DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
RUSDI ( )
RAHMI ( 220240014 )
1
KATA PENGANTAR
Penulis tentunya menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca makalah ini, agar kedepannya dapat lebih baik
lagi. Dan apabila terdapat kesalahan dari makalah ini,penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang ikut terlibatdalam pembuatan makalah ini,khususnya kepada dosen
kita Ibu Herlina, SKM, M.Kes yang telah membimbing kami dalam
pembuatan/penyusunan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................1
C. Manfaat Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Kesimpulan.....................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan publik merupakan segala hal yang diputuskan oleh
pemerintah. Definisi ini menunjukkan bagaimana pemerintah memiliki
otoritasu membuat kebijakan yang bersifat mengikat. Dalam proses
pembuatan Idealnya proses pembuatan kebijakan hasil dari dialog antara
masyarakat dengan pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu
arah. Kebijakan bisa dibilang merupakan sebuah aturan dari pemerintah
yang harus di ikuti oleh siapapunt terkecuali, kebijakan tersebut
diberlakukan agar terciptanya suatu peraturan yang dapat membuat
masyarakat ikut patuh terhadap kebijakan yang sudah dibuat.
Kebijakan publik merupakan jalan bagi suatu negara untuk mencapai
Tujuan bersama yang dicita-citakan. Menurut WHO, kebijakan
kesehatanMe uatu keputusan , rencanan dan tindakan yang diambil untuk
Mencapai beberapa tujuan kesehatan secara spesifik. Menurut Hogwood
and Gunn, 1989 kebijakan merupakan suatu ekspresi dari tujuan umum
atau Kondisi yang diharapkan dan diumumkan. Selanjutnya Stewart, 1999
Menyatakan bahwa kebijakan adalah apa yang dikatakan oleh pemerintah,
apa yang dikerjakan oleh pemerintah, pernyataan posisi atau maksud serta
arahan Untuk mengambil keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Pengertian Kebijakan,Kebijakan Publik,Kebijakan
Kesehatan?
2. Apa saja Jenis-jenis Biaya kesehatan ?
3. Bagaimana sumber Biaya kesehatan ?
4. Bagaimana Hubungan pembiayaan kesehatan dengan derajat
kesehatan?
5. Apa saja masalah pokok Pembiayaan kesehatan dan upaya
pengendaliannya
6. Apa saja Syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan
c. Tujuan Masalah
4
1. Mengetahui Definisi pembiayaan kesehatan
2. Mengetahui jenis-jenis biaya kesehatan
3. Mengetahui sumber Biaya kesehatan
4. Mengetahui hubungan pembiayaan kesehatan dengan derajat
kesehatan
5. Mengetahui masalah pokok Pembiayaan kesehatan dan upaya
pengendaliannya
6. Mengetahui syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan
D. Manfaat penulisan
Diharapkan dapat dijadikan masukan informasi dalam menyusun
kebijakan dan strategi pembiayaan kesehatan Terutama yang berhubungan
pembiayaan kesehatan dengan derajat kesehatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk
dapatmeman'aatkan upaya kesehatan.
Sesuai dengan terdapatnya perbedaan pengertian yang
seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang
dihitung sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai
jasa pelayanan dengan penyedia pelayanan kesehatan. 6esarnya
dana bagi penyedia pelayanan lebih menun&uk padaa seluruh
biayainvestasi (investment cost ) serta seluruh biaya operasional
(operational cost ) yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sedangkan besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan
lebih menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of
pocket ) untuk dapat memanfaatka suatu upaya kesehatan.secaara
umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh
seluruh pemakai &asa pelayanan, dan arena itu merupakan
pemasukan bagi penyedia pelayan kesehatan (income)adalah
lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh penyedia pelayanan
kesehatan (expenses),maka berarti penyelenggaraan upaya
kesehatan tersebut mengalami keuntungan ( profit ).tetapi apabila
sebaliknya, maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan
tersebut mengalami kerugian (loss)
.Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat
tergantung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh kedua belah
pihakk tersebut. Hanya saja, karena pada umumnya pihak
penyedia pelayanan kesehatan terutama yang diselenggrakan oleh
ihak swasta tidak inginbmengalami kerugian, dan karena itu
setiap pengeluaran telah diperhitungkan terhadap jasa pelayanan
yang akan diselenggarakan, maka perhitungan total biaya
kesehatan akhirnya lebih banyak didasarkan pada jumlah dana
yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan kesehatan
saja.Di samping itu, karena di setiap negara selalu ditemukan
peranan pemerintah, maka dalam memperhitungkan jumlah dana
yang beredar di sektor pemerintah. Tetapi karena pada upaya
kesehatan pemerintah selalu ditemukan adanya subsidi, maka cara
perhitungan yang dipergunakan tidaklah sama.
Total biaya kesehatan dari sektor pemerintah tidak dihitung
dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa, dan
karena itu merupakan pendapatan (income) pemerintah,
melainkan dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah
(expenses) untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
7
B. JENIS JENIS BIAYA KESEHATAN
Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan
dibedakan atas :
a. Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran,
tujuan utamanya lebih ke arahpengobatan dan pemulihan dengan
sumber dana dari sektor pemerintahmaupun swasta.
b. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya
untukmenyelenggarakan dan/atau memanfaatkan pelayanan kesehatan
masyarakat,tujuan utamanya lebih ke arah peningkatan kesehatan dan
pencegahan dengansumber dana terutama dari sektor pemerintah.
8
alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya
pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa
layanan kesehatan tersebut.
Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Berumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk
penatalaksanaan penyakit-penyakit tertentu cukup sering diperoleh
dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh organisasisosial
ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari luar
negeri untuk penanganan HIV dan virus H5NI yang diberikan
oleh WHO kepada negara-negara berkembang (termasuk
Indonesia)
Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena
dapat mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada
sumber pembiayaan kesehatan sebelumnya.tingginya biaya
kesehatan yang dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah
dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini
juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya
kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.
9
D. HUBUNGAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DENGAN DERAJAT
KESEHATAN
Keadaan ini lebih rendah dari pada Jepang (umur harapan hidup laki-
laki 77,6 tahun dan wanita 84,3tahun) yang pengeluaran kesehatannya
lebih kecil (7% GNP). Hal ini menunjukkan pembiayaan kesehatan di
Amerika kurang efisien, yang mungkinterjadi karena sistem pembiayaan
kesehatannya sangat berorientasi pasar dengan pembayaran langsung oleh
pasien (out of pocket) relatif tinggi yaitu kurang lebih 1/3 dari seluruh
pengeluaran pelayanan kesehatan (Murti B, 2000).
10
Salah satu cara pembiayaan yang merupakan pengendalian biaya,
sehinggameningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan adalah
denganasuransi.Pembiayaan kesehatan semakin meningkat dari waktu ke
waktu dan dirasakanberat baik oleh pemerintah, dunia usaha terlebih-lebih
masyarakat padaumumnya. Untuk itu berbagai Negara memilih model
sistem pembiayaankesehatan bagi rakyatnya, yang diberlakukan secara
nasional. Berbagai model yang dominan yang implementasinya
disesuaikan dengan keadaan di Negara masing-masing.
Model ini dirintis sejak Jerman dibawah Bismarck pada tahun 1882.
Model inilah yang berkembang di beberapa Negara Eropa, Jepang (sejak
1922) dan kemudian keNegara-negara Asia lainnya yakni Philipina,
Korea, Taiwan dll. Kelebihan sistemini memungkinkan cakupan 100%
penduduk dan relatif rendahnya peningkatanbiaya pelayanan kesehatan
11
E. MASALAH PEMBIAYAAN KESEHATAN
Adapun berbagai masalah terscbut jika ditinjau dari sudut
pembiayaan
kesehatan secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut:
12
Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan
pemanfaatannya belum begitu sempuma, namun įika apa yang dimiliki
tersebut dapat dikelola dengan baik, dalam batas-batas tertentu tujuan dari
pelayanan keschatan masih dapat dicapai. Sayangnya kehendak yang
seperti ini sulit diwujudkan. Penyebab utamanya ialah karena
pengelolaannya memang belum sempurna, yang kait berkait tidak hanya
dengan pengetahuan dan keterampilan yang
masih terbatas, tetapi juga ada kaitannya dengan sikap mental para
pengelola.
e. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan keschatan ialah makin
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu sendiri.
13
menimbulkan masalah, yang jika berkelanjutan akan menyulitkan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
b. Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud
untuk peningkatan efisiensi antara lain:
Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari
pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang
sering dipergunakan yakni standar minimal sarana, misalnya
standar minimal rumah sakit dan standar minimal
laboratorium.standar minimal tindakan, misalnya tata cara
pengobatan dan perawatan penderita, dan daftar obat-obat
esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja
pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian akan
ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai
sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan
efisiensi 1alah memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai
sarana pelayanan kesehatan.
14
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
a. Penggalian dana
15
masyarakat rentan dan keluarga miskin,sumber dananya berasal dari
pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
b. Pengalokasian dana
1. Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari
pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja baik pusat maupun daerah sckurang-
kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan
belanja setiap tahunnya.Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi
dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan
kemampuan. Sedangkan
untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan keschatan wajib dan atau sukarela.
C. Pembelanjaan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari
ekonomi kesehatan (healtheconomy). Yang dimaksud dengan biaya
kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah,
anggaran masyarakat,bantuan dari dalam dan luar negeri, serta
gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat.
3. Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi dua, yakni
baya pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan
masyarakat.
4. Syarat pokok pembiayaan kesehat an ada lah jumlah, penyebaran
dan pemanfaatan Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan adalah
penggalian dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.
5. Masalah pokok pembiayaan kesehatan antara lain seperti kurangnya
dana yang tersedia penyebaran dana yang tidak sesuai, pemanfaatan
dana yang tidak tepat, pengelolaan dana yang belum sempuma serta
biaya kesehatan yang makin meingkat Sedangkan upaya penyelesaian
yang dapat ditempuh seperti meningkatkan jumlah dana, memperbaiki
penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan dana, serta mengendalıkan
biaya kesehatan.
B. Saran
Penulis memohon maaf bila ada kesalahan penulis dari makalah ini
masih jauh dari kata kesempurnaan.penulis sangat berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat sebagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh kelompok atau pun masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan.
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?
option-com_content&task=view&id=858&Itemid=120.20 Mei 2013.
Helda.2011. Pembiayaan-Kesehatan.
http://heldaupik.blogspot.com/2011/1l/pembiayaan
kesehatan.htm/?m=1.20 Mei 2013.
Suhadi.2012.Pembiayaan-pembiayaan
http:/kebunhadi.blogspot.com/2012/1l/pembiayaan kesehatan.html?m-1.20 Mei
2013.
18