Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH POLITIK DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

“KEBIJAKAN PUBLIK DAN KEBIJAKAN KESEHATAN”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VI

 RUSDI ( )
 RAHMI ( 220240014 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,pada kesempatan


ini penulis dapat merampungkan penyusunan makalah yang berjudul
“KEBIJAKAN PUBLIK DAN KEBIJAKAN KESEHATAN” dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang
telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dan
Sangat di nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Penulis tentunya menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca makalah ini, agar kedepannya dapat lebih baik
lagi. Dan apabila terdapat kesalahan dari makalah ini,penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang ikut terlibatdalam pembuatan makalah ini,khususnya kepada dosen
kita Ibu Herlina, SKM, M.Kes yang telah membimbing kami dalam
pembuatan/penyusunan makalah ini.

Pare-pare, 23 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan............................................................................................1

C. Manfaat Penulisan...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Definisi pembiayaan kesehatan......................................................................3

B. Jenis Jenis Biaya kesehatan...........................................................................3

C.Sumber Biaya kesehatan..................................................................................3

D.Hubungan pembiayaan kesehatan dengan derajat kesehatan..........................3

F. Masalah pokok pembiayaan kesehatan dan upaya pengendalian nya.............6

G. Syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan............................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................9

A. Kesimpulan.....................................................................................................9

B. Saran...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan publik merupakan segala hal yang diputuskan oleh
pemerintah. Definisi ini menunjukkan bagaimana pemerintah memiliki
otoritasu membuat kebijakan yang bersifat mengikat. Dalam proses
pembuatan Idealnya proses pembuatan kebijakan hasil dari dialog antara
masyarakat dengan pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu
arah. Kebijakan bisa dibilang merupakan sebuah aturan dari pemerintah
yang harus di ikuti oleh siapapunt terkecuali, kebijakan tersebut
diberlakukan agar terciptanya suatu peraturan yang dapat membuat
masyarakat ikut patuh terhadap kebijakan yang sudah dibuat.
Kebijakan publik merupakan jalan bagi suatu negara untuk mencapai
Tujuan bersama yang dicita-citakan. Menurut WHO, kebijakan
kesehatanMe uatu keputusan , rencanan dan tindakan yang diambil untuk
Mencapai beberapa tujuan kesehatan secara spesifik. Menurut Hogwood
and Gunn, 1989 kebijakan merupakan suatu ekspresi dari tujuan umum
atau Kondisi yang diharapkan dan diumumkan. Selanjutnya Stewart, 1999
Menyatakan bahwa kebijakan adalah apa yang dikatakan oleh pemerintah,
apa yang dikerjakan oleh pemerintah, pernyataan posisi atau maksud serta
arahan Untuk mengambil keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Pengertian Kebijakan,Kebijakan Publik,Kebijakan
Kesehatan?
2. Apa saja Jenis-jenis Biaya kesehatan ?
3. Bagaimana sumber Biaya kesehatan ?
4. Bagaimana Hubungan pembiayaan kesehatan dengan derajat
kesehatan?
5. Apa saja masalah pokok Pembiayaan kesehatan dan upaya
pengendaliannya
6. Apa saja Syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan

c. Tujuan Masalah

4
1. Mengetahui Definisi pembiayaan kesehatan
2. Mengetahui jenis-jenis biaya kesehatan
3. Mengetahui sumber Biaya kesehatan
4. Mengetahui hubungan pembiayaan kesehatan dengan derajat
kesehatan
5. Mengetahui masalah pokok Pembiayaan kesehatan dan upaya
pengendaliannya
6. Mengetahui syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan

D. Manfaat penulisan
Diharapkan dapat dijadikan masukan informasi dalam menyusun
kebijakan dan strategi pembiayaan kesehatan Terutama yang berhubungan
pembiayaan kesehatan dengan derajat kesehatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PEMBIAYAAN KESEHATAN


Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu
dari ekonomi kesehatan(health economy). Yang dimaksud dengan biaya
kesehatan adalah besarnya dana yang harus diisediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Dari batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari
dua sudut yakni
 Penyedia Pelayanan Kesehatan
yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia
pelayanan (health provider )adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan.
Dengan pengertian yang seperti ini tampak bahwa kesehatan dari
sudut
 penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan atau
pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan
menyelenggarakan upaya kesehatann pmakai jasa Pelayanan yang
dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa
pelayanan (healthconsumer ) adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan.
turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka ter&aminnya
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkannya.Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini
segera dipahami bahwa pengertian biaya kesehatan tidaklah sama
antara penyedia pelayanan kesehatan (health provider ) dengan
pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer ). Bagi
penyedia pelayanan kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih
menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai
jasa pelayanan kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih

6
menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk
dapatmeman'aatkan upaya kesehatan.
Sesuai dengan terdapatnya perbedaan pengertian yang
seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang
dihitung sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai
jasa pelayanan dengan penyedia pelayanan kesehatan. 6esarnya
dana bagi penyedia pelayanan lebih menun&uk padaa seluruh
biayainvestasi (investment cost ) serta seluruh biaya operasional
(operational cost ) yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sedangkan besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan
lebih menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of
pocket ) untuk dapat memanfaatka suatu upaya kesehatan.secaara
umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh
seluruh pemakai &asa pelayanan, dan arena itu merupakan
pemasukan bagi penyedia pelayan kesehatan (income)adalah
lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh penyedia pelayanan
kesehatan (expenses),maka berarti penyelenggaraan upaya
kesehatan tersebut mengalami keuntungan ( profit ).tetapi apabila
sebaliknya, maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan
tersebut mengalami kerugian (loss)
.Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat
tergantung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh kedua belah
pihakk tersebut. Hanya saja, karena pada umumnya pihak
penyedia pelayanan kesehatan terutama yang diselenggrakan oleh
ihak swasta tidak inginbmengalami kerugian, dan karena itu
setiap pengeluaran telah diperhitungkan terhadap jasa pelayanan
yang akan diselenggarakan, maka perhitungan total biaya
kesehatan akhirnya lebih banyak didasarkan pada jumlah dana
yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan kesehatan
saja.Di samping itu, karena di setiap negara selalu ditemukan
peranan pemerintah, maka dalam memperhitungkan jumlah dana
yang beredar di sektor pemerintah. Tetapi karena pada upaya
kesehatan pemerintah selalu ditemukan adanya subsidi, maka cara
perhitungan yang dipergunakan tidaklah sama.
Total biaya kesehatan dari sektor pemerintah tidak dihitung
dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa, dan
karena itu merupakan pendapatan (income) pemerintah,
melainkan dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah
(expenses) untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

7
B. JENIS JENIS BIAYA KESEHATAN
Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan
dibedakan atas :
a. Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran,
tujuan utamanya lebih ke arahpengobatan dan pemulihan dengan
sumber dana dari sektor pemerintahmaupun swasta.
b. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya
untukmenyelenggarakan dan/atau memanfaatkan pelayanan kesehatan
masyarakat,tujuan utamanya lebih ke arah peningkatan kesehatan dan
pencegahan dengansumber dana terutama dari sektor pemerintah.

C. SUMBER BIAYA KESEHATAN


Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan
negara lain. Secaara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan
sebagai berikut :
 Bersumber dari anggaran pemerintah :
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan
secara uma cuma oleh pemerintah sehingga sangat jarang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan disediakan oleh pihak
swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum baik,
sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat
besar.contohnya dana dari pemerintah pusat dan provinsi
 Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini
mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara
mandiri dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini
memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan

8
alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya
pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa
layanan kesehatan tersebut.
 Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Berumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk
penatalaksanaan penyakit-penyakit tertentu cukup sering diperoleh
dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh organisasisosial
ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari luar
negeri untuk penanganan HIV dan virus H5NI yang diberikan
oleh WHO kepada negara-negara berkembang (termasuk
Indonesia)
 Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena
dapat mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada
sumber pembiayaan kesehatan sebelumnya.tingginya biaya
kesehatan yang dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah
dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini
juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya
kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.

9
D. HUBUNGAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DENGAN DERAJAT
KESEHATAN

Pembiayaan dengan Derajat Kesehatan Hubungan pembiayaan


dengan derajat kesehatan tidak selalu berbanding lurus,sangat tergantung
dari pembiayaan khususnya yang berkaitan erat denganpengendalian
biaya. Contohnya: Amerika Serikat yang pengeluaran untukkesehatannya
paling tinggi (13,7% GNP) pada tahun 1997 (WHO Report 2000),derajat
kesehatannya yang dilihat dari indikator umur harapan hidup
didapatkanuntuk laki-laki 73,8 tahun dan wanita 79,7 tahun.

Keadaan ini lebih rendah dari pada Jepang (umur harapan hidup laki-
laki 77,6 tahun dan wanita 84,3tahun) yang pengeluaran kesehatannya
lebih kecil (7% GNP). Hal ini menunjukkan pembiayaan kesehatan di
Amerika kurang efisien, yang mungkinterjadi karena sistem pembiayaan
kesehatannya sangat berorientasi pasar dengan pembayaran langsung oleh
pasien (out of pocket) relatif tinggi yaitu kurang lebih 1/3 dari seluruh
pengeluaran pelayanan kesehatan (Murti B, 2000).

Keadaan ini terjadi juga di negara-negara berkembang termasuk


Indonesia. Yang paling terpengaruh oleh peningkatan biaya pelayanan
kesehatan adalahaksesitas terhadap pelayanan kesehatan. Dengan
pembiayaan langsung, bukanhanya masyarakat miskin, tetapi orang yang
mengalami sakit pada saat tidakmempunyai uang pun tidak dapat akses
terhadap pelayanan kesehatan.

10
Salah satu cara pembiayaan yang merupakan pengendalian biaya,
sehinggameningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan adalah
denganasuransi.Pembiayaan kesehatan semakin meningkat dari waktu ke
waktu dan dirasakanberat baik oleh pemerintah, dunia usaha terlebih-lebih
masyarakat padaumumnya. Untuk itu berbagai Negara memilih model
sistem pembiayaankesehatan bagi rakyatnya, yang diberlakukan secara
nasional. Berbagai model yang dominan yang implementasinya
disesuaikan dengan keadaan di Negara masing-masing.

Beberapa model yang dominan adalah :

:1. Model asuransi kesehatan sosial (Social Health Insurance).

Model ini dirintis sejak Jerman dibawah Bismarck pada tahun 1882.
Model inilah yang berkembang di beberapa Negara Eropa, Jepang (sejak
1922) dan kemudian keNegara-negara Asia lainnya yakni Philipina,
Korea, Taiwan dll. Kelebihan sistemini memungkinkan cakupan 100%
penduduk dan relatif rendahnya peningkatanbiaya pelayanan kesehatan

.2. Model asuransi kesehatan komersial (Commercial/Private Health


Insurance).Model ini berkembang di AS. Namun sistem ini gagal
mencapai cakupan 100%penduduk. Sekitar 38% penduduk tidak tercakup
dalam sistem. Selain itu terjadi peningkatan biaya yang amat besar karena
terbukanya peluang moral hazard.Sejak tahun 1993; oleh Bank Dunia
direkomendasikan pengembangan model regulated Health Insurance
dimana kepesertaan berdasarkan kelompok dengansyarat jumlah minimal
tertentu sehingga mengurangi peluang moral hazard

3. Model NHS (National Health Services) yang dirintis pemerintah Inggris


sejakusai perang dunia kedua. Model ini juga membuka peluang cakupan
100%penduduk. Namun pembiayaan kesehatan yang dijamin melalui
anggaranpemerintah akan menjadi beban yang berat.

11
E. MASALAH PEMBIAYAAN KESEHATAN
Adapun berbagai masalah terscbut jika ditinjau dari sudut
pembiayaan
kesehatan secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kurangnya dana yang tersedia


Di banyak negara terutama di negara yang berkembang, dana yang
disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah
memadai. Rendahnya alokasi anggaran ini terkait dengan masih
kurangnya kesadaran pengambil keputusan akan pentingnya arti
keschatan. Kebanyakan dari pengambilan keputusan menganggap
pelayanan kesehatan tidak bersifat produktif melainkan bersifat konsumtif
dan karena itu kurang diprioritaskan. Kita dapat mengambil contoh di
Indonesia misalnya, jumlah dana yang disediakan hanya berkisar antara
23% dari total anggaran belanja dalam setahun.

b. Penyebaran dana yang tidak sesuai


Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai,
karena kebanyakan justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika
ditinjau dari penyebaran penduduk, terutama di negara yang sedang
berkembang, kebanyakan penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan.

C. Pemantaatan dana yang tidak tepat


Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah
yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini. Adalah mengejutkan
bahwa di banyak negara tenyata biaya pelayanan kedokterannya jauh lebih
tinggi dari pada pelayanan keschatan masyarakat.Padahal semua pihak
telah mengetahui bahwa pelayanan kedokteran dipandang kurang cfektif
dari pada pelayanan kesehatan masyarakat.

d. Pengelolaan dana yang belum sempuma

12
Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan
pemanfaatannya belum begitu sempuma, namun įika apa yang dimiliki
tersebut dapat dikelola dengan baik, dalam batas-batas tertentu tujuan dari
pelayanan keschatan masih dapat dicapai. Sayangnya kehendak yang
seperti ini sulit diwujudkan. Penyebab utamanya ialah karena
pengelolaannya memang belum sempurna, yang kait berkait tidak hanya
dengan pengetahuan dan keterampilan yang
masih terbatas, tetapi juga ada kaitannya dengan sikap mental para
pengelola.
e. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan keschatan ialah makin
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu sendiri.

F. SYARAT POKOK DAN FUNGSI PEMBIAYAAN KESEHATAN


Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan
Suatu biaya keschatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat
pokok yakni:
1.Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang
cukup. Yang dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan
semua upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan
masyarakat yang ingin memanfaatkannya.
2. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana
yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan
menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya keschatan.
3. Pemanfaa tan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya
tidak mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak

13
menimbulkan masalah, yang jika berkelanjutan akan menyulitkan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu


dilakukan beberapa hal, yakni :
a. Peningkatan Efektifitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau
alokasi penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki,
maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya
pencegahan, bukan pengobatan penyakit.

b. Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud
untuk peningkatan efisiensi antara lain:
 Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari
pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang
sering dipergunakan yakni standar minimal sarana, misalnya
standar minimal rumah sakit dan standar minimal
laboratorium.standar minimal tindakan, misalnya tata cara
pengobatan dan perawatan penderita, dan daftar obat-obat
esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja
pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian akan
ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus dapat pula dipakai
sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
 Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan
efisiensi 1alah memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai
sarana pelayanan kesehatan.

14
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:

institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli


peralatan kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan
pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang
tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan peralatan yang
rendah. Dengan demikian efisiensi juga akan meningkat.
Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya
hubungan kerjasama timbal balik antara satu sarana kesehatan
dengan sarana kesehatan lainnya.

Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain:

a. Penggalian dana

1) Pengalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber


dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun
daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman serta
berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan
masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber dan swasta dihimpun
dengan menerapkan prinsip public-private patnership yang didukung
dengan pemberian insentit, misalnya keringanan pajak untuk setiap dana
yang disumbangkan.Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif
olch masyarakat sendiri guna membiayai upaya keschatan masyarakat,
misanya dalam bentuk dana sehat atau dilakukan secara pasif yakni
menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana yang
sudah terkumpul di masyarakat, contohnya dana soSial keagamaan.

2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal


dari masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi

15
masyarakat rentan dan keluarga miskin,sumber dananya berasal dari
pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.

b. Pengalokasian dana

1. Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari
pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja baik pusat maupun daerah sckurang-
kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan
belanja setiap tahunnya.Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi
dana dari masyarakat untuk UKM
 dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan
kemampuan. Sedangkan
 untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan keschatan wajib dan atau sukarela.

C. Pembelanjaan

1) Pembiayaan keschatan dari pemerintah dan public-private


patnership digunakan untuk membiayai UKM.
2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Schat dan Dana
Sosial Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
3) Pembelanjaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan
dan kesehatan keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan
Pemeliharaan Keschatan wajib.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari
ekonomi kesehatan (healtheconomy). Yang dimaksud dengan biaya
kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah,
anggaran masyarakat,bantuan dari dalam dan luar negeri, serta
gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat.
3. Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi dua, yakni
baya pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan
masyarakat.
4. Syarat pokok pembiayaan kesehat an ada lah jumlah, penyebaran
dan pemanfaatan Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan adalah
penggalian dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.
5. Masalah pokok pembiayaan kesehatan antara lain seperti kurangnya
dana yang tersedia penyebaran dana yang tidak sesuai, pemanfaatan
dana yang tidak tepat, pengelolaan dana yang belum sempuma serta
biaya kesehatan yang makin meingkat Sedangkan upaya penyelesaian
yang dapat ditempuh seperti meningkatkan jumlah dana, memperbaiki
penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan dana, serta mengendalıkan
biaya kesehatan.
B. Saran
Penulis memohon maaf bila ada kesalahan penulis dari makalah ini
masih jauh dari kata kesempurnaan.penulis sangat berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat sebagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh kelompok atau pun masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ali Imran, La Ode.2013. Ekonomi Kesehatan.Kendari.

Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan.
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?
option-com_content&task=view&id=858&Itemid=120.20 Mei 2013.
Helda.2011. Pembiayaan-Kesehatan.
http://heldaupik.blogspot.com/2011/1l/pembiayaan
kesehatan.htm/?m=1.20 Mei 2013.
Suhadi.2012.Pembiayaan-pembiayaan
http:/kebunhadi.blogspot.com/2012/1l/pembiayaan kesehatan.html?m-1.20 Mei
2013.

18

Anda mungkin juga menyukai