Buku MMPKRSfinal
Buku MMPKRSfinal
net/publication/346916010
CITATIONS READS
2 3,852
1 author:
Mishbahuddin Badarali
Universitas Hangtuah
22 PUBLICATIONS 10 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Mishbahuddin Badarali on 21 June 2021.
Ketentuan Pidana
Pasal 113
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaima-
na dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dip-
idana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara
Komerial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pida-
na denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilaku-
kan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepu-
luh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah).
MISHBAHUDDIN
MENINGKATKAN
MANAJEMEN
PELAYANAN
KESEHATAN
RUMAH SAKIT
MENINGKATKAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
All Right Reserved
Penulis: Mishbahuddin
Rancang Sampul: Tangga Ilmu
Layout: Tangga Ilmu
Penerbit:
TANGGA ILMU
Krapyak Kulon RT 03 No. 100 Panggungharjo,
Sewon, Bantul, Yogyakarta
Email: penerbit.tanggailmu@gmail.com
Telp. 088 958 076 30
KATA PENGANTAR
vi | Mishbahuddin
sakit, pengelolaan manajemen SDM serta kepuasan
kerja untuk kemajuan rumah sakit.
viii | Mishbahuddin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR — v
DAFTAR ISI — ix
BAGIAN SATU
SELAYANG PANDANG MANAJEMEN PELAYANAN
KESEHATAN — 1
Pengertian Manajemen — 7
Pengertian Pelayanan — 11
Pengertian Pelayanan Kesehatan — 17
Pengertian Manajemen Pelayanan
Kesehatan — 23
BAGIAN DUA
SEKELUMIT SEJARAH RUMAH SAKIT — 29
Sejarah Rumah Sakit di Indonesia — 33
Pengertian Rumah Sakit — 35
Tujuan Rumah Sakit — 39
Fungsi Rumah Sakit — 41
DAFTAR PUSTAKA — 99
LAMPIRAN — 103
BIOGRAFI PENULIS — 203
x | Mishbahuddin
BAGIAN SATU
SELAYANG PANDANG
MANAJEMEN PELAYANAN
KESEHATAN
S
ebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup
sendirian. Semua aktivitas kehidupan kita selalu
berhubungan dengan orang lain. Makanan yang
kita makan, bukanlah kita yang menanam sendiri,
melainkan petani yang telah menanamnya dengan
penuh ketekunan dan kesabaran. Pakaian yang kita
pakai merupakan hasil kreatifitas dari para penjahit
atau para penenun yang dengan penuh ketelatenan
menenun benang demi benang. Transfortasi yang
kita gunakan merupakan karya dari para ahli mesin,
sehingga kita bisa dengan mudah pergi kemana-
mana.
2 | Mishbahuddin
orang di dalam kelompok tersebut. Misalnya lembaga
kemasyarakatan, setiap individu yang hidup dalam
komunitas tersebut haruslah mematuhi peraturan
atau tata hidup yang ada.
4 | Mishbahuddin
Manajemen menjadi sebuah pendekatan studi
ilmiah dari suatu metode kerja dengan tujuan untuk
meningkatkan efisisensi pekerjaan. Jika di masa-masa
pra ilmiah, manajemen hanya berupa sebuah aturan-
aturan kerja untuk memperoleh hasil secara bersama,
tetapi di era modern, manajemen lebih tertata dan
bersifat Ilmiah.
8 | Mishbahuddin
didalamnya mengandung unsur-unsur yang khas,
misalnya, perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), penggerakan (Actuating), dan
pengawasan (Controlling), atau sering disingkat
dengan POAC yang dilakukan dengan tujuan untuk
menggapai target-target yang sebelumnya telah
ditetapkan melalui pemanfaat sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya yang sering juga disebut
dengan unsur-unsur manajemen sering dikenal
dengan 5 M, yaitu Man (SDM), Money (Finansial yang
mendukung program kegiatan organisasi), Material
(Bahan habis pakai dan bahan lainnya), Machine
(Alat-alat atau teknologi pendukung organisasi),
dan Method (Metode, proses, atau sistem yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuan organisasi).
12 | Mishbahuddin
yang baik menjadi ujung tombak bagi kemajuan
dan keberlangsungan sebuah perusahaan. Sebuah
perusahaan yang tidak mempedulikan terhadap
pelayanan kepada pelanggan lambat laun akan
mengalami kemunduran dan kemudian mengalami
kebangkrutan, hal itu karena perusahaan tersebut
menyia-nyiakan keberadaan pelanggan.
14 | Mishbahuddin
Pengertian pelayanan juga diberikan oleh
Sampara, menurut Sampara, pelayanan merupakan
suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seorang dengan
orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan
kepuasan pelanggan.
18 | Mishbahuddin
keluarga dan ataupun publik masyarakat. Dari
pengertian tersebut, menjadi jelas bahwa pelayanan
kesehatan merupakan suatu proses meningkatkan
mutu pelayanan kepada masyarakat luas dalam
usaha memulihkan kesehatan dan mencegah
berbagai penyakit. Usaha peningkatan pelayanan itu
di usahakan secara terus menerus.
20 | Mishbahuddin
demikian pelayanan kesehatan diberikan oleh
rumah sakit kepada semua masyarakat yang ingin
memperoleh layanan kesehatan. Rumah sakit harus
berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan
secara prima dengan tujuan setiap pelanggan, yaitu
masyarakat merasakan kepuasan dalam mengakses
pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit.
24 | Mishbahuddin
Selain pengorganisasian, hal yang penting
dilakukan adalah pelaksanaan (actuating),
perencanaan yang baik, pengorganisasian yang
baik, tidaklah berarti apa-apa jika tidak dilakukan
dengan sempurna. Oleh karena itu, pelaksanaan
merupakan hal yang utama. Di dalam hal pelayanan
kesehatan, maka melaksanakan semua aktivitas untuk
memberikan kebutuhan dan memenuhi kepuasan
pasien merupakan hal yang sangat fundamental
yang harus diberikan oleh penyedia pelayanan
kesehatan dalam hal ini yaitu rumah sakit.
26 | Mishbahuddin
g. tenaga kesehatan lingkungan (sanitasi lingkungan,
entomolog kesehatan, dan mikrobiolog
kesehatan);
30 | Mishbahuddin
dibantu beberapa tenaga medis dan perawat.
Rumah sakit ini didirikan di Hindustan pada 230 SM.
Pembangungan rumah sakit ini dibiayai oleh kerajaan.
34 | Mishbahuddin
PENGERTIAN RUMAH SAKIT
36 | Mishbahuddin
pengembangan teknologi di bidang kesehatan dan
berbagai bentuk pelayanan kesehatan lainnya. Tugas-
tugas tersebut merupakan kewajiban dan tanggung
jawab rumah sakit yang harus dilakukan oleh semua
tenaga medis dan non medis yang ada di rumah sakit.
Sehingga publik umum merasakan kepuasan dengan
apa yang dilakukan oleh rumah sakit.
40 | Mishbahuddin
FUNGSI RUMAH SAKIT
42 | Mishbahuddin
medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian,
tenaga manajemen rumah sakit, dan tenaga non
kesehatan.
46 | Mishbahuddin
dengan menggunakan potensi sumber daya yang
tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar
dan efisien dan efektif.
48 | Mishbahuddin
MEMANAGE SUMBER DAYA
MANUSIA
50 | Mishbahuddin
Menurut Dessler ( 1997 ), manajemen sumber
daya manusia merujuk kepada praktik dan kebijakan
yang seseorang perlukan untuk menjalankan aspek
orang dan personil dari jabatan manajemen, yang
terdiri dari :
52 | Mishbahuddin
atasan dan bawahan dari personil, untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan dari organisasi tersebut.
a. Analisis / Perencanaan
b. Proses penerimaan
c. Penilian kinerja
54 | Mishbahuddin
menghasilkan tingkat produktivitas kerja yang
diinginkan dari seorang karyawan. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan agar dapat memenuhi
kebutuhan para pekerja yaitu :
e. Pengembangan staf
f. Penghentian kerja
56 | Mishbahuddin
2). Yang tidak dapat dikontrol
a ) . Pensiun karena usia
b ) . Sakit
c ) . Meninggal dunia
d ) . Alasan keluarga
3). Lain-lain
a ) . Alasan pribadi
b ) . Kondisi tempat tinggal
Gambar 2
Cakupan manajemen sumber daya manusia
60 | Mishbahuddin
a. Pengharapan
Pengharapan adalah suatu keinginan dari
seseorang atau karyawan dalam hal pekerjaan
ataupun penghasilan dari mereka dapatkan.
Contohnya : jika seseorang menginginkan
pekerjaan yang menantang ( atau mendapatkan
bayaran yang cukup ), dan ternyata tidak, orang
tersebut mungkin tidak akan puas. Begitu juga
sebaliknya.
b. Penilaian diri
Penilaian diri adalah suatu proses penilaian
terhadap diri sendiri, apakah pekerjaan yang
dikerjakan itu sesuai dengan keinginan mereka
sendiri atau tidak. Jika mereka menganggap
pekerjaan itu sesuai dengan keinginan diri
sendiri, maka mereka akan merasa puas.
c. Norma-norma sosial
Norma-norma sosial ini adalah pendapat
tentang orang-orang yang berada disekeliling
kita mengenai pekerjaan yang kita kerjakan.
Contohnya : kalau orang lain, terutama orang
yang kita hormati, menganggap pekerjaan kita
baik atau pekerjaan tersebut adalah penting,
maka orang tersebut akan merasa puas atas
pekerjaan tersebut.
f. Keterikatan
Keterikatan di sini adalah suatu keikatan
seseorang dengan pekerjaan yang mereka pilih
dari berbagai pekerjaan yang ada. Contohnya :
62 | Mishbahuddin
seseorang akan merasa segan untuk mengakui
bahwa pekerjaannya tidak menuntungkan,
karena dengan berbuat demikian berarti orang
tersebut mengakui bahwa kemampuannya
dalam memilih kurang baik. Perasaan keterikatan
( dan kepuasan yang dihasilkan ) bisa menjadi
amat kuat kalau keputusan tersebut diketahui
oleh teman-temannya.
g. Dasar pemikiran
Dasar pemikiran ini adalah suatu dasar pemikiran
berdasarkan orang-orang disekitar kita tentang
pekerjaan atau penghasilan yang ia terima.
Contohnya : jika rekan-rekan saya banyak
membicarakan tentang gaji, kemungkinan
besar saya akan menganggap gaji penting.
Jika manajemen mengumumkan program
peningkatan kerjanya, saya mungkin akan
menganggap hal tersebut penting.
64 | Mishbahuddin
demikian, salah satu cara yang paling efektif untuk
mengurangi tingkat kemangkiran karyawan adalah
meningkatkan kepuasan kerjanya.
Gambar 1
Hubungan antara prestasi dan kepuasan kerja
68 | Mishbahuddin
mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan
datang. Jadi, hubungan prestasi dan kepuasan kerja
menjadi suatu sistem yang berlanjut ( kontinyu ).
70 | Mishbahuddin
Menurut Gibson, et al, ( 1993 ), menyatakan
bahwa ada tiga teori penting tentang kepuasan, yaitu
: teori hirarki kebutuhan dari Maslow, teori dua-faktor
dari Herzberg, dan teori prestasi dari McCelland. Di
bawah ini akan dijelaskan satu persatu, antara lain :
72 | Mishbahuddin
5). Prosedur perusahaan
6). Mutu dari supervisi teknis
7). Mutu dari hubungan interpersonal di antara
teman sejawat, dengan atasan, dan dengan
bawahan.
74 | Mishbahuddin
b. Faktor sosial, merupakan faktor yang
berhubungan dengan interaksi sosial baik antara
sesama karyawan, dengan atasannya, maupun
karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
76 | Mishbahuddin
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan Terakhir
4. Lamanya Bekerja
78 | Mishbahuddin
di suatu tempat. Penghargaan yang diberikan serta
kesempatan untuk mengembangkan diri adalah
merupakan faktor menentukan seseorang untuk
bekerja di suatu tempat. Menurut Siagian ( 2002 ),
bahwa lamanya seseorang bekerja di tempat mereka
bekerja tergantung pada kepuasan kerja karyawan
tersebut.
5. Status Perkawinan
80 | Mishbahuddin
suatu hal yang bersifat pengetahuan umum. Makin
besar gaji yang diberikan berarti semakin tercukupi
kebutuhan mereka. Dengan demikian mereka akan
mendapatkan ketenangan dan kepuasan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
82 | Mishbahuddin
a. Kelancaran tugas-tugas dapat lebih terjamin
84 | Mishbahuddin
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan,
yang menyatakan puas terhadap kondisi kerja yang
dijalani sebesar 77,8 %. Sedangkan yang menyatakan
tidak baik sekitar 8,3 %. Dari hasil ini dapat dikatakan
kondisi kerja karyawan di unit perawatan intensif
Rumah Sakit dalam kondisi tenang dan nyaman.
Karena suasana kerja yang tegang dan tidak nyaman
seringkali menimbulkan turunnya semangat dan
kegairahan di dalam bekerja.
86 | Mishbahuddin
jenis penghargaan ini disesuaikan dengan keadaan
kondisi rumah sakit dan prestasi / keterampilan para
karyawan yang bersangkutan.
88 | Mishbahuddin
Dari data yang diperoleh tersebut dapat dikatakan
bahwa manajer personalia atau bagian personalia
yang menangani masalah kepegawaian ini, sebagian
besar telah melaksanakan tugasnya dengan baik,
yakni salah satunya untuk memberikan kesempatan
yang luas bagi pengembangan karir di rumah sakit
tersebut. Di samping itu perlu ditekankan bahwa
bagian personalia perlu juga menyadari bahwa suatu
karir hanyalah merupakan bagian dari rencana hidup
seseorang. Di samping rencana hidup, penilaian diri
juga meliputi persediaan diri untuk memegang posisi
yang lebih besar tanggung jawabnya dari pada posisi
yang sebelumnya.
90 | Mishbahuddin
menggunakan segala kemampuan yang mereka
punyai.
92 | Mishbahuddin
TANTANGAN RUMAH SAKIT
DI MASA DEPAN
94 | Mishbahuddin
berobat sampai kembali ke rumah. Pasien atau
konsumen yang datang ke rumah sakit saat ini tidak
hanya bagi orang sakit saja, akan tetapi orang sehat
pun datang ke rumah sakit. Seperti contoh orang
sehat yang datang ke rumah sakit adalah ketika
mereka ingin melakukan medical check-up, ketika
mereka dalam kondisi sehat, akan tetapi ingin melihat
atau menge-check up kesehatan mereka secara rutin.
96 | Mishbahuddin
1. Rumah sakit harus segera mengevaluasi diri
dan menyusun rencana strategi meningkatkan
kinerja dan daya saing rumah sakit dengan
memberdayakan faktor strength dan
opportunities, diantaranya yaitu: SDM yang
berkualitas, akses pelanggan, layanan bisnis
unggulan, dan strategi pemasaran. Kalo dilihat
dari teori SWOT analisis, yaitu melihat Kekuatan
(Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunity), dan Ancaman yang mungkin
timbul (Threat) dari sebuah rumah sakit.
98 | Mishbahuddin
DAFTAR PUSTAKA
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.
com/2011/02/manajemen-pelayanan-
kesehatan.html
http://web.rshs.or.id/tentang-kami/sejarah/awal-
pembangunan-dan-pengembangan-rumah-
sakit/
https://pelayananpublik.id/2019/07/30/rumah-
sakit-sejarah-syarat-tujuan-dan-fungsinya-
menurut-uu/
100 | Mishbahuddin
Robbins, Stephen P., PERILAKU ORGANISASI KONSEP
KONTROVERSI APLIKASI, Jilid Pertama,
Prenhallindo, Jakarta : 1996.
Menimbang:
104 | Mishbahuddin
Mengingat:
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal
34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
106 | Mishbahuddin
7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pasal 3
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4
Pasal 5
108 | Mishbahuddin
kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan; dan
BAB IV
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN
PEMERINTAH DAERAH
Pasal 6
110 | Mishbahuddin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB V
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Bagian Kedua
Lokasi
Pasal 8
Bagian Ketiga
Bangunan
Pasal 9
114 | Mishbahuddin
o. ruang mekanik;
p. ruang dapur;
q. laundry;
r. kamar jenazah;
s. taman;
t. pengolahan sampah; dan
u. pelataran parkir yang mencukupi.
Bagian Keempat
Prasarana
Pasal 11
116 | Mishbahuddin
Bagian Kelima
Sumber Daya Manusia
Pasal 12
Pasal 14
118 | Mishbahuddin
(2) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
dilakukan dengan mempertimbangkan
kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan
serta ketersediaan tenaga kesehatan setempat.
Bagian Keenam
Kefarmasian
Pasal 15
Bagian Ketujuh
Peralatan
Pasal 16
120 | Mishbahuddin
(2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala
oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/
atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang
berwenang.
BAB VI
JENIS DAN KLASIFIKASI
Bagian Kesatu
Jenis
Pasal 18
Pasal 19
122 | Mishbahuddin
(2) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
124 | Mishbahuddin
secara terpadu dalam bidang pendidikan
profesi kedokteran, pendidikan kedokteran
berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan
lainnya.
Bagian Kedua
Klasifikasi
Pasal 24
BAB VII
PERIZINAN
Pasal 25
126 | Mishbahuddin
(5) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan setelah memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
128 | Mishbahuddin
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK
Bagian Kesatu
Kewajiban
Pasal 29
130 | Mishbahuddin
p. melaksanakan program pemerintah di bidang
kesehatan baik secara regional maupun
nasional;
Pasal 30
132 | Mishbahuddin
g. mempromosikan layanan kesehatan yang
ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
Bagian Ketiga
Kewajiban Pasien
Pasal 31
Pasal 32
134 | Mishbahuddin
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit;
BAB IX
PENYELENGGARAAN
Bagian Kesatu
Pengorganisasian
Pasal 33
136 | Mishbahuddin
unsur pelayanan medis, unsur keperawatan,
unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum
dan keuangan.
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
138 | Mishbahuddin
hukum, atas persetujuan pasien sendiri, atau
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 39
Pasal 40
140 | Mishbahuddin
Bagian Keempat
Jejaring dan Sistem Rujukan
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
142 | Mishbahuddin
Bagian Keenam
Perlindungan Hukum Rumah Sakit
Pasal 44
Pasal 45
Bagian Ketujuh
Tanggung jawab Hukum
Pasal 46
Bagian Kedelapan
Bentuk
Pasal 47
144 | Mishbahuddin
BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
146 | Mishbahuddin
Rumah Sakit dan tidak dapat dijadikan pendapatan
negara atau Pemerintah Daerah.
BAB XI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 52
Pasal 53
BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 54
148 | Mishbahuddin
b. peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
c. keselamatan pasien;
Pasal 55
Bagian Kedua
Dewan Pengawas Rumah Sakit
Pasal 56
150 | Mishbahuddin
(2) Dewan Pengawas Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan suatu unit
nonstruktural yang bersifat independen dan
bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.
Bagian Ketiga
Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia
Pasal 57
152 | Mishbahuddin
yang bertanggung jawab dibidang kesehatan
dan dalam menjalankan tugasnya bersifat
independen.
Pasal 58
Pasal 59
154 | Mishbahuddin
1 (satu) orang ketua merangkap anggota dan 4
(empat) orang anggota.
Pasal 60
Pasal 61
BAB XIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 62
Pasal 63
156 | Mishbahuddin
berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga)
kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 62.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 64
Pasal 65
Pasal 66
158 | Mishbahuddin
Disahkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 28 Oktober 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 28 Oktober 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
PATRIALIS AKBAR
I. UMUM
160 | Mishbahuddin
Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Pasal 1
Cukup jelas.
162 | Mishbahuddin
Pasal 2
164 | Mishbahuddin
Pasal 3
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 5
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
166 | Mishbahuddin
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Pasal 6
Ayat (1)
Huruf a
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf g
Huruf h
168 | Mishbahuddin
keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
170 | Mishbahuddin
Ayat (3)
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 9
Huruf a
Huruf b
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
172 | Mishbahuddin
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Meningkatkan Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit | 173
Pasal 12
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
174 | Mishbahuddin
perawat gigi, apoteker, asisten apoteker,
fisioterapis, refraksionis optisien, terapis
wicara, radiografer, dan okupasi terapis.
Ayat (3)
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
178 | Mishbahuddin
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.
180 | Mishbahuddin
Ayat (2)
Ayat (3)
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
182 | Mishbahuddin
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2
(dua) spesialis dasar.
Ayat (3)
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
184 | Mishbahuddin
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
186 | Mishbahuddin
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Huruf p
Cukup jelas
Huruf s
Cukup jelas.
Huruf t
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
188 | Mishbahuddin
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 32
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
190 | Mishbahuddin
kedokteran gigi dapat berupa seluruh tindakan
yang akan dilakukan atau dapat berupa
tindakan tertentu yang disetujui.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Cukup jelas.
Huruf p
Cukup jelas.
Huruf q
Cukup jelas.
Huruf r
Cukup jelas.
Pasal 34
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pimpinan yang harus berkewarganegaraan
Indonesia adalah direktur utama, direktur
medis dan keperawatan, serta direktur sumber
daya manusia.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan pemilik Rumah Sakit
antara lain komisaris perusahaan, pendiri
yayasan, atau pemerintah daerah.
192 | Mishbahuddin
Yang dimaksud dengan kepala Rumah Sakit
adalah pimpinan tertinggi dengan jabatan
Direktur Utama (Chief Executive Officer)
termasuk Direktur Medis.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 38
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
194 | Mishbahuddin
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 39
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ayat (3)
Ayat (4)
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Ayat (1)
196 | Mishbahuddin
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Ayat (1)
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Ayat (1)
Ayat (2)
198 | Mishbahuddin
operasional pelayanan yang diberikan Rumah
Sakit.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
200 | Mishbahuddin
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
202 | Mishbahuddin
BIOGRAFI PENULIS
204 | Mishbahuddin
satu stikes di Provinsi Riau.
206 | Mishbahuddin
View publication stats