Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ANALISA MATERI (fiqih)

Ahib Ijudin

Deskripsi Masalah

Permasalahan kemiskinan sampai saat ini merupakan isu yang menarik untuk dibahas.

Berbagai macam program dan solusi yang sudah dilakukan oleh pemerintah maupun swadaya

masyarakat, kemiskinan masih belum mengalami penurunan.

Saat ini masih banyak propinsi di Indonesia yang memiliki angka kemiskinan cukup

tinggi. Berdasarkan Peta Kemiskinan tahun 2010 yang memetakan sebaran mustahik, muzaki,

dan potensi zakat setiap provinsi di Indonesia, provinsi Banten dan Kalimantan Selatan

merupakan provinsi yang dihuni oleh muzaki dan mustahik dengan jumlah yang seimbang,

namun Banten memiliki potensi zakat yang tinggi sedangkan Kalsel memiliki potensi zakat

yang rendah.

Instruksi Khusus

Silahkan saudara mencari artikel yang relevan dengan konteks zakat yang tepat dan

solutif bagi masalah ummat. Kemudian saudara Analisa sesuai dengan fokus tugas dari saya.

Fokus Tugas

1. Bagaimana sikap guru dalam melihat atau memandang realitas masalah zakat saat ini?

2. Apa langkah-langkah yang bapak ibu lakukan dalam menghadapi realitas zakat maal

dalam mengatasi kemiskinan?

3. Bagaimana peran guru dalam mencari solusi atas realitas zakat profesi?

Pembahasan.

1. Sikap guru dalam melihat atau memandang realitas masalah zakat saat ini

Dalam media digital edisi 06 April 2022, dikabarkan bahwa Badan Amil Zakat

Nasional (Baznas) Kabupaten Brebes, menggelar sosialisasi zakat, infak dan sodaqoh di jajaran
Satuan Keja Perangkat Daerah Kabupaten brebes, acara yang diselenggarakan di Ruang OR

Setda Brebes Kamis (5/4) dihadiri wakil Bupati Brebes Narjo, SH, Ketua Baznas Kabupaten

Brebes KH Chusnan Zein, Ketua Pelaksana Harian/ Sekretaris Baznas Akrom Jangka Daosat

dan perwakilan seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Brebes. Selama ini profesi

yang rutin menyalurkan zakat 2,5% anatara lain guru, polisi, tentara dan Pegawai Negeri Sipil

(PNS),WakilBupatiBrebes,Narjo,SH berharap kedepan para pengurus Baznas dapat lebih

maksimal berupaya meningkatkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat, sehingga

masyarakat lebih memilih Baznas sebagai lembaga yang dipilih untuk menyalurkan zakatnya

kepada yang berhak.

Wakil Bupati mengatakan jika di Brebes PMI saja bisa menggalang dana yang

jumlahnya cukup besar maka Baznas juga pastinya bisa. “gunakan metode roadshow keliling

di 17 kecamatan sebagai upaya jemput bola, seperti yang dilakukan PMI, Insya Allah Baznas

mampu mengajak masyarakat untuk lebih sadar zakat” ujar Narjo. Sementara itu Ketua Baznas

Kabupaten Brebes, KH Chusnan Zein mengatakan, zakat artinya suci. Dengan berzakat bisa

mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada pada diri manusia.

’’Secara spiritual, kotoran itu kalau tidak dikeluarkan akan jadi penyakit, bisa dunia

dan akhirat. Karena itu zakat penting dan wajib dilaksanakan,’’ujarnya. Menurutnya, orang

yang bahagia yaitu orang yang mampu menyucikan dirinya seraya selalu meningkatkan

keimanannnya dengan cara berzakat. Dalam acara tersebut juga diserahkan secara simbolis

kartu Nomor pokok wajib Zakat oleh Ketua Baznas Kabupaten Brebes KH. Chusnan Zaen

kepada perwakilan SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Brebes1

Sedangkan di media lainnya ada informasi tentang zakat, bahwa Ketua Badan Amil

Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad mengatakan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp

327 triliun per tahun menurut data yang dihimpun dari pusat kajian strategis lembaganya.

1
https://jatengprov.go.id/beritadaerah/baznas-brebes-gelar-sosialisasi-gerakan-sadar-zakat/ diakses pada 15/08/2022
jam 4.01 wib.
Potensi itu berasal dari zakat penghasilan, jasa pertanian, perkebunan, peternakan, dan sektor

lainnnya. Zakat merupakan salah satu potensi penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Apalagi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius, dermawan, dan memiliki

kepedulian sosial terhadap orang di sekitar yang membutuhkan bantuan," ujar Achmad dalam

keterangannya, (Ahad, 3 April 2022)

Adapun dari total potensi yang ada, zakat yang terkumpul pada 2021 baru sebesar Rp

17 triliun. Achmad mengakui pengumpulan ini masih belum optimal. Pada 2022, Zakat

Infak Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lain (DSKL) membidik pengumpulan zakat

bisa menembus Rp 26 triliun. Untuk mencapai angka itu, ia mengatakan perlu dorongan dari

berbagai pihak.

Bila target terpenuhi, Achmad memperkirakan ada 56 juta orang yang akan menerima

manfaat dari pengumpulan zakat. Di sisi lain, dia memastikan pemberian bantuan Baznas akan

dilakukan secara tepat sasaran kepada masyarakat dengan tiga segmen, yakni ekonomi,

kesehatan, dan pendidikan. "Yang menerima bantuan akan disurvei dan diprioritaskan untuk

masyarakat yang benar-benar membutuhkan," katanya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin sebelumnya memberikan pesan kepada masyarakat

menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Ia mengimbau umat Islam untuk

tidak konsumtif selama Ramadan dan segera memenuhi kewajiban zakatnya. “Saya harap

supaya umat Islam jangan konsumtif di bulan Ramadan. Biasanya orang kan puasa, malamnya

seperti orang balas dendam, semua dibeli, semua dimakan. Itu namanya bukan puasa,” ujar

Ma’ruf. Zakat, kata Ma’ruf, diperlukan oleh masyarakat untuk menghadapi momentum hari

raya. Ia berujar banyak pihak yang mengalami kesulitan akibat pandemi yang berkepanjangan.

“Kita bagikan kepada saudara-saudara kita. Bagikan kelebihan kita kepada sesama yang

membutuhkan,” ujar dia. Selain zakat, Ma’ruf menyebut ada bentuk ibadah sosial lain untuk

membantu sesama yang bisa disalurkan selama Ramadan, yakni infaq dan wakaf. Wakaf, dia
mengimbuhkan, adalah sedekah jariah yang pahalanya terus mengalir karena barangnya tidak

habis. “Ini satu momentum yang pas (untuk menyalurkan sedekah),” ucap Ma’ruf2

Penulis menganalisa bahwa zakat merupaka kemaslahatan bagi umat (disamping

sebagai perintah agama), berdasar info “ Bila target terpenuhi, Achmad memperkirakan ada

56 juta orang yang akan menerima manfaat dari pengumpulan zakat. Di sisi lain, dia

memastikan pemberian bantuan Baznas akan dilakukan secara tepat sasaran kepada

masyarakat dengan tiga segmen, yakni ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. "Yang menerima

bantuan akan disurvei dan diprioritaskan untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan,"

katanya. Sangat membantu umat, menciptakan ketahanan pangan, kemandirian umat, dan

terjaganya martabat umat.

Melihat potensi zakat yang berhasil dikumpulkan BAZNAS pertahun mencapai 26

triliuan. Angka tersebut baru perolehan dibawah ekspektasi pemerintah, dalam hal ini

BAZNAS. Padahal potensi zakat secara sekala nasional mencapai 327 triliyun. Angka yang

fantastis, dan solusi dalam mengatasi kesenjangan sosial, anak putus sekolah, anak jalanan tak

terurus, dan urusan sosial lainnya.

2. Langkah-langkah dalam menghadapi realitas zakat maal dalam mengatasi kemiskinan

Sekitar awal juli 2022, penulis bertemu dengan pihak baznas propinsi jawa tengah,

dalam rangka jemput bola pentasarrufan zakat bagi Lembaga Pendidikan, dalam hal ini

dijelaskan posisi ashnaf zakat “Sabilillaah”. Salah satu pesan penting dari ketua baznas propinsi

jawa tengah adalah, dalakkan sadar zakat, sampaikan ajakan untuk zakat melalui badan badan

zakat di sekitar, mau itu badan zakat milik NU, Muhammadiyah, alirsyad dan lain sebagainya.

2
https://bisnis.tempo.co/read/1578010/baznas-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-327-triliun?page_num=1 diakses
pada 15/08/2022 jam 4.13 wib.
Karena menurut beliau sudah saatnya islam bergerak Bersama dalam Gerakan sadar zakat,

membantu pemerintah dalam menguraiu benang kusut kesenjangan sosial.

Langkah Langkah yang bisa ditempuh antara lain,

a) Melalui majlis taklim, jamaah kajian rutin, dan majlis lainnya sampaikan tentang sadar

zakat dan penyaluran zakat melalui badan zakat

b) Guru menyampaikan urgensi zakat di kelas. Dan mengajak seluruh lapisan dalam

instansi ia bekerja untuk sadar zakat dan pentingnya menyalurkan zakat melalui badan

zakat yang diakui pemerintah.

c) Dilingkungan RT, RW, bahkan kelurahan sampaikan juga tentang pentingnya zakat

untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan kesenjangna sosial.

3. Bagaimana peran guru dalam mencari solusi atas realitas zakat profesi

Zakat adalah sebuah pranata ibadah sosial yang berasal dari istilah hukum Islam. Oleh

karena itu membicarakan masalah zakat tidak lepas dari pembicaraan tentang konsepsi zakat

menurut Islam. Zakat menurut bahasa berasal dari kata zaka (bentuk masdar) yang mempunyai

arti berkah, tumbuh, bersih dan baik (Munawir,1984:615). Orang yang telah mengeluarkan

zakat di harapkan hati dan jiwanya akan menjadi bersih, sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan

dan mensucikan mereka” (Q.S At Taubah:103) Selain hati dan jiwanya bersih, kekayaanya

juga akan bersih pula. Dari ayat di atas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan muzakki

(orang yang mengeluarkan zakat) dapat membersihkan dan mensucikan hati mereka, tidak lagi

mempunyai sifat yang tercela terhadap harta, seperti rakus dan kikir. Hasbi al-Shiddiqi

mengutip pendapat Abu Muhammad Ibnu Qutaibah yang mengatakan bahwa lafadz zakat

diambil dari kata zakah yang berarti nama’, yakni kesuburan dan penambahan. Menurutnya
bahwa syara’ memakai kata tersebut untuk dua arti, yaitu pertama, dengan zakat diharapkan

akan mendatangkan kesuburan pahala. Karenanya, harta yang dikeluarkan itu dinamakan

zakat. Kedua, zakat itu merupakan suatu kenyataan jiwa suci dari kikir dan dosa (al-Syiddiqy,

1975:1)3

Zakat profesi merupakan istilah baru yang muncul dewasa ini, yang belum dikenal

secara luas oleh masyarakat, dan bahkan mungkin tidak dikenal sama sekali, karena zakat

profesi belumlah lama diperkenalkan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, termasuk

pegawai negeri pada umumnya.4

Perlu diketahui bahwa meski pada zaman Rasulullah SAW telah ada bermacam-

macam profesi, kondisinya berbeda dengan zaman sekarang dari segi penghasilan. Pada zaman

itu, penghasilan yang cukup besar dan dapat membuat seseorang menjadi kaya berbeda dengan

sekarang, diantaranya adalah berdagang, bertani dan beternak. Sebalikya, pada zaman sekarang

ini berdagang tidak otomatis membuat plakunya menjadi kaya, sebagaimana juga bertani dan

beternak, bahkan umumnya petani dan peternak di negeri kita ini termasuk kelompok orang

miskin yang hidupnya masih kekurangan. Sebaliknya, profesi-profesi tertentu yang dahulu

sudah ada, tetapi dari sisi pendapatan saat itu tidaklah merupakan materi besar. Pada zaman

sekarang, justru profesi-profesi inilah yang mendatangkan sejumlah besar harta dalam waktu

yang singkat, nilainya bisa mencapai ratusan kali lipat dari petani dan peternak miskin di desa-

desa.

Menurut Yusuf al-Qardhawi pencaharian dan profesi, dibagi menjadi dua bagian,

yaitu :

3
ZISWAF, Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hlm. 318

4
ZISWAF, Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hlm. 321
a. Kasb al-amal, yaitu pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain baik

pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan,

dengan tangan, otak ataupun keduanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti ini berupa gaji, upah

ataupun honorarium, seperti PNS, Pegawai Swasta, Staf Perusahaan, dan lain-lain.

b. Mihan al-hurrah, yaitu Pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada

orang lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak, penghasilan yang diperoleh dengan cara ini

merupakan penghasilan professional, seperti Dokter, Insinyur, Advokat, Seniman, dan lain-lain

(Qardhawi, 1969:459).5

Ketentuan dan persyaratan zakat profesi sebagai berikut :

a. Milik Penuh. Artinya harta yang dimiliki dalam penguasaan sendiri dan tidak

tersangkut di dalamnya ada hak orang lain.

b. Nishab, Ukuran dan Haul. Batas minimal (nishab) zakat profesi dapat dikiaskan

kepada zakat pertanian, zakat perdagangan dan rikaz. Jika dikiaskan kepada zakat

perdagangan, maka nishab, kadar, dan waktu mengeluarkannya sama dengan

zakat emas dan perak. Nishabnya senilai 85 gram emas, kadar zakatnya 2,5 % dan

waktu mengeluarkan setahun sekali.

c. Halal, bebas hutang dan kebutuhan pokok.8 Harta yang dizakatkan adalah harta

yang halal, bebas dari hutang dan mengeluarkan zakat setelah dikurangi kebutuhan

pokok6

Yusuf Qardawi dengan merujuk pendapat Imam azz-Zuhri dan al-Auza’i, menegaskan

bahwa seseorang boleh menunda pembayaran zakatnya jika ada kepentingan lain yang

5
ZISWAF…….hlm.322
6
Analisis Pelaksanaan Zakat Profesi: Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kota Medan Siti Mujiatun jurnal UIN SUMUT, hlm.
27
mendesak. Akan tetapi jika seseorang merasa khawatir uang tersebut terbelanjakan untuk

keperluan lain, dia wajib segera mengeluarkan zakatnya.10 Merujuk pendapat Yusuf Qardawi

tersebut dapat diberikan penegasan bahwa secara langsung, zakat harus segera dihitung 2,5%

dari penghasilan kotornya setelah penghasilan diterima. Metode ini lebih tepat dan adil bagi

seseorang yang tidak mempunyai tanggungan atau tanggungannya kecil. Misalnya: Seseorang

yang masih lajang dengan penghasilan Rp 4.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar

zakat sebesar : 2,5% x Rp.4.000.000 = Rp 100.000 per bulan atau Rp 12.000.000 per tahun.

Bagi seseorang yang mempunyai tanggungan lebih besar, maka zakatnya dibayar setelah

dipotong dengan kebutuhan pokoknya. Dengan kata lian, zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah

dipotong dengan kebutuhan pokok.

Metode ini lebih relevan dan adil diterapkan terhadap seseorang yang mempunyai

tanggungan lebih banyak. Misalnya: seseorang yang sudah berkeluarga dan punya anak dengan

penghasilan Rp 4.000.000,- dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 2.000.000 tiap

bulannya, maka wajib membayar zakat sebesar : 2,5% x ( Rp 4.000.000 – 1.000.000 ) = Rp

750.000 per bulan atau pertahun = 12 x Rp 750.000 = Rp 9.000.000. Kesimpulannya, bagi

seseorang yang tidak punya tanggungan zakat profesinya dipotong 2,5 % dari pendapatan

kotornya setiap bulan. Bagi seseorang yang mempunyai tanggungan dipotong 2,5 % dari

penghasilan bersihnya atau setelah dipotong keperluan pokoknya. Ketentuan ini, harus menjadi

acuan bagi pimpinan baik negeri atau swasta dalam memberlakukan zakat profesi di kantornya

masing-masing.7

Penulis menganalisa bahwa zakat profesi merupakan hasil ijtihad para ulama, yang

memiliki potensi besar untuk berkontribusi membangun negeri. Di lingkunag tempat penulis

bekerja, disels-sela kesibukan, menyempatkan berdiskusi tentang zakat profesi dengan salah

7
Analisis Pelaksanaan Zakat Profesi….hlm. 28
satu guru yang menjelang purna tugas. Yang membuat penulis kaget adalah beliau mengatakan

bahwa zakat profesi adalah sebuah kedzoliman, karena gaji pNS guru tidak mencapai nishob.

Penulis kemudian memaparkan seperti referensi diatas, tapi ternyata tidak merubah

keyakinanya bahwa zakat profesi menurutnya kurang benar.

Dari peristiwa tersebut, penulis berinisiasi (pada waktu itu) untuk mengadakan

seminar tentang zakat profesi, dengan naras umber Ka kenenag kabupaten cilacap, dan salah

satu dosen syariah di perguruan tinggi cilacap. Walhasil pandangan tentang zakat profesi

dilingkaungan penulis bekerja yang semula negative, lantas tercerahkan dengan sosiali

semacam kegiatan tersebut

Anda mungkin juga menyukai