PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah ekonomi, termasuk negara Indonesia saat ini. Permasalahan ekonomi sering
digulirkan dalam rangka menanggulangi permasalahan ini. Salah satu yang menjadi
sumber daya alam, akan tetapi berasal dari sumbangan wajib orang kaya. Zakat juga
berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penyediaan
untuk mewujudkan hal tersebut, apabila basis teoritis sosial keagamaan tentang
tepat guna. Dalam sejarah, lembaga yang berhasil menjadikan zakat sebagai alat
lembaga yang digunakan untuk memberdayakan zakat, yaitu Negara. Begitu pun
Ahmad Thoharul Anwar, Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat, Jurnal Zakat
1
Negara. Bahkan pada masa itu, zakat menjadi salah satu pendapatan pokok negara.
perhatian yang serius pula. Oleh karena itu, Islam menjelaskan masalah kemiskinan
dan kesenjangan sosial ini secara detail, baik aspek konsepsi maupun
dalam Islam yang menentukan kokoh atau tidaknya bangunan Islam. Jika zakat
ditunaikan dengan sebaik-baiknya, maka bangunan ini akan kuat ditandai dengan
minimnya masalah sosial. Sebaliknya jika zakat tidak ditunaikan atau ditunaikan
seadanya maka bangunan ini akan rapuh yang ditandai dengan banyaknya masalah
sosial. Oleh karena itu, zakat dalam Islam merupakan prinsip rukun atau sering
antara zakat dan shalat mempunyai kaitan yang sangat erat, meskipun
2
bersifat personal (fardiyah). Oleh karena itu, kewajiban mengeluarkan
zakat ini sama dengan wajibnya kita melaksanakan shalat lima waktu.4
menjelaskan delapan golongan orang yang lebih berhak menerima zakat. Delapan
masing.
miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba
sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Dengan ayat ini menjadi jelaslah peran amil, dalam hal ini BAZNAS, dalam
dalam mengelola zakat memiliki peran yang sangat strategis. Artinya, amil
diharapkan mampu mewujudkan cita-cita zakat sebagai salah satu instrumen dalam
Islam untuk menciptakan pemerataan ekonomi. Dalam konteks ini, para amil zakat
tidak hanya sekadar mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, tetapi juga dituntut
4
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, UIN Malang Press, ,Malang,
2008, hal 8
3
hanya berputar pada satu golongan atau satu kelompok orang saja. Sebagaimana
negara Muslim terbesar memiliki potensi zakat yang tinggi. Indonesia dengan
mayoritas penduduk muslim yaitu sebanyak 216,66 juta jiwa6 memiliki potensi zakat
yang besar. Potensi zakat di Indonesia diestimasikan mencapai 217 triliun rupiah per
tahun yang didominasi oleh potensi zakat industri manufaktur dan industri lainnya
sekitar 115 triliun rupiah disusul dengan potensi zakat penghasilan rumah tangga
sebesar 83 triliun rupiah7, telah direalisasikan sekitar Rp 6 triliun pada 2017 oleh
BAZNAS pusat dan daerah serta LAZ seluruh Indonesia. Namun, dari total potensi
zakat tersebut hanya Rp 8 triliun atau sekitar 3,5% yang terkumpul. Hal ini
menandakan adanya kesenjangan yang cukup besar antara potensi zakat dan
pendapatan rillnya.8
mengurangi ketimpangan kemiskinan. Jadi, zakat, infaq dan shadaqah terkait dengan
yang memadai, dan sarana strategis lainnya yang menunjang taraf hidup masyarakat.
5
Al-Hasyr (59):7
6
Badan Pusat Statistik, Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari
Penduduk Indonesia Jakarta : BPS 2010, hlm. 10
7
Firdaus, Muhammad (et.al), Economic Estimation and Determinations of Zakat Potential in
Indonesia, Kingdom of Saudi Arabia : IRTI – IDB, 2012, hlm 33.
8
Bambang Supriyanto, 2020, Potensi Zakat Rp233,8 Triliun, Muhammadiyah Apresiasi Survei
Lazismu. https://finansial.bisnis.com/read/20210301/231/1362228/potensi-zakat-rp2338- triliun-
muhammadiyah-apresiasi-survei-lazismu (1 Maret 2021), diakses 28 Juni 2022, Pukul 08.30 WIB.
4
Negara Indonesia adalah negara hukum9. Oleh karena itu, setiap
mendasarkan pada ideologi agama tertentu dan tidak juga beraliran negara sekuler
yang tidak mempedulikan agama. Relasi agama dan negara di Indonesia amat
sinergis dan tidak pada posisi dikotomi yang memisahkan antara keduanya.
Indonesia (NKRI) serta untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
Negara hukum Republik Indonesia pada era reformasi ini banyak orang
berharap bahwa reformasi akan memberikan arah baru bagi kehidupan masyarakat
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, meskipun secara hukum syariah
adalah sah. Hal itu akan terabaikannya hikmah dan fungsi zakat, terutama yang
berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit terwujud.11 Salah satu upaya
9
Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945
hasil amandemen ketiga.
10
A. Rahmad Rosyadi dan Rais Ahmad, Formalisasi Syariat Islam dalam Perspektif Tata
Hukum di Indonesia, Cet. I, Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, hlm. 1.
11
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), h. 126
5
mendasar dan fundamental untuk mengentaskan atau meminimalisir masalah
dikarenakan zakat adalah sumber dana yang tidak akan pernah kering dan habis.
Dengan kata lain selama umat Islam memiliki kesadaran untuk berzakat dan selama
dana zakat tersebut mampu dikelola dengan baik, maka dana zakat akan selalu ada
2011 tentang pengelolaan zakat yang isinya secara spesifik memberi amanat kepada
Sumatera Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas yakni dengan luas daerah
3.354.30 Km2, terdiri dari 13 (tiga belas) kecamatan. Dimana rata-rata masih banyak
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota adalah lembaga zakat yang dibentuk
oleh pemerintah setempat sesuai dengan spirit zakat melalui UU No 38 Tahun 1999.
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota berdiri pada tahun 2004 berdasarkan
6
Keputusan Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 235/BLK/2004 Tentang
pembentukan Pengurus Badan Amil Zakat Daerah. Periode 1 dan ke 2 Tahun 2004-
2007 dan 2008-2012 di pimpinan oleh H. Jayusman, S.Pd., M.M.Pd. dan ditambah
masa perpanjangan selama 3 tahun yaitu sampai Tahun 2016, periode ke 3 Tahun
2017-2021 dipimpin oleh Desembri, SH., MA. Adapun tugas BAZNAS Kabupaten
Puluh Kota adalah zakat profesi, yang tentu saja sasaran utamanya adalah ASN di
Milyar pertahunnya sedangkan potensi zakat ASN 8 Milyar per tahun. BAZNAS
Kabupaten Lima Puluh Kota baru mampu mengumpulkan 4 Milyar dan itupun pada
umumnya dari Muzakki ASN. Adapun problematika yang dihadapi bahwa zakat
yang disetorkan oleh muzakki ke BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota bervariasi
ada yang kadar zakatnya dipotong 1 %, ada yang 1,5 %, sebagian sudah ada yang
2,5 % bahkan ada yang tidak menyetorkan zakatnya ke BAZNAS Kabupaten Lima
Puluh Kota. Sedangkan dalam ketentuan syariat islam kadar zakat penghasilan
Dalam hal pengelolaan zakat, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota mulai
Pengelolaan Zakat. Dimana menunaikan zakat adalah salah satu kewajiban bagi
umat islam yang mampu, dan hasil dari pengumpulan zakat merupakan sumber dana
7
yang sangat potensial dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
Selain Peraturan Daerah Bupati Lima Puluh Kota juga mengeluarkan Surat
Edaran Nomor 113 Tahun 2017 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat Profesi di
tersebut telah dimintakan 2,5% dari muzakki namun zakat belum juga
teroptimalkan. Oleh karena itu, ini merupakan permasalahan yang kiranya penting
untuk diteliti, apa yang menyebabkan penerimaan zakat pada Baznas Kabupaten
Lima Puluh Kota sangat kecil jauh dari potensi yang seharusnya diperoleh.
Fenomena diatas, menarik untuk diteliti secara serius, baik oleh akademisi
maupun oleh praktisi. Karena, interkoneksi antara zakat dengan kehidupan sosial,
dan interkoneksi peran BAZNAS dengan pengelolaan zakat bisa memberikan solusi
Kabupaten Lima Puluh Kota dalam hal pengelolaan zakat agar dalam
8
itu, lembaga amil dalam pengelolaan dan pendistribusiannya perlu didukung dengan
Penanggulangan Kemiskinan”.
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
penanggulangan kemiskinan?
C. Tujuan Penelitian
Puluh Kota.
9
2. Untuk mengetahui dan menganalisis kendala-kendala pengelolaan
Puluh Kota.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis maupun secara praktis.
1. Kegunaan Teoritis
hukum tata negara yang memiliki kaitan dengan persoalan zakat sehingga
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Masyarakat
b. Bagi Akademisi
sumber informasi dan refensi guna melakukan pengkajian lebih lanjut dan
10
mendalam sehingga dapat menghadapi persoalan- persoalan yang mungkin
c. Bagi Penulis
kepada pihak :
11
1. Kerangka Teoritis
gerakan-gerakan periodik dari yang abstrak hingga yang konkret, dari yang
idealitis hingga yang materialistis, dari yang apriori hingga yang berdasarkan
tuntutan dengan ciri khas dari abad kesembilan belas”.12 “Menurut aliran ini,
banyaknya kepada warga masyarakat yang didasari oleh falsafah sosial yang
12
Friedman, Teori dan Filsafat Hukum ; Idealisme Filosofis dan Problema Keadilan,
diterjemahkan dari buku aslinya Legal Theory oleh Muhamad Arifin, Disunting oleh Achmad Nasir
Budiman dan Suleman Saqib,Rajawali,, Jakarta , 1990, hlm. 111
13
Darji Darmodihardjo dalam Hyronimus Rhiti, Filsafat Hukum ; Edisi lengkap Dari Klasik
sampai Postmoderenisme, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,Jogyakarta, 2011, hlm.159
14
Lilik Rasyidi dalam Zainuddin Ali, Filsafat Hukum, Sinar Grafika, Jakarta , 2010, hlm. 59
12
Utilitarianisme meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan utama dari
penderitaan.
keburukan.16
15
Muh. Erwin, Filsafat Hukum, Refleksi Kritis Terhadap Hukum, Rajawali Press ,Jakarta,
2011, hlm. 179
16
Lily Rasyidi dan IB Wiyasa Putra, Htrktrm Sebngni Stratir Sistem, Mandar Maju, Bandung,
2003, hlm116.
13
mengurangi kesusahannya.17 Betham menggunakan istilah utility (kegunaan
ekstra adalah sesuatu yang baik, sebaliknya sesuatu yang menimbulkan sakit
berkurangnya kebahagiaan.20
14
perbuatan itu mendatangkan kebahagiaan atau tidak. Bentham mencoba
dinilai sebagai undang-undang yang baik. Oleh karena itu diharapkan agar
setiap warga.
21
Lilik Rasyidi dan Ira Thania Rasyidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, PT. Citra
Aditya Bhakti, Bandung, 2004, hlm. 64
22
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Citra Aditya , Bandung, 2013, Hlm. 67
23
Soerjono Soekanto, Salim,H.S dan Erlis Septiana N, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, Hlm. 8 9
15
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum.
atau diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didalam masyarakat modern hukum yang di buat dan ditegakan oleh pejabat
yang berwenang.24
Guntarto sebagai berikut, terdapat 5 (lima) syarat bagi effektif tidaknya satu
24
Salim,H.S dan Erlis Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Tesis dan Disertasi,
Rajawali Press, Jakarta, 2013, Hlm.375
16
3. Efisien dan efektif tidaknya mobilisasi aturan-aturan hukum dicapai
hukum.
efektif
membuat apa yang dirancang dapat diwujudkan. Jika suatu kegelapan maka
tama harus dapat mengukur sejauh mana aturan hukum itu dimengerti atau
17
tidak dimengerti dan ditaati atau tidak ditaati. Jika suatu aturan hukum
dimengerti dan ditaati oleh sebagian besar target yang menjadi sasaran
efektif.26
Kesadaran hukum dan ketaatan hukum merupakan dua hal yang sangat
hukum, padahal kedua itu meskipun sangat erat hubungannya, namun tidak
persis sama. Kedua unsur itu memang sangat menentukan efektif atau
cukup sistematis.
18
Pada faktor kedua yang menentukan efektif atau tidaknya kinerja
terhadap efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan tergantung
masyarakat.
pada wewenangnya.
sebagai alat untuk mencapai efektivitas hukum. Pada faktor yang keempat
masyarakat, yaitu :
Ibid. hlm. 86
29
19
3. Penyebab masyarakat mematuhi aturan yang ada.
adanya suatu aturan. Hal tersebut dapat di lihat ada atau tidaknya suatu
lemah dan hanya berlaku untuk lembaga pengelola zakat, bukan mengatur
kepada ASN yang telah wajib zakat untuk menyalurkan zakatnya melalui
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota. Dan bagi yang enggan membayar
20
mengenai pembinaan dan pengawasan. Pada angka 1 Undang-undang
dan LAZ sesuai dengan kewenangannya. Selain itu, pada pasal 35 juga
tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2) Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Pada pasal 4 ayat 2
poin h dijelaskan bahwa salah satu zakat mal adalah pendapatan dan jasa.
Dalam Undang-Undang ini tidak tersurat adanya istilah zakat profesi akan
tetapi dalam pasal 23 ayat 2 dijelaskan bahwa bukti setoran zakat dapat
disebut dengan istilah zakat profesi. Dalam Ensiklopedi Islam zakat profesi
termasuk dalam kelompok zakat mal, yaitu al-maal al- mustafaad (kekayaan
30
UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
21
yang diperoleh oleh seorang muslim melalui bentuk usaha baru yang sesuai
dengan syariat agama).32 Sejalan dengan hal tersebut Abdul Ghofur Anshori
sebagai rukun Islam ketiga berfungsi bukan saja sebagai ibadah pokok untuk
mewujudkan pribadi yang taat atau keshalihan pribadi tapi juga diharapkan
dapat ikut serta dalam penanganan sosial atau pilar amal bersama.32
wujud rasa keimanan kepada Tuhan Yang Mahaesa dari segolongan pemeluk
31
Abdul Ghofur Anshori, 2006. Hukum Dan Pemberdayaan Zakat. (Jakarta: Pilar Media,
2006), h. 86.
32
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani, 2002),
hlm. 14.
33
Hartono Mardjono, Menegakkan Syariat Islam dalam Konteks Keindonesiaan, 1997,
Bandung : Mizan. hlm. 18
22
Dengan tiga makna ini dapat dipahami bahwa negara berkewajiban
pilihan atas agama yang hendak dipeluknya dan jaminan agar setiap
yang ditetapkan oleh agama yang dipeluknya. Tetapi keaktifan negara tidak
fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Kemudian dalam
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
34
Yusril Ihza Mahendra, Dinamika Tatanegara Indonesia Kompilasi Aktual Masalah
Konstitusi Dewan Perwakilan dan Sistem Kepartaian, 1996, Jakarta : Gema Insasi Press. hlm. 119-
120.
23
sosial, di mana dalam sistem jaringan sosial yang dimaksud dapat dilakukan
umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam. Kedua, bahwa zakat
daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai
dengan syariat Islam.35 Hal ini diatur dalam Undang-Undang nomor 23 tahun
38 tahun 1999.
agama Islam. Tidak ada pemaksaan dari negara kepada warga negara yang
memeluk agama Islam untuk membayar zakat dan tidak ada sanksi atas
kelalaian pembayaran zakat karena sifat normatif dari zakat itu sendiri.
24
Di samping itu, Negara Indonesia bukanlah negara agama/negara
sebagai landasan konstitusi. Zakat juga tidak masuk dalam sistem keuangan
merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat
25
dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola
meningkatkan dayaguna dan hasil guna zakat dan oleh karena itu zakat harus
penanggulangan kemiskinan.38
36
Konsideran Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
37
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
38
Pasal 3 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
26
dan ketujuh, akuntabilitas, yakni pengelolaan zakat dapat
tanpa konsep yang jelas. Selain organisasi pengelola zakat yang terdaftar,
maka tidak boleh melakukan menghimpun dana zakat. Bagi Lembaga Amil
juta rupiah.42 Hal ini ditujukan agar Lembaga Amil Zakat (LAZ) tidak
39
Pasal 2 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan penjelasannya
40
Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
41
Pasal 36 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
42
Pasal 38 jo pasal 31 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
27
Negara juga sekaligus berperan dalam pengelolaan zakat dengan
mengkoordinasi Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ),
diatur oleh negara dengan BAZNAS sebagai operator zakat nasional adalah
pengelolaan zakat, infaq, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya, baik
oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) maupun Lembaga Amil Zakat
43
Pasal 34 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
44
Pasal 75 Peraturan Pemerintah nomor 14 tentang Pelaksanaan Undang-Undang nomor 23
tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
28
Selain Kementerian Agama, Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat
dana sosial keagamaan lainnya yang wajib disampaikan oleh Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) setiap enam bulan dan akhir tahun. Presiden dan
sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya yang wajib disampaikan oleh
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) paling sedikit satu kali dalam
sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya yang wajib disampaikan oleh
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten / Kota atau provinsi dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) setiap enam bulan dan akhir tahun.45
terhadap Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat
edukasi.46
BAZNAS dan LAZ, terdapat sanksi administratif dan sanksi pidana. Sanksi
45
Pasal 71 -74 Peraturan Pemerintah nomor 14 tentang Pelaksanaan Undang-Undang nomor 23
tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
46
Pasal 34 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
29
zakat kepada pihak yang berwenang dan tidak adanya pemberian bukti
Peraturan Menteri Agama nomor 5 tahun 2016 tentang Tata Cara Pengenaan
pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
pidana denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
yang belum terjangkau oleh BAZNAS dan LAZ, pengelolaan zakat dapat
47
Pasal 35 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
48
Pasal 84 Peraturan Pemerintah nomor 14 tentang Pelaksanaan Undang-Undang nomor 23
tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat jo pasal 10 Peraturan Menteri Agama nomor 5 tahun 2016
tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif dalam Pengelolaan Zakat
49
Pasal 39 dan 40 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
50
Pasal 41 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
30
dilakukan oleh perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam (alim
Kecamatan setempat.51
tentang pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ, dan
2. Kerangka Konseptual
Beberapa konsep penting yang terkait dalam penelitian ini adalah mencakup:
1. Optimalisasi
optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari yang tersedia dari beberapa
fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Dalam hal penelitian ini yang
51
Pasal 66 Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
nomo 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
52
Pasal 35 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
53
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1995
31
dimaksud optimalisasi adalah sebuah upaya, langkah/metode yang dipakai
Kota.
RI No. 8 Tahun 2001 tanggal 17 Januari 2001 yang memiliki tugas dan
fungsi menghimpun dan menyalurkn zakat, infak, dan sedekah pada tingkat
mendapat izin dari pemerintah, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
karena hanya BAZNAS satu-satunya badan amil zakat yang dibentuk oleh
32
pengelolaan zakat asalkan mendapat izin dari pemerintah dengan syarat dan
ketentuan berlaku.
3. Zakat
zakat diharapkan harta seseorang terus tumbuh dan bertambah, baik dalam
dengan badan yakni zakat fithrah dan kedua, zakat yang berhubungan
dengan harta yakni zakat maal. 55 Zakat fithrah adalah zakat yang dikeluarkan
dan bulan Syawwal.56 Zakat tersebut baik dikeluarkan oleh dirinya sendiri
atau dikeluarkan oleh orang lain yang menanggung nafkahnya, berupa satu
sha’ (±2,5 kg) makanan pokok yang dikeluarkan pada malam hari raya Idul
Fitri sampai sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Tujuan dari zakat fithrah
54
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam : Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar, cet.II,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 67
55
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini, Kifayatul Akhyar, Juz 1, tt, Surabaya:
Dar al-Abidin. hlm. 166
56
Ibid
33
hari yang bahagia, yaitu hari raya Idul Fitri yaitu dengan memenuhi
kebutuhan pokok mereka yaitu dengan makanan. Zakat maal adalah zakat
yang dikeluarkan dari obyek harta tertentu yang mempunyai potensi untuk
Baik zakat fithrah maupun zakat maal, hukumnya adalah wajib bagi
pada malam hari raya dan digunakan untuk kepentingan konsumtif orang-
orang yang masuk dalam delapan golongan tersebut pada hari raya,
kepentingan produktif.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki dua dimensi
yang berbeda namun saling berkaitan, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
34
tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2) Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada
zakat profesi (penghasilan) adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil profesi
sebagai rukun Islam ketiga berfungsi bukan saja sebagai ibadah pokok untuk
mewujudkan pribadi yang taat atau keshalihan pribadi tapi juga diharapkan
dapat ikut serta dalam penanganan sosial atau pilar amal bersama.59
persyaratan, yaitu :
Surplus dari kebutuhan primer dan terbebas dari hutang, haul (sudah
berlalu setahun).60 Kalau kita perhatikan obyek Hukum Tata Negara adalah
58
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Dan Pemberdayaan Zakat. Pilar Media, Jakarta, 2006, hal.
86.
59
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Gema Insani, Jakarta, 2002, hlm.
14.
60
Abdul Fatah Idris dan Abu Ahmadi. Fiqih Islam Lengkap, PT Rineka Cipta, Jakarta,2004, hlm.
108.
35
Negara.61 Maka zakat di Indonesia mendapat tempat dalam Hukum Tata
pengelolaan zakat.
antara lain : pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.
Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahiq zakat apabila
untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat
atas, juga hikmah dan fungsi zakat, yang berkaitan dengan kesejahteraan
Dalam UU. No. 38 tahun 1999, tentang pengelolaan zakat Bab II pasal
61
Sri Soemantri, Perbandingan antar Hukum Tata Negara, Rajawali, Jakarta, 1971, hlm 9-10.
36
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatkan
diantaranya pendataan orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
2013.
2. Metode Pendekatan
62
Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat, litera antarNusa, Jakarta 2004. Hlm. 546
37
Zakat Nasional dan pengelolaan zakat. Sedangkan pendekatan yuridis
Pengelolaan Zakat pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lima Puluh
Kota.
3. Sumber Data
sebagai data utama dan data primer sebagai data pendukung. Data sekunder
lain:
Milik Negara, Dan Badan Usaha Milik Daerah Melalui Badan Amil
Zakat Nasional
38
5) Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2016 tentang Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Anggota Badan Amil Zakat Nasional (Berita
1) Buku-buku/Literasi
3) Jurnal
tentang zakat.
primer sebagai data pendukung dalam penelitian ini adalah data yang
39
4. Teknik Pengumpulan Data
mencakup:
beserta jajaran
Kota
Puluh Kota
40
Dimana kegiatan wawancara pada penelitian ini dilakukan secara semi
Semua data, baik data sekunder yang mencakup bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, serta data primer berupa
data hasil wawancara dan observasi yang telah terkumpul kemudian diolah
kualitatif.
6. Lokasi Penelitian
adalah karena belum adanya peraturan dan sanksi hukum yang tegas oleh
H. Orisinalitas Penelitian
yang mengkaji tentang pengelolaan zakat oleh BAZNAS, namun berbeda kajiannya.
41
1) Penelitian dengan judul Politik Hukum Pengelolaan Zakat sebagai
Zakat di Provinsi Jawa Tengah) yang di tulis oleh Sri Kusriyah dalam
umat Islam yang telah mampu berzakat, dan membayar zakat kepada
Indonesia yang di tulis oleh Markoni ‘Usmani dalam bentuk Tesis pada
bahwa penghasilan dari profesi apapun yang baik dan sudah mencapai
42
nisậb, maka hukumnya wajib untuk dikeluarkan zakatnya. Prespektif
Yusuf Qardhawi tentang zakat profesi sangat relevan dan urgen bagi
menjadi muzakki.
Berbeda dari ketiga penelitian di atas, penelitian yang penulis lakukan adalah
mengkaji tentang Optimalisasi peran Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lima
43
BAB II
A. Zakat Profesi
dikeluarkan dari hasil usaha yang halal yang dapat mendatangkan hasil atau uang,
relatif banyak dengan cara yang halal dan mudah, baik melalui keahlian tertentu
maupun tidak. Sedangkan dalam pemahaman Zamzami Ahmad, zakat profesi adalah
zakat penghasilan yangdidapat dan diterima dengan jalan yang halal dalam bentuk
Zakat profesi atau disebut juga sebagai yaitu العم‡‡ل كثب زك‡‡اةzakat yang
jasa. Profesi atau profession, yang berarti suatu pekerjaan tetap dengan keahlian
tertentu, yang menghasilkan gaji, honor, upah atau imbalan. (Mahyuddin, 1998).
Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil usaha yang halal yang
mendatangkan hasil (uang) yang relatif banyak dengan cara yang mudah, melalui
uang ada dua macam. Pertama, pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung
kepada orang lain, berkat kecepatan tangan dan otak. Penghasilan yang diperoleh
dokter, insinyur, advokat, seniman, penjahit, dan tukang kayu. Kedua, yaitu
Inoed, Amiruddin. 2005. Anatomi Fiqh Zakat, Potret dan Pemahaman Badan Amil Zakat
63
44
pekerjaan yang dikerjakan seorang pihak-pihak pemerintah, perusahaan, maupun
perorangan dengan memperoleh upah yang diberikan dengan tangan, otak, maupun
honorarium64. Dapat diartikan zakat profesi adalah zakat yang diambil dari
penghasilan, dan dibarengi dengan niat yang ikhlas guna dapat membersihkan jiwa
si pemberi zakat.
surah:
1) QS al-Baqarah/2: 267.
2) QS al-An’am/6: 141.
Masalah zakat dalam hadist secara umum dapat dipahami dari hadist yang
diriwayatkan oleh Imam bukhari dan Muslim seperti yang ditulis dalam bukunya
“Riyadh al-Shalihin” yang Terjemahnya: Dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya Nabi saw
telah mengutus Mu’az ra ke Negeri Yaman, dan beliau berpesan, ajaklah mereka
kepada syahadatain jika mereka mematuhinya, maka beritahukan bahwa Allah telah
mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam, dan bila mereka
zakat pada harta kekayaan mereka, dipungut dari orang-orang kaya dari mereka dan
terhadap sosial masyarakat. Ada masyarakat yang tingkat ekonominya rendah maka
64
Didin Hafidhuddin, 1998,Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani, hlm. 103- 105
45
dari itu mereka memiliki hak atas harta yang dimiliki.
oleh yang memiliki kelebihan harta kepada orang-orang yang hidup dalam
kekurangan sebaiknya diberikan sesuai dengan tujuan dan sasaran zakat tersebut.
Delapan ashnaf yang dinyatakan Allah sebagai yang berhak menerima zakat
itu secara berurutan adalah sebagai berikut:66 a. Orang fakir. b. Orang miskin. c.
Sebagaimana dalam Islam yang tidak mewajibkan zakat kepada seluruh harta
benda, baik itu sedikit maupun banyak. Tetapi mewajibkan atas harta yang mencapai
nisab, terlepas dari hutang dan mencukupi seluruh kebutuhan pokoknya. Hal ini
untuk menetapkan golongan orang kaya yang wjaib zakat, karena zakat hanya
perhitungan Nishab zakat profesi diqiaskan kepada Emas dengan Nishab senilai
Mengenai besarnya nisab zakat profesi, terdapat perbedaan dari para ulama.
Dikarenakan tidak adanya dalil tegas mengenai zakat profesi, para ulama
66
Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2/ Penerjemah; Salim Bahreisy, Said Bahreisy.
Mataram : Bina Ilmu , 2005.
46
menggunakan qiyas dengan melihat illat yang sama dengan aturan zakat yang sudah
ada. Akan tetapi, terjadi banyak masalah karena zakat profesi ini harus diqiyaskan
kemana. Untuk lebih jelasnya, akan dianalisis satu persatu tentang qiyas zakat
profesi ini. Dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 3 Tahun 2003
cukup nisab.
perbedaan pendapat tentang jenis zakat harta hasil profesi ini, sebagai berikut:
sebelumnya tidak dimilki) yang mana harta yang didapat dari pekerjaan
zakat dihitung atas dasar 2,5% dari pendapatan bersih setelah dikurangi
pokok hidup, jika mencapai nisab pada dua sisi haul (awal dan akhir
haul). Semua harta tunai yang belum dizakati bisa digunakan dengan
47
Apabila seseorang dengan hasil profesinya atau hadiah yang didapatinya
menjadi kaya, maka ia wajib zakat atas kekayaan tersebut. Akan tetapi jika hasil
yang didapat hanya sekedar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya
atau lebih sedikit maka baginya tidak wajib zakat, bahkan apabila hasilnya tidak
zakat.67
Para ahli fiqh kontemporer berpendapat bahwa nisab zakat profesi di-
qiyaskan (analogikan) dengan nisab kategori aset wajib zakat keuangan yaitu 85
gram emas atau 200 dirham perak dengan syarat kepemilikannya telah melalui
kesempurnaan masa haul. Sedangkan untuk pendapatan dari hasil kerja profesi
(analogikan) dengan hasil perkebunan dan pertanian yaitu 750 kg beras (5 sha’) dari
benih hasil pertanian dan dalam hal ini tidak disyaratkan kepemilikan satu tahun
(tidak memerlukan masa haul). Hanya saja setelah keluarnya UU No 36 tahun 2008
yang diberlakukan mulai tahun 2009 tetang perubahan ke-empat atas UU nomor 7
tahun 1983 tetang pajak penghasilan pasal 21, maka kewajibannya zakat dari
penghasilan profesional jenis ini harus dikalikan sebesar 2,5 % sebagai tarif untuk
Menurut Yusuf al-Qardawi zakat profesi harus memenuhi syarat hawl (harta
cukup satu tahun) dan diqiyas-kan dengan emas atau zakat perdagangan 2,5 %
senilai 85 gram emas murni. Perbedaan pendapat tentang nisab ini karena
67
Masduki. Fiqh Zakat, (Serang: Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M IAIN Banten 2014).
h. 107
M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media
68
48
pertimbangan kondisi sosial yang berbeda dari suatu wilayah.69
pengelolaan zakat bab I pasal 4 ayat (2) harta yang harus dikenai zakat adalah emas,
perak, dan logam mulia lainnya, uang dan surat berharga lainnya perniagaan.
Indonesia No. 3 Tahun 2003 Tentang Zakat Penghasilan dengan keputusan sebagai
berikut:
setiap pendapatan seperti gaji, honorium, upah, jasa dan lain-lain yang
diperoleh dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara, pegawai
dengan syarat telah mencapai nishab dalam satu tahun yakni senilai
emas 85 gram
69
Muhammad Hadi, Problematika Zakat Profesi dan Solusinya, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar
2010 ), h. 58
70
Muhammad Hadi, Problematika Zakat Profesi dan Solusinya…..., h. 59
49
2. Jika tidak mencapai nishab maka semua penghasilan
1. Pengelolaan Zakat
kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan, antara lain : Pertama,
untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat. Kedua, untuk menjaga
perasaan rendah diri para mustahiq zakat apabila berhadapan langsung untuk
menerima zakat dari para muzakki. Ketiga, untuk mencapai efisien dan efektivitas,
serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang
ada pada suatu tempat titik. Keempat, untuk memperlihatkan syiar Islam dalam
syari'ah adalah syah, akan tetapi bisa mengakibatkan terabaikannya hal-hal di atas,
juga hikmah dan fungsi zakat, yang berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit
71
Didin Hafiduddin dan Rahmat Pramulya, Kaya Karena Berzakat…., h. 107 - 108
50
diwujudkan.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Wajib hukumnya bagi setiap
maupun orang dewasa. Dasar hukum zakat tercantum ayat Al-Quran berikut ini: 8
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. esungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”.(Q.S.At-Taubah:103)
Dalam UU. No. 38 tahun 1999, tentang pengelolaan zakat Bab II pasal 5
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatkan hasil guna dan daya
guna zakat.
karena mempunyai tugas yang sangat strategis dalam melaksanakan tugas dan
orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan kepadanya, juga
besar harta yang wajib dizakati, kemudian mengetahui para mustahik zakat jumlah
72
Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat, litera antarNusa, Jakarta 2004. Hlm. 546
51
meningkatkan daya guna dan hasil guna
atau ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola dana masyarakat. Terdapat beberapa
dengan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) adalah: a) OPZ berbasis pemerintah yaitu
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di tingkat pusat, provinsi, kota dan
kabupaten. b) OPZ berbasis masyarakat yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu
LAZNAS dan LAZDA. Di bawah ini akan dijelaskan secara deskripsi terkait dengan
Sistem pengelolaan zakat, infaq dan shodakoh (ZIS) dapat terdiri dari
Prosedur penerimaan meliputi proses yang mengatur bagian amil yang menerima
mencatatnya dalam buku pengeluaran. Output dari sistem pengelolaan ZIS adalah
laporan keuangan. Laporan keuangan yang dimaksud meliputi, (1) Neraca, (2)
Laporan Perubahan Dana, (3) Laporan Perubahan Aset Kelolaan, (4) Laporan Arus
Kas dan (5) Catatan atas laporan keuangan, (PSAK 109, Paragraf 10,12 dan
lampiran No 2, 2012).
52
a. Pengertian dan Dasar Hukum BAZNAS
namun orang-orang yang menerima zakat secara agama disebut amil. Amil
merupakan salah satu diantara delapan asnaf sesuai dengan Al-Qur’an, maka amil
berhak menerima zakat. Dengan adanya organisasi yang dibentuk oleh pemerintah
tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS)
adalah :
53
b. Mengoptimalkan secara terukur pengumpulan zakat nasional;
sinergi ummat;
ghafuur;
rujukan dunia
Disamping visi dan misi tersebut, BAZNAS juga memiliki nilai yang
mencakup semua nilai luhur dan unggul Islami, di antaranya : Visioner; Optimis;
Visi dan misi serta semua nilai luhur dan unggul Islami BAZNAS dilengkapi
54
2) Memberikan layanan terbaik bagi muzaki dan mustahik.
kesejahteraan mustahik.
secara nasional.
b. Tujuan BAZNAS
55
4) Menguatkan kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan Islam dan
c. Fungsi BAZNAS
dan
kewenangan terhadap :
56
3) Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infaq, sedekah, dan
Kota/Kab.;
d. Program BAZNAS
Dana ZIS yang dikelola oleh BAZNAS untuk beberapa program baik di
1. Kemanusiaan
74
https://baznas.go.id/
57
b. Layanan Aktif BAZNAS, adalah program layanan darurat sosial untuk
2. Pendidikan
antar generasi.
3. Kesehatan
Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII dengan Badan Amil Zakat Nasional
4. Dakwah
5. Ekonomi
58
mengembangkan potensi peternakan di daerah. Program ini juga
b. Pengembangan Ekonomi
usaha
sertifikat ISO, kali ini untuk seri terbarunya, ISO 9001:2008. BAZNAS
59
4) BAZNAS berhasil memperoleh predikat Laporan Keuangan Terbaik
2008;
Demikian gambaran secara umum Profil BAZNAS yang ada di provinsi dan
Sumber Daya Manusia (SDM) publik atau lebih dikenal dengan Pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu unsur yang paling vital didalam
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas
pegawai ASN, sumber daya ini bertugas merancang dan produksi jasa publik.
75
Muh. Khadarisman, Manajemen Aparatur Sipil Negara, Depok: PT RajaGrafindo Persada,
2018, hlm.1
60
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), adalah Pegawai
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
Indonesia
61
Pegawai ASN berfungsi sebagai:
b. Pelayan Publik
Disamping itu Pegawai ASN juga memiliki peran, yakni sebagai perencana,
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi
masyarakat yang setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pegawai Negeri Sipil diberikan tugas kedinasan untuk melaksanakan tugas tersebut
dengan sebaik-baiknya. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat setiap Pegawai
masyarakat diatas kepentingan pribadi dan golongan. Sebagai abdi Negara seorang
pegawai negeri juga wajib setia dan taat kepada Pancasila sebagi filsafah dan
ideologi Negara, UUD 1945, negara dan pemerintahan. Dalam hal ini pegawai
negeri harus bersikap monoloyalitas, sehingga setiap Pegawai Negeri Sipil dapat
62
memusatkan segala perhatian dan fikiran serta menyerahkan daya dan tenaganya
berhasil guna. Kesetiaan dan ketaatan penuh yang berarti bahwa Pegawai Negeri
kewajiban baginya juga diberikan apa saja yang menjadi hak yang didapat oleh
Negeri Sipil dengan Negara dan Pemerintah serta mengenai loyalitas kepada
Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Disadari bahwa kedudukan pegawai
negeri khususnya Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu penentu kelancaran
adanya Pegawai Negeri Sipil sebagai warga negara, unsur aparatur negara, abdi
negara, dan abdi masyarakat. Dengan penuh kesetiaan dan ketaatan terhadap
Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Untuk keperluan tersebut, Pegawai
Negeri Sipil harus bersatu padu bermental baik, berwibawa, berdaya guna, bersih,
bermutu tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas
63
BAB III
1. Sejarah Berdiri serta Visi dan Misi BAZNAS Kabupaten Lima Puluh
Kota
peraturan yang ada dalam undang-undang tersebut telah digantikan oleh Undang-
undang terbaru yaitu Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011. Sejak saat Undang-
ditugaskan untuk mengelola zakat yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS), kedua lembaga ini telah dikukuhkan oleh
pemerintah. Kemudian tugas dari lembaga ini adalah mengumpulkan zakat dari
Pada tahun 2003 Bupati Lima Puluh Kota saat itu Bapak Alis Marajo
Lima Puluh Kota. Sebagai realisasi pengelolaan Zakat tersebut, Tanggal 20 April
2004 Bupati akhirnya mengeluarkan surat keputusannya Nomor 235 tahun 2004 dan
terbentuklah BAZNAS Lima Puluh Kota dan tanggal 27 April 2004 pengurusnya
langsung dilantik.76 Ibarat bayi yang baru lahir, BAZNAS mulai berdiri,
76
Nursal S.Pd Wakil Ketua 1 Baznas Kabupaten Lima Puluh Kota Wawancara Langsung,
Tanggal 13 Juni 2022.
64
melangkah dan berjalan. Tentunya tidak seperti orang yang sudah berjalan dan
berlari cepat. Kerja keras dan semangat yang pantang menyerah, BAZNAS Lima
Puluh Kota terus bersinergi dan berupaya mengadakan sosialisasi zakat. Setahun
kemudian tepatnya tanggal 24 Oktober 2005 dengan surat edaran Bupati Lima Puluh
Kota Nomor : 946/491/BKD/2005 kepada PNS di Lima Puluh Kota diajak dan
Kota.
sebesar Rp. 4.823.100,-. Kemudian seiring dengan perjalan waktu, penerimaan zakat
terus mengalami peningkatan, sehingga dalam jangka waktu lima bulan, BAZNAS
Lima Puluh Kota mendistribusikan dana zakat perdananya kepada Mustahiq sebesar
tepatnya sejak tahun 2004 sampai 2016 berjalan dengan fasilitas kantornya yang
disediakan Kemenag Lima Puluh Kota dan hanya berukuran 3x3M2. Namun
BAZNAS Lima Puluh Kota telah berhasil mengumpulkan dana zakat sebesar Rp.
9.205.648.443,- (Sembilan Milyar Dua Ratus Lima Juta Enam Ratus Empat Puluh
Delapan Ribu Empat Ratus Empat Puluh Tiga Rupiah) dengan jumlah mustahiq
Kini BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota sudah berjalan menuju tahun
Saat ini BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota Periode 2022-2027 diketuai
oleh Yulius, S.Ag. M.Ag, Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan H. Nursal, S.Pd.I,
Ibid.
77
65
Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian Gusri Efendi, S.Pd, dan Wakil Ketua III
Bidang Perencanaan, Keuangan dan PelaporanEdrimal Dt. Ulak Cimano, dan Ketua
IV Bidang ADM, SDM dan Umum Suhendri, S.Ag, kemudian bagian pengumpulan
dipegang oleh Jonres Marianto, S.Ag dan Joserizal, bagian pendistribusian dan
a. Visi
b. Misi
kaum lemah.
kaum dhu’afa.
78
Data di Ambil Dari Arsip BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, Tanggal 13 Juni 2022
66
dengan Ikhlas dan jujur serta mengharap Ridho Allah SWT.
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi di atas, maka BAZNAS Kabupaten
sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut. Hal itu telah disikapi oleh
kepengurusan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lima Puluh Kota
yang baru masih sedang berjalan. Maka untuk legalitas dan kewenangan dalam
pengelolaan Zakat di Lima Puluh Kota. Bupati Lima Puluh Kota telah menerbitkan
Kota Periode 2012-2015. Secara legalitas struktur organisasi Badan Pelaksana dan
organisasinya, terdiri dari personil 9 (Sembilan) orang, yaitu 5 (lima) orang unsur
pimpinan (1 orang ketua dan 4 orang wakil ketua) dan 4 (empat) unsur staf atau
67
pegawai.
Bagan 3.1
a. Dewan pertimbangan
dengan hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus Badan Amil
Zakat.
79
Data di Ambil Dari Arsip BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota,Tanggal 13 Juli 2022
68
3) Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada Badan
Pengelolaan Zakat.
b. Komisi Pengawas
peraturan perundang-undangan;
c. Badan Pelaksana
pendayagunaan zakat;
keuangan;
69
3. Program Kerja BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota
berikut:
dengan ketentuan
a. Bidang Pengumpulan
70
Rencana Penerimaan Dana, Rencana Penyaluran Berdasarkan Asnaf,
Dana APBD/APBN.¨
internal dan lampirannya yang berisi mengenai aturan kerja dan kebijakan
hubungan internal.
internal dan lampirannya yang berisi mengenai aturan kerja dan kebijakan
71
staf dan perkembangan kualitas kerjanya, Mengadakan konseling kepada
dengan kegiatan kantor berupa peralatan kerja dan sarana dan prasarana,
bulanan untuk keperluan rapat anggaran, laporan keuangan atas asset dan
beban biaya kantor, Membina hubungan yang baik dengan insan pers, serta
memberikan data yang dibutuhkan dan Mengurus BPJS kesehatan Staf pada
72
Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lima Puluh Kota,
dana zakat disalurkan melalui program-program yang telah dibuat pada setiap
80
Data di Ambil Dari Arsip BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, Tanggal 13 Juni 2022
73
keluarga dan usaha keluarga tidak mampu, berupa zakat konsumtif dan
produktif,Alokasi dana 15% (lima belas persen) dari jumlah pengumpulan dengan
program :
Makmur yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan usaha bagi keluarga
Pemberian modal usaha oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota bertujuan agar
mustahik dapat belajar memanfaatkan dan mengelola dana zakat produktif yang
diberikan BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota. Bantuan tersebut diharapkan agar
untuk dikonsumsi saja, sehingga dia yang dulunya seorang mustahik dapat berubah
Dari hasil wawancara para mustahik yang menerima bantuan modal usaha
74
produktif. Beberapa mustahik yang menerima bantuan mengatakan bahwa sejak
adanya bantuan zakat produktif yang diberikan BAZNAS Kabupaten Lima Puluh
Kota dapat membantu meringankan dan ada pula yang merasakan perkembangan
usahanya.
berikut :
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota sebesar Rp. 1.000.000 kepada Ibu Erniati
benar-benar telah membantu, karena setelah mendapatkan bantuan modal usaha ibu
dengan adanya bantuan dana zakat produktif sebagai tambahan modal usaha,
81
Erniati, wawancara lansung tanggal 25 Juli 2022
82
Yusni, Wawancara Langsung tanggal 25 Juli 2022
75
Dari kutipan di atas sudah terlihat gambaran bahwa bantuan zakat produktif
yang telah diterima oleh Ibu Yusni sebesar Rp. 1.000.000 ternyata telah membantu
menambah penghasilannya dan setiap minggunya Ibu Yusni juga telah bisa
menabung. Hal yang sama juga telah dirasakan oleh Pak Usman, dengan adanya
bantuan zakat produktif dari BAZNAS maka usaha Pak Usman semakin
Dengan adanya zakat, maka akan adanya distribusi pendapatan dari muzakki
dan middle income ke penerima zakat. Pada awalnya mustahik berada pada
mereka terima.
keluarga yang tidak mampu. Program Lima Puluh Kota Sehat diperuntukkan bagi
Kesehatan, Bantuan diberikan dalam bentuk biaya berobat dan layanan pemulihan
dan penyembuhan serta bantuan alat kesehatan untuk masyarakat miskin. Alokasi
83
Usman, Wawancara Langsung tanggal 25 Juli 2022
76
maksimal Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 1.500.000,-
Rp. 2.000.000,-
i) Berobat lainnya.
Puluh Kota dan mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampuSelain itu dana
zakat juga disalurkan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan wilayah-
wilayah tertinggal.
77
Alokasi dana 45% dari jumlah pengumpulan dengan program pemberian
beasiswa bagi :
Rp.2.000.000,-
dan terlantar. Lima Puluh Kota Peduli disalurkan bagi mustahiq yang mengalami
musibah/ bencana, seperti kebakaran, banjir, longsor, angin puting beliung dan lain
78
kencang sebesar Rp. 2.000.000 s/d Rp. 50.000.000,-
yang terdiri dari : Sembako (Beras, Minyak Goreng, Gula, Telur, Teh,
Sarden).
(dua) bentuk penyaluran dana zakat yaitu konsumtif dan produktif. Konsumtif yaitu
untuk memenuhi kebutuhan hidup mustahiq dan tidak adanya peningkatan diri pada
diri mustahiq. Sedangkan produktif, dana tersebut adalah modal untuk para mustahiq
kualitas hidup mustahiq, baik dari segi sosial, ekonomi, dan agama di setiap
tahunnya.
pasal 27 juga telah menjelaskan bahwa zakat dapat digunakan untuk usaha
produktif. Dengan adanya penyaluran dana zakat untuk usaha produktif ini,
79
melalui dana yang diterimanya. Dana tersebut tidak dihabiskan melainkan akan
dikembangkan dan digunakan untuk usaha mereka sehingga penerima zakat dapat
dana zakat dan melakukan pengelolaan terhadap dana zakat yang telah dihimpunnya
untuk kesejahteraan umat. BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota dengan visinya
mencoba mendistribusikan dana zakat sebagai modal usaha yang tujuannya adalah
Zakat penghasilan atau yang dikenal juga sebagai zakat profesi; zakat
pendapatan adalah bagian dari zakat mal yang wajib dikeluarkan atas harta yang
dimaksud ialah setiap pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa, dan lain-
lainnya yang diperoleh dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara, pegawai,
karyawan, maupun tidak rutin seperti dokter, pengacara, konsultan, dan sejenisnya,
80
Zakat penghasilan dikeluarkan dari harta yang dimiliki pada saat
penghasilannya telah mencapai nishab zakat pendapatan sebesar 85 gram emas per
tahun. Hal ini juga dikuatkan dalam SK BAZNAS Nomor 22 Tahun 2022 Tentang
Nisab Zakat Pendapatan dan Jasa, bahwa; Nishab zakat pendapatan /penghasilan
pada tahun 2022 adalah senilai 85 gram emas atau setara dengan Rp. 79.292.978,-
(Tujuh puluh sembilan juta dua ratus sembilan puluh dua ribu sembilan ratus tujuh
puluh delapan rupiah) per tahun atau Rp. 6.607.748,- (Enam juta enam ratus tujuh
nilai nishab perbulannya adalah setara dengan nilai seperduabelas dari 85 gram emas
(seperti nilai yang tertera di atas) dengan kadar 2,5%. Jadi apabila penghasilan setiap
bulan telah melebihi nilai nishab bulanan, maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar
2,5% dari penghasilannya tersebut. Ada banyak jenis profesi dengan pembayaran
rutin maupun tidak, dengan penghasilan sama dan tidak dalam setiap bulannya. Jika
penghasilan dalam 1 bulan tidak mencapai nishab, maka hasil pendapatan selama 1
bulan.
81
Kadar Zakat Penghasilan 2,5%
Haul 1 tahun
Contoh:
Jika harga emas pada hari ini sebesar Rp. 938.099/gram, maka nishab zakat
penghasilan dalam satu tahun adalah Rp. 79.292.978,-. Penghasilan Bapak Fulan
penghasilan Bapak Fulan sudah wajib zakat. Maka zakat Bapak Fulan adalah
3. Data Jumlah Aparatur Sipil Negara Pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, dapat diketahui data
Mengeluarkan Zakat Profesi, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel di bawah ini
Tabel 3.1
Laporan Pengumpulan Zakat Baznas Kabupaten Lima Puluh Kota
Periode 1 Januari s/d 30 Juni 2022
Setoran Zakat
Januari s/d
No. OPD / Unit Kerja Keterangan
Juni 2022
(Rp.)
1 51 Setoran zakat beragam (1%,
Sekretariat Daerah
.328.026 1,5% dan 2,5%)
2 Dinas Pendidikan dan 410 Setoran zakat beragam (1%,
Kebudayaan .588.813 1,5% dan 2,5%)
3 11 Setoran zakat beragam (1%,
Dinas Sosial
.481.152 1,5% dan 2,5%)
4 Dinas Pemadam Belum ada setoran zakat ke
Kebakaran - BAZNAS
5 90.979. Sudah 2,5% tapi belum
Dinas Kesehatan
353 termasuk THR dan Gaji 13
6 Dinas Pekerjaan Umum 44.667.84 Sudah 2,5% tapi belum
82
dan Penataan Ruang 4 termasuk THR dan Gaji 13
7 Satuan Polisi Pamong 4.552.
Masih 1%
Praja 011
8 Dinas Lingkungan
5.924.
Hidup, Perumahan Masih 1%
517
Rakyat dan Permukiman
9 Dinas Kependudukan 2.375.
Masih 1%
dan Pencatatan Sipil 598
10 Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga
Berencana, 2.413.
Masih 1%
Pemberdayaan 593
Perempuan dan
Perlindungan Anak
11 Dinas Penanaman Modal
3.693.
dan Pelayanan Terpadu Masih 1%
915
Satu Pintu
12 Dinas Perdagangan,
4.941.
Koperasi, Usaha Kecil Masih 1%
410
dan Menengah
13 Dinas Perindustrian dan Belum ada setoran zakat ke
Tenaga Kerja - BAZNAS
14 Dinas Komunikasi dan 2.980.8
Masih 1%
Informatika 00
15 Dinas Parawisata, 7.452.7
Masih 1%
Pemuda dan Olahraga 14
16 Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan 3.295.060 Masih 1%
Desa/Nagari
17 Belum ada setoran zakat ke
Dinas Perhubungan
- BAZNAS
18 Dinas Tanaman Pangan,
73.482. Sudah 2,5% tapi belum
Hortikultura dan
639 termasuk THR dan Gaji 13
Perkebunan
19 Dinas Peternakan dan 11.207.5
Masih 1%
Kesehatan Hewan 19
20 Dinas Perikanan 12.895.982 Masih 1%
21 Pernah Setor zakat ke
12.895.
Dinas Pangan BAZNAS pada tahun
982
sebelumnya
22 Dinas Perpustakaan
Arsip Daerah (PAD)/gaji Masih 1%
-
des
23 Badan Perencanaan
10.499.
Penelitian dan Masih 1%
967
Pengembangan
83
24 Badan Kepegawaian dan
8.591.
Pengembangan Sumber Masih 1%
674
Daya Manusia
25 7.907. Setoran zakat beragam (1%,
Badan Keuangan
000 1,5% dan 2,5%)
26 Badan Kesatuan Bangsa 22.708.
Masih 1%
dan Politik 495
27 Badan Penanggulangan 6.571.
Masih 1%
Bencana Daerah 691
28 2.953.
Sekretariat DPRD Masih 1%
495
29 2.770.
Inspektorat Masih 1%
131
30 3.673.
Kecamatan Harau Masih 1%
900
31 3.241.
Kecamatan Pangkalan Masih 1%
720
32 Kecamatan Bukik 3.187.
Masih 1%
Barisan/suprayondi 392
33 Kecamatan Lareh Sago 4.339.
Masih 1%
Halaban 000
34 Belum ada setoran zakat ke
Kecamatan Akabiluru
- BAZNAS
35 Belum ada setoran zakat ke
Kecamatan Luak
- BAZNAS
36 Kecamatan Situjuh Limo 3.174.
Masih 1%
Nagari 000
37 2.286.
Kecamatan Gunung Mas Masih 1%
000
38 4.000.
Kecamatan Payakumbuh Masih 1%
000
39 Belum ada setoran zakat ke
Kecamatan Mungka
- BAZNAS
40 Belum ada setoran zakat ke
Kecamatan Kapur IX
- BAZNAS
41 Belum ada setoran zakat ke
Kecamatan Guguak
- BAZNAS
42 Belum ada setoran zakat ke
Kecamatan Suliki
- BAZNAS
43 SMPN 1 Kec. 6.148.
Masih 1%
Payakumbuh 412
44 SMPN 2 Kec. Belum ada setoran zakat ke
Payakumbuh - BAZNAS
SMPN 3 Kec. 1.046.6
45 Masih 1%
Payakumbuh 00
46 SMPN 4 Kec. Belum ada setoran zakat ke
84
Payakumbuh - BAZNAS
SMPN 1 Kec. 2.500.0
47 Masih 1%
Akabiluru/Yessi Silvia 00
5.750.6
48 SMPN 2 Kec. Akabiluru Masih 1%
23
SMPN 3 Kec. 4.800.0
49 Masih 1%
Akabiluru/Yuhendri 00
Belum ada setoran zakat ke
50 SMPN 1 Kec. Guguak
- BAZNAS
Belum ada setoran zakat ke
51 SMPN 2 Kec. Guguak
- BAZNAS
Belum ada setoran zakat ke
52 SMPN 4 Kec. Guguak
- BAZNAS
Belum ada setoran zakat ke
53 SMPN 5 Kec. Guguak
- BAZNAS
4.965.0
54 SMPN 1 Kec. Mungka Masih 1%
41
SMPN 2 Kec. Mungka 2.440.0
55 Masih 1%
(Tesi) 00
Belum ada setoran zakat ke
56 SMPN 3 Kec. Mungka
- BAZNAS
1.800.0 Setoran Zakat Masih 1% ke
57 SMPN 1 Kec Suliki
00 BAZNAS
SMPN 2 Kec Suliki 5.000.0
58 Masih 1%
(chaidir) 00
SMPN 1 Kec. Gunuang 3.500.0
59 Masih 1%
Omeh (epriwandi) 00
SMPN 2 Kec. Gunuang 500.0
60 Masih 1%
Omeh (Usrizal) 00
SMPN 1 Kec. Bukik 3.000.0
61 Masih 1%
Barisan 00
SMPN 2 Kec. Bukik 900.0
62 Masih 1%
Barisan 00
SMPN 3 Kec. Bukik Belum ada setoran zakat ke
63
Barisan/Faisal Adri - BAZNAS
SMPN 4 Kec. Bukik Belum ada setoran zakat ke
64
Barisan - BAZNAS
1.67 Belum ada setoran zakat ke
65 SMPN 1 Kec. Luak
4.947.701 BAZNAS
6 Belum ada setoran zakat ke
66 SMPN 2 Kec. Luak
.508.178 BAZNAS
SMPN 1 Kec Lareh Sago 20
67 Masih 1%
Halaban .718.500
SMPN 2 Kec Lareh Sago 11
68 Masih 1%
Halaban .696.000
69 SMPN 3 Kec Lareh Sago 71 Belum ada setoran zakat ke
85
Halaban .039.951 BAZNAS
SMPN 4 Kec Lareh Sago 60 Belum ada setoran zakat ke
70
Halaban/NOFRIZAL .171.477 BAZNAS
SMPN 5 Kec Lareh Sago 3 Belum ada setoran zakat ke
71
Halaban .673.900 BAZNAS
3
72 SMPN 1 Kec. Harau Masih 1%
.241.720
3
73 SMPN 2 Kec. Harau Masih 1%
.187.392
4
74 SMPN 3 Kec. Harau Masih 1%
.339.000
75 SMPN 4 Kec. Harau Masih 1%
-
76 SMPN 5 Kec. Harau Masih 1%
-
SMPN 1 Kec. Pangkalan 3
77 Masih 1%
Koto Baru .174.000
SMPN 2 Kec. Pangkalan 2
78 Masih 1%
Koto Baru/delvayandi .286.000
SMPN 3 Kec. Pangkalan 4
79 Masih 1%
Koto Baru .000.000
SMPN 4 Kec. Pangkalan
80 Masih 1,5%
Koto Baru -
SMPN 5 Kec. Pangkalan Belum ada setoran zakat ke
81
Koto Baru - BAZNAS
82 SMPN 1 Kec. Kapur IX Masih 1%
-
83 SMPN 2 Kec. Kapur IX Masih 1%
-
Belum ada setoran zakat ke
84 SMPN 1 Kec. Luak
- BAZNAS
Belum ada setoran zakat ke
85 SMPN 2 Kec. Luak
- BAZNAS
SMPN 1 Kec Lareh Sago 5.200.0
86 Masih 1%
Halaban 00
SMPN 2 Kec Lareh Sago 7.842.7
87 Masih 1%
Halaban 29
SMPN 3 Kec Lareh Sago Belum ada setoran zakat ke
88
Halaban - BAZNAS
SMPN 4 Kec Lareh Sago Belum ada setoran zakat ke
89
Halaban/NOFRIZAL - BAZNAS
SMPN 5 Kec Lareh Sago Belum ada setoran zakat ke
90
Halaban - BAZNAS
1.700.0
91 SMPN 1 Kec. Harau Masih 1%
00
92 SMPN 2 Kec. Harau 2.556. Masih 1%
86
000
3.269.
93 SMPN 3 Kec. Harau Masih 1%
591
4.560.
94 SMPN 4 Kec. Harau Masih 1%
000
1.775.6
95 SMPN 5 Kec. Harau Masih 1%
28
SMPN 1 Kec. Pangkalan 6.059.7
96 Masih 1%
Koto Baru 08
SMPN 2 Kec. Pangkalan 1.890.
97 Masih 1%
Koto Baru/delvayandi 000
SMPN 3 Kec. Pangkalan 1.000.
98 Masih 1%
Koto Baru 000
SMPN 4 Kec. Pangkalan 1.908.0
99 Masih 1,5%
Koto Baru 00
SMPN 5 Kec. Pangkalan Belum ada setoran zakat ke
100
Koto Baru - BAZNAS
3.620.
101 SMPN 1 Kec. Kapur IX Masih 1%
000
5.500.
102 SMPN 2 Kec. Kapur IX Masih 1%
000
Belum ada setoran zakat ke
84 SMPN 1 Kec. Luak
- BAZNAS
Belum ada setoran zakat ke
85 SMPN 2 Kec. Luak
- BAZNAS
SMPN 1 Kec Lareh Sago 5.200.0
86 Masih 1%
Halaban 00
SMPN 2 Kec Lareh Sago 7.842.7
87 Masih 1%
Halaban 29
SMPN 3 Kec Lareh Sago Belum ada setoran zakat ke
88
Halaban - BAZNAS
SMPN 4 Kec Lareh Sago Belum ada setoran zakat ke
89
Halaban/NOFRIZAL - BAZNAS
SMPN 5 Kec Lareh Sago Belum ada setoran zakat ke
90
Halaban - BAZNAS
1.700.
91 SMPN 1 Kec. Harau Masih 1%
000
2.556.
92 SMPN 2 Kec. Harau Masih 1%
000
3.269.
93 SMPN 3 Kec. Harau Masih 1%
591
4.560.0
94 SMPN 4 Kec. Harau Masih 1%
00
1.775.6
95 SMPN 5 Kec. Harau Masih 1%
28
96 SMPN 1 Kec. Pangkalan 6.059.7 Masih 1%
87
Koto Baru 08
SMPN 2 Kec. Pangkalan 1.890.
97 Masih 1%
Koto Baru/delvayandi 000
SMPN 3 Kec. Pangkalan 1.000.
98 Masih 1%
Koto Baru 000
SMPN 4 Kec. Pangkalan 1.908.0
99 Masih 1,5%
Koto Baru 00
SMPN 5 Kec. Pangkalan Belum ada setoran zakat ke
100
Koto Baru - BAZNAS
3.620.0
101 SMPN 1 Kec. Kapur IX Masih 1%
00
5.500.
102 SMPN 2 Kec. Kapur IX Masih 1%
000
Belum ada setoran zakat ke
103 SMPN 3 Kec. Kapur IX
- BAZNAS
Belum ada setoran zakat ke
104 SMPN 4 Kec. Kapur IX
- BAZNAS
1.855.
105 SMPN 5 Kec. Kapur IX
317 Masih 1%
Belum ada setoran zakat ke
106 SMPN 6 Kec. Kapur IX
- BAZNAS
SMPN 1 Kec. Situjuah Belum ada setoran zakat ke
107
Limo Nagari - BAZNAS
SMPN 2 Kec. Situjuah
108 Masih 1%
Limo Nagari 900.000
4.893.
109 BAZNAS 50 Kota
250 Sudah 2,5%
1.376.548.1
TOTAL
16
Sumber : BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, 2022.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwasanya, dari keseluruhan OPD dan
Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota yg berjumlah 109
(seratus sembilan) yang terdiri dari OPD, UPT Sekolah, serta Kecamatan di lingkup
Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota diketahui hanya 1 unit kerja yakni
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota yang sudah menyetorkan zakat sesuai
besaran yang seharusnya yakni 2,5 persen. Sedangkan sisanya ada yang
menyetorkan Setoran zakat secara beragama beragam yakni 1%, 1,5% dan 2,5%, ,
ada juga OPD yang menyetorkan Sudah 2,5% tapi belum termasuk THR dan Gaji 1,
88
ada OPD yang baru menyetorkan 1 persen, ada pula OPD atau unit kerja yang
sedikit OPD atau unit kerja yang belum ada setoran zakat ke BAZNAS Kabupaten
4. Data Jumlah Perolehan tiap tahun dari Zakat Profesi di Kalangan Aparatur
data Jumlah Perolehan tiap tahun dari Zakat Profesi di kalangan Aparatur Sipil
Negara Pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagaimana disajikan pada tabel
di bawah ini :
Tabel 3.2
Jumlah Perolehan Zakat Profesi di Kalangan Aparatur Sipil Negara
Pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2017-2021
Jumlah Penerimaan
No. Tahun Ket
Zakat Profesi ASN
1 2017 1.726.214.843,-
2 2018 2.461.584.137,-
3 2019 3.315.553.450,-
4 2020 3.392.960.997,-
5 2021 3.577.655.662,-
Sumber : BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, 2022.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwasanya, dari jumlah perolehan zakat
Dengan potensi dan luas daerah Kabupaten Lima Puluh Kota semestinya
89
BAZNAS Kab. Lima Puluh Kota mampu memaksimalkan potensi yang ada. Namun
jumlah porelehan saat ini belumnya maximal yang tentu saja angka ini tentu masih
jauh dari target dan potensi yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota atau dapat
dikatakan potensi penerimaan zakat profesi ASN Pemerintah Kabupaten Lima Puluh
Kota bias jauh melebihi di atas itu. Karena berdasarkan data yang ada OPD dan unit
zakat sesuai besaran yang seharusnya yakni 2,5 persen, terdapat OPD dan Unit kerja
yang baru menyetorkan zakat sebesar 1%, 1,5% bahkan ada juga OPD yang belum
Lima Puluh Kota ke arah yang lebih baik lagi untuk mencapai sasaran zakat itu
syariat atau maqashid al-syariah hal ini belum terwujud. Dimana hakikat maqashid
al-syariah dari segi substansinya adalah kemaslahatan. Salah satu maqashid al-
90
Pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Upaya
Penanggulangan Kemiskinan
tentu dilihat bagaimana managerial atau mekanisme yang diterapkan oleh BAZNAS
kalangan ASN Kabupaten Lima Puluh Kota oleh BAZNAS mencakup kegiatan
Dalam konteks ini muncul dua istilah yang sangat berhubunga dengan zakat.
Pertama muzakki yakni orang atau badan yang berkewajiban menunaikan zakat.
Kedua, mustahiq atau orang atau badan yang berhak menerima zakat. Keduanya
bagaikan dua sisi mata uang yang tidak mungkin bisa dipisahkan.
tujuan tertentu dalam waktu tertentu, dimana perencanaan yang matang maka
diharaplan hasil yag diperoleh dalam pengumpulan zakat dapat maximal dan
Kabupaten Lima Puluh Kota berwujud dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra).
Tujuan penyusunan Renstra untuk menjadi landasan dan acuan bagi Pengurus untuk
menyusun rencana pengelolaan zakat yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima)
91
tahun. Perencanaan dalam proses pengelolaan zakat yang ada di BAZNAS
Kabupaten Lima Puluh Kota dimulai dengan menyusun Rancangan Anggaran Kerja
Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota terkait
bahwa dalam hal perencanaan pengumpulan dana Zakat profesi ASN di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh
1) Sosialisasi/Kampanye Zakat
84
Wawancara langsung dengan Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan Nursal S.Pd, tanggal 26
Juli 2022.
92
2) Pencatatan dan pendataan, dimana pengurus BAZNAS selaku
Dokumen Renstra Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lima Puluh
bidang pengeloaan zakat khususnya di Kabupaten Lima Puluh Kota, masih terdapat
hal yang perlu dikritisi dimana Renstra yang disusun oleh BAZNAS lebih berbentuk
pelaksanaan yang akan dilakukan, mestinya Renstra tersebut tertuang dalam bentuk
Serta Renstra yang disusun tersebut, belum optimal dalam pelaksanaannya sehingga
Pengorganisasian (Organizing)
Lima Puluh Kota dibayarkan melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang dikelola
oleh bendahara yang bertugas mengumpulkan zakat dari Aparatur Sipil Negara
Penggerakan (Actuanting)
93
sosialisasi dengan mengundang kepala-kepala OPD yang kemudian nantinya akan
Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh
“Setiap ASN yang beragama Islam pada semua OPD dan Unit Kerja di
Lingkungan Pemerintah Kabuapten 50 KOta mengeluarkan zakatnya sebesar
2,5% dari gaji sebelum dikurangi dengan biaya-biaya kebutuhan yang lain.
Jadi yang dipotong oleh bendahara adalah gaji kotor sebesar 2,5%.132 Jadi
dasar yang digunakan dalam menghitung zakat profesi yaitu penghasilan
kotor. Sebenarnya potensi zakat profesi untuk ASN di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota cukup besar jika ASN juga bersedia
untuk pemotongan zakat pada tunjangan penghasilan dilakukan oleh
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota. Kemudian dapat kami informasikan
juga bahwasanya saat ini Jumlah UPZ yang sudah terbentuk 93 UPZ, dan
sudah secara aktif menyetor zakatnya, yakni : 5 UPZ Nagari, 1 UPZ Masjid,
26 UPZ OPD, 27 UPZ Kelompok Pendidikan SD, 7 UPZ Kecamatan, 28 UPZ
SMP, serta masyarakat juga dapat berinfak melalui + 200 Kotak Infak dan
melalui scan Qris yang tersedia ”85
Pengawasan (controling)
Lima Puluh Kota makan saat ini Sistem pengawasan yang dilakukan berupa
pemberian laporan keuangan dan kegiatan kepada Bupati dan muzzaki yang
menyetorkan zakat ke BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota yang dilakukan 1 kali
dalam 3 bulan setiap tahunnya. Disamping itu saat ini BAZNAS Kabupaten Lima
Puluh Kota juga sudah di audit secara eksternal dan memperoleh Opini Wajar Tanpa
Seyogyanya audit rutin baik yang dilakukan oleh audit internal maupun audit
Wawancara langsung dengan Bapak Jonres Marianto, S.Ag, staf Bidang Pengumpulan
85
94
ekternal terhadap seluruh neraca keuangan BAZNAS adalah sebagai bentuk
dikelolanya. Dengan diterapkannya akuntansi yang baik, maka organisasi ini dapat
dikatakan telah melaksanakan akuntabilitasi dan transparasi yang baik. Jika dilihat
kedepan dapat lebih makimal dalam melaksanakan tugas dan perannya dalam
a. Penyetoran
Baznas Kabupaten Lima Puluh Kota. Dana zakat profesi yang terkumpul di tiap-tiap
setiap bulan kepada rekening BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota. Hal ini sesuai
Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yaitu pada pasal 55
Sekaitan dengan Zakat Profesi ASN yang dikelola oleh BAZNAS Kabupaten
Lima Puluh Kota diketahui bahwa, baru sebatas zakat Pegawai Negeri Sipil dengan
95
bekerja sama bersama bendahara masing-masing Unit Kerja/OPD/Instansi di
tiap-tiap unit kerja menjadi UPZ dan malakukan pemotongan zakat ASN yang
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota. Bagi muzzaki perorangan, bisa langsung
b. Distribusi
masyarakat yang kurang mampu. Zakat yang terkumpul ini, didistribusikan oleh
pengurus BAZNAS kepada delapan asnaf, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat
atTaubah/9 ayat 60 yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, gharimin, riqab, sabilillah dan
ibnu sabil.
96
Kemiskinan
Kota telah memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup untuk mengeluarkan
zakat profesi melalui Baznas Kabupaten Lima Puluh Kota. Yang artinya bahwa
Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota sudah cukup memadai. Gaji yang diterima
setiap bulan dikeluarkan zakatnya 2,5 persen sebelum dikurangi kebutuhan yang
lain. Jadi dasar yang digunakan dalam menghitung zakat profesi yaitu penghasilan
kotor. Hal ini dilandasi dengan kemauan untuk membantu orang lain melalui dana
masing-masing;
97
Peraturan Daerah dan Surat-surat Edaran Bupati, yakni antara lain :
3. Edaran Bupati Lima Puluh Kota No. 113 Tahun 2014 tentang
4. Edaran Bupati Lima Puluh Kota No. 113 Tahun 2017 tentang
Secara umum Peraturan Daerah dan Edaran Bupati Lima Pulu Kota
maka bupati 50 Kota merasa perlu mengeluarkan intruksi ini bagi pegawai yang
badan amil zakat yang ada atau yang telah dibentuk oleh pemerintahan Kabupaten
Lima Puluh Kota, yang dalam hal ini adalah BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota.
Edaran bupati ini sesuai dengan aturan yang mengatur Zakat melalui Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014,
98
Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah Melaui Badan Amil zakat Nasional,
Keputusan Ketua BAZNAS Nomor 142 Tahun 2017 tentang Nilai Nishab Zakat
membayarkan zakat profesinya sebesar 2,5 % (dua koma lima perseratus) melalui
BAZIS Kabupaten Lima Puluh Kota. Intruksi ini merupakan perintah sekaligus
sesuai dengan isi edaran itu sendiri yaitu ditujukan kepada pegawai yang berada di
Rp 2.000.000,- dengan besar zakat yang dikeluarkan sebanyak 2,5% persen dari
Puluh Kota serta untuk memberikan pelayanan bagi muzakki dalam menunaikan
kewajiban zakatnya melalui Lembaga Amil Zakat yang ada yakni BAZNAS
Salah satu tugas penting lain dari lembaga pengelola zakat adalah melakukan
majelis talim, seminar, diskusi dan lokakarya, melalui media surat kabar, majalah,
99
radio, internet maupun televisi. Dengan sosialisasi yang baik dan optimal,
diharapkan masyarakat muzakki akan semakin sadar untuk membayar zakat melalui
lembaga zakat yang kuat, amanah dan terpercaya. Materi sosialisasi yang sudah
dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota antara lain berkaitan dengan
kewajiban zakat, hikmah dan fungsinya, harta benda yang wajib dikeluarkan
zakatnya, cara menghitung zakat yang mudah, serta cara menyalurkannya. Dan
sejalan dengan UU No. 17/2000 tentang perubahan ketiga UU No. 7/1983 tentang
pajak penghasilan, maka kaitan antara zakat dengan pajak ini perlu juga
dan pengetahuan Pegawai mengenai Edaran Bupati tetang zakat profesi ini melalui
zakat profesi.
100
5. Sebagian pegawai ada yang melakukan pembayarkan zakat Profesinya
Kabupaten Lima Puluh Kota. Namun untuk hal ini adalah zakat profesi
Berdasarkan data yang diperoleh dari BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota
Tabel 3.3
Total Pengumpulan ZIS Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2015 s/d 2021
oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota setiap tahunnya, dimana pada Tahun
2015 Rp. 1.772.137.814,- dan mencapai angka 4,32 Milyar pada Tahun 2021. Disini
terlihat Potensi zakat profesi di Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya ASN cukup
besar. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang bekerja di Kabupaten Lima Puluh Kota. Selain itu, juga terdapat Tambahan
Penghasilan Pegawai (TPP) di Kabupaten Lima Puluh Kota yang dapat menjadi
potensi lainnya dalam pengumpulan dana ZIS di Kabupaten Lima Puluh Kota.
“Jika ditanya tentang potensi zakat yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota,
khususnya zakat yang bersumber dari ASN ya cukup besar. Karena
101
mengingat setiap tahun ada penerimaan ASN (bertambah), dan juga ada TPP
yang diterima ASN di Kabupaten Lima Puluh Kota ini, Jadi ASN yang wajib
zakat juga seharusnya banyak.”87
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota masih tergolong sedikit jika dibandingkan
dengan potensi dan jumlah penduduk muslim yang terdiri dari + 368.484 jiwa.
Pengumpulan dana zakat yang saat ini sedang berjalan yang didominasi dari Zakat
Profesi PNS di Kabupaten Lima Puluh Kota pun juga belum maksimal.
zakat sesuai dengan tuntutan agama. Apalagi zakat memiliki fungsi dan peranan
dapat meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Berdasarkan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat yang tertera
dalam pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan
87
Wawancara langsung dengan Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan Nursal S.Pd, tanggal 26
Juli 2022
102
BAB IV
sedangkan SKPD dan instansi serta perusahaan sebagai Unit Pengumpul Zakat
(UPZ). BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) adalah badan resmi pemerintah non
departemen yang diberi tanggung jawab untuk mengelola zakat, Infak dan shadaqah
Kabupaten/Kota.
membentuk UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha
negeri serta dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama
103
Berdasar penjelasan pada bab sebelumnya bahwa pengelolaan zakat profesi
Lima Puluh Kota dilakukan melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di OPD atau unit
(BAZNAS) Kabupaten Lima Puluh Kota secara kolektif. Zakat profesi Aparatur
Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota yang
diambil dari gaji kotor setiap pegawai menurut hemat penulis sudah ada yang sesuai
dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat yakni sebesar
2,5%, namun ada juga yang belum sesuai dimana masih ada yang menyetorkan
Dimana sekaitan dengan pola pembayaran zakat profesi yang dilakukan oleh
Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dengan cara
pemotongan gaji secara langsung oleh bendahara gaji dari masing-masing unit kerja,
berzakat), UPZ tidak berhak untuk memaksa, karena membayar zakat adalah suatu
kesadaran diri. Para PNS/ ASN yang juga sebagai Muzakki bisa memilih antara
manapun (termasuk bendahara PNS di kantor, UPZ, atau yayasan lain yang
Oleh karena itu terjadinya pemotongan zakat di bawah 2,5% atau belum sesuai
dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pada UPZ
masing-maing OPD dan Unit Kerja juga tidak dapat di intervensi oleh pihak
104
Kegiatan penditribusian/pentasharufan ZIS oleh Unit Pengumpul Zakat
Lima Puluh Kota dilakukan stiap bulan. Penulis menyadari bahwa seluruh
komponen dalam zakat (baik orang yang berzakat, penyalur zakat maupun penerima
Disamping itu dalam kitab-kitab fiqh pelaksanaan zakat sudah dianggap sah
bila telah memenuhi rukun atau unsur-unsur dan syaratsyarat yang telah ditentukan
dalam hukum Islam. Adapun rukun dalam unsur-unsur yang harus terpenuhi dalam
zakat (muzakki), (2) Harta yang wajib dizakati, (3) penerima zakat (mustahiq).
belum semua OPD atau unit kerja yang mengeluarkan 2.5% dan menyetorkan
tentunya dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan. Bagi OPD yang hanya
menyetorkan 1 atau 1,5 persen (dibawah 2,5 persen), artinya memilih penyaluran
Kabupaten Lima Puluh Kota, kepada para mustahik. Hal ini erat hubungannya
dengan tradisi masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota yang masih melakukan
penyaluran zakatnya sendiri. Serta bagi mereka yang kurang dari nisab para
105
Kota dapat mengeluarkan sebagian kecil hartanya dalam bentuk infak. Hal ini
secara full kepada BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, dimana BAZNAS
Kabupaten Lima Puluh Kota juga memiliki system Controlling atau pengawasan.
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota dapat berjalan dengan optimal tanpa adanya
problem. Dimana dalam hal ini disamping Sistem pengawasan yang dilakukan
berupa pemberian laporan keuangan dan kegiatan kepada Bupati dan muzzaki yang
menyetorkan zakat ke BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota yang dilakukan 1 kali
dalam 3 bulan setiap tahunnya. Sebagaimana telah dijelaskan bahwasanya saat ini
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota juga sudah di audit secara eksternal dan
memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada Tahun 2022 untuk pemeriksaan
kinerja BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya dalam mengelola dana
106
1. Kondisi Eksternal
haul dan nisab; dimana haul merupakan sesuai ukuran waktu 1 tahun,
Jika tidak sesuai haul dan nisab maka kewajiban zakat belum gugur dan
baru dihasilkan ijtihad dan dikenakan pada tiap pekerjaan atau keahlian
107
wajib dan di nisbatkan pada zakat mal dengan sebasar 2,5% dari 85 gr
adalah setiap pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa, dan lain
yang diperoleh dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara,
profesi, adalah agar gaji yang diperoleh menjadi berkah dan dapat
Lima Puluh Kota adalah karena latar belakang pendidikan yang masih
mengharapkan uluran tangan dan bantuan dari orang lain. Karena latar
108
memikirkan secara jangka panjang akan tetapi mereka cuma ingin
2. Kondisi Internal :
Lima Puluh Kota dengan semua UPZ yang ada (secara menyeluruh)
c. Sudah ada Perda Zakat yakni Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh
dilaksanakan.
109
e. Sosialisasi Yang Belum Merata
yang maksimal dari BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam pembayaran
zakat profesi. Hal ini wajar terjadi karena sosialisasi yang belum merata dari
BAZNAS terhadap para pegawai dan instansi-instansi, OPD dan Unit Kerja yang
ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota yang jumlahnya cukup
banyak dan lokasimnkantor yang tersebar di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hanya
sebagian saja yang hanya tiga puluh tujuh kantor saja yang mendapatkan sosialisasi
tentang zakat profesi secara langsung. Mengenai hal ini penulis mencoba menggali
sosialisasi yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, informasi
3. Pengumpulan yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten lima puluh kota juga
baru fokus kepada dana zakat, sedangkan untuk dana lain seperti infak,
88
Wawancara langsung dengan Bapak Yoserizal, staf Bidang Pengumpulan BAZNAS
Kabupaten Lima Puluh Kota, tanggal 30 Juli 2022.
110
sedekah, dana sosial keagamaan lainnya yang juga memiliki potensi luar
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota diharapkan kedepan, pengelolaan dana zakat
yang dikelola oleh manajemen BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota dapat lebih
ditingkatkan. Jika potensi zakat yang ada bisa dimaksimalkan dan dikelola dengan
baik, tentu kemiskinan di Kabupaten lima puluh Kota dapat dientaskan. Masyarakat
Lima Puluh Kota akan makmur. Maqashid al-Syariah zakat dalam pengentasan
Penanggulangan Kemiskinan
1. Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota
Kota yakni : Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 09 Tahun
2013 Tentang Pengelolaan Zakat, Surat Edaran Bupati Lima Puluh Kota
Bupati Lima Puluh Kota Nomor 113 Tahun 2014 tentang Optimalisasi
111
Nasional Kabupaten Lima Puluh Kota, serta Surat ¨Edaran Bupati Lima
meminta data mengenai jumlah keluarga miskin dan dhuafa ke kantor Dinas
Sosial Kabupaten Lima Puluh Kota, atau melalui unit Pengumpulan Zakat
agar para muzakki khususnya dari kalangan ASN di Kabupaten Lima Puluh
Kota lebih kenal dan lebih percaya dengan Badan Amil Zakat (BAZNAS)
Kabupaten Lima Puluh Kota, sehingga pengumpulan dana Zakat, infaq dan
shadaqah dapat lebih maksimal secara struktur organisasi, program kerja dan
112
personalnya. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara melalui berbagai
media seperti brosur, spanduk, billboard, dan media cetak Koran dan bulletin
Puluh Kota.
7. Melakukan seruan untuk pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah, dengan cara
Zakat (UPZ), Pos atau Bank, Melalui pemotongan gaji, ataupun dengan
metode jemput Bola langsung oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota.
113
edaran bupati cukup berdampak atas kesadaran pegawai/ASN di Lingkungan
khususnya melalui BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, hal ini dapat diketahui
dari angket yang telah dikumpulkan penulis bahwa instruksi bupati cukup
sebagaimana yang telah di instruksikan Bupati dengan sebanyak 74% dari responden
merasakan dampak dari instruksi Bupati dan 10% lainnya menjawab tidak. Instruksi
profesi terlihat dari persentasi pegawai yang membayarkan zakat sebelum dan
sesudah adanya instruksi. Sebanyak 42% responden dari pegawai Pemkab menjawab
lainnya 2% tidak terpengaruh dengan adanya instruksi itu. Instruksi Bupati juga
muzzaki selama ini. Hal ini terlihat dari masih ada keraguan apakah zakat yang
mereka salurkan akan sampai kepada tangan mustahiq atau tidak. Sehingga, dari
2,5% zakat yang wajib dikeluarkan, pada umumnya muzzaki tersebut hanya
menyalurkan 1%-1,5% ke BAZNAS Kab. Lima Puluh Kota. Sisanya mereka kelola
pengumpulan yang diterapkan oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota yang
juga masih kurang efektif, yaitu menyetorkan zakat melalui bank atau langsung ke
114
kantor BAZNAS. Para muzzaki terkadang enggan untuk berlama-lama di bank
BAZNAS bagi muzzaki yang jauh. Hal ini mendorong UPZ masing-masing SKPD
Sehingga tujuan zakat untuk membersihkan harta para muzzaki belum optimal
Lima Puluh Kota mesti ditingkatkan. Dimana dana yang dikelola oleh BAZNAS
yang selama ini berfokus pada pngelolaan gaji dan tunjangan PNS, harus juga
melihat potensi lain yang juga sangat besar, baik dari pengusaha, pedagang, petani
dan lain sebagainya. Disamping itu sosialisasi juga perlu ditingkatkan lagi. Jika
metode pengumpulan yang dilakukan bekerjasama dengan pihak bank dirasa kurang
efektif diterapkan oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota. Maka kedepan
115
BAB IV
sedangkan SKPD dan instansi serta perusahaan sebagai Unit Pengumpul Zakat
(UPZ). BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) adalah badan resmi pemerintah non
departemen yang diberi tanggung jawab untuk mengelola zakat, Infak dan shadaqah
Kabupaten/Kota.
membentuk UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha
negeri serta dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama
116
yang ada di di Kalangan Aparatur Sipil Negera Pemerintahan Kabupaten
Lima Puluh Kota dilakukan melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di OPD atau unit
(BAZNAS) Kabupaten Lima Puluh Kota secara kolektif. Zakat profesi Aparatur
Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota yang
diambil dari gaji kotor setiap pegawai menurut hemat penulis sudah ada yang sesuai
dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat yakni sebesar
2,5%, namun ada juga yang belum sesuai dimana masih ada yang menyetorkan
Dimana sekaitan dengan pola pembayaran zakat profesi yang dilakukan oleh
Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dengan cara
pemotongan gaji secara langsung oleh bendahara gaji dari masing-masing unit kerja,
berzakat), UPZ tidak berhak untuk memaksa, karena membayar zakat adalah suatu
kesadaran diri. Para PNS/ ASN yang juga sebagai Muzakki bisa memilih antara
manapun (termasuk bendahara PNS di kantor, UPZ, atau yayasan lain yang
Oleh karena itu terjadinya pemotongan zakat di bawah 2,5% atau belum sesuai
dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pada UPZ
masing-maing OPD dan Unit Kerja juga tidak dapat di intervensi oleh pihak
117
(UPZ) di masing-masing OPD atau Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lima Puluh Kota dilakukan stiap bulan. Penulis menyadari bahwa seluruh
komponen dalam zakat (baik orang yang berzakat, penyalur zakat maupun penerima
Disamping itu dalam kitab-kitab fiqh pelaksanaan zakat sudah dianggap sah
bila telah memenuhi rukun atau unsur-unsur dan syaratsyarat yang telah ditentukan
dalam hukum Islam. Adapun rukun dalam unsur-unsur yang harus terpenuhi dalam
zakat (muzakki), (2) Harta yang wajib dizakati, (3) penerima zakat (mustahiq).
belum semua OPD atau unit kerja yang mengeluarkan 2.5% dan menyetorkan
tentunya dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan. Bagi OPD yang hanya
menyetorkan 1 atau 1,5 persen (dibawah 2,5 persen), artinya memilih penyaluran
Kabupaten Lima Puluh Kota, kepada para mustahik. Hal ini erat hubungannya
dengan tradisi masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota yang masih melakukan
penyaluran zakatnya sendiri. Serta bagi mereka yang kurang dari nisab para
Kota dapat mengeluarkan sebagian kecil hartanya dalam bentuk infak. Hal ini
118
tentunya dapat dibenarkan, karena membebaskan orang-orang yang mempunyai gaji
secara full kepada BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, dimana BAZNAS
Kabupaten Lima Puluh Kota juga memiliki system Controlling atau pengawasan.
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota dapat berjalan dengan optimal tanpa adanya
problem. Dimana dalam hal ini disamping Sistem pengawasan yang dilakukan
berupa pemberian laporan keuangan dan kegiatan kepada Bupati dan muzzaki yang
menyetorkan zakat ke BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota yang dilakukan 1 kali
dalam 3 bulan setiap tahunnya. Sebagaimana telah dijelaskan bahwasanya saat ini
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota juga sudah di audit secara eksternal dan
memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada Tahun 2022 untuk pemeriksaan
kinerja BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya dalam mengelola dana
4. Kondisi Eksternal
119
kewajiban berzakat melalui BAZNAS
haul dan nisab; dimana haul merupakan sesuai ukuran waktu 1 tahun,
Jika tidak sesuai haul dan nisab maka kewajiban zakat belum gugur dan
baru dihasilkan ijtihad dan dikenakan pada tiap pekerjaan atau keahlian
wajib dan di nisbatkan pada zakat mal dengan sebasar 2,5% dari 85 gr
120
adalah setiap pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa, dan lain
yang diperoleh dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara,
profesi, adalah agar gaji yang diperoleh menjadi berkah dan dapat
Lima Puluh Kota adalah karena latar belakang pendidikan yang masih
mengharapkan uluran tangan dan bantuan dari orang lain. Karena latar
121
itu mereka sangat mengharapkan bantuan daridana ZIS yang
5. Kondisi Internal :
Lima Puluh Kota dengan semua UPZ yang ada (secara menyeluruh)
c. Sudah ada Perda Zakat yakni Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh
dilaksanakan.
122
Disamping kendala internal dan eksternal diatas, maka berdasarkan hasil
yang maksimal dari BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam pembayaran
zakat profesi. Hal ini wajar terjadi karena sosialisasi yang belum merata dari
BAZNAS terhadap para pegawai dan instansi-instansi, OPD dan Unit Kerja yang
ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota yang jumlahnya cukup
banyak dan lokasimnkantor yang tersebar di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hanya
sebagian saja yang hanya tiga puluh tujuh kantor saja yang mendapatkan sosialisasi
tentang zakat profesi secara langsung. Mengenai hal ini penulis mencoba menggali
sosialisasi yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, informasi
6. Pengumpulan yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten lima puluh kota juga
baru fokkus kepada dana zakat, sedangkan untuk dana lain seperti infak,
sedekah, dana sosial keagamaan lainnya yang juga memiliki potensi luar
89
Wawancara langsung dengan Bapak Yoserizal, staf Bidang Pengumpulan BAZNAS
Kabupaten Lima Puluh Kota, tanggal 30 Juli 2022.
123
biasa yang belum dikumpulkan sevara maksimal oleh BAZNAS Kabupaten
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota diharapkan kedepan, pengelolaan dana zakat
yang dikelola oleh manajemen BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota dapat lebih
ditingkatkan. Jika potensi zakat yang ada bisa dimaksimalkan dan dikelola dengan
baik, tentu kemiskinan di Kabupaten lima puluh Kota dapat dientaskan. Masyarakat
Lima Puluh Kota akan makmur. Maqashid al-Syariah zakat dalam pengentasan
Penanggulangan Kemiskinan
8. Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota
Kota yakni : Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 09 Tahun
2013 Tentang Pengelolaan Zakat, Surat Edaran Bupati Edaran Bupati Lima
Surat ¨Edaran Bupati Lima Puluh Kota Nomor 113 Tahun 2014 tentang
124
Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Pemerintah Daerah Melalui Badan Amil
Zakat Nasional Kabupaten Lima Puluh Kota, serta Surat ¨Edaran Bupati
Lima Puluh Kota Nomor 113 Tahun 2017 tentang Optimalisasi Pengumpulan
10. Pendataan Para Mustahik, yang mana Pendataan mustahik dilakukan agar
meminta data mengenai jumlah keluarga miskin dan dhuafa ke kantor Dinas
Sosial Kabupaten Lima Puluh Kota, atau melalui unit Pengumpulan Zakat
agar para muzakki khususnya dari kalangan ASN di Kabupaten Lima Puluh
Kota lebih kenal dan lebih percaya dengan Badan Amil Zakat (BAZNAS)
Kabupaten Lima Puluh Kota, sehingga pengumpulan dana Zakat, infaq dan
125
shadaqah dapat lebih maksimal secara struktur organisasi, program kerja dan
media seperti brosur, spanduk, billboard, dan media cetak Koran dan bulletin
Puluh Kota.
13. Membuka pembayaran zakat secara digital dan dapat dilakukan dari
14. Melakukan seruan untuk pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah, dengan cara
Zakat (UPZ), Pos atau Bank, Melalui pemotongan gaji, ataupun dengan
metode jemput Bola langsung oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota.
126
Berdasarkan hasil penelitian penulis di lapangan diketahui bahwa Surat
khususnya melalui BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota, hal ini dapat diketahui
dari angket yang telah dikumpulkan penulis bahwa instruksi bupati cukup
sebagaimana yang telah di instruksikan Bupati dengan sebanyak 74% dari responden
merasakan dampak dari instruksi Bupati dan 10% lainnya menjawab tidak. Instruksi
profesi terlihat dari persentasi pegawai yang membayarkan zakat sebelum dan
sesudah adanya instruksi. Sebanyak 42% responden dari pegawai Pemkab menjawab
lainnya 2% tidak terpengaruh dengan adanya instruksi itu. Instruksi Bupati juga
muzzaki selama ini. Hal ini terlihat dari masih ada keraguan apakah zakat yang
mereka salurkan akan sampai kepada tangan mustahiq atau tidak. Sehingga, dari
2,5% zakat yang wajib dikeluarkan, pada umumnya muzzaki tersebut hanya
menyalurkan 1%-1,5% ke BAZNAS Kab. Lima Puluh Kota. Sisanya mereka kelola
pengumpulan yang diterapkan oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota yang
127
juga masih kurang efektif, yaitu menyetorkan zakat melalui bank atau langsung ke
BAZNAS bagi muzzaki yang jauh. Hal ini mendorong UPZ masing-masing SKPD
Sehingga tujuan zakat untuk membersihkan harta para muzzaki belum optimal
Lima Puluh Kota mesti ditingkatkan. Dimana dana yang dikelola oleh BAZNAS
yang selama ini berfokus pada pngelolaan gaji dan tunjangan PNS, harus juga
melihat potensi lain yang juga sangat besar, baik dari pengusaha, pedagang, petani
dan lain sebagainya. Disamping itu sosialisasi juga perlu ditingkatkan lagi. Jika
metode pengumpulan yang dilakukan bekerjasama dengan pihak bank dirasa kurang
efektif diterapkan oleh BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota. Maka kedepan
128
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
129
profesi di kalangan ASN Pemerintah Kabupaten Lima Puluh
Kota.
Zakat Mal, Infak, Sedekah, SE Bupati Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Kabupaten Lima Puluh Kota, dan SE Bupati Nomor 113 Tahun 2017
130
pembayaran zakat secara digital/online, serta melakukan seruan untuk
B. SARAN
1. ……………………………………………
2. …………………………………………….
3. ……………………………………………
131
BAZNAS Kabupaten Lima Puluh Kota perlu berkoordinasi dan
ummat.
(know how) yang benar dan memadai tentang zakat, infaq dan
reward ini, baik itu hanya berupa ucapan terimakasih, atau cenderamata
gemar berzakat.
132