingga cukup ketat dan
diawasi(Fataron, 2021).
20
BAB 4 PRODUK DALAM KSPPS
21
Kembali dipembahasan awal tentang Nasabah dan
Pendana. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah nasabah
adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan
atau unit usaha syariah. Nasabah dalam UU nomor 21
tahun 2008 terbagi menjadi tiga jenis nasabah (Wijayanti,
2019):
a. Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang
menempatkan dananya di Bank Syariah dan / atau
Unit usaha syariah dalam bentuk simpanan
berdasarkan akad antara bank syariah atau UUS
dan nasabah yang bersangkutan sedangkan.
b. Nasabah Investor nasabah yang menempatkan
dananya di Bank Syariah dan Unit usaha syariah
dalam bentuk Investasi berdasarkan akad antara
bank syariah atau UUS dan nasabah yang
bersangkutan.
c. Nasabah penerima fasilitas adalah nasabah yang
memperoleh fasilitas dana atau yang dipersamakan
dengan itu, berdasarkan prinsip syariah.
Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang
diterapkan oleh Bank untuk mengetahui secara mendalam
identitas nasabah dan memantau kegiatan transaksi yang
mencurigakan. Penerapan prinsip mengenal nasabah ini
meliputi baik nasabah bank biasa maupun nasabah tanpa
berhadapan seperti nasabah yang melakukan transaksi
melalui telepon, surat menyurat, elektronik banking.
Pada KSPPS sendiri prinsip dalam mengenal nasabah
adalah suatu prinsip yang digunakan untuk mengenal
nasabah mulai dari identitas, karakter, segi ekonomi, dan
lain-lain sehingga mengurangi bentuk transaksi yang
mencurigakan yang tidak sesuai dengan prinisp-prinsip
syariah.
Dalam KSPPS BMT PETA dalam prinsip mengenal
nasabah adalah dilakukan mulai dari tahap calon anggota
membuka rekening hingga jika anggota akan mengajukan
pembiayaan dengan kriteria 5 C adalah sebagai berikut
(MSDM KSPPS BMT PETA, 2023):
22
a. Character
Adalah keadaan watak atau sifat dari anggota
baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
lingkugan usahanya. Kegunaan dari penilaian ini
adalah untuk mengetahui samapi sejauh mana
i’tikad atau kemauan anggota untuk memenuhi
kewajibannya. Penilain ini dilakukan dengan
meneliti gaji yang diperoleh atau gaya hidup
nasabah, meneliti reputasi calon anggota di
kondisi lingkungan usahanya, mencari infoprmasi
tentang lokasi usahanya, mencari informasi
apakah calon anggota suka berjudi atau tidak,
mencari informasi calon anggotanya suka hidup
foya-foya atau tidak, dan lain-lain.
b. Capital
Adalah jumlah dana atau modal sendiri yang
dimiliki oleh calon anggota. Semakin besar modal
sendiri dalam perusahaan tentu semakin tinggi
kesungguhan calon anggota menjalankan
usahanya dari BMT PETA akan merasa lebih yakin
memberikan pembiayaan.. Untuk perorangan
besar kecilnya capital ini dapat dilihat dari daftar
kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangio
utang-utangnya.
c. Capacity
Adalah kemampuan yang dimiliki calon
anggota dalam menjalankan usahanya guna
memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari
peilaian ini adalah untuk mengukur sampai sejauh
mana calon anggota mampu mengembalikan atau
melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari
hasil usaha yang diperolehnya. Pengukuran
capacity ini dapat dilakukan dengan cara
pendekatan historis (menilai kinerja masa lalu)
dan pendekatan yuridis (mempunyai kapasitas
untuk mewakili badn usaha atau dirinya sendiri).
d. Collateral
Adalah barang yang diserahkan calon anggota
sebagai agunan terhadap pembiayaan yang
diterimanya.Penilaian ini dapat ditinjau dari dua
segi yaitu: Segi Ekonomis yaitu nilai ekonomis dari
barangbarang yang akan diagunkan. Segi Yuridis
yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat
23
yuridis untuk dipakai sebagai agunan.
e. Condition Of Economy
Adalah situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi
keadaan perekonomian yang kemungkinan pada
suatu saat mempengaruhi kelancaran usaha calon
anggota.
Adapun persyaratan yang dibutuhkan ketika
bergabung menjadi nasabah di KSPPS BMT PETA adalah
sebagai berikut:
4.1.2 Pendana
Pendana dalam hal ini adalah KSPPS BMT PETA.
KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah)
BMT PETA adalah suatu lembaga keuangan syariah
berbentuk non bank atau koperasi yang menghimpun dana
nasabah dan dikembalikan lagi kepada nasabah atau
masyarakat umum yang membutuhkan. KSPPS BMT PETA
sudah beroperasi sejak tahun 2015, artinya KSPPS BMT
PETA ini sudah berpengalaman dalam memberikan
simpanan dan pembiayaan kepada masyarakat atau
nasabah. Sejak tahun tersebut tidak pernah terjadi
tindakan-tindakan yang melawan hukum sehingga bisa
dikategorikan sebagai pendana yang aman dan amanah
bagi masyarakat.
24
Prinsip mengenal pendana atau yang disebut
juga KSPPS BMT PETA adalah prinsip-prinsip yang
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan,prinsip-prinsip tersebut
diantaranya(Renaz R, 2017):
a. Prinsip Kepercayaan (Fiduciary Principle).
b. Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle).
c. Prinsip Kerahasiaan (Confidential Principle).
d. Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your
Customer Principle).
26
tannggal dan waktu saat akad (untuk
kelengkapan arsip pembiayaan).
8. Untuk pembiayaan lama menyertakan kartu
angsuran pembiayaan sebelumnya yang diprint
dari sistem.
27
Rp. 25.000.000,dibawah plafond tersebut
tetap cek fisik, namun tidak dari samsat.
11. Foto agunan yang dijaminkan:
a. Agunan kendaraan bermotor atau mobil:
foto nomor polisi dan fisik kendaraan.
b. Agunan sertifikat tanah: foto tanah
diatasnya berdiri bangunan.
12. Foto usaha yang menjadi sumber pengembalian
atau usaha yang dibiayai.
29
menggunakan akad Rahn (Gadai) atau Murobahah (Jual
Beli) yang terbebas dari praktik Riba sehingga menjadi
berkah.
4. Syariah PETA Pembeda (Pembiayaan Aggota
Pembelian Kendaraan) adalah jenis pembiayaan anggota
untuk pembelian kendaraan bermotor dengan
menggunakan akad Rahn atau Murobahah yang terbebas
dari praktik riba sehingga menjadi berkah.
30
BAB V SEPUTAR KSPPS BMT PETA
31
Alasan dibentuknya KSPPS BMT PETA sendiri
adalah seperti kata Kyai Charir sendiri “bahwa dalam
bernegara kita itu tidak boleh menunggu bantuan dari
pemerintah, tetapi kita harus aktif sendiri, harus berdaya
kreatif sendiri, jangan menunggu bola tetapi mengejar bola.
Istilah kita bertoriqoh harus membantu Negara dan ikut
mensukseskan visi misi negara sendiri yaitu memberikan
putaran roda ekonomi kepada msyarakat”. Alasan tersebut
berangkat dari salah satu program Presiden kita saat ini
yaitu meningkatkan industri UMKM Masyarakat. Karena
masyarakat sendiri kalau meminjam uang di Bank itu sulit
dan bahkan mengsengsarakan rakyat. Maka dari itu adanya
KSPPS BMT PETA ini adalah untuk memberikan bantuan
modal pengembangan usaha atau untuk memulai usaha
serta memberikan bantuan-bantuan yang lain sesuai
kebutuhan masyarakat.
Berdirinya KSPPS BMT PETA ini dalam rangka
untuk menata umat dan mengumpulkan kekuatan
perekonomian masyarakat dan dapat bermanfaat dalam
kehidupan Jamaah khususnya. KSPPS BMT PETA juga
merupakan Lembaga Keuangan yang operasionalnya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah atas dasar
kekeluargaan. Lokasi KSPPS BMT PETA ini terletak di Jl. Kh.
Wahid Hasyim No. 27 Tulungagung Jawa Timur.
Pengelolaan di BMT PETA ini sendiri diamanahkan
sepenuhnya kepada pengurus BMT PETA, yang setiap 5
tahun sekali berganti kepengurusan. Data nasabah di BMT
PETA ini dari awal berdiri sampai sekarang mengalami
kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan wawancara
bersama manajernya, data nasabah pada tahun 2020
mencapai 3.500 nasabah, kemudian pada tahun 2021
mencapai 4.000 nasabah dan pada tahun 2022 ini mecapai
angka 4.700 nasabah. Hal ini menandakan bahwa minat
menabung nasabah di BMT PETA Cabang Jombang ini
sangat tinggi. Dan ini patut untuk dipertahankan
pencapaiannya. Menurut manajernya untuk mencapai
sebuah kualitas pada diri BMT PETA ini adalah untuk selalu
konsisten dan selalu membuat inovasi-inovasi yang
menarik dan menjadi kebutuhan oleh masyarakat.
32
TAHUN JUMLAH NASABAH
2020 ≤ 3.500 Nasabah
2021 ≤ 4.000 Nasabah
2022 ≤ 4.700 Nasabah
Tabel 5.1 Jumlah Nasabah dari Tahun 2020-2022
33
Gambar 5.2 Struktur KSPPS BMT PETA
PENGURUS PUSAT
Ketua Pengurus : Drs. H. Mahmud Rosyidi,
M.Si.
Sekretaris Pengurus : H. Sandi Abdullah, ST.
Bendahara Pengurus : Khariotul Mizaniah, S.Kom,
M.T
PENGAWAS
Koordinator Pengawas : H. Ahmad Anshori
Pengawas Manajemen : Abdul Wasik
Pengawas Manajemen : Abdullah Musyafik, S.T
Pengawas Syariah : Sa’dulloh Syarofi, S.E., MM
Pengawas Syariah : DR. Ahmad Fauzi, M.HI
STAFF AHLI
Staff Ahli : Ust. Sholeh Wafi
PENGELOLA PUSAT
General Manager : H.M.Ayubi
Manager Marketing : Suprapto, SoS
Manager Resiko : Drs. Gandjar Wisnu
34
Widodo
Manager Sumber Daya Muhammad Zuhri,
Manusia : M.Pd.I
Manager Keuangan : Sholatul Rohmi, S.E
Manager Maal
merangkap Admin Ni’matu Rohamh, Amd
Pengurus :
Staf Marketing
Simpanan : Moh. Kutfi Ridwan, S.E
Staf Marketing
Pembiayaan : Ana Nur Lailin, S.E
Staf Risiko (DPK) : Selfina Nur Angriawan
Staf Risiko (NPF) : Wahyu Putri Lestari,
S.E
Staf Personalia : Slamet
Staf Akunting Maya Rizki Ramadhani,
S.E
Staf Likuiditas/ALMA Riska Krisna Sari, S.M
35
BAB 6 MANAJEMEN STRATEGI PEMASARAN SYARIAH PADA
KSPPS BMT PETA
36
berbeda-beda sehingga harus menyesuaikan terlebih
dahulu dan melakukan pendekatan dengan pelanggan.
Ketiga, konsentrasi pasar saat ini mengalami
persaingan sempurna, dengan lebih baik
menggunakan bauran promosi jenis iklan. Sebab
konsumen “diajak” untuk berfikir rasional dan
langsung melihat produk untuk dibandingkan
keunggulannya dengan produk lainnya.
b. Sifat Produk
Faktor yang mempengaruhi bauran promosi
bersifat produk ada tiga variabel: Pertama nilai unit
barang. Kedua tingkat kebutuhan barang. Ketiga
Presale and postsale service, barang-barang yang
memerlukan pelayanan sebelum dan sesudahnya
melakukan penjualan.
c. Daur Hidup Produk
Strategi suatu produk tentunya akan dipengaruhi
oleh tahap dasar hidup. Pada tahap perkenalan
produsen harus mestimulasi permintaan primer. Di
samping itu perantara harus diyakinkan dengan
berbagai cara, sehingga ia benar-benar bertanggung
jawab dalam membantu pemasarannya.Karena
dengan periklanan dapat menyakinkan konsumen,
selanjutnya dengan personal selling.
d. Dana yang Tersedia
Dana yang tersedia merupakan faktor yang
menentukan sebab program periklanan, tidak akan
berhasil baik jika dana sangat terbatas. Perusahan-
perusahaan kecil yang mempunyai dana terbatas,
biasanya lebih menyukai cara personal selling,
pameran dalam ruangan tokonya atau bekerja sama
dengan sesama perusahaan.
Jadi KSPPS BMT PETA dalam manajemen produk
tentunya dengan memasarkan dengan nilai bagi hasil yang
tidak begitu mahal dan juga tingkat kebutuhan produk itu
sesuai apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. KSPPS BMT
PETA sesuai dengan namaya sebuah Koperasi simpan
pinjam dan pembiayaan yang berbasis syariah tentunya
tidak mengenal riba dalam sistem untung atau ruginya,
tetapi dengan istilah kalau bagi hasil adalah nisbah. Pada
pembagian hasil anatar nasabah dengan pihak pendana,
tentunya KSPPS BMT PETA tidak erlalu memberatkan
37
nasabah. Karena ada akad-akad yang terkandung
didalamya. Seperti Mudhorobah, Musyarokah, Qard, Ijarah,
Wadiah, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan. Selain akad
tentunya ada sebuah perjanjian antara nasabah dan pihak
pendana serta jaminan yang akan digunakan.
Bagi KSPPS BMT PETA sendiri tentunya sudah
menganalisis produk-produk apa saja yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Seperti produk simpanan dan pembiayaan.
Didalam produk-produknya terdapat sebuah akad—akad
yang memperkuat dasar syariahnya dan perjanjian yang
harus disepakati oleh nasabah dan pendana. Jika sama-
sama ridhlo semua bentuk transaksi yang dilakukan oleh
nasabah dan pendana dalam menjual produknya akan
aman, nyaman, dan terpercaya.
39
Menurut kamus Bank Indonesia NPF adalah kredit
bermasalah yang erdiri dari pembiayaan yang
berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet.
Semakin besar NPF mengakibatkan semakin menurunnya
ROA. Karena angka NPF merupakan salah satu indikator
penting dalam pengukuran tingkat kesehatan lembaga
keuangan, maka seluruh lembaga keuangan akan tetap
berusaha menekan angka NPF ini, jika perlu lembaga
keuangan tidak melakukan ekspansi pembiayaan jika
mereka tidak yakin terhadap prospek calon anggota yang
dibiayai. Angka NPF dan CAR merupakan dua indikator
prinsip kehati-hatian lembaga keuangan yang harus dijaga
di dalam setiap melakukan ekspansi pembiayaan.
Agar terhindar dari NPF lembaga keuangan perlu
mempertimbangkan secara cermat calon anggota dalam
menganalisa atau menilai sebuah permohonan pembiayaan
yang diajukan calon anggota sehingga pihak lembaga
memperoleh keyakinan bahwa usaha yang dibiayai dengan
dana pembiayaan layak untuk dijalankan. Untuk
mengetahui layak atau tidaknya pembiayaan yang
diberikan kepada anggota, maka seorang marketing dari
lembaga keuangan perlu melakukan analisis 5c (character,
capital, capacity, collateral, dan condition of economy ).
40
Ket:
KL = Kurang Lancar
D = Diragukan
M = Macet
41
Strategi lembaga keuangan dalam mengatasi Non
Performing Financing (NPF) adalah sebagai berikut:
1. Penagihan
Dalam menjaga kualitas pembiayaan biar tidak
turun di NPF maka harus dilakukan secara intens
dengan dua cara yaitu melalui telepon ke anggota
maupun langsung menagih ke rumah anggota.
Kedua cara ini merupakan cara yang paling
efektif untuk menyelamatkan pembiayaan. Karena
dengan silaturrahim baik melalui terlepon terlebih
kunjungan ke rumah anggota akan membangun
hubungan yang hangat dan harmonis antara lembaga
yang diwakili karyawan dengan anggota tersebut.
Sehingga hikmah silaturrahim akan sangat mengena
sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang artinya:
“Dari Ibnu Syihab dia berkata telah mengabarkan
kepadaku Annas Bin Malik bahwa Rasulullah SAW,
bersabda Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rizqi
untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia
menyambung tali silaturrahim.”) (HR. Bukhari)
2. Restrukturisasi
Restrukturisasi pembiayaan adalah sebuah
langkah dan srategi penyelamatan pembiayaan
sebagai upaya dalam memperbaiki posisi pembiayaan
dan keadaan keuangan lembaga dengan jalan
mendudukkan kembali pembiayaan tersebut agar
kembali lancar melalui rescheduling, reconditioning,
dan restructuring.
Rescheduling adalah sebuah upaya dalam
mengatasi pembiayaan bermasalah dengan
penjadwalan kembali kepada anggota yang memiliki
iktikad baik untuk membayar kewajibannya.
Reconditioning adalah penyelamatan
pembiayaan bermasalah dengan mengubah seluruh
atau sebagian perjanjian antara lembaga dengan
anggota dengan harapan anggota dapat melunasi
kewajibannya. Sementara Restructuring adalah upaya
dalam menyelamatkan pembiayaan bermasalah
dengan mengubah struktur pembiayaan tersebut.
42
3. Jual Suka Rela
Dalam hal ini lembaga memberikan kesempatan
kepada anggota agar aset yang dimiliki dijual sendiri
dengan harapan mendapatkan harga yang lebih tinggi
sehingga tidak merugikan anggota. Setelah aset yang
dimiliki terjual baru digunakan untuk pelunasan
pembiayaan yang menjadi tanggungannya.
4. Lelang
Apabila anggota tidak sanggup lagi melakukan
jual aset secara suka rela maka lembaga akan
melelang aset anggota. Lelang adalah penjualan
barang atau aset secara terbuka untuk umum dengan
penawaran harga secara tertulis dan atau lisan yang
semakin meningkat atau menurun untuk mencapai
harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman
lelang.
5. Hapus Buku (PPAP)
Hapus buku adalah cara yang dilakukan
lembaga untuk menyehatkan sistem angsuran dengan
memindahkan pembiayaan yang bermasalah, macet,
atau yang sulit ditangani dari neraca bank menjadi
ekstrakomtable sehingga tidak membebani kinerja
lembaga lagi.
Itulah manajemen produk dan nasabah oleh KSPPS
BMT PETA, yang dimana memanajemen sebuh produk dan
nasabah tentunya harus memperhatikan faktor-faktor bauran
pemasraan dan juga karakteristik dari nasabah itu sendiri.
Supaya menciptakan manajemen yang profesional, aman,
nyaman, dan terpercaya.
44
1. Information technology allows us to be transparent
(change).
Perubahan adalah suatu hal yang pasti terjadi.
Oleh karena itu perubahan disikapi dengan cermat.
Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsur:
perubahan teknologi, perubahan politik legal,
sosialkultural, ekonomi, dan perubahan pasar. Dalam
hal ini lebih menekankan pada dampak perubahan
teknologi. Dalam hal ini KSPPS BMT PETA melakukan
perubahan teknologi yaitu dengan membuat aplikasi
BMT PETA yang bisa diakses oleh semua nasabah.
Untuk mempermudahkan dalam hal pelayanan dan
juga menopang kinerja dari para marketing itu
sendiri.
2. Be respectful to your competitors (competitor).
Dalam menjalankan syariah marketing
perusahaan harus memperhatikan cara mereka untuk
menghadapi persaingan usaha yang serba dinamis.
Ketika persaingan usaha yang dihadapi semakin ketat
dan bersifat kotor, maka perusahaan harus
mempunyai moral untuk tidak terpengaruh oleh
permainan bisnis seperti itu. Dalam KSPPS BMT PETA
menuntut para karyawannya terutama di bagian
marketing, harus bisa bersaing secara sehat dan tidak
menggunakan cara-cara yang kotor.
3. The emergence of customers global paradox
(customer).
Di era globalisasi sekarang masyarakat
menjalani kehidupannya secara paradoks. Paradoks
yang terjadi ini mengharuskan kita untuk fokus
terhadap apa yang terpenting dalam aktivitas sehari-
hari. Bagi umat beragama globalisasi membawa
banyak manfaat dan peluang, karena itu kita harus
mesti belajar satu sama lain tanpa meninggalkan jati
diri kita. Dalam KSPPS BMT PETA sendiri menuntut
para marketing sendiri harus cepat beradaptasi pada
lingkungan. Karena di zaman globalisasi ini muncul
budaya-budaya baru yang masuk karena pengaruh
globalisasi.
45
4. Develop A spiritual-based organization (company).
Adalah prinsip kejujuran, yang ditunjukkan
dengan memberikan value yang sesuai kepada
pelanggan dari produk-produk yang dihasilkan.
Dengan menerapkan spiritual-based organization,
mereka selalu menyampaikan pesan-pesan kepada
bawahannya untuk menjadikan dunia sebagai tempat
yang lebih baik dengan mengedepankan kerendahan
hati dan kejujuran,bahkan ketika mereka telah
menjadi pengusaha sukses. KSPPS BMT PETA sendiri
mengharuskan kepada karyawannya untuk
berperilaku jujur disetiap waktu, seperti yang
dijelaskan pada salah satu nilai etika bisnis pemasaran
islam yaitu kejujuran.
5. View market universally (segmentation).
Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta
memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar.
Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih
fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan
cara-cara yang kreatif dalam membagi-bagi pasar ke
dalam beberapa segmen, perusahaan dapat
menentukan di mana mereka harus memberikan
pelayanan terbaik dan di mana mereka mempunyai
keunggulan kompetitif paling besar. Dalam KSPPS
BMT PETA sendiri memiliki cara-cara sendiiri yang
kreatif dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat. Yaitu dengan cara menjemput bola
disetiap nasabah, dengan begitu para nasabah akan
seerti tertarik kepada KSPPS BMT PETA karena dinilai
mengutamakan kebutuhan dan keinginan para
nasabah.
6. Target customer sheart and soul.
Targeting adalah strategi mengalokasikan
sumber daya perusahaan secara efektif, karena
sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan
menentukan target yang akan dibidik, usaha kita akan
lebih terarah. Tanpa adanya targeting maka para
karyawan akan bekerja semaunya sendiri, padahal
mereka mempunyai potensi yang besar untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Maka dari itu
targeting penting dalam perusahaan untuk
merealisasikan potensi pada karyawan itu sendiri.
46
KSPPS BMT PETA sendiri juga mempunyai targeting
sendiri dengan menarget mencari tabungan dengan
nilai sekian dan mencari pembiayaan dengan nilai
sekian. Karena per tahun itu akan terus berubah-ubah
sesuai dengan kebijakan dari pengurus pusat KSPPS
BMT PETA.
7. Build A belief system (positioning).
Positioning adalah strategi untuk merebut
posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini
menyangkut bagaimana membangun kepercayaan,
keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Dan untuk
perusahaan berbasis syariah, membangun
kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa
perusahaan syariah itu menawarkan sesuatu yang
lebih jika dibandingkan perusahaan non-syariah. Pada
KSPPS BM PETA sendiri menerapkan konsep merebut
hati dari nasabah adalah dengan cara mengajak para
nasabah tersebut agar selalu santai, tenang, dan enak
diajak bicara. Dengan begitu suasan kekeluargaan
akan terbentuk pada Marketing dengan nasabah.
Sehingga akan diperoleh sebuah keyakinan dan
kepercayaan dari nasabah ke pihak KSPPS BMT PETA.
8. Differ yourself with A good package of content and
context (differentiation).
Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan
merancang seperangkat perbedaan yang bermakna
dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi bisa berupa
content (dimensi diferensiasi yang merujuk pada
value yang ditawarkan kepada pelanggan), dan
context (dimensi yang merujuk pada cara anda
menawarkan produk).
9. Be honest with your 4 ps (marketing-mix).
Marketing-mix yang elemen-elemennya adalah
product, price, place, dan promotion (4P). Product dan
price adalah komponen dari tawaran (offers),
sedangkan place dan promotion adalah komponen
dari akses (access). Bagi perusahaan syariah, untuk
komponen tawaran (offer), produk dan harga
haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan;
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Komponen
akses (access) sangat berpengaruh terhadap
bagaimana usaha dari perusahaan dalam menjual
47
produk dan harganya. Promosi bagi perusahaan yang
berlandaskan syariah haruslah menggambarkan
secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk
perusahaan tersebut.
10. Partice a relationship-based selling (selling).
Selling yang dimaksud di sini adalah
bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan
sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win
solution bagi si penjual dan pembeli. Dalam
melakukan selling, perusahaan tidak hanya
menyampaikan fitur-fitur dari produk dan jasa yang
ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan
bahkan solusi dari produk dan jasa tersebut. Pada
KSPPS BMT PETA sendiri tentunya menyiapkan
produk-produknya sesuai dengan kebutuhan
masyrakat, dan juga ada akad dan perjan j i an yang
harus d ipatuhi. Supaya sama-sama saling
menguntungkan.
11. Use A spiritual brand character (brand).
Dalam pandangan syariah, Brand yang baik
adalah yang mempunyai katakter yang kuat. Dan bagi
perusahaan atau produk yang menerapkan syariah
marketing, suatu brand juga harus mencerminkan
karakter-karakter yang tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah atau nilai-nilai spiritual.
Beberapa karakter yang bisa dibangun untuk
menunjukkan nilai spiritual ini bisa digambarkan
dengan nilai kejujuran, keadilan, kemitraan,
kebersamaan, keterbukaan, dan universalitas.
12. Services should have the ability to transform (service).
Untuk menjadi perusahaan yang besar dan
sustainable, perusahaan berbasis syariah marketing
harus memperhatikan servis yang ditawarkan untuk
menjaga kepuasan Stakeholders. Stakeholders yang
dimaksud bukan Cuma konsumen saja tapi juga
pemegang saham, pemerintah, dan para karyawan
sendiri. Pada KSPPS BMT PETA sendiri juga
menerapkan kepercayaan dan pelayanan kepada
stakholder juga, dengan cara selalu menjaga
profesionalitas kinerja.
48
13. Practice A reliable business process (process).
Proses mencerminkan tingkat quality, cost,
dan delivery yang sering disingkat sebagai QCD.
Proses dalam konteks kualitas adalah bagimana
menciptakan proses yang mempunyai nilai lebih
untuk konsumen. Proses dalam konteks cost adalah
bagaimana menciptakan proses yang efisien yang
tidak membutuhkan biaya yang banyak, tetapi kualitas
terjamin. Sedangkan proses dalam konteks delivery
adalah bagaimana proses pengiriman atau
penyampaian produk atau servis yang ditawarkan
perusahaan kepada konsumen.
14. Create value to your stakeholders (scorecard).
Prinsip dalam syariah marketing adalah
menciptakan value bagi para stakeholders-nya. Tiga
stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah
pelanggan, karyawan, dan pemegang saham. Ketiga
stakeholders itu sangat penting, karena mereka adalah
orang-orang yang sangat berperan dalam
menjalankan suatu usaha. Dalam menjaga
keseimbangan ini, perusahaan harus bisa
menciptakan value yang unggul bagi ketiga
stakeholders utama tersebut dengan ukuran bobot
yang sama.
15. Create A noble cause (inspiratio).
Inspirasi adalah tentang impian yang hendak
dicapai yang akan membimbing perusahaan
sepanjang perjalanannya untuk mewujudkan goals
perusahaan tersebut. Maka, dalam perusahaan
berbasis syariah marketing, penentuan visi dan misi
tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan
tujuan akhir yang ingin dicapai. Tujuan akhir ini harus
bersifat mulia, lebih dari sekedar keuntungan finansial
semata. KSPPS BMT PETA juga mempunyai visi dan
misi yaitu “Menjadi Koperasi Syariah terbaik yang
bermanfaat bagi kesejahteraan Anggota dan
Masyarakat islami yang berekonomi mandiri”.
16. Develop an ethical corporate culture (culture).
Budaya perusahaan menggambarkan jati diri
perusahaan tersebut. Hal ini tercermin dari nilai-nilai
yang dianut oleh setiap individu di perusahaan dan
perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya.
49
Budaya perusahaan yang sehat adalah budaya yang
diekspresikan oleh setiap karyawannya dengan hati
terbuka dan sesuai dengan nilainilai etika. Berikut ini
adalah beberapa budaya dasar dalam sebuah
perusahaan berbasis syariah: Budayakan mengucap
salam, murah hati, bersikap ramah, dan melayani. cara
busana nuansa syariah, dan lingkungan kerja bersih.
17. Measurement mustbe clear and transparent
(institution).
Prinsip yang terakhir adalah bagaimana
membangun organisasi/institusi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Dalam perusahaan syariah
harus mempunyai sistem umpan balik yang bersifat
transparan. Sistem umpan balik ini memeriksa
tentang kepuasan akan terpenuhinya kebutuhan
ketiga steak-holders utamanya. Transparansi berarti
bahwa ketiga steak-holders utama itu harus
mendapatkan informasi yang sejelas dan sejujur
mungkin dari perusahaan.
50
6.3 Manfaat Pemasaran Syariah Bagi KSPPS BMT PETA
Manfaat Pemasaran Syariah adalah sesuatu yang
menguntungkan yang diperoleh dari konsep pemasaran
syariah itu tersendiri. Bagi KSPPS BMT PETA manfaat dari
pemasaran syariah sendiri adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan SDM yang ada di KSPPS BMT PETA
menjadi semakin paham akan agama, nilai etika, dan
juga dalam memanusiakan manusia.
2. Menjadikan KSPPS BMT PETA sebagai lembaga
keuangan non bank yang terbebas dari perbuatan-
perbuatan yang dilarang oleh syariat islam.
3. Menjadikan KSPPS BMT PETA sebagai Koperasi
Simpan Pinjam yang aman, amanah, dan profesional.
4. Minat dari nasabah akan pemasaran syariah di KSPPS
BMT PETA menjadi semaikn banyak dan berkembang.
5. Bisa menjadi ladang mengamalkan pengetahuan
tentang Ekonomi Syariah atau Islam kepada
masyarakat umum.
51
DAFTAR PUSTAKA
Putra, P., & Si, M. (2018). Teori dan Praktik Pemasaran Syariah (1st
ed., p. 260 hlm). PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
52
Wijayanti, I. M. (2019). Peran Nasabah Dalam Perkembangan
Perbankan Syariah. Amwaluna: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan
Syariah, 3(1), 66–75.
https://doi.org/10.29313/amwaluna.v3i1.4195
53
INDEKS
Manajemen, 1, 3, 4, 7, 8, 34, 36, 38, 52, 53
Nasabah, 6, 19, 21, 22, 25, 33, 36, 38, 53
Pemasaran Syariah, 6, 2, 3, 10, 14, 18, 19, 43, 50, 51, 52, 53
Pembiayaan, 21, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 39, 41, 52
Pendana, 6, 21, 22, 24
Perusahaan, 6, 8, 13
Produk KSPPS, 36
Simpanan, 25, 35
Struktur Organisasi, 33
Visi dan Misi, 6, 33
GLOSARIUM
Controlling : Merupakan suatu proses dimana manajer
memonitor dan menjalankan efisiensi dan efektivitas
perusahaan dan seluruh anggota organisasi mengarahkan
aktiivitas mencapai sasaran organisasi.
KSPPS BMT PETA : Merupakan Koperasi Simpan Pinjam
dan Pembiayaan Syariah yang masuk dalam naungan Yayasan
Pondok PETA Tulungagung.
Manajemen Pemasaran Syariah : Merupakan sebuah
disiplin ilmu yang mengajarkan tentang cara mengenalkan
produk sampai dengan nasabah sesuai dengan ajaran silam.
Motivating : Merupakan upaya pemberian inspirasi,
semangat dan dorongan kepada orang lain untuk bertindak
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
Non Performing Finance : Merupakan kredit bermasalah
yang terdiri pembiayaan yang berklarisifikasi kurang lancar,
diragukan dan macet.
Organizing : proses menyusun dan membagi tugas dan
tanggung jawab ke masing-masing unit kerja berdasarkan
fungsi-fungsinya.
Planning : bentuk merencanakan strategi untuk
mencapai pertumbuhan perusahaan.
Produk Simpanan : Merupakan sebuah produk yang
menyimpan sejumlah uang nasabah yang dititipkan ke bank
yang bisa berbentuk rekening.
Produk Pembiayaan : Merupakan sebuah produk suatu
barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli
dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai
keuntungan yang disepakati.
54
Restrukturisasi : Merupakan keringanan pembayaran
cicilan pinjaman di bank/Leasing.
Resheduling : Merupakan suatu upaya hukum untuk
melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian
kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran
kembali/jangka waktu kredit.
Reconditioning : perubahan sebagaian atau seluruh
syarat-syarat kredit pada perubahan jadwal pembayaran,
jangka waktu dan persyaratan lainnya sepanjang tidak
menyangkut perubahan maksimal saldo kredit.
Staffing : merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak
dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai
dengan usaha agar setiap tenaga kerja memberikan daya guna
yang maksimal bagi organisasi.
55
56
57